Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Masa Intranatal FIK

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 65

ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS

PADA MASA INTRANATAL


Honey,……I think it’s time to go
Adaptasi Fisiologi Masa Intranatal

1. Sistem Reproduksi
◦ Karakteristik
Kontraksi
◦ Siklus Kontraksi
◦ Perubahan
Cervix
( effacement,
dilatation )
Adaptasi Fisiologi Masa Intranatal

setiap kontraksi uterus, darah yang


2. Sistem Cardiovascular mengalir ke plasenta secara umum
- Volume darah berkurang, sehingga menyebabkan
volume darah ibu meningkat.
meningkat
- Kecenderungan
hipotensi

akibat ibu terlalu banyak tidur


terlentang
Adaptasi Fisiologi Masa Intranatal

3. Sistem Respirasi :
Peningkatan kedalaman dan kecepatan respirasi

Dapat menimbulkan respirasi alkalosis

ibu akan merasa kesemutan pada tangan


dan kakinya, serta kaku dan pusing.
Adaptasi Fisiologi Masa Intranatal

4. Sistem Gastrointestinal Akibat perubahan hormonal


-Penurunan motilitas
usus
-Hiperglikemia ibu Kadar insulin yang tinggi
masa hamil menyebabkan kadar gula darah
menyebabkan menurun dengan cepat pada jam-
jam pertama kehidupan bayi setelah
hipoglikemia pada BBL dilahirkan, dimana aliran gula dari
plasenta secara tiba-tiba terhenti.
Adaptasi Fisiologi Masa Intranatal

Dikarenakan akibat intensitas


kontraksi yang menimbulkan
rasa nyeri
5. Sistem Urinarius
-Sensitifitas bladder
menurun

Dapat menghalangi penurunan


kepala janin ke rongga pelvis
Adaptasi Fisiologi Masa Intranatal
6. Hematopoitik
• Kehilangan darah pasca persalinan
diperkirakan sekitar 500 ml tubuh ibu
dapat mentolerir kehilangan darah
• Terjadi peningkatan kadar fibrinogen selama
kehamilan dan proses bersalin beresiko
mengalami thrombosis
Persalinan
• Peristiwa pengeluaran buah kehamilan dari
uterus dan vagina
• Terjadi karena kontraksi uterus 
pendataran dan pembukaan servik  fetus,
placenta, selaput terdorong keluar melewati
jalan lahir.
Teori Yang Mengawali Persalinan

•Uterine stretch theory


(peregangan uterus)
•Oxytocin theory
•Progesterone deprivation
theory
•Prostaglandin cascade
theory
•Aging placenta theory
Komponen-komponen Penting
Dalam Persalinan
• Critical Factors in Labor – “the four P’s”
– The Powers
• Kontraksi involunter (kekuatan primer) dan volunter
(kekuatan sekunder)
– The Passage (factor uterus)
• Hubungan antara jalan lahir dan janin
– The Passenger
– The Phsyics
Power
Kekuatan primer adalah adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan penipisan dan pembukaan pada serviks
Kekuatan sekunder adalah usaha mendorong ke bawah, dimana
segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul
Periode kontraksi
Increment (peningkatan),
Decrement (penurunan), dan
Peak or acme (puncak)
Passage
– Bentuk dan ukuran panggul
• Tulang panggul (illium, ischium, pubis dan
tulang sacrum)
• Empat sendi panggul (simfisis pubis, sendi
sakroiliaka ki-ka, sendi sakrokoksigeus)
– Peregangan SBR, pembukaan cervix,
kemampuan peregangan vagina dan
introitus
Passage

Promontorium
Bentuk Panggul
Passanger
• Letak janin/ Posisi janin
– Hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin
terhadap sumbu panjang (punggung ) ibu
• Sikap janin
– Hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan
bagian yang lain
• Presentasi janin
– Bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas
panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalinan
mencapai aterm
Passanger
Passanger
Psikologis
Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi
kemajuan persalinan meliputi:
Childbirth as a threat to safety/ melahirkan
sebagai ancaman terhadap keamanan
◦ Pengalaman nyeri dan sakit sebelumnya
◦ Horror story dari pengalaman orang lain
Psikologis
Childbirth as a threat to self image/ Melahirkan
sebagai ancaman terhadap citra diri
◦ Rentan kehilangan control
◦ Sangat memperhatikan body image
◦ Sikap negative terhadap persalinan dan keibuan
◦ Harapan yang tidak realistis tentang persalinan
• The “Medicalization” of childbirth
– Menurunnya kemampuan membuat keputusan
– Isolasi ruang bersalin
– Orientasi asuhan pada orang sakit
Fisiologi Persalinan Normal
Tahap Nulipara Multipara
Persalinan
Kala I : Fase laten Kurang dari 20 Kurang dari 14 jam
jam
Fase aktif 6 – 8 jam 2 – 5 jam

Pembukaan Rata-rata 1,2 Rata-rata 1,5


Serviks cm/jam cm/jam
Kala II Kurang dari 2 jam Kurang dari 1 jam

Kala III Kurang dari 30 Kurang dari 30


menit menit
Tanda-Tanda Persalinan

1. Tanda persalinan awal


– Lightening (penurunan)
– Kontraksi Braxton Hicks
• False and true
constraction
– Pematangan
Cervix/Ripening
Tanda persalinan pasti
• Kontraksi Uterus
Dapat dipastikan bahwa proses persalinan telah
dimulai dengan ditandai his teratur disertai rasa
sakit yang diikuti pendataran dan pembukaan
servix.
• Show
Show atau bloody show (sejumlah kecil darah
yang bercampur dengan lendir dari serviks)
biasanya merupakan petunjuk bahwa persalinan
segera dimulai, tetapi pengeluaran show bisa
terjadi pada 72 jam sebelum kontraksi dimulai.
Tanda persalinan pasti
• Ketuban Pecah
Sekitar 80-90% wanita yang selaput
ketubannya pecah berlanjut menjadi
persalinan spontan dalam waktu 24 jam.

• Biasanya dilakukan induksi persalinan


Tahap dan Fase Persalinan
1. Fase-fase dalam Kala Satu
Persalinan

 Fase laten pada kala satu


persalinan:
 Dimulai sejak awal berkontraksi yang
menyebabkan penipisan dan
pembukan serviks secara bertahap
 Berlangsung hingga serviks membuka
kurang dari 4 cm
 Pada umumnya, fase laten berlangsung
hampir atau hingga 8 jam
 Biasanya tidak terlalu mules
Fase-fase dalam Kala Satu Persalinan
• Fase aktif pada kala satu persalinan:
• Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat
secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai
jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit,
dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
• Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan
lengkap atau 10 cm, akanterjadi dengan kecepatan rata-
rata 1 cm per jam (primigravida) atau lebih dari 1 cm
hingga 2 cm pada multipara.
• Terjadi penurunan bagian terendah janin.
Memberikan asuhan sayang ibu :
– Memberikan dukungan emosional
– Membantu pengaturan posisi
– Memberikan cairan dan nutrisi
– Keleluasaan untuk ke kamar mandi secara
teratur
– Pencegahan infeksi
Fase dalam Kala Dua Persalinan

Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap


(10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
Mengenali gejala dan tanda kala dua
persalinan
• Ibu merasa ingin meneran bersamaan dgn
terjadinya kontraksi
• Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan
pada rectum dan/atau vaginanya
• Perineum terlihat menonjol
• Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat
membuka
• Peningkatan pengeluaran lendir dan darah
Memantau selama penatalaksanaan kala II persalinan
Periksa dan catat :
• Nadi ibu setiap 30 menit
• Frekuensi dan lama kontraksi setiap 30 menit
• DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit
• Penurunan kepala bayi melalui pemeriksaan abdomen (pemeriksaan luar)
setiap 30 menit & pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau kalau ada
indikasi
• Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah (jernih atau bercampur
mekonium atau darah)
• Apakah presentasi majemuk (misalnya tangan) atau tali pusat berada di
samping atau di atas kepala
• Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir
• Adanya kehamilan kembar yg tdk diketahui sebelumnya (setelah bayi
pertama lahir)
• Penanganan bayi baru lahir : menilai APGAR SCORE
Diagnosis kala dua p’salinan dpt ditegakkan atas
dasar hasil pemeriksaan dlm yg menunjukkan :
• Pembukaan serviks telah lengkap, atau
• Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina.

Persiapan penolong Persiapan ibu & keluarga


persalinan  Asuhan sayang ibu
– Sarung tangan  Membersihkan perineum
– Perlengkapan pelindung pribadi ibu
– Persiapan tempat persalinan,  Pengosongan kandung
peralalatan & bahan kemih
– Persiapan tempat & lingkungan
untuk kelahiran
 Amniotomi
Mekanisme Persalinan
Proses Pengeluaran Janin
• Video..\SIST REPRODUKSI-mater\Labor and
Birth _ BabyCenter Video.flv
Gerakan utama pada
presentasi vertex
1. Engagement
– Diameter biparietal melewati pap
– Nullipara terjadi 2 minggu sbl persalinan
– Multipara biasanya baru terjadi pada permulaan
persalinan
– Kebanyakan kep. Masuk panggul dengan sutura
sagitalis melintang pada pap-flexi ringan.
2. Descent (turunnya kepala)
 Turunnya presentasi pada inlet
 Turunnya kepala disebabkan oleh 4 hal :
• Tekanan cairan ketuban
• Tekanan langsung oleh fundus pada bokong
• Kontraksi diafragma & otot perut (kala II)
• Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus
 Synclitismus : sutura sagitalis terdapat di tengah2 jalan lahir, tepat
antara symphisis dan promontroium. Os parietal depan dan
belakang sama tinggi.
 Asynclitismus : jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati
symphisis/ agak kebelakang mendekati promontorium
• Asynclitismus posterior : sutura sagitalis mendekati symphisis,
os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan
• Asynclitismus anterior : sutura sagitalis mendekati
promontorium
Fleksi

• Dengan majunya kepala


maka kepala mendapat
tahanan dari cervix,
dinding panggul atau
dasar panggul sehingga
terjadi fleksi .
Putaran Paksi dalam
• Bagian terendah memutar ke depan ke bawah
symphisis
• Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala
dengan bentuk jalan lahir (bid tengah & PBP)
meletakkan padd ukuran muka belakang PBP
• Terjadi bersamaan dengan majunya kepala
• Rotasi muka-belakang secara lengkap terjadi
setelah kepala di dasar panggul.
Sebab-sebab putaran paksi dalam

• Pada letak fleksi, bagian belakang kepala


merupakan bagian terendah dari kepala
• Bagian terendah dari kepala ini mencari
tahanan yg paling sedikit terdapat sebelah
depan atas dimana terdapat dapat hiatus
genitalis antara m. levator ani kiri dan kanan
• Ukuran terbesar dari bidang tengah panggul
adalah diameter anteroposterior.
Extensi
◦ Defleksi kepala
◦ Karena sumbu PBP mengarah
ke depan ke atas
◦ Kekuatan pada kepala :
mendesak ke bawah dan
tahanan dasar panggul
sehingga terjadi kekuatan ke
arah depan atas.
◦ Setelah sub occiput tertahan
pada pinggir bawah symphisis
sebagai hypomoclion maka
lahir lewat perineum : occiput,
muka, dagu.
Putaran Paksi Luar

◦ Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali ke


arah punggung anak, untuk menghilangkan torsi
akibat putaran paksi dalam
◦ Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka-
belakang PBP
Ekspulsi
◦ Bahu depan sampai di
bawah symphisis &
menjadi hypomoclion
untuk kelahiran bahu
belakang
◦ Bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan
anak lahir searah dengan
paksi jalan lahir.
Penilaian APGAR score
Tanda Angka Penilaian

0 1 2

Appearance Seluruh tubuh Badan merah, kaki Seluruh tubuh


biru/putih biru kemerahan

Pulse Tidak ada <100 menit >100 menit

Grimace Tidak ada Perubahan mimik Bersin/menangis

Activity Lumpuh Ekstremitas sedikit Gerakan aktif,


fleksi Ekstremitas aktif

Respiration Tidak ada Lemah Menangis


kuat/keras
Penilaian APGAR score
• Appearance, Pulse, Grimace, Activity,
Respiration:
– skore nilai tertinggi 2, nilai terendah 0

• Klasifikasi Asfiksia: Asfiksia berat (0-3), ringan


sedang (4-6), Normal (7-10)
Fase Kala Tiga Persalinan
• Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi
dan berakhir dengan lahirnya placenta dan
selaput ketuban sekitar 10 sampai 15 menit.
– Menentukan lepasnya plasenta, melalui cara yaitu:
Strassman (Fundus uteri diketuk apabila tali pusat
masih bergetar berarti belum lepas); Kustner (FU
ditekan, bila tali pusat bertambah panjang dan tidak
masuk lagi berarti sudah lepas).
– Observasi tanda-tanda lepasnya placenta: timbul
kontraksi uterus, fundus membundar, tali pusat
menjulur, terlihat massa di introitus, adanya
semburan darah secara tiba-tiba.
Manajemen aktif kala III
– Pemberian suntikan oksitosin 10 unit IM dalam 1
menit pertama setelah bayi lahir :
• Bayi lahir dietakkan diperut ibu
• Pastikan tidak ada gemeli
• Lanjutkan jepit tali pusat 3 cm dari perut bayi dan 2 cm
jepit lainnya
• Potong tali pusat
Manajemen aktif kala III
• Melakukan penegangan tali
pusat terkendali
– Letakkan tangan yang lain pada
abdomen ibu (beralaskan kain)
tepat diatas simfisis pubis.
– Bila plasenta belum lepas, tunggu
hingga uterus berkontraksi
kembai (sekitar dua atau tiga
menit berselang)
– Saat mulai berkontraksi (uterus
menjad bulat atau tali pusat
menjulur) tegangkan tali pusat ke
arah bawah, lakukan tekanan
dosocranial hingga tali pusat
makin menjulur.
Manajemen aktif kala III
– Apabila plasenta dipastikan sudah lepas, tentukan
cara lahirnya plasenta melalui cara:
• Duncan (placenta lepas dari pinggir, perdarahan sedikit-
sedikit);
• Schultz (placenta lepas dari tengah/pars. Fetalis,
perdarahan sekonyong-konyong)
– Memastikan kelengkapan plasenta
• Pemijatan fundus uteri
– Lakukan secara gently, arah memutar pada fundus
uteri
Apabila Tali pusat tidak lepas
• Plasenta tidak lepas setelah 30-40 detik,
jangan teruskan penegangan tali pusat
• Jika plasenta belum lahir dalam waktu 1
menit, berikan 10 unit oksitosin IM dosis
kedua
• Apabila masih tidak lahir segera lakukan
rujukan. (kemungkinan placenta accreta,
atonia uteri)
Plasenta manual
• Pasang set cairan infus duu tanpa oksitosin,
apabila ada indikasi perdarahan masukkan
kembali oksitosin ke-3
• Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan
tindakan
• Siapkan dan jalankan prosedur pencegahan
infeksi
Fase Kala Empat Persalinan
• Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
dua jam setelah itu. Dalam periode ini tubuh
ibu akan mengadakan penyesuaian dan
terdapat resiko mengalami perdarahan pasca
persalinan.
– Tindakan hecting jika ada
– Menentukan derajat laserasi
Memeriksa Perdarahan dari Perineum
• Menentukan derajat laserasi
 Derajat pertama: laserasi mengenai mukosa dan
kulit perineum, tidak perlu dijahit jika tidak
menimbulkan perdarahan dan posisi luka baik.
 Derajat kedua: laserasi mengenai mukosa vagina,
kulit perineum dan otot perineum (perlu dijahit).
 Derajat ketiga: laserasi mengenai mukosa vagina,
kulit, otot perineum dan otot sphincter ani.
 Derajat empat: laserasi mengenai mukosa vagina,
kulit perineum, otot perineum dan otot sphincter
ani yang meluas hingga ke dinding depan rektum.
Rujuk segera.
Gambaran laserasi
Asuhan dan pemantauan pada kala IV
Setelah lahirnya plasenta :
• Lakukan pemijatan uterus u/ merangsang uterus
berkontraksi
• Evaluasi tinggi fundus
• Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan
• periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya
apakah dari laserasi atau episiotomi)
• Evaluasi kondisi ibu secara umum
• Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama
kala IV persalinan.
Pemantauan keadaan umum ibu selama 2 jam pertama
persalinan :
• Pantau TD, nadi, Tinggi fundus, kandung kemih dan
perdarahan yg terjadi setiap 15 menit dalam satu jam
pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam kedua
kala IV. Jika ada temuan yg tidak normal, lakukan
observasi dan penilaian lebih sering.
• Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi
keras setiap 15 menit dalam I jam pertama dan setiap
30 menit dlm jam kedua kala IV. Jika ada temuan yang
tidak normal, lakukan observasi dan penilaian lebih
sering.
• Pantau temperatur tubuh ibu satu kali setiap jam
selama 2 jam pertama pasca persalinan, jika
temperatur meningkat pantau lebih sering.
Pengkajian Pada Masa Intranatal
Anamnesa dan pemeriksaan rutin
bagi ibu yang sedang bersalin :
Anamnesa : tujuannya : mengumpulkan
informasi ttg riwayat kesehatan dan kehamilan
Tanyakan pada ibu :
• Nama, umur dan lamat
• Gravida dan para
• hari pertama haid terakhir
• Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)
• Alergi obat-obatan
• Riwayat kehamilan sekarang
• Riwayat kehamilan sebelumnya
Anamnesa dan pemeriksaan rutin
bagi ibu yang sedang bersalin :
• Riwayat medis lainnya (masalah pernapasan,
hipertensi, gangguan jantung, berkemih, dll )
• Masalah medis saat ini (sakit kepala, ggn
penglihatan, pusing atau nyeri epigastrium).
Jika ada, periksa tekanan darahnya dan jika
mungkin periksa protein dlm urin ibu.
• Pertanyaan tentang hal-hal lain yg belum jelas
atau berbagai bentuk kekhawatiran lainnya.
Riwayat kehamilan sekarang
• Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal ? jika
ya, periksa kartu asuhan antenatal
• Pernahkah ibu mendapat masalah selama kehamilannnya
(misal : perdarahan, hipertensi dll)
• Kapan mulai kontraksi
• Apakah kontraksi teratur? seberapa sering terjadi kontraksi ?
• Apakah ibu masih merasakan gerakan janin ?
• Apakah selaput ketuban sudah pecah / jika ya, apa warna
cairan ketuban ? apakah kental atau encer ? Kapan selaput
ketuban pecah ? (periksa perineum ibu dan lihat air
ketubannya)
• Apakah keluar cairan bercampur darah dari vagina ibu ?
Apakah berupa bercak darah atau darah segar pervaginam ?
(periksa perineum ibu dan lihat darah dari pakainnya)
• Kapankah ibu terakhir kalinya makan atau minum
• Apakah ibu mengalami kesulitan dalam berkemih
Riwayat kehamilan sebelumnya
• Apakah ada masalah selama persalinan atau
kelahiran sebelumnya (bedah sesar, persalinan
dgn ekstraksi vakum atau forsep, induksi
oksitosin, hipertensi yg diinduksi oleh
kehamilan, preklmpsia/eklampsia, perdarahan
pasca persalinan
• Berapa BB bayi paling besar pernah ibu
lahirkan
• Apakah ibu mempunyai masalah dengan bayi-
bayi sebelumnya
Pemeriksaan Fisik
Untuk menilai ksht & kenyamanan fisik ibu dan bayinya.
• Nilai kesehatan & keadaan umum ibu, suasana hatinya,
tingkat kegelisahan atau nyeri, warna konjungtiva,
kebersihan, status nutrisi & kecukupan air tubuh
• Nilai tanda-tanda vital ibu (TD, temperatur, nadi &
pernafasan)
• Lakukan pemeriksan abdomen
• Menentukan tinggi fundus
• Memantau kontraksi uterus
• Memantau denyut jantung janin
• Menentukan presentasi
• Menentukan penurunan bagian terbawah janin
• Lakukan pemeriksaan dalam
Menetukan Diagnosa Keperawatan
KALA I KALA II
Cemas
Cedera ibu dan •Cedera ibu dan bayi
janin •Koping individu
Nyeri •Cemas
Volume cairan •Nyeri
Mobilisasi
Eliminasi
Pertukaran gas
Menetukan Diagnosa Keperawatan
KALA III KALA IV
• Perdarahan •Retensi urine
pervaginam •Nyeri
• Potensial relaksasi •Resti gangguan
uterus parenting
• Gangguan rasa •Resti injury
nyaman
• Kurang efektifitas
mengatasi masalah
Daftar Pustaka
 Bobak, Lowdermilk, Jensen. (1998). Buku Ajar
Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
 Bagian OBGIN Fakultas Kedokteran Bandung.(1983).
Obstetri Fisiologi. Bandung: Elemen.
 Husslein P., 1985 May-Jun;189(3):95-102.Causes of
labor initiation in man: role of oxytocin and
prostaglandins. Journal Perinatal. : Pubmed.gov.
 JNPK. (2008). Buku Acuan: Pelatihan Klinik Asuhan
Persalinan Normal . Jakarta.
 Pilliteri (2005). Maternal and Child Health Nursing:
Care of the Childbearing and Childrearing family. 2nd
edition. Philadelphia: Lippincott comp.
Selamat belajar….

Anda mungkin juga menyukai