LP Sistem Pernafasan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PENGKAJIAN DAN PEMERIKSAAN SISTEM PERNAFASAN

DISUSUN OLEH :

Nama : Hifni Irsendi

NIM : 201902030104

Semester :3

Kelas : 2C

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


A. Pengertian
Pemeriksaan sistem respirasi merupakan satu dari sistem-sistem yang ada pada
tubuh manusia. Pemeriksaan dilakukan untuk mendapatkan data objektif dengan cara
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh
klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu untuk
memperoleh data yang sistematik dan komprehensif, memastikan atau membuktukan
hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang
tepat bagi klien (Dewi Sartika, 2010).

B. Jenis-jenis pemeriksaan sistem pernafasan


1. Pemeriksaan darah di laboratorium
2. Pengambilan sampel dahak untuk diperiksa di laboratorium
3. Pencitraan dengan x-ray atau CT-Scan untuk menilai kondisi paru-paru
4. Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi

C. Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan fisik sistem pernapasan, antara lain:
1. Untuk mengumpulkan data dasar tentang kesehatan klien.
2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam
riwayat keperawatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosis keperawatan dengan
membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaannya.
4. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan keperawatan.

D. Indikasi
1. Klien ARDS/Sindrom Distres Pernapasan Akut (kondisi ketika cairan menumpuk
dikantong udara paru-paru dan mengurangi organ-organ O2)
2. Emfisema (penyakit paru-paru yang menyebabkan sesak nafas)
3. Infeksi saluran pernafasan atas
4. Infeksi saluran pernafasan bawah
E. Kontraindikasi
1. Klien mengalami fraktur
2. Riwayat medis klien yang abnormal sejak lahir
3. Adanya lesi atau luka di daerah yang akan dipalpasi dan diperkusi
4. Tingkat kesadaran klien yang rendah

F. Alat dan bahan


1. Handscoon bersih
2. Stetoskop
3. Penggaris centimeter
4. Pensil penada

G. Langkah-langkah
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengatasi tingkat oksigen dari jaringan klien
dengan meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardiovaskuler teknik inspeksi palpasi
perkusi auskultasi digunakan dalam pemeriksaan tersebut.
1. Fase orientasi
a) Berikan salam, panggil klien dengan nama panggilannya.
b) Perkanalkan diri
c) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
d) Beri kesempatan klien untuk bertanya
e) Berikan privasi pada klien

2. Fase kerja
INSPEKSI
a) Kaji bentuk dada. Bentuk dada normal pada dewasa ditentukan
berdasarkan diameter anteroposterior dalam proporsi terhadap diameter
lateral ( 1 : 2 ). Bentuk data yang biasanya didapatkan :
1) Bentuk dada thorax phtisis (panjang dan gepeng)
2) Bentuk dada thorax enbetau (thorax dada burung)
3) Bentuk dada emfisematous (barrel chest)
4) Bentuk dada thorax pektus ekskavatum
b) Kaji jenis pernapasan yang digunakan klien
1) Pernapasan dada
2) Pernapasan perut
3) Pernapasan dada dan perut
c) Kaji adanya retraksi
1) Retraksi suprasternal
2) Retraksi intercosta
3) Retraksi supraklavikula
d) Kaji kesimetrisan pergerakan dinding dada
e) Kaji pola nafas
f) Kaji gerakan nafas
1) Regular
2) Irreguler
PALPASI

a) kaji kelainan dinding thorax. Catat adanya Lesi nyeri bengkak benjolan
dan lain-lain.
b) Palpasi ekskresi pernapasan thorax anterior
1) Letakkan kedua tangan pada dada klien sepanjang tepi costae
sehingga kedua ibu jari perawat terletak di garis tengah di atas
sternum
2) ketika kalian mengambil nafas dalam kedua ibu jari tangan harus
bergerak secara simetris dan terpisah satu sama lain minimal 5 cm.
Ekspansi yang berkurang pada satu sisi menunjukkan adanya lesi
pada sisi tersebut.
c) Palpasi eksklusi thorax posterior
1) Letakkan kedua tangannya dengan lembut pada dinding dada
dengan jari-jari lurus menempel pada kedua sisi dada sepanjang PX
spinalis costae 10 ibu jari kanan dan kiri harus bertemu dengan
tengah dan harus agak terangkan dari dinding dada sehingga dapat
bergerak bebas sesuai irama pernafasan.
d) Palpasi taktil fremitus
1) Letakkan sisi ulnar tangan perawat pada thorax klient
2) Minta klien mengucapkan kata “tujuh-tujuh” “Sembilan-sembilan”.
3) Bandingkan vibrasi pada saat klien berbicara
4) Lakukan pemeriksaan ke arah interior thorax

PERKUSI

a) Lakulan perkusi thorax


1) Perkusi thorax dimulai dari thorax posterior client duduk dengan
kepala fleksi ke depan dan tangan disilangkan ke atas pangkuan
2) Perkusi kedua bagian atas bahu hindari perkusi pada scapula
3) Lakukan pemeriksaan ke arah inferior
b) Lakukan pemeriksaan ekskrusi diafragma
1) Klien dalam posisi duduk
2) Minta pelayan mengambil nafas dalam dan kemudian menahan nya
lakukan perkusi pada dinding dada sepanjang garis meetskapular
catat titik dimana terjadi perubahan bunyi dari resonan menjadi
redup titik dapat ditandai.
3) Minta klien menghembuskan nafas dan menahan nya aku kan
teknik perkusi yang sama Tandai titik dimana terjadi perubahan
bunyi cari resonan menjadi redup.
4) Ukur jarak kedua titik eksklusi maksimal diafragma umumnya 5-7
cm.
AUSKULTASI

a) Letakkan diafragma stetoskop dengan kuat menahan dinding kita ketika


kalian bernafas melalui mulut secara perlahan dan dalam.
b) Bagian data yang berhubungan di akulturasi dengan sistematis dari
aspek ke bagian dasar dan sepanjang garis midaksila untuk menilai
segmen segmen paru
c) Urutan auskultasi sama dengan urutan perkusi
d) Penting untuk mendengarkan dua kali inspirasi dan ekspirasi penuh
pada kedua lokasi anatomi untuk memastikan interprestasi valid dari
bunyi yang didengar
e) Nafas dalam berulang dapat menimbulkan gejala hiperventilasi gejala
ini dapat dihindari dengan meminta klien istirahat dan bernapas dengan
normal satu atau dua kali selama pemeriksaan.
f) Temuan bunyi nafas normal
1) Bunyi vesikuler terdengar di hampir seluruh lapang paru
2) Bunyi bronkovesikuler terdengar di ICS 1 dan ICS 2 thorax
anterior serta di antara scapula
3) Bunyi bronkial terdengar di atas manubrium
4) Bunyi trakeal di atas trakea pada leher
g) Bunyi nafas tambahan

3. Fase Terminasi
a) Mengevaluasi respons klien
b) Mengucapkan salam

H. Rasional
1. Inspeksi
Pada pemeriksaan sistem pernafasan, inspeksi dilakukan untuk mengamati
penampilan umum klien, frekuensi serta pola nafas, konfigurasi thoraks, karakter
batuk, dan pembentukan sputum.
2. Palpasi
Pada pemeriksaan sistem pernafasan, palpasi dilakukan untuk mengkaji
adanya krepitus (udara dalam jaringan subkutan), defek atau nyeri tekan dinding
dada, tonus otot, edema, dan fremitus taktil, atau vibrasi gerakan udara melalui
dinding dada ketika klien sedang bicara.
3. Perkusi
Pada pemeriksaan sistem pernafasan, perkusi dilakukan untuk mengkaji
ekskursi diafragma. Klien dengan kenaikan diafragma yang berhubungan dengan
proses patologis akan mempunyai penurunan akskursi diafragma. Jika klien
mempunyai penyakit pada lobus bawah (misalnya, konsolidasi atau cairan
pleural), akan terdengar bunyi perkusi pekak.
4. Auskultasi
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dengan menggunakan stetoskop.
Auskultasi pada pemeriksaan pernafasan dilakukan untuk mendengarkan paru-
paru ketika klien bernafas melalui mulut, yang kemudian untuk dikaji karakter
bunyi nafas, adanya buntu nafas tambahan, dan karakter suara yang diucapkan
atau dibisikkan. Perubahan dalam bunyi nafas yang mungkin menandakan
keadaan patologi termasuk penurunan atau tidak terdengar bunyi nafas,
peningkatan bunyi nafas, dan bunyi nafassaling mendahului atau yang dikenal
dengan bunyi adventiosa. Peningkatan bunyi nafas akan terdengar bila kondisi
seperti atelektasis dan pneumonia meningkatkan densitas (ketebalan) jaringan
paru. Penurunan atau tidak terdengar bunyi nafas terjadi bila transmisi gelombang
bunyi yang melewati jaringan paru atau dinding dada berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Dony dan Hendro Prasetyo, 2015, Alat Kesehatan Untuk Prakik Klinik
& Sop Tindakan Keperawatan, Yogyakarta: Nuha Medika.

Wahid, abdul dan imam suprapto, 2012, Buku Saku Kompetensi Ilmu
Keperawatan Dasar (KIKD), Jakarta: CV Sagung Seto.

https://id.scribd.com/doc/59754870/Pemeriksaan-Fisik-Sistem-Pernafasan

Anda mungkin juga menyukai