Makalah KKC Kelompok 2 (Bryophyta)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

Makalah Bryophyta 2

Keaneragaman dan Klasifikasi Criptogamae


Lumut Daun(Musci)

Disusun oleh kelompok 2,yang beranggotakan:


1.Lintang Prima Cahyani(K4320046)
2.Ilmi Khairunnisa(K4320041)
3.Rahma Eka Kartika(K4320066)
4.Yuslana Devinta(K4320085)

Tahun 2020/2021
(Sumber: https://www.edubio.info/2018/12/pengertian-ciri-dan-pengelompokan-
lumut.html?m=1)

A.Klasifikasi dan Deskripsi Lumut Daun(Musci)


Kingdom: Plantae
Division: Bryophyta
Kelas: Bryopsida
Ordo: Bryopceales
Family: Bryopceae
Genus: Bryopsida
Spesies: Bryopsida sp

Lumut daun merupakan kelompok yang sangat dikenal di antara


tumbuhan lumut, karena jumlah anggota yang cukup banyak serta distribusi
yang luas. Kelompok ini memiliki daun semu yang disebut phyllid serta batang
semu yang disebut caulid. Phyllid memiliki ujung yang runcing serta tulang
tengah (midrib) yang jelas, tersusun spiral pada caulid. Lumut daun sering
dijumpai terhampar seperti karpet pada permukaan batuan, tanah atau kulit
pohon. Rhizoid berbentuk menyerupai benang digunakan untuk menancapkan
diri pada substrat .
B.Ciri-Ciri dan Karakteristik Lumut Daun(Musci)

Ciri-ciri Karakteristik/Sifat Umum Lumut Daun :

1. Gametofit tumbuh tegak atau merayap


2. Berkembang dari protonema
3. Mempunyai daun, batang dan rhizoid multiseluler
4. Daun hanya terdiri dari satu lapis sel dengan rusuk tengah, tersusun
spiral atau melingkari batang.
5. Arkegonium membentuk kalipra yang menempel diatas kapsul
6. Kapsul bagian bawah fotosintetik dan mempunyai stomata
7. Kapsul mempunyai kolumela, pecah dengan gigi-gigi peristom, tidak
dijumpai adanya elater.
8. Tangkai (seta) bertambah panjang secara perlahan selama
perkembangan kapsul. Kuat dan biasanya berwarna
9. Tubuhnya masih berupa talus
10. Warna hijau, mempunyai klorofil a dan b tetapi tidak ada variasi dalam
bentuk plastidanya
11. Lumut yg masih primitif tubuhnya berupa lembaran yg merayap, tatapi
untuk yg lebih maju, talusnya menyerupai tumbuhan tingkat tinggi
12. Daun-daun (filoid) terdiri atas satu lapis sel dan mempunyai rusuk
tengah
13. Di bagian tengah terutama dekat rusuk tengah daun selalu terdiri atas
lebih dari satu lapis sel, tetapi belum ada daging daun (mesofil)
14. Terdapat pembagian pekerjaan dalam talusnya, ada seperti jaringan
asimilasi dan jaringan penyimpan cadangan makanan
15. Mempunyai liang udara yang berfungsi seperti stoma
16. Dinding sel terdiri atas selulosa
17. Alat kelamin terdiri atas anteridium (jantan) dan arkegonium (betina)
18. Arkegonium berbentuk seperti botol, bagian yg lebar disebut perut dan
yang sempit disebut leher, mempunyai dinding sel yang terdiri dari
selapis sel Anteridium berbentuk bulat atau seperti gada, mempunyai
dinding sel yang terdiri dari selapis sel steril, di dalamnya terdapat
spermatozoid sel telur yang telah dibuahi akan membentuk embrio lalu
tumbuh menjadi suatu badan kecil yang akan menghasilkan spora yaitu
sporogonium yg tetap menempel pada induknya.

C.Sistem Reproduksi Lumut Daun(Musci)

a. Gametofit pada Lumut Daun


Gametofit pada lumut daun terdiri atas tiga fase menyerupai
benang yang disebut protonema, kuncup yang menempel pada
protonema serta gametofit dewasa berupa tumbuhan kecil tegak di atas
tanah dengan daun yang tersusun spiral mengelilingi batang (Gambar
1.21). Protonema berkembang dari spora yang berkecambah. Spora pada
lumut mula-mula bersifat dorman. Pada kondisi tersebut spora memiliki
kandungan air serta laju metabolisme yang rendah. Bila spora seperti ini
memperoleh air serta cahaya matahari akan membengkak serta menjadi
aktif. Cadangan makanan berupa pati akan dirombak diikuti sintesis
klorofil yang kemudian mengawali proses fotosintesis. Filamen yang
muncul dari spora yang membengkak kemudian berkembang
membentuk benang yang bercabang-cabang disebut protonema.
Protonema yang tumbuh membentuk cabang-cabang makin banyak pada
permukaan tanah lembab ini dapat diamati dengan mata telanjang.

Gambar 1.21
Gametofit Polytricum, suatu lumut daun

Setelah beberapa minggu sel-sel protonema tertentu mulai


membelah membentuk masa sel berukuran kecil disebut kuncup.
Salah satu dari sel-sel kuncup ini akan berkembang menjadi
ujung batang (caulid) serta berperan dalam pengendalian arah
pembelahan selanjutnya, hingga membentuk caulid yang
dikelilingi phyllid. Setiap kuncup akan berkembang membentuk
tumbuhan gametofit dewasa. Rhizoid yang merupakan deretan
sel-sel tak berwarna muncul pada pangkal kuncup serta tumbuh
ke arah bawah menancapkan gametofit pada substrat tempat
tumbuhnya. Pembentukan kuncup-kuncup ini dikendalikan oleh
zat pengatur tumbuh, terutama sitokinin dan auksin.

b. Jaringan yang berperan dalam transportasi


Pada saat gametofit berdaun tumbuh, sel-sel caulid
mengalami deferensiasi membentuk jaringan-jaringan yang
khusus. Lumut yang paling sederhana memiliki selapis sel,
berupa sel-sel berdinding tebal disebut stereid yang mengelilingi
jaringan menyerupai parenkima. Pada beberapa spesies terdapat
kutikula tipis yang melapisi sel-sel epidermis, pada kelompok ini
dijumpai stoma. Ada juga spesies-spesies yang tidak memiliki
kutikula, pada lumut yang demikian tidak dijumpai stomata.
Beberapa lumut daun memiliki struktur caulid yang lebih kompleks
dengan berkas sentral berisi jaringan penyalur. Salah satu jaringan
penyalur adalah hidroid, yang tersusun atas sel-sel mati berbentuk
memanjang dengan dinding tipis yang berfungsi menyalurkan air
(Gambar 1.22a). Ujung-ujung sel miring dari sel-sel tersebut kadang-
kadang sangat tipis memiliki lubang- lubang (pori). Percobaan
menggunakan larutan yang diwarnai menunjukkan peranan jaringan ini
dalam transportasi air. Pada salah satu genus lumut daun yang maju
ditemukan hidroid yang berlanjut dari caulid ke tulang tengah phillid
menyerupai sistem vaskular pada tumbuhan tinggi. Hidroid
menunjukkan kemiripan dengan trakeid namun tidak memiliki sistem
noktah serta penebalan lignin pada dindingnya. Beberapa lumut daun
juga memiliki sel-sel yang menyerupai sel tapis pada tumbuhan
vaskular, di daerah sekitar hidroid. Sel-sel dengan ujung miring tersebut
dikenal dengan leptoid (Gambar 1.22b). Berbeda dengan hidroid,
leptoid berupa sel hidup namun nukleusnya mengalami degenerasi.
Pada ujung-ujung sel dijumpai plasmodesmata, kadang-kadang juga
terdapat kalosa. Di dekat leptoid terdapat sel parenkima yang diduga
berfungsi sebagai sel pengiring (companion cell). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada jaringan ini larutan gula dapat tersalur
dengan kecepatan 300 m/jam.

Gambar 1.22
Jaringan penyalur pada lumut daun
a. hidroid b. leptoid

c. Reproduksi pada Lumut daun


Lumut daun dapat berkembang biak secara aseksual maupun seksual.
Perkembang-biakan aseksual terjadi melalui beberapa cara:
1) Protonema membentuk kuncup-kuncup baru yang menyebar ke
segala arah. Dalam hal ini protonema dapat dianalogkan dengan
stolon atau rhizom yang menjalar kemudian membentuk individu-
individu baru.
a) Potongan phillid yang jatuh di tempat yang sesuai dapat
membentuk protonema yang lebih lanjut akan menjadi kuncup
serta berkembang menjadi tanaman baru (Gambar 1.23)
b) Rhizoid kadang-kadang mampu menghasilkan kuncup.
c) Struktur menyerupai lensa yang disebut gemma kadang-kadang
dihasilkan pada rhizoid, pada ujung atau permukaan phillid atau
pada struktur khusus seperti tangkai atau bahkan struktur
mrnyerupai cawan seperti pada lumut hati. Fungsi gemma sama
seperti pada lumut hati, bila terlepas dari tanaman induk
tersebar ke tempat yang sesuai akan berkembang membentuk
gametofit.
Gambar 1.23
Kuncup yang berkembang dari potongan phillid

Reproduksi seksual pada lumut daun melibatkan peranan gametofit


jantan dan gametofit betina. Gametofit dewasa membentuk gametangia
pada ujung caulid. Beberapa spesies lumut berumah dua. Tumbuhan
penghasil anteridium berbeda dengan penghasil arkhegonium berwarna
hijau. Namun diantara lumut daun dijumpai pula tumbuhan berumah
satu di mana anteridium dan arkegonium dihasilkan oleh individu yang
sama.
Anteridia berbentuk memanjang, dengan selubung luar yang
tersusun oleh sel-sel steril mengandung kloroplas yang kemudian akan
berubah menjadi jingga kemerahan saat sperma matang. Anteridia
dilindungi oleh rambut-rambut multiseluler yang disebut paraphyses
(Gambar 1.25a). Kelompok anteridia muncul pada bagian ujung caulid
tertentu, atau kadang- kadang pada caulid yang juga
mendukung.arkhegonia.

a. b.

Gambar 1.25
Gametangium lumut yang di sayat membujur
a. Anteridiofor b. arkegoniofor
Arkegonium memiliki struktur seperti botol, pada bagian dasar yang
menebal mengandung satu telur (Gambar 1.25b). Arkhegonia
mempunyai tangkai yang panjang. Pada saat arkhegonia masak bagian
leher membuka membentuk semacam saluran Sperma yang memiliki
dua flagela berenang menuju sel telur masak. Kehadiran sperma
dirangsang oleh kandungan lemak dan sukrosa yang dihasilkan oleh sel
telur. Setelah sperma bertemu dengan sel telur terjadi fertilisasi yang
menghasilkan zigot yang bersifat diploid.

D.Habitat Lumut Daun(Musci)

Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik


mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di
atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di
dalam air. Kebanyakan lumut ini tumbuh di rawa-rawa yang membentuk
rumpun atau bantalan yang dari tiap-tiap tahun tampak bertambah luas
sedangkan bagian bawah yang ada dalam air mati berubah menjadi gambut
yang membentuk tanah gambut. Jenis tanah ini bermanfaat untuk
menggemburkan medium pada tanaman pot dan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan bakar. Karena habitatnya sangat luas, maka tubuhnya pun
mempunyai struktur yang bermacam-macam.
Di daerah kering, badan lumut ini dapat berbentuk seperti bantalan,
sedangkan yang hidup di tanah hutan dapat berbentuk seperti lapisan
permadani. Lumut di daerah lahan gambut dapat menutupi tanah sampai
beribu kilometer.
Lumut ini hampir tidak pernah mengisap air dari dalam tanah, tetapi
justru banyak melindungi tanah dari penguapan air yang terlalu besar.
Lumut daun merupakan tumbuhan yang berdiri tegak, kecil, dan letak
daunnya tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral.

E.Sistem Klasifikasi Berdasarkan Kelas

Musci dibedakan menjadi 3 subkelas yaitu  : 


1. Sub Kelas Spanobrya (Sphagnidae)

Merupakan sub kelas yang paling primitive dalam kelas Bryopsidae


bangsa ini hanya terdiri atas 1 ordo yaitu Spagnales. Yang tergolong 1
famili yaitu Spagnaceae dan 1 genus yaitu Spagnum. Marga ini
meliputi sejumlah besar jenis lumut yang kebanyakan hidup ditempat-
tempat yang berawa dan membentuk rumpun/bantalan yang dari atas
tiap-tiap tahun tampak bertambah luas. Sedang bagian-bagian bawah
yang ada dalam air mati dan berubah menjadi gambut.
    Ciri-cirinya  : 
a. Protonema berbentuk daun kecil, tiap protonema hanya akan
membentuk gametopora,
b. gametopora terdiri dari batang-batang yang bercabang dengan daun-
daun dan gametopora tidak mempunyai rizoid.
c. sporangium mempunyai kaki yang lebar, seta hanya berupa lekukan
antara kaki dari kapsul. Tidak terdapat peristom pada kapsul
2. Sub Kelas Andreaobrya : Andreaeaidea

Bangsa ini hanya terdiri dari 1 ordo saja yaitu ordo Andreaeales dan 1
famili yaitu famili Andreaeaceae dengan 2 genus yaitu Andreaea
Neuroloma
Ciri-cirinya:
a. Protonema berbentuk seperti batang / pita yang bercabang
b. Daun-daun tersusun spiral rapat dan menutupi batang
c. Gametangium terdapat pada ujung cabang terdiri anteridium dan
arkegonium terdapat cabang yang berbeda
d. Sporangium terdiri dari kaki dan kapsul
e. Kolumua diselubungi oleh jaringan sporogen.

3. Sub Kelas Eurbya : Brydea

Merupakan sub kelas terbesar dari lumut dan sering dinamakan lumut
Sejati.
Ciri-ciri:
a. Protonema hampir selalu berbentuk benang yang bercabang berwarna
hijau, protonema mengeluarkan rizoid yang tidak berwarna
b. Gametafora selalu dengan jelas dapat dibedakan antara batang dengan
daun-daun.
c. Sporangium terdiri dari kapsul, kaki dan seta.
d.

Menurut cara pertumbuhanya Bryidea dibedakan atas 2 type yaitu:


1.      Tumbuh Ortotrop
2.      Tumbuh Plagiotrop
Antara kedua golongan itu selain cara tumbuhnya yang berlainan
masih pula perbedaan-perbedaan lain:
2) Pada yang tumbuh ortotrop pertumbuhanya diakhiri dengan
pertumbuhan arkegorium dan sporogonium yang terdiri dari
arkegonium itu berdiri pada ujung batang lumut, oleh sebab itu
lumut itu dinamakan lumut yang akrokrap.
3) Pada yang tumbuh plagiotrop, batang pokonya mempunyai
pembentukan yang tidak terbatas dan arkegonium serta
arkegoniumnya terdapat pada cabang-cabang pendek, lumut-
lumut ini juga disebut lumut yang Plerokarp.

Dalam mengkalasifikasikan Bryales lebih lanjut, bentuk kapsul


spora, prestom, operculum dan kalipatra merupakan tanda-tanda
pengenal yang penting.
Sporangium mempunyai kaki yang lebar serta hanya berupa
lekukan antara kaki dari kapsul.Tidak dapat peristom pada kapsul.

Kulit batang sphasnum terdiri atas sel lapis, sel-sel yang telah mati
dan kosong jaringan kulit bersifat seperti spon, dapat menghisap
banyak air, dinding-dinding yang membujur maupun yang
melintang mempunyai liang-liang yang bulat juga dalam daunya
terdapat sel-sel yang menebal berbentuk cincin atau spiral dan
merupakan ideobias dari sel-sel lainya yang membentuk susunan
seperti jaka, terdiri atas sel-sel hidup, berbentuk panjang dan
mengandung banyak klorofil, susunan yang merupakan aparat
kapilar itu berguna untuk memenuhi keperluan akan air dan garam-
garam makanan.

Cabang-cabang batang ada yang mempunyai bentuk dan warna


khusus yaitu cabang yang menjadi pendukung atas sel-sel
kelamin.Cabang-cabang ♂ mempunyai anteridium yang bulat dan
bertangkai di ketiak-ketiak daunya. Cabang ♀ mempunyai
arkegonium pada ujungnya, cabang pendukung arkegonium itu
tidak mempunyai sel pemula yang berbentuk limas pada ujungnya,
jadi seperti lumut hati berbeda pada lumut daun pada umumnya
sporogonium hanya membentuk tangkai pendek dengan kaki yang
membesar dan sampai lama diselubungi oleh dinding arkegonium,
akhirnya dinding arkegonium itu pecah pada kaki sporogonium.
Kapsul spora berbentuk bulat didalamnya terdapat kolumela
berbentuk setengah bola yang diselubungi oleh jaringan sporogen.
Arkespora pada sphagnum tidak berasal dari endotesium, tetapi
berasal dari lapisan terdalam amfitesium, kapsul spora mempunyai
tutup yang akan membuka, jika spora sudah masak, sporogonium
dengan kakinya yang melebar dan merupakan taustorium terdapat
dalam suatu perpanjangan ujung batang. Sehabis pembuahan kaki
lalu memanjang dan dinamakan pseudopodium. Contoh, lumut
gambut ialah sphagnum fimoriatum.

F.Sistem Klasifikasi Berdasarkan Famili

1. Familia Fissidentaceae Menurut (Eddy, 1988), suku ini hanya mempunyai satu
marga atau genus yaitu Fissidens. Tumbuhan ini berbentuk pipih, tunas
tumbuh tegak atau melengkung, daun memiliki ukuran yang bervariasi dari
mm sampai cm. Lumut ini memiliki ciri khas tersendiri yang mudah untuk
dikenali dari jenis lumut daun yang lain, yaitu terletak pada daunnya yang
tersusun dua deret dan masing-masing mempunyai duplikat daun berbentuk
seperti perahu (vaginant lamina) yang terletak pada sisi adaksialnya. Seta
berukuran 2 mm atau lebih, halus atau papillosa (kasar), kapsul biasanya kecil.
Marga ini terdiri dari beberapa ratus jenis yang tersebar diseluruh belahan
dunia dan ditemukan dalam beberapa tipe habitat. Hasil penelitian diperoleh
satu jenis dari familia ini, yaitu Fissidens intromarginatulus,
2. 2. Familia Calymperaceae Familia Calymperaceae merupakan tumuhan kecil
dengan ukuran yang beragam dan pada umumnya tumbuh berkelompok
dengan batang tegak, jarang ditemukan tumbuh merayap dan biasanya
ditemukan tumbuh pada batang pohon (Bartram, 1939). Ujung daun kadang-
kadang terdapat reseptakel berbentuk seperti kuncup (gemma). Familia
Calymperaceae terdiri dari beberapa genus yang tersebar luas di seluruh dunia
(Windadri, 2007). Hasil penelitian ditemukan 2 jenis spesies dari familia ini
yaitu, Calymperes afzelii dan Syrrhopodon sp.
3. Menurut (Bartram, 1939), lumut yang tergolong kedalam familia ini memiliki
betuk batang tegak dan biasannya bercabang, daun menumpuk, saat kering
daun melengkung. Seta tegak, memanjang dan halus. Kapsul tegak dan
silindris. Hasil penelitian ditemukan 2 genus dari familia ini yaitu, Barbula
indica dan Hyophila sp.
4. Menurut (Arts, 2001), familia Splachnobryaceae merupakan familia yang
terdiri dari lumut kecil yang tersebar di daerah tropis, tumbuh tegak, ramping,
panjang sekitar 5-50 mm, berwarna hijau di atas, kuning atau oranye hingga
cokelat kemerahan ke bawah. Daun lebar 0,3-1,5 mm, berbentuk bulat
panjang, bulat telur, lanset atau linear, punyak biasanya tumpul luas, pangkal
daun sempit. Kosta berakhir di bawah puncak daun, bentuk sel kecil dari
marginal semakin membesar kearah kosta. Hasil penelitian ditemukan satu
jenis dari familia ini yaitu Splachnobryum sp.
5. Menurut (Windadri, 2007), familia Hypnaceae yaitu tumbuhan lumut
berukuran kecil hingga besar, biasanya mengkilap, menjalar, padat dan
membentuk jalinan. Batang merayap, sering bercabang menyirip atau agak
menyirip. Daun membundar telur atau membundar telur lanset, kosta pendek
dan rangkap atau tidak ada. Seta memanjang, raming, halus. Kapsul
membundar telur, tutup kapsul pendek. Familia Hypnaceae terdiri dari banyak
genus, dari hasil penelitian ditemukan 2 jenis dari familia ini yaitu,
Ectropothecium falciforme dan Familia Hypnaceae.
6. Menurut, (Windadri, 2007), lumut dari familia ini memiliki percabangan yang
menyebar, mempunyai warna yang sangat mengkilap, bentuknya pipi. Daun
kaku tersusun dua deret, berhadapan, bentuk daun seperti perahu, ujung daun
tumpul, tidak berkosta. Hasil penelitian ditemukan satu jenis dari familia ini
yaitu Orthorrhychium phyllogonioides.
7. Menurut (Bartram, 1939), familia Thuidiaceae mempunyai perawakan
ramping atau kekar, tidak mengkilap, batang bercabang banyak, sering
menyirip teratur 2 atau 3 kali. Daun sering dua bentuk, daun cabang lebi kecil
dan berdiferensiasi lebih baik. Spesies lumut yang ditemukan dari familia
Thuidiaceae berjumlah 2 jenis yaitu, Pelekium velatum dan Thuidium sp.
8. Menurut (Siregar, Ariati ,& Tjitrisoedirdjo, 2013), lumut yang tergolong
kedalam familia Marchantiaceae memiliki ciri yang khas yaitu pada
thallusnya. Thallus berukan hingga 5 cm, pori pada permukaan thallus
menonjol, thallus berwarana hijau kusam. Spesies lumut yang ditemukan dari
Familia Marchantiaceae berjumlah 3 jenis yaitu, Marchantia acaulis,
Marchantia sp. dan Dumortiera hirsuta.
9. Menurut (Haerida, 2009). Familia Lejeuneaceae sebagian besar epifit pada
batang dan cabang pohon, ranting dan sebagian besar ditemukan pada daun.
Familia ini dikenali dengan adanya susunan daun yang menumpuk, ukuran
berfariasi, mimiliki warna hijau kekuningan, hijau tua, cokelat keputian,
cokelat kehitaman hingga hitam.

G.Sistem Klasifikasi Berdasarkan Ordo:

Tumbuhan Lumut Daun di bedakan dalam 3 Ordo


a. Ordo Andreaeales

Ordo ini hanya memuat satu suku, yaitu suku Andreaeacea, dengan satu marga
Andreaea. Protonema berbentuk pita yang bercabang-cabang. Kapsul spora mula-
mula diselubungi oleh kaliptra yang bentuknya seperti kopyah bayi. Jika sudah
masak pecah dengan 4 katup-katup. Kolumela diselubungi oleh jaringan sporogen.
Contoh-contoh Andreaea petrophila, Andreaea rupestris, Andreaea perophila,
dengan sporogonium dan kaliptra yang terlepas.

b. Ordo Sphagnales (lumut gambut)

Ordo ini hanya terdiri atas satu suku Sphagnaceae dan satu marga Sphagnum.
Protonema tidak berbentuk benang, melainkan merupakan suatu badan berbentuk
daun kecil, tepinya bertoreh-toreh dan hanya terdiri atas selapis sel saja. Batangnya
banyak bercabangcabang; cabang-cabang yang muda tumbuh tegak dan membentuk
roset pada ujungnya. Daun-daun yang sudah tua terkulai dan menjadi pembalut
bagian bawah batang. Kulit batang Sphagnum terdiri atas selapis sel-sel yang telah
mati dan kosong. Jaringan kulit bersifat seperti spon, dapat menghisap banyak air.
Kapsul spora berbentuk bulat, di dalamnya terdapat kolumela berbentuk setengah
bola yang diselubungi oleh jaringan sporogen. Contoh-contoh lumut gambut ialah
Sphagnum fimbriatum, Sphagnum squarrosum, Sphagnum acutifolium.

c. Ordo Brayales
Pada ordo ini kapsul sporanya telah mencapai diferensiasi yang paling mendalam.
Sporogoniumnya mempunyai suatu tangkai yang elastis, yang dinamakan seta. Pada
ujung tangkai terdapat kapsul sporanya yang bersifat radial atau dorsiventral dan
mula-mula diselubungi oleh kaliptra. Kaliptra ini berasal dari bagian atas dinding
arkegonium. Pada spesies-spesies lumut tertentu apofisis mempunyai bentuk dan
warna yang khusus. Kolumela dan ruang spora dikelilingi oleh ruang antar sel yang
terdapat di dalam jaringan dinding kapsul spora. Jaringan pengangkutan yang masih
amat sederhana hanya memainkan peranan yang penting dalam tangkai sporogonium
saja. Bagi lumut yang belum mempunyai akar-akar yang sungguh itu, pengangkutan
air ke atas berlangsung dengan sistem kapilar yang terdiri atas batang dan daun-daun
yang telah terkulai. Daunnya terdiri atas beberapa lapis sel. Sel-sel lapisan atas
mengandung banyak klorofil, tersusun menurut poros panjang daun, dan merupakan
jaringan asimilasi.

Contoh spesies
a. Andrea pethrophila

Kingdom : Plantae
Phylum : Bryophyta
Class : Andreaeopsida
Ordo : Andreaeales
Family : Andreaeaceae
Genus : Andreaea
Species : Andrea pethrophila

b. Andrea rupestris

Kingdom : Plantae
Phylum : Bryophyta
Class : Andreaeopsida
Ordo : Andreaeales
Family : Andreaeaceae
Genus : Andreaea
Species : Andrea rupestris

c. Sphagnum sp

Kingdom : Plantae
Phylum : Bryophyta
Class : Sphagnopsida
Ordo : Sphagnales
Family : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Species : Sphagnum sp

d. Sphagnum fibriatum

Kingdom : Plantae
Phylum : Bryophyta
Class : Sphagnopsida
Ordo : Sphagnales
Family : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Species : Sphagnum fibriatum
e. Sphagnum squarrosum

Kingdom : Plantae
Phylum : Bryophyta
Class : Sphagnopsida
Ordo : Sphagnales
Family : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Species : Sphagnum squarrosum

f. Poganatum cirrhatum

Kingdom: Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Musci
Ordo : Bryales
Famili : Pogonataceae
Genus : Pogonatum 
Spesies : Pogonatum cirratum

g. Funaria hygrometrica

Kingdom    : Plantae
Divisi        : Bryophyta
Class         : Bryopsida
Ordo         : Funariales
Famili         : Funariaceae
Genus         : Funaria
Species       : Funaria hygrometrica

h. Brachymenium indicum

Kingdom : Plantae
Phyllum : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryales
Famili : Bryaceae
Genus : Brachymenium
Spesies : Brachymenium indicum

i. Dicranella sp

Kingdom : Plantae
Phyllum : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryales
Famili : Dicranaceae
Genus : Dicranella
Spesies : Dicranella sp
H.Peran Lumut Daun(Musci)

Peranan lumut daun :


1. Crateneuron filicinum mengandung senyawa yang berguna dalam mengobati penyakit
jantung
2. Rhodobryum giganteum yang berguna untuk mengobati tekanan darah tinggi dan juga
sebagai obat bius
3. Sphagnum sp dapat menjadi sumber bahan bakar dan pengganti kapas

●》Kesimpulan
 Lumut daun (Pogonatum sp dan Sphagnum) merupakan bentuk thallus seperti
tumbuhan kecil yang mempunyai batang semu tegak dan lembaran daun tersusun
spiral.

 Hidupnya berkelompok, menempel pada tembok, batu dan tanah atau banyak
ditemukan pada tempat yang lembab atau basah.

 Lumut daun (Pogonatum sp dan Sphagnum) generasi gametofitnya terbentuk dari


protonema yang tumbuh menyerupai tumbuhan tingkat tinggi, yang dapat
dibedakan bentuk daun, batang dan akarnya.

 Organ pada tumbuhan Pogonatum sp terdiri atas daun semu, batang semu, dan
akar semu (rhizoid).

 Lumut daun (Pogonatum sp dan Sphagnum) ini mempunyai bagian yang


menyerupai batang dan daun berklorofil.Baik batang maupun daun belum
mempunyai jaringan pengangkut.

 Daunnya berwarna hijau, karena mengandung klorofil yang berguna untuk


berfotosintesis, bentuknya kecil dan tersusun selapis sel yang kecil, sempit dan
panjang seperti jala.

 Diantaranya terdapat sel-sel mati yang berbentuk spiral berfungsi sebagai tempat
persediaan air.

 Batang pada Lumut daun (Pogonatum sp dan Sphagnum) berbentuk silindris,


belum terdapat jaringan pembuluh, sel-sel batang tersusun memanjang,

 Pada ujung/pucuk tumbuhan terdapat alat perkembangbiakan seksual berupa


kotak spora (spora) yang terdiri dari anteridium dan arkogenium.
 Pada ujung batang terlihat adanya sporangium, yaitu kapsul yang mencuat ke atas
pada arkogenium, sebagai tempat pembelahan meosis terjadi dan spora haploid
berkembang.

 Alat kelaminnya terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabangnya,

 Sel telur dan sel spermatozoid yang diproduksi oleh antheridium dan
arkhigenium

 Zigot akan membelah beberapa kali sehingga terbentuk embrio yang tumbuh
menjadi sporongium (badan penghasil spora) atau tumbuhan penghasil spora
(sporofit).

REFERENSI

Endang, T., Jumiati, J., & Pramesthi I. A, D. (2020). Inventarisasi Jenis-Jenis


Lumut (Bryophyta) di Daerah Aliran Sungai Kabura-Burana Kecamatan
Batauga Kabupaten Buton Selatan. Jurnal Biologi Tropis, 20(2), 161.
https://doi.org/10.29303/jbt.v20i2.1807
Nadhifah, A. dkk. (2018). Keanekaragaman lumut (Musci) berukuran besar pada
zona montana Kawasan Hutan Lindung Gunung Sibuatan, Sumatra Utara.
Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 4(2), 101–
106. https://doi.org/10.13057/psnmbi/m040201
Putri, S. E., Prayogo, H., & Wulandari, R. S. (2019). Inventarisasi Jenis-Jenis
Lumut Di Kawasan Hutan Adat Bukit Benuah Kabupaten Kubu Raya. Jurnal
Hutan Lestari, 7(3), 1035–1047.
Erika Putri, Shela., Prayogo, Hari., Suci Wulandari, Reine. 2019. Inventarisasi
jenis-jenis lumut di kawasan hutan adat Bukit Benuah Kabupaten Kubu Raya.
Jurnal Hutan Lestari 7 (3) : 1035-1047

Anda mungkin juga menyukai