MAKALAH-Peran Perawat Dalam Promosi Kesehatan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERAN PERAWAT DALAM PROMOSI KESEHATAN


Ns. Selvie Rumagit, S.Kep, M.Kes

Oleh :
Nama : Vanessa Gracia Karamoy
NIM : 20061006

Universitas Sariputra Indonesia Tomohon


Program Studi S1 Keperawatan TA 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan YME atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun
sampai dengan selesai.

Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan
makalah ini bisa di praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai penyusun saya merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu sangat diharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………….1
1. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………….1
2. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………………1
3. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………………………………..1
4. MANFAAT PENULISAN…………………………………………………………………………..1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………………..2
A. DEFINISI PERAN PERAWAT……………………………………………………………………..3
B. PROMOSI KESEHATAN…………………………………………………………………………..4
BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………………………………9
A. PERAN PERAWAT DALAM TATANAN INDIVIDU DAN KELUARGA…………………..9
B. PERAN PERAWAT DALAM TATANAN SARANA
KESEHATAN,INTSTITUSI PENDIDIKAN, TEMPAT KERJA
DAN TEMPAT UMUM…………………………………………………………………………9
C. PERAN PERAWAT DALAM TATANAN ORGANISASI……………………………………11
KEMASYARAKATAN/ORGANISASI PROFESI/LSM/MEDIA MASSA…………………...12
D. PERAN PERAWAT DALAM TATANAN PROGRAM/PETUGAS KESEHATAN………….13
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………………………….15
A. KESIMPULAN………………………………………………………………………………….15
B. SARAN………………………………………………………………………………………….15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan kewenangan melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan
keperawatan ( Undang-undang Kesehatan No 23. 1992 ).Saat ini dunia keperawatan semakin
berkembang. Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan
dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.Saat ini
perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Fungsi utama perawat
adalah membantu klien mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui layanan
keperawatan. Intervensi keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, menyembuhkan, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai wewenang, tanggung jawab, etika profesi
keperawatan yang memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan
produktif. Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa peran perawat sangatlah penting
dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Peran perawat yang utama meliputi pelaksanan layanan keperawatan (care provider),
pengelola (manager), pendidik (educator), dan peneliti (researcher). Terkait dengan peran
perawat sebagai pendidik, perawat dituntut mampu untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui kegiatan promosi kesehatan. Melalui promosi
kesehatan perawat dapat memberikan edukasi pada masyarakat secara luas terkait dengan
masalah Kesehatan

2. RUMUSAN MASALAH
1.  Apa pengertian perawat itu?
2.  Apa definisi dari peran?
3. Peran utama dari perawat itu apa?
4. Peran perawat dalam tatanan Individu dan Keluarga
5. Peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja
dan tempat umum
6. Peran perawat dalam tatanan Organisasi kemasyarakatan/organisasi
profesi/LSM/Media massa
7. Peran perawat dalam tatanan Program/petugas kesehatan
8. Peran perawat dalam tatanan Lembaga pemerintahan/politisi/swasta
3. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai peran perawat.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang promosi Kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PERAN PERAWAT


Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran aktif dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan UU No. 36 Tahun 2009
Pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa “Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan”.
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan oleh individu sesuai dengan status
sosialnya. Peran menggambarkan otoritas seseorang yang diatur dalam sebuah aturan yang
jelas. Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran di dalam menjalankan
tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangannya. Peran utama dari perawat adalah sebagai
pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti :
1. Pelaksana layanan keperawatan (care provider). Perawat memberikan layanan berupa
asuhan keperawatan secara langsung kepada klien baik individu, keluarga maupun
komunitas sesuai dengan kewenangannya. Dalamperannya sebagai care provider, perawat
bertugas untuk :
a. Memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien
b. Melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan seimbang
c. memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya
d. berusaha mengembalikan kesehatan klien
2. Pengelola (Manager). Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola
layanan keperawatan disemua tatanan layanan kesehatan baik dirumah sakit, puskesmas
dan sebagainya maupun tatanan pendidikan yang berada dalam tanggungjawabnya sesuai
dengan konsep manajemen keperawatan. Dalam fungsi perawat sebagai manager berarti
perawat melakukan fungsi manajemen keperawtan yaitu planning, organizing, actuating,
staffing, directing dan controlling.
a. Perencana (planning).seorang manajer keperawatan harus mampu menetapkan
pekerjaan yang akan dilaksanaka untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi perencana meliputi, mengenali masalah, menetapkan dan mengkhususkan
tujuan jangka panjang dan jangka pendek, mengembangkan tujuan dan terakhir
menguraikan bagaimana tujuan dan sasaran tersebut dapat dicapai.
b. Pengorganisasian (Organizing). Fungsi ini meliputi proses mengatur dan
mengalokasikan suatu pekerjaan, wewenang serta sumber daya keperawatan
sehingga tujuan keperawatan dapat tercapai
c. Gerak aksi (actuating) mencakup kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer
keperawatan untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang telah ditetapkan
dalam unsur perencanaan dan pengorganisasian agar dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
d. Pengelolaan staf (staffing) mencakup memperoleh, menempatkan dan
mempertahankan anggota atau staf pada posisi yang dibutuhkan dalam pekerjaan
keperawatan
e. Pengarahan (directing) mencakup mampu memberikan arahan kepada staf
sehingga mereka menjadi perawat yang berpengetahuan dan mampu bekerja
secara efektif guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan
f. Pengendali (controlling) mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah
kegiatan yang dilaksanakan oleh staf telah berjalan dengan baik.
3. Pendidik dalam keperawatan (educator). Perawat berperan mendidik individu, keluarga
dan masyarakat serta tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya. Perawat bertugas
untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada klien sebagaiupaya menciptakan
perilaku individu atau masyarakat yang kondusif bagi kesehatan. Untuk dapat
melaksanakan perannya sebagaipendidik, ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki
seorang perawat antara lain wawasan ilmu pengetahuan yang luas, kemampuan
berkomunikasi, pemahaman psikologis dan kemampuan menjadi model atau contoh
dalam perilaku profesional.
4. Peneliti (researcher) Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan
metode penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu asuhan
atau pelayanan dan pendidikan keperawatan (Asmadi, 2008)

3
B. PROMOSI KESEHATAN
1. Definisi
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep pendidikan
kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma kesehatan masyarakat
(public health). Menurut Lawrence Green (1984) definisi promosi kesehatan adalah
segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan
ekonomi , politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku
dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan.
Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan Kesehatan
Victoria (Victorian Health Foundation Australia, 1997) bahwa promosi kesehatan adalah
suatu program perubahan perilaku masyarakat yang menyeluruh dalam konteks
masyarakatnya, bukan hanya perubahan perilaku(within people), tetapi juga perubahan
lingkungannya. Menurut Piagam Ottawa (Ottawa Charter, 1986) bahwa promosi
kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka. Untuk mencapai keadaan fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial, individu atau kelompok harus mampu mengidentifkasi dan
mewujudkan aspirasi untuk memenuhi kebutuhan dan untuk mengubah atau mengatasi
lingkungan (Notoatmodjo, 2005).
Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut diatas, WHO
memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai “ the procces of enabling individuals
and communities to increase control over the determinants of health and thereby improve
their health “ (proses mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya).
Bertolak dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut di Indonesia pengertian
promosi kesehatan dirumuskan sebagai berikut : “ upaya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan

4
publik yang berwawasan kesehatan” (Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan ,
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1193/MENKES/SK/X/2004 -
Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 2005)
2. Tujuan
Tujuan umum dari promosi kesehatan adalah meningkatnya kemampuan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya
kesehatan yang bersumber masyarakat, serta terciptanya lingkungan yang kondusif untuk
mendorong terbentuknya kemampuan tersebut.
Tujuan khususnya adalah :
1. Individu dan keluarga
a. Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran baik langsung maupun
media massa
b. Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
c. Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menuju keluarga atau
rumah tangga yang sehat
d. Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader kesehatan bagi
keluarganya
e. Berperan aktif dalam upaya/ kegiatan kesehatan
2. Tatanan sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat kerja dan tempat umum
a. Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan
b. Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan sehat
3. Organisasi kemasyarakatan/ organisasi profesi/ LSM dan media massa
a. Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat masyarakat
b. Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat
c. Menciptakan suasana yang kondisuf untuk mendukung perubahan perilaku
masyarakat
4. Program/ petugas kesehatan
a. Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan kegiatan kesehatan

5
b. Mendukung tumbuhnya perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, khususnya
melalui pemberdayaan individu, keluarga, dan atau kelompok yang menjadi
kliennya
c. Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang
memberikan kepuasan kepada masyarakat
5. Lembaga Pemerintah/ politisi/ swasta
a. Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan
lingkungan dan perilaku sehat
b. Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan
dampak di bidang kesehatan (Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan , Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1193/MENKES/SK/X/2004 -
Jakarta, Departemen Kesehatan RI, 2005)
3. Manfaat
a. Mempererat kerjasama dengan berbagai pihak
b. Meningkatkan hubungan terhadap program kesehatan
c. Meningkatkan percaya diri terhadap kesehatan
d. Meningkatkan pembangunan lingkungan, sistem dan kebijakan kesehatan

4. Sasaran
Sasaran promosi kesehatan diarahkan pada individu/ keluarga; tatanan kesehatan ,
institusi pendidikan, tempat kerja, dan tempat umum; organisasi kemasyarakatan/ organisasi
profesi/ LSM/ dan media massa; program/ petugas kesehatan; dan lembaga pemerintah/
politisi/ swasta.
Menurut Weiss (1991), program promosi dikembangkan pada tiga daerah utama
yaitu sekolah, tempat kerja dan kelompok/ masyarakat. Dalam pelaksanaan program
promosi kesehatan, telah terbukti bahwa promosi kesehatan di masyarakat, sekolah dan
tempat kerja cenderung paling efektif (Carleton, 1991). Kolbe (1988) menambahkan sasaran
lain dalam promosi kesehatan adalah pelayanan medis dan media.
Agar lebih spesifik sasaran promosi kesehatan dibagi menjadi sasaran primer,
sekunder, dan tersier. Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang
diharapkan mau berperilaku sesuai harapan dan memperoleh manfaat paling besar dari

6
perubahan perilaku tersebut. Sasaran sekunder adalah individu atau keompok yang memiliki
pengaruh oleh sasaran primer, dan diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang
disampaikan kepada sasaran primer. Sasaran tersier adalah para pengambil kebijakan,
penyandang dana, pihak-pihak yang berpengaruh di berbagai tingkatan (pusat, propinsi,
kabupaten, kecamatan dan kelurahan ).
5. Strategi
Penerapan promosi kesehatan dalam program kesehatan pada dasarnya merupakan
bentuk penerapan strategi global, yang dijabarkan dalam berbagai kegiatan. Berdasarkan
rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global terdiri dari 3 hal yaitu :
1. Advokasi
Upaya pendekatan pada pimpinan atau pengambil keputusan supaya dapat
memberikan dukungan, kemudahan, pada upaya pembangunan kesehatan. Dukungan
tersebut dapat berupa kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang,
peraturan pemerintah, surat keputusan, dan sebagainya. Kegiatannya bisa secara
formal dan informal. Secara formal misalnya presentasi atau seminar tentang issu atau
usulan program yang ingin dimintakan dukungan. Secara informal misalnya datang
kepada pejabat untuk minta dukungan dalam bentuk dana atau fasilitas lain.
2. Dukungan sosial
Suatu kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat
(toma) baik formal maupun infromal. Bentuk kegiatannya berupa pelatihan para
toma, bimbingan pada toma.
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Upaya memandirikan individu, kelompok dan masyarakat agar berkembang
kesadaran , kemauan, dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Bentuk kegiatannya yaitu penyuluhan kesehatan, pelatihan.(Heri M, 2009)

Berdasarkan Piagam Ottawa, 1986 strategi baru promosi kesehatan adalah

1. Kebijakan berwawasan kebijakan (Healhty Public Policy)


Bahwa kebijakan yang diambil harus berorientasi pada kesehatan publik dan harus
memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan
2. Lingkungan yang mendukung (supportive Environment)

7
Bahwa pemerintah atau pengelola tempat umum harus menyediakan fasilitasyang
mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat.
3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)
Bahwa penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta harus
melibatkan dan memberdayakan masyarakat.
4. Ketrampilan individu (Personnel Sklill)
Dengan memberikan pemahaman kepada anggota masyarakat tentang cara
memelihara kesehatan, mencegah penyakit , mencari pengobatan.
5. Gerakan masyarakat (Community Action)
Promosi kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan di masyarakat dalam
mewujudkan kesehatan mereka.(Notoatmodjo, 2005)
Berdasarkan Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan (2004), strategi peningkatan
promosi kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan Kebijakan Promosi Kesehatan daerah
2. Peningkatan Sumber daya Promosi Kesehatan
3. Pengembangan Organisasi Promosi Kesehatan
4. Integrasi dan Sinkronisasi Promosi Kesehatan
5. Pendayagunaan Data dan Pengembangan Sistem Informasi Promosi Kesehatan
6. Peningkatan kerjasama dan kemitraan
7. Pengembangan Metode, Teknik dan Media
8. Fasilitasi Peningkatan Promosi Kesehatan

8
9
BAB III
PEMBAHASAN

A. PERAN PERAWAT DALAM TATANAN INDIVIDU DAN KELUARGA


Peran perawat dalam promosi kesehatan kepada individu antara lain :
1. Edukator. Perawat memberikan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan kesehatan.
Misalnya : sebagai perawat komunitas akan secara berkala melakukan kunjungan rumah
pada individu atau keluarga yang mengalami penyakit TBC. Keluarga atau individu
akan diberikan pendidikan kesehatan mengenai rumah sehat, PMO dan cara penularan
2. Role Model. Perawat akan memberikan contoh tentang cara mempertahankan
kesehatan. Peran ini sejalan dengan peran sebagai edukator. Misalnya seorang perawat
keluarga melakukan kunjungan rumah pada keluarga yang salah satu anggota
keluarganya mengalami TBC. Pada kunjungan tersebut perawat akan memberikan
penyuluhan sekaligus contoh misalnya tentang tata cara batuk efektif. Dalam hal ini
perawat akan memberikan demonstrasi mengenai cara batuk efektif.
3. Fasilitator. Perawat akan membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi individu atau keluarga. Misalnya dalam kunjungan keluarga
perawat menemukan masalah kesehatan pada anggota keluarga tersebut. Perawat akan
membantu keluarga memecahkan masalah tersebut dengan melibatkan keikutsertaan
keluarga merawat anggotakeluarga yang sakit
Peran perawat dalam promosi kesehatan pada individu atau keluarga pada dasarnya
bertujuan untuk meinngkatkan kemampuan, kemauan, dan pengetahuan individu atau
keluarga dalam upaya peningkatan derajat kesehatan.

B. PERAN PERAWAT DALAM TATANAN SARANA KESEHATAN,INTSTITUSI


PENDIDIKAN, TEMPAT KERJA DAN TEMPAT UMUM
Promosi kesehatan adalah upaya memberdayakan perorangan, kelompok, dan
masyarakat agar memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan pengetahuan, kemauan, dan kemampuan serta mengembangkan iklim yang
mendukung, dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat sesuai dengan factor budaya
setempat.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan sangat erat kaitannya dengan lingkungan
sarana kesehatan semisal rumah sakit, puskesmas, dan posyandu. Di lingkungan rumah sakit
perawat selain berhadapan dengan pasien yang dirawat juga berinteraksi dengan anggota
keluarga yang memerlukan informasi mendalam yang berkenaan dengan status kesehatan.
Upaya promosi kesehatan dalam hal ini pendidikan kesehatan sangat bermanfaat untuk
meningkatkan status kesehatan pasien dan keluarga. Hal yang dapat dilakukan pada
lingkungan rumah sakit adalah melakukan penyuluhan baik secara massal ataupun individu
di rumah sakit. Kegiatan pendidikan kesehatan maupun penyuluhan dilakukan di sisi pasien
serta keluarga secara khusus mengenai suatu penyakit dan upaya penyelesaian masalah
kesehatan yang dihadapi.
Perawat di puskesmas sebagai tenaga kesehatan, minimal dapat berperan sebagai
pemberi pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan, pendidik atau penyuluh
kesehatan, penemu kasus, penghubung dan coordinator, pelaksana konseling keperawatan
dan model peran. Dua peran perawat kesehatan komunitas yaitu sebagai pendidik dan
penyuluh kesehatan serta pelaksana konseling keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat merupakan bagian dari ruang lingkup promosi kesehatan.
(Efendi,Makhfudi, 2009)
Di lingkungan Puskesmas upaya promosi kesehatan lebih ditekankan daripada di
rumah sakit. Sebagai contoh perawat di komunitas menyikapi dan menindaklanjuti perilaku
masayarakat bantaran sungai yang selalu melakukan BAB di sungai sehingga mengotori
dan mencemari sungai yang menjadi sumber air bersih keperluan masyarakat setempat.
Perawat beranggapan bahwa suatu masalah kesehatan sebagai contoh diare. Diare yang
terjadi akibat tercemarnya sumber air bersih tidak akan tuntas apabila hanya mengobati
pasien di rumah sakit tanpa memotong atau menyingkirkan penyebab utamanya. Penyebab
utamanya yaitu pencemaran serta pengkontaminasian sumber air sungai yang menyebabkan
keadaan diare pada masayarakat setempat.
Di lingkungan posyandu baik posyandu balita maupun lansia sama halnya dengan
program yang ada di puskesmas yaitu upaya promosi kesehatan seperti penyuluhan dan
upaya preventif seperti pemberian imunisasi pada balita serta pemeriksaan kesehatan secara
berkala pada lansia yang berada di wilayah lingkungan posyandu.

11
Di lingkup istitusi pendidikan, peran perawat pendidik dalam upaya promosi kesehatan
tidak kalah besarnya. Dalam kurikulum bahkan silabus yang disusun selalu ada dimasukkan
pengajaran tentang simulasi pendidikan baik setting individu, kelompok bahkan komunitas
pada tahap pendidikan akademik. Di keadaan nyata mahasiswa serta dosen keperawatan
sering kali melakukan kegiatan pengabdian masyarakat yang umumnya juga
menggambarkan upaya promosi kesehatan seperti pendidikan kesehatan pada kelompok
tertentu dan penyuluhan pada masayarakat umum.
Di lingkungan kerja peran perawat sangat diharapkan karena keterbatasan pengetahuan
yang dimiliki para pekerja, misalkan upaya promosi kesehatan dalam tatanan Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3). Lingkungan pabrik yang umumnya mempunyai paparan terhadap
debu, polusi serta risiko adanya cidera sangat penting bagi perawat dalam memberikan
pemahaman baik dengan cara pendidikan kesehatan maupun penyuluhan mengenai
pemakaian Alat Pelindung Diri (APD). APD yang mereka pakai diharapkan dapat
melingdungi dari segala risiko yang mungkin terjadi pada para pekerja.
Di tempat umum peran perawat tidak kalah penting dalam upaya promosi kesehatan
karena disana masyarakat sering berkumpul, bercengkrama bahkan melakukan aktivitas.
Beberapa contoh tempat umum antara lain Pasar, Halte Bus, Terminal, Stasiun, Pelabuhan
bahkan Bandara yang semuanya sangat diharapkan tidak terdapat kegiatan ataupun perilaku
yang merugikan bahkan membahayakan orang lain. Merokok di tempat umum sebagai
contoh sangat dilarang karena dapat menyebabkan polusi udara. Peran perawat untuk
mensosialisasikan peraturan tentang pelarangan kegiatan merokok di tempat umum
merupakan salah satu upaya dalam promosi kesehatan.

C. PERAN PERAWAT DALAM TATANAN ORGANISASI


KEMASYARAKATAN/ORGANISASI PROFESI/LSM/MEDIA MASSA
Upaya promosi kesehatan dilakukan agar tercapai masyarakat yang sehat dan mandiri, hal
ini tidak hanya dilakukan oleh perawat maupun tenaga kesehatan namun harus bekerja sama
dengan organisasi kemasyarakatan/LSM/organisasi profesi dan media massa yang peduli
dengan kesehatan. Kerja sama tersebut dapat berupa pemberian informasi yang terus-
menerus agar klien dapat berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge)

12
dari tahu menjadi mau (aspek attitude) dan dari mau menjadi mampu melakukan perlaku
yang diperkenalkan (aspek practise).
Agar terjalin kerja sama yang baik maka peran perawat pada tatanan ini adalah
memberikan advokasi, hal ini penting untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari
sasaran advokasi. Pada tatanan ini umumnya advokasi dapat beberapa tahap antara lain :
Menyadari adanya suatu masalah, Tertarik untuk ikut mengatasi masalah, Pedulu terhadap
pemecahan masalah dengan mempertimbangkan beberapa alternatif pemecahan masalah,
Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif dan memutuskan
tindak kanjut kesepakatan. Dengan demikian advokasi harus dilakukan secara terencana,
cermat dan tepat.
D. PERAN PERAWAT DALAM TATANAN PROGRAM/PETUGAS KESEHATAN
Kegiatan yang dilakukan terintegrasi sesuai fungsi manajemen meliputi perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan pengendalian dan penilaian, yang dilakukan
diberbagai tingkat administrasi baik dipusat, propinsi maupun kabupaten/ kota. Kegiatan
tersebut memuat stategi promosi kesehatan yaitu pemberdayaan masyarakat, bina suasana
dan advokasi.

a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Pengkajian yang dimaksud untuk mendapatkan informasi tentang besaran masalah
dan penyebabnya, potensi yang dapat didayagunakan dalam pemecahan masalah.
2. Menggalang komitmen dan dukungan dari lintas program dan sektor dalam
pelaksanaan integrasi melalui pertemuan lintas program dan sektor terkait dalam
promosi kesehatan.
3. Menyusun perencanaan integrasi promosi kesehatan dan program kesehatan
b. Penggerakan pelaksanaan
1. Melaksanakan integrasi promosi kesehatan dalam program kesehatan di
kabupaten/kota sesuai rencana yang telah disepakati bersama.
2. Melaksanakan pertemuan koordinasi lintas program dan sektor secara berkala untuk
menyelaraskan kegiatan.
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian
Pengawasan, pengendalian dan penilaian dilakukan disetiap tahap fungsi manajemen.

13
1. Pengawasan untuk melihat apakah kegiatan dilaksanakan sesuai rencana yang telah
ditetapkan.
2. Pengendalian dilakukan agar kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan arah
dan tujuan, mengantisipasi masalah/ hambatan yang mungkin terjadi.
3. Penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilan pelaksanaan integrasi `pada akhir
kegiatan.
4. Mendokumentasikan kegiatan integrasi, untuk bahan pembelajaran perbaikan
program integrasi mendatang.
5. Memberikan umpan balik kepada lintas program dan sektor terkait untuk perbaika
kegiatan integrasi selanjutnya.
Kegiatan integrasi promosi kesehatan
Kegiatan yang dilakukan dalam berbagai tatanan rumah tangga, bina suasana dan
advokasi yang meliputi :
a. Integrasi promosi kesehatan dengan program KIA dan Anak
b. Integrasi promosi kesehatan dengan program gizi masyarakat
c. Integrasi promosi kesehatan dengan program lingkungan sehat
d. Integrasi promosi kesehatan dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan ( JPK ).
e. Integrasi promosi kesehatan dengan program pencegahan dan penanggulangan
penyakit tidak menular (P2PTM).
(Pusat promosi kesehatan departemen kesehatan RI, tahun 2006)

E. PERAN PERAWAT DALAM TATANAN LEMBAGA


PEMERINTAHAN/POLITISI/SWASTA
Promosi kesehatan sebagai proses mengupayakan individu dan masyarakat untuk
meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Perawat mempunyai
peran penting dalam meningkatakn kesehatan salah satunya bekerjasama dengan
tenaga kesehatan lain memanfaatkan dan memaksimalkan fasilitas pelayanan
kesehatan sebagai tempat untuk menyelenggarakan upaya kesehatan baik promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif. Setiap indivividu memiliki kesempatan untuk
mendapatkan pelayanan yang bermutu dan aman, hal ini sejalanan dengan UU RI no.

14
36 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa, setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Dalam UU
tersebut pasal 16 dinyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan
sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk
memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Perawat mempunyai banyak peran dimana dalam setiap perannya bertujuan untuk
mensukseskan dan mendukung program pemerintah, antara lain mendukung dalam
program :
1. Integrasi dengan Program Kesehatan Ibu dan Anak
2. Integritasi dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK).
3. Integrasi dengan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
(P2PTM)
(Panduan Integrasi Promosi Kesehatan, 2006)
Sesuai dengan tujuan promosi kesehatan, pemerintah dapat peduli dan mendukung
upaya kesehatan, minimal dalam mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat. Selain itu,
membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan dampaknya
dibidang kesehatan. Dukungan yang optimal dari berbagai pihak seyogyanya dapat
memecahkan masalah kesehatan dan dapat membantu tenaga kesehatan terutama dalam hal
promosi kesehatan. Perawat diharapkan menjadi lini terdepan dalam upaya promosi
kesehatan untuk mempengaruhi semua sasaran yang ada.

15
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang memiliki peran penting dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
2. Promosi kesehatan adalah komponen penting dalam praktek keperawatan dan
merupakan suatu cara berpikir yang bertujuan agar masyarakat berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai Kesehatan
3. Promosi kesehatan secara garis besar mendorong masyarakat agar mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan Kesehatan
4. Peran perawat dalam promosi kesehatan ada di beberapa lingkup antara lain; individu
atau keluarga, tempat kerja, institusi pendidikan,pemerintah. Dalam pelaksanaan
promosi kesehatan peran perawat antara lain sebagai educator, role model,
fasilitator maupun educator.
B. SARAN
Peran perawat dalam promosi kesehatan masih belum optimal. Salah satu diantaranya
adalah kurang adanya kesadaran dari masyarakat tentang pentingnya mengenal nilai-nilai
kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa langkah dapat dilakukan oleh perawat
antara lain dengan memahami pentingnya promosi kesehatan dan melakukan program
pemberdayaan masyarakat agar dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
menerima berbagai program kesehatan.
Daftar Pustaka

Kesehatan: Makalah Peran Perawat dalam Pendidikan dan Promosi Kesehatan (anitad105.blogspot.com)

(DOC) Analisa Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan | herry setiawan - Academia.edu

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.

https://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/keperawatan-sebagai-
profesi/

https://jodenmot.wordpress.com/2012/12/29/teori-peran-pengertian-definisi/

https://lubbna.wordpress.com/2012/11/07/optimalisasi-kan-peran-perawat-komunitas-dalam-upaya-
promosi-kesehatan/

https://www.scribd.com/mobile/document/265622814/Analisa-Peran-Perawat-Dalam-Promosi-
Kesehatan

www.academia.edu/8888530/Analisa_Peran_Perawat_dalam_Promosi_Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai