Laprak Ekhut 5

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN

LATIHAN 5
PENGUKURAN DIVERSITAS SPESIES

Disusun oleh :
Nama : Siti Afifah Amelia
Nim : 18/427466/KT/08778
CoAss : Moulidya Putrie Nindyawan
Shift : Selasa 13.00 WIB, Sub A

LABORATORIUM EKOLOGI HUTAN


DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
LATIHAN 5
PENGUKURAN DIVERSITAS SPESIES

I. Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukan praktikum ini yaitu untuk menghitung Indeks
Simpson dan Indeks Shannon komunitas pohon.

II. Dasar Teori

Keanekaragaman Jenis adalah variasi organisme yang ada di bumi.


Jenis adalah suatu organisme yang dapat dikenal dari bentuk atau
penampilannya dan merupakan gabungan individu yang mampu saling
kawin di antara sesamanya secara bebas (tetapi tidak dapat melakukannya
dengan jenis lain), untuk menghasilkan keturunan yang fertil (subur).  Jenis
itu terbentuk oleh kesesuaian kandungan genetik yang mengatur sifat-sifat
kebakaan dengan lingkungan tempat hidupnya. Karena lingkungan tempat
hidup jenis itu beranekaragam, jenis yang dihasilkannya pasti akan
beranekaragam pula (Campbell dkk, 2008).

Keanekaragaman jenis adalah berapa jumlah jenis tumbuhan yang


terdapat di dalam satu komunitas. Di alam, kita akan menemukan jenis
populasi tumbuhan tertentu sangat dominan, sedangkan jenis yang lain
jarang. Agar memudahkan pengukuran tingkat keanekaragaman jenis
tumbuhan dibuat hipotesa berdasarkan kerapatan populasi di dalam
komunitas. Contoh, dua komunitas tumbuhan sama-sama memiliki 5 jenis
tumbuhan dengan jumlah individu yang sama pula. Komunitas pertama, satu
jenis populasi sangat dominan, empat jenis yang lain sangat jarang. Ini
berarti tingkat keanekaragaman jenisnya rendah. Komunitas kedua, lima
jenis populasi memiliki kerapatan yang sama besar. Ini berarti tingkat
keanekaragaman jenisnya tinggi (Indriyanto, 2008).

Suatu komunitas dikatakan mempunyai keanekaragaman yang tinggi


apabila komunitas tersebut disusun oleh banyak spesies dengan kelimpahan
spesies sama dan hampir sama. Sebaliknya jika suatu komunitas disusun
oleh sedikit spesies dan jika hanya sedikit spesies yang dominan maka
keanekaragaman jenisnya rendah. Keanekaragaman yang tinggi
menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas yang tinggi.
Komunitas yang tua dan stabil akan mempunyai keanekaragaman jenis yang
tinggi. Sedangkan suatu komunitas yang sedang berkembang pada tingkat
suksesi mempunyai jumlah jenis rendah daripada komunitas yang sudah
mencapai klimaks. Komunitas yang memiliki keanekaragaman yang tinggi
lebih tidak mudah terganggu oleh pengaruh lingkungan. Jadi dalam suatu
komunitas dimana keanekaragamannya tinggi akan terjadi interaksi spesies
yang melibatkan transfer energi, predasi, kompetisi dan niche yang lebih
kompleks (Umar, 2013).

Keanekaragaman jenis tanaman yang tinggi membantu hutan tetap


menjaga keseimbangan ekologi. Kajian kelestarian hutan tidak lepas dari
keberadaan komunitas tumbuhan atau pohon. Dalam mempelajari komunitas
pohon yang ada di dalam hutan, berarti mempelajari tentang struktur dan
komposisinya. Struktur dan komposisi komunitas dapat menjelaskan
keanekaragaman spesies di dalam hutan. ( Safe’I dkk. 2018 ).

Keanekaragaman jenis merupakan parameter yang sangat berguna


untuk membandingkan dua komunitas, terutama untuk mempelajari
pengaruh gangguan biotik, untuk mengetahui tingkatan suksesi atau
kestabilan suatu komunitas. Menurut Kerb (1994) dalam Rachman dan Hani
(2017), keanekaragaman jenis ditentukan mengunakan rumus Indeks
Keanekaragaman Shannon-Wiener yaitu dengan rumus 𝐻′ = −(∑(𝜌𝑖.𝑙𝑛𝜌𝑖)𝜌𝑖)

¿ ¿ ¿( ¿−1)
atau 𝐻 = −∑ [ N 𝐿𝑜𝑔 N ] dan Si= .
N ( N −1)

Dan menurut Odum (1993) dalam Nuraina dkk (2018), besarnya


indeks keanekaragaman jenis menurut Shannon – wiener bias didefinisikan
yaitu jika nilai H > 3 menunjukan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu
transek melimpah tinggi, nilai 1 ≤ H ≤ 3 menunjukan bahwa
keanekaragaman spesies pada suatu transek sedang melimpah, dan Nilai H <
1 menunjukan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek sedikit
atau rendah.

III. Alat dan Bahan


Bahan yang digunakan :
1. Data analisis vegetasi metode kuadrat
Alat yang digunakan :
1. Kompas
2. Tali
3. Meteran kecil
4. Alat tulis
5. Kertas
IV. Cara Pelaksanaan
Cara kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu:

Siapkan data hasil analisis vegetasi metode kuadrat, yaitu spesies dan jumlah
individu dalam sampel.

Data jumlah individu yang digunakan adalah jumlah individu dalam wilayah
seluas jumlah kuadrat kali luas tiap kuadrat.

Indeks diversitas dicari dengan menggunakan rumus Indeks Simpson dan Indeks
Shannon.

Data disusun dalam sebuah table yang memiliki susunan kolom dan baris yang
sudah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai