BAB II AE Gung Mira

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP ASI EKSLUSIF

1. Definisi ASI

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi sampai usia

6 bulan karena mengandung berbagai nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh

bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Berbagai hal tersebut

mendorong World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk

menyusui secara eksklusif bayi baru lahir sampai usia 6 bulan (Roesli, 2010

dalam Ningsih 2018)

2. ASI ekslusif

ASI ekslusif merupakan pemberian ASI sejak bayi lahir hingga usia 6

bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh,

serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur

nasi dan nasi tim (Kementerian Kesehatan RI, 2010 dalam Kartini 2018).

ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja kepada bayi tanpa makanan

atau minuman tambahan lain termasuk air putih kecuali obat-obatan dan

vitamin dan mineral dan ASI yang diperas dan diberikan selama 6 bulan

(Depkes RI, 2002 dalam Astuti 2013)

ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi mulai dari lahir

sampai berumur 6 bulan tanpa diberi makanan tambahan apapun, bahkan air

7
8

dengan pengecualian rehidrasi oral, tetes/sirup vitamin, mineral atau obat-

obatan. ASI yang pertama kali keluar (kolostrum) mengandung zat kekebalan

tubuh dari ibu yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit yang dapat

menyebabkan kematian bayi seperti diare, ISPA, dan radang paru-paru

(WHO dan Unicef, 2003)

Senada dengan pengertian diayas Fikawati (2009) juga mengemukakan

pengertian ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI tanpa cairan atau

makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes

atau sirup sampai bayi berusia 6 bulan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan ASI ekslusif

merupakan pemberian ASI selama 6 bulan kepada bayi berumur 0-6 bulan

tanpa memberikan makanan tambahan.

3. Jenis ASI

Menurut Jauhari (2018) jenis ASI dibagi menjadi tiga macam yaitu:

Kolostrum, ASI masa transisi dan ASI matur.

a. Kolostrum

Kolostrum merupakan susu pertama keluar berbentukcairan

kekuningan yang lebih kental dari ASI matur. Kolosrum diproduksi pada

masa kehamilan sampai setelah kelahiran dan akan digantikan oleh ASI

transisi dalam dua sampai empat hari setelah kelahiran bayi. Hal ini

disebabkan hilangnya prosuksi estrogen dan progesterone dari plasenta


9

secara tiba-tiba yang menyebabkan laktogenik proklaktin mengambil alih

peran prosuksi air susu, sehingga kelenjar payudaralah yang mulai

progresif menyeksresikan air susu dalam jumlah besar.

Kolostrum mengandung protein 8,5%, sedikit karbohidrat 3,5%,

lemak 2,5% garam mineral 0,4% air 85% dan vitamin larut lemak. Selain

itu kolostrum juga tinggi immunoglobulin A (IgA) yang berperan sebagai

imun pasif bayi. Kemudian kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar

yang membersihkan saluran pencernaan bayi baru lahir. Volume

kolostrum 150-300 ml/ 24 jam.

b. ASI Masa Transisi ( ASI hari 5-10)

ASI masa transisi terjadi dari hari ke-5 sampai hari ke-10, dimana

berhentinya produksi kolostrum lebih dari dua minggu setelah melahirkan

dan produksi ASI oleh kelenjar payudara mulai stabil. Kandungan protein

dalam air susu semakin menurun, namun kandungan lemak, laktosa,

vitamin larut dalam air dam juga volume ASI akan semakin meningkat.

Peningkatan volume ASI dipengaruhi oleh lamanya menyusui yang

kemudian digantikan oleh ASI matang. Sedangkan adanya penurunan

komposisi protein ASI, diharapkan ibu menambahkan protein dalam

asupan makanannya.

c. ASI Matur

ASI matur merupakan ASI yang diseksresi dari hari ke-10 sampai

seterusmya dan komposisinya relatif konstan. Kandungan utama ASI


10

matur ialah laktosa (karbohidrat) yang merupakan sumber energi untuk

otak. Konsentrasi laktosa pada air susu manusia kira-kira lebih bantak

50% dibandingkan dengan susu sapi. Walaupun demikian, angka kejadian

diare karena intoleransi laktosa jarang ditemukan pada bayi yang

mendapatkan ASI karena penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding

laktosa yang terdapat dalam susu sapi. Selain itu ASI kaya akan protein

whey yang bersifat mudah diserap oleh usu bayi.

4. Kandungan ASI

Adapun kandungan yang terdapat dalam ASI antara lain :

a. Lemak

Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak, kadar lemak dalam ASI

antara 3,5% – 4,5%. Kadar kolestrol ASI lebih tinggi daripada susu

sehingga bayi yang mendapat ASI seharusnya kadar kolestrol darah lebih

tinggi, tetapi ternyata penelitian Osborn membuktikan bahwa bayi yang

tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit jantung koroner

pada usia muda (Hidajati, 2012).

b. Karbohidrat

Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktose, mempunyai kadar paling

tinggi dibanding susu mamalia lain (7%). Laktose mempunyai manfaat

lain yaitu mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan

lactobacillus bifidus

c. Protein
11

Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit dicerna) dan whey

(protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak mengandung whey

daripada casein sehingga protein ASI mudah dicerna sedangkan pada susu

sapi kebalikannya

d. Garam dan Mineral

ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi,

bayi yang mendapatkan susu sapi yang tidak dimodifikasi dapat menderita

tetani karena hipokalsemia

e. Vitamin

ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi, vitamin K yang berfungsi

sebagai katalisator pada proses pembentukan darah dengan jumlah yang

cukup dan mudah diserap dalam ASI juga terdapat vitamin D dan E

terutama dalam kolostrum (Hidajati, 2012).

Disamping kandungan nutrisi yang lengkap didalam ASI juga

terdapat zat kekebalan seperti IgA, IgM, IgG, IgE, laktoferin, lisosom,

immunoglobulin dan zat lainnya yang melindungi bayi dari berbagai

penyakit infeksi (Moehji, 2008 dalam Septiani, 2017). ASI jika

dikonsumsi bayi dapat menambah kadar DHA (Docosahexaenoic Acid)

dalam otak. Perkembangan otak bayi akan semakin baik apabila bayi

semakin banyak meminum ASI. Komposisi ASI dipengaruhi oleh stadium

laktasi, ras, keadaan nutrisi, dan diit ibu (Soetjiningsih, 2012 dalam

Yusrina, 2018).
12

5. Manfaat ASI

Menurut Eveline (2010) terdapat berbagai manfaat ASI yaitu :

a. Menjadikan pertumbuhan tubuhnya relatif ideal, dan terhindar dari

kecenderungan obesitas.

b. Kandungan zat pembangun otak pada ASI jauh lebih baik dari susu

formula. Maka, proses tumbuh kembang otak bayi berjalan lebih cepat.

Sehingga cenderung lebih cerdas dibandingkan dengan anak sesusianya

yang tak diberi ASI

c. Memudahkan BAB bayi. Sebab ASI mudah diserap sistem pencernaan

bayi

d. Membantu pembentukan rahang yang baik, dan menguatkan tulang-tulang

tubuhnya.

e. Mencegah dan mengurangi infeksi, seperti infeksi saluran pencernaan

(diare), infeksi saluran pernafasan, serta infeksi telinga

f. Mengurangi resiko kencing manis, kanker pada anak dan penyakit jantung

pada anak

g. Bagi bayi premature memberi ASI sangat berguna untuk merangsang

pernafasan organ-organ tubuhnya yang belum sempurna, sehingga dapat

berfungsi dengan baik

h. Saat ASI diberikan langsung dari sumbernya, sambil menatap, berbicara

dan menyentuh lembut bayi yang sesungguhnya dapat merangsang


13

kepekaan indra dan fungsi organ-organ tubuhnya. Dengan kata lain

menyusui ASI sesungguhnya sekaligus melatih dan membangkitkan

potensi kecerdasan awal bayi.

Selain manfaat kepada bayi, Ibu juga mendapatkan maanfaat langsung dari

pemberian ASI pada bayinya. Manfaat ASI untuk ibu antara lain :

a. Mengokohkan ikatan batin (bonding) dengan bayi

Dengan memberikan ASI seorang ibu lebih mampu mengekspresikan

perasaan terdalamnya pada si buah hati. Dengan begitu kedekatan

emosional dan ikatan batin dengan bayipun menjadi lebih kokoh.

b. Dapat melangsingkan tubuh

Perlu diingat, sebagian besar komponen ASI diproduksi dari cadangan

timbunan lemak ibu saat hamil. Maka secara teoritis pemberian ASI

mampu mempercepat pemulihan tubuh kembali seperti sebelum hamil

c. Mampu mengurangi resiko berbagai penyakit

Seperti osteoporosis, kanker rahim dan dinding rahim serta kanker indung

telur dan kanker payudara

d. Sarana latihan manajemen waktu yang efektif

Ibu yang menyusui tergerak membagi jadwal harian sebaik mungkin.

Seperti bekerja, beristirahat, terbangun di tengah malam untuk menyusui

serta mengurus suami dan rumah tangga

e. Lebih peduli pada kebersihan dan kesehatan


14

Mengingat bayi tercinta dalam pelukan harus tetap sehat maka ibupun

semakin peduli terhadap kebersihan serta kesehatan diri dan

lingkungannya.

f. Sebagai metode KB alamiah yang sifatnya sementara dan murah

Selagi ibu menyusui bayinya dan belum mendapat haid, kemungkinan

tidak akan hamil pda enam bulan pertama setelah melahirkan (Eveline.

2010)

6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif

Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif dipengaruhi

oleh faktor internal dan faktor eksternal (Roesli, 2008).

a. Faktor internal, yaitu faktor – faktor yang terdapat di dalam diri individu itu

sendiri.

1) Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin mudah untuk

menerima informasi sehingga banyak pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan, termasuk mengenai ASI

eksklusif

2) Pengetahuan
15

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat dan tujuan pemberian ASI

eksklusif bisa menjadi penyebab gagalnya pemberian ASI eksklusif pada

bayi

3) Sikap/perilaku

Ibu yang memiliki keinginan dan kesadaran diri untuk memberikan ASI

eksklusif dapat meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada

bayi

4) Psikologis

Psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI, ibu yang

tidak mempunyai keyakinan mampu menyusui bayinya maka produksi

ASInya akan berkurang. Ibu yang selalu gelisah, kurang percaya diri,

merasa tertekan, dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin

akan gagal dalam menyusui bayinya

5) Emosional

Faktor emosi mampu mempengaruhi produksi ASI. Perasaan takut,

gelisah, marah, sedih, cemas, malu akan mempengaruhi reflek oksitosin

yang akhirnya menekan pengeluaran ASI. Sebaliknya, perasaan ibu yang

bahagia, senang dan menyayangi bayinya serta bangga menyusui bayinya

akan meningkatkan pengeluaran ASI

b. Faktor eksternal, yaitu faktor – faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan,

maupun dari luar individu itu sendiri (Roesli, 2008)

1) Dukungan suami
16

Dari semua dukungan bagi ibu menyusui dukungan suami adalah

dukungan yang paling berarti bagi ibu. Suami dapat ikut serta berperan

aktif untuk memberikan dukungan secara emosional dan bantuan-bantuan

praktis dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Kondisi ibu yang

sehat dan suasana yang menyenangkan akan meningkatkan kestabilan

fisik ibu sehingga produksi ASI lebih baik.

2) Perubahan sosial budaya

a) Ibu yang bekerja

Ibu yang bekerja akan memiliki kesibukan yang lebih dibandingkan

dengan ibu yang tidak bekerja sehingga ibu tidak memperhatikan

kebutuhan ASI bayinya, hal tersebut akan mempengaruhi

keterlambatan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif. Pekerjaan

tidak boleh menjadi alasan untuk ibu tidak dapat memberikan ASI

kepada bayinya. Tempat kerja yang memperkerjakan perempuan

hendaknya memiliki tempat penitipan bayi/anak, sehingga ibu dapat

membawa bayinya ke tempat kerja dan menyusui bayinya setiap

beberapa jam. Ibu yang tidak memungkinkan apabila membawa

anaknya ke tempat kerja maka ASI perah/pompa adalah pilihan yang

paling tepat
17

b) Petugas kesehatan

Kurangnya petugas kesehatan dapat mempengaruhi pemberian ASI

karena masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan

tentang manfaat pemberian ASI (Roesli, 2008).

c) Promosi susu formula

Peningkatan sarana komunikasi dan transportasi yang memudahkan

periklanan distribusi susu buatan menimbulkan tumbuhnya

keengganan untuk menyusui baik di desa atau perkotaan hingga ke

tempat pelayanan kesehatan

Menurut Friedman (2010), dukungan suami terbagi menjadi empat jenis

yaitu: Dukungan Informasional, suami memberikan informasi pentingnya

pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya, Dukungan Penilaian, menururt

(House dalam Setiadi, 2008) menyatakan bahwa dukungan penilaian

merupakan bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada orang lain

sesuai dengan kondisinya. Dukungan Instrumental, bentuk dukungan ini

merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung

seperti suami menyediakan makanan atau minuman untuk menunjang

kebutuhan nutrisi ibu selama menyusui, selanjutnya Dukungan Emosional,

dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak

dapat dikontrol. Misalnya: suami memberikan pujian kepada istri setelah

menyusui bayi.
18

B. KONSEP DUKUNGAN SUAMI

1. Definisi dukungan suami

Dukungan suami adalah dorongan, motivasi terhadap istri baik secara

moral maupun material. Kehadiaran suami bagi seorang ibu yang mengalami

kesulitan diharapkan dapat memberi bantuan moril atau fisik sehingga

mengurangi beban yang dirasakan (Mardjan, 2017)

Dukungan suami merupakan salah satu faktor penting dalam memicu

refleks oksitosin sehingga produksi ASI meningkat (Adiningsih, 2004 dalam

Oktalina 2015).

Dukungan suami merupakan bagian yang vital dalam keberhasilan atau

kegagalan menyusui. Masih banyak suami yang berpendapat salah, para

suami ini berpendapat bahwa menyusui adalah urusan ibu dan bayinya.

Mereka menganggap cukup menjadi pengamat yang pasif saja, sebenarnya

suami mempunyai peran yang sangat menentukan dalam keberhasilan

menyusui karena suami akan turut menentukan kelancaran refleks

pengeluaran ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan

ibu (Roesli,2005 dalam Handayani 2015).

Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan dukungan

suami merupakan bagian yang vital baik secara moral maupun emosional

sehingga dapat meningkatkan reflek pengeluaran ASI.


19

2. Breastfeeding Father

Suami adalah pasangan hidup istri atau ayah dari anak-anak (Hidayat,

2005). Suami mempunyai suatu tanggung jawab yang penuh dalam suatu

keluarga tersebut dan suami mempunyai peranan yang penting, dimana suami

sangat dituntut bukan hanya sebagai pencari nafkah, akan tetapi sebagai

pemberi motivasi atau dukungan dalam berbagai kebijakan yang akan

diputuskan termasuk merencanakan keluarga. Breastfeeding father adalah

dukungan penuh seorang suami sebagai ayah kepada istrinya agar dapat

berhasil dalam proses menyusui (Putra, 2009).

3. Jenis dukungan

Menurut Harnilawati (2013) ada empat jenis dukungan, yaitu :

a. Dukungan instrumental, yaitu keluarga merupakan pertolongan praktis

dan kongkrit

b. Dukungan informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah

kolektor dan disseminator (penyebar informasi)

c. Dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah

umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai

sumber serta validator identitas keluarga

d. Dukungan emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang

amandan damai untuk istirahat, pemulihan serta membantu penguasaan

emosi.
20

4. Bentuk-bentuk dukungan sosial

Setiap dukungan sosial mempunyai ciri-ciri antara lain:

a. Informatif

Bantuan informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang

dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi meliputi

pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang

dibutuhkan dan informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang

mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hampir sama.

b. Perhatian Emosional

Setiap orang pasti membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain,

dukungan ini berupa dukungan simpatik dan empati, cinta dan

kepercyaan dan penghargaan, dengan demikian seseorang yang

menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri

tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala

keluhannya, bersimpati dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya,

bahkan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya

c. Bantuan Instrumental

Bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam

melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalan-persoalan yang

dihadapinya, misalnya dengan menyediakan alat dan bahan yang

dibutuhkan dan lain-lain.


21

d. Bantuan Penilaian

Suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang kepada pihak lain

berdasarkan kondisi sebenarnya dari pemderita. Penilaian ini bisa positif

dan negatif yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang (Smet,

1994 dalam Harnilawati, 2013)

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan suami

a. Budaya

Diberbagai wilayah di Indonesia terutama di dalam masyarakat yang

masih tradisioanal (Patrilineal), menganggap istri adalah konco wingking,

yang artinya bahwa kaum wanita tidak sederajat dengan kaum pria, dan

wanita hanyalah bertugas untuk melayani kebutuhan dan keinginan suami

saja. Anggapan seperti ini mempengaruhi perlakuan suami terhadap

motivasi ibu dalam memberikan ASI

b. Pendapatan

Pada masyarakat kebanyakan, 75%-100% penghasilanya

dipergunakan untuk membiayai keperluan hidupnya. Suami perlu

dikaitkan dengan pemberdayaan ekonomi keluarga sehingga kepala

keluarga tidak mempunyai alasan untuk tidak memperhatikan kesehatan

dan kebutuhan istrinya


22

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan

suami sebagai kepala rumah tangga. Semakin rendah pengetahuan suami

maka akses terhadap informasi (Bobak, 2004 dalam Septiani, 2017)

C. Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Ekslusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,

diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun hanya air

putih sampai bayi berumur 6 bulan. Pemberian ASI sangat penting mengingat

pentingnya kadungan ASI bagi perkembangan anak. Salah satu faktor pendukung

dalam pemberian ASI ekslusif adalah adalah suami yang merupakan orang

terdekat yang memainkan peran kunci selama kehamilan, persalinan dan setelah

bayi lahir termasuk pemberian ASI.

Suami/ayah memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan

menyusui yaitu sebagai breastfeeding father. Breastfeeding father adalah peran

suami dengan cara memberi dukungan kepada ibu menyusui akan mempengaruhi

terhadap pemberian ASI eksklusif. Dukungan penuh seorang suami kepada

istrinya dalam proses menyusui bayinya meningkatkan keberhasilan menyusui

ASI secara eksklusif. Peran breastfeeding father menjadi hal yang wajib

dilakukan oleh ayah agar mendukung pemberian ASI eksklusif, sehingga proses

menyusui secara eksklusif oleh ibu dapat berjalan dengan sukses (Ariani, 2010).

Dukungan yang diberikan suami akan mempengaruhi kondisi psikologis ibu

yang akan berdampak terhadap keberhasilan menyusui. Suami merupakan faktor


23

pendukung pada kegiatan yang bersifat emosional dan psikologis yang diberikan

kepada ibu menyusui. Sekitar 80% sampai 90% produksi ASI ditentukan oleh

keadaan emosi ibu yang berkaitan dengan refleks oksitosin ibu berupa pikiran,

perasaan dan sensasi (Ramadani, 2010).

D. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah rangkuman dari penjabaran teori yang sudah

diuraikan sebelumnya dalam bentuk naratif, untuk memberikan batasan tentang

teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang dilakukan (Hidayat, 2014).

Adapun kerangka teori dari penelitian ini sebagai berikut :

Faktor internal :
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap/prilaku Pemberian
Faktor-Faktor 4. Psikologis ASI ekslusif
yang 5. Emosional
mempengaruhi
pemberian ASI
ekslusif Faktor eksternal :
1. Dukungan suami
a. Dukungan Emosional
b. Dukungan Penghargaan
c. Dukungan instrumental
d. Dukungan informatif
2. Perubahan sosial budaya
a. Ibu bekerja
b. Petugas kesehatan
c. Promosi susu formula

Gambar 2.1
24

Kerangka Teori Hubungan Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eskslusif pada Bayi di
UPTD Puskesmas Abiansemal I Kabupaten Badung

Anda mungkin juga menyukai