Kanker Paru Viviyanthy H. Abdul 811419147 D
Kanker Paru Viviyanthy H. Abdul 811419147 D
Kanker Paru Viviyanthy H. Abdul 811419147 D
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Epidemiologi yang diampuh Oleh
DI SUSUN OLEH :
KELAS D
GORONTALO 2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT hingga saat ini masih
memberikan nafas kehidupan dan anugerah akal, sehingga saya dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul “ EPIDEMIOLOGI KANKER PARU-PARU ” tepat pada
waktunya. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah ikut membantu hingga dapat
disusunnya makalah ini.
Makalah sederhana ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar
Epidemiologi. Dalam makalah ini membahas tentang definisi, tanda dan gejala, trias
epidemiolo gi, riwayat alamiah penyakit, , factor Resiko, Masa Inkubasi dan upaya pencegahan
dari Kanker paru-paru . Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami sendiri dan
khususnya pembaca pada umumnya.
Akhirnya, tidak ada manusia yang luput dari kesalahan dan kekurangan. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan dari
para pembaca guna peningkatan kualitas makalah ini dan makalah-makalah lainnya pada
waktu mendatang.
Viviyanthy H. Abdul
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................................i
Daftar isi.............................................................................................................ii
a. Pendahuluan.......................................................................................................1
c. Trias Epidemiologi..............................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17
A. Pendahuluan
Kanker adalah istilah umum yang dari penyakit keganasan yang bisa mengenai
lapisan sel epitel tubuh (karsinoma) dan sel jaringan penunjang (sarcoma) yang
merupakan kanker jaringan padat, seperti sel. Kanker paru merupakan penyebab
kematian tertinggi dari semua jenis kanker. Data yang dibuat WHO tahun 2015
menunjukan bahwa insiden kanker paru adalah jenis penyakit keganasan yang
menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian akibat keganasan,
bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan. (Ardihansyah, 2019). Kanker
juga merupakan proses pembelahan sel yang terjadi secara dramatis. Secara normal,
sluruh sel tubuh melakukan pembelahan untuk membentuk jaringan sel yng kompak
demi terciptanya keseimbangan tubuh. Selain kompak melakukan pembelahan. Sel
juga memiliki teknik membaca pesan yang sama demi menjalankan fungsi sebagai
satu-kesatuan jarngan namun pada kondsi tertentu, ada sel galau karena tidak
dilengkap struktur yang sama dengan sel sehat. (Siagian, 2014).
Paru (paru-paru) adalah salah satu alat tubuh yang vital untuk kehidupan
manusia. Tanpa paru, seseorang tidak akan mungkin hidup di muka bumi ini. Fungsi
utama paru adalah sebagai alat pernapasan. Pada waktu menarik napas, kita akan
memasukkan oksigen (O2 = zat asam) ke dalam paru kita, dan pada waktu
mengeluarkan napas kita akan mengeluarkan karbon dioksida (CO2 = zat asam
arang) dari paru.Tingginya resiko kematian penderitapenyakit paru-paru (18,7%)
menunjukkan bahwajenis penyakit ini perlu diperhatikan secara serius. Hal ini terkait
dengan kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan paru-paru. Apalagi saat ini
polusi udara semakin meningkat yang disebabkan asap dari para perokok aktif, asap
industri pabrik, asap kendaraan bermotor dan berbagai polusi lainnya. Udara yang
tercemar bila dihirup dapat menyebabkan kondisi kesehatan paru-paru terganggu,
salah satunya batuk. (Yunus M, Setyowibowo S. 2015).
1
A. DEFINISI, TANDA DAN GEJALA PENYAKIT KANKER PARU-PARU
a. DEFINISI KANKER PARU-PARU
Kanker paru adalah salah satu kondisi abnormal yang ditemukan pada paru
ditandai dengan adanya pertumbuhan sel secara abnormal atau yang dikenal dengan
tumor berbahaya. Kondisi pertumbuhan sel secara abnormal dapat berasal dari sel-sel
yang terdapat dalam paru-paru. Namun, pertumbuhan sel secara abnormal ini dapat
berasal dari sel (kanker) di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru. Kanker
paru dapat terjadi, baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Lebih dari 90% kejadian
kanker paru berawal dari bronkus, yaitu suatu saluran udara terbesar yang masuk ke
paru-paru. Kanker ini disebut juga dengan karsinoma bronkogenik. (Utari, Dkk, 2020).
Kanker paru adalah gangguan yang dapat mempengaruhi organ di dalam paru atau
system pernafasan. Biasanya di sebabkan oleh sel-sel di dalam paru yang abnormal dan
bisa juga berasal dari bagian tubuh yang terkena kanker sehingga menjalar ke organ
yang lain. Pada awal Abad ke-20, kanker paru menjadi masalah global. Kanker paru
merupakan kanker yang paling sering di dunia. Saat ini, 1,2 juta orang meninggal karena
kanker paru-paru setiap tahun dan kejadian global kanker paru-paru semakin
meningkat. (Siagian, 2014).
A. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT KANKER PARU-PARU
Gejala paling umum yang ditemui pada penderita kanker paru adalah:
1. Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat.
2. Dahak berdarah, berubah warna dan makin banyak.
3. Napas sesak dan pendek-pendek.
4. Sakit kepala, nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas.
5. Kelelahan kronis
6. Kehilangan selara makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
7. Suara serak/parau.
8. Pembengkakan di wajah atau leher. (Somantri I, 2007)
Gejala kanker paru yang tidak khas pada awal terbentuknya kanker bisa menjadi
salah satu diantaranya. Gejala yang dialami pada awal kanker seperti kelelahan, nafsu
makan yang menurun, batuk berkepanjangan, dan nyeri di dada saat batuk sering
dianggap sebagai penyakit ringan oleh pasien. Kebanyakan tidak melakukan
pemeriksaan kesehatan terhadap penyakitnya. Ketika kondisi sudah memburuk dan
kanker sudah berada pada stage lanjut, maka pasien memeriksakan diri ke dokter.
Selain tidak khasnya gejala yang dirasakan, kesadaran diri pasien untuk melakukan
pemeriksaan berkala masih rendah. Banyak pasien dengan resiko tinggi terkena kanker
paru yang tidak melakukan pemeriksaan berkala. Banyak alasan yang diungkapkan
seperti kesibukan, besarnya biaya pengobatan dan ketakutan terhadap hasil
pemeriksaan membuat pasien enggan untuk melakukan pemeriksaan. (Abdiana, Dkk,
2018).
B. Trias Epidemiologi
Segitiga epidemiologi merupakan dasar yang biasa digunakan dalam
menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.Host,agent, serta
environment merupakan komponen yang terdapat pada segitiga epidemiologi dan
saling berkaitan antara satu dengan lainnya dalam terjadinya suatu penyakit.
1. Host
Host atau pejamu merupakan manusia yang menjadi faktor terjadinya suatu
penyakit.Faktor-faktor yang termasuk didalamnya adalah umur, jenis kelamin,
ras, genetik dan lainnya.
a. Usia
Penderita kanker paru lebih banyak ditemukan pada usia diatas 40 tahun
disebabkan pajanan zat yang bersifat karsinogenik secara berkepanjangan.
Kanker paru masih menjadi masalah kesehatan yang sulit diatasi, bukan saja
karena meningkatnya jumlah perokok di Indonesia tetapi juga disebabkan
tingginya mortalitas dan morbiditas penderita. Beberapa panduan pengobatan
merekomendasikan penanganan multimodalitas. Manajemen kanker paru masih
menjadi suatu tantangan dan memerlukan pendekatan yang komprehensif
terutama pada pasien yang lebih tua yang mengalami keterbatasan dalam
menjalani operasi ataupun kemoterapi. Tatalaksana kanker paru cenderung tidak
optimal pada lanjut usia padahal hampir separuh penderita kanker paru berusia
di atas 65 tahun. Pertambahan usia juga berkaitan dengan adanya peningkatan
risiko penyakit komorbid yang dapat mempengaruhi hasil terapi bahkan
memperburuk. Pasien kanker paru berusia lanjut sering memiliki penyakit
komorbid, status tampilan buruk, serta risiko toksisitas terapi tinggi. (Putra
Andika, Dkk, 2015).
b. Genetik
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru,
yakni :
a. Proton oncogen.
b. Tumor suppressor gene.
c. Gene encoding enzyme.
Teori Onkogenesis.
Terjadinya kanker paru didasari oleh tampilnya gen suppresor tumor
dalam genom (onkogen). Adanya inisiator mengubah gen supresor tumor
dengan cara menghilangkan (delesi/del) atau penyisipan (insersi/ inS) sebagian
susunan pasangan basanya, tampilnya gen erbB1 dan atau neu/erbB2 berperan
dalam anti apoptosis (mekanisme sel untuk mati secara alamiah- programmed
cell death). Perubahan tampilan gen kasus ini menyebabkan sel sasaran dalam
hal ini sel paru berubah menjadi sel kanker dengan sifat pertumbuhan yang
autonom. Dengan demikian kanker merupakan penyakit genetic yang pada
permulaan terbatas pada sel sasaran kemudian menjadi agresif pada jaringan
sekitarnya. (Veranita A, Dkk, 2013).
c. Jenis Kelamin
Kanker paru terbanyak pada laki-laki diduga dipengaruhi oleh faktor
eksternal, misalnya merokok. Merokok erat kaitannya dengan laki-laki, sehingga
kejadian kanker paru terbanyak pada laki-laki. Faktor eksternal yang berperan
dalam peningkatan kejadian kanker paru adalah merokok. Rokok mengandung
banyak zat kimia (karbon monoksida, hidrogen sianida, volatil) dan radikal bebas
yang bersifat toksik. Akibat seringnya terpajan dengan radikal bebas dan zat
kimia berbahaya dapat mempercepat kerusakan seluler dan kerusakan DNA
sehingga menyebabkan terjadinya ketidakstabilan genetik yang berakibat
penyakit kanker. (Ahyati s, Dkk, 2019)
d. Aktvitas Fisik.
Orang yang aktif bergerak umumnya memiliki risiko 20% lebih rendah
untuk mengidap kanker paru-paru, dan bisa lebih rendah lagi jika Anda
memutuskan untuk berhenti merokok. (Abdiana, Dkk, 2018).
2. Agent
Penderita Kanker Paru disebabkan pajanan zat yang bersifat karsinogenik
secara berkepanjangan. Zat karsinogenik dapat berasal dari lingkungan kerja
maupun rumah, bahan industri di lingkungan kerja, maupun polusi udara.
(Ahyati S, Dkk, 2019)
3. Environment.
Faktor lingkungan yang terjadi diluar tubuh manusia. Dapat terbagi menjadi:
1. Lingkungan fisik
2. Lingkungan sosio-ekonomi
Kondisi perekonomian Indonesia juga bisa menjadi penyebab banyaknya
kanker yang ditemukan pada stage akhir. Kemiskinan dan kurangnya sarana
prasarana di daerah pedesaan, mengakibatkan banyak warga yang tidak
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Jauhnya rumah sakit rujukan
utama pun menjadi salah satu alasan utama sulitnya masyarakat untuk
memeriksakan diri. (Abdiana, Dkk, 2018).
2. Tahap Subklinis
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-gejala klinis.
3. Tahap Klinis
1. Gejala Intrapulmoner
1) Batuk
Batuk ialah gejala umum kelainan paru dan juga merupakan gejala awal kanker paru,
berbagai kepustakaan menyatakan batuk merupakan manifestasi yang sering
dikeluhkan oleh penderita kanker paru. Patogenesis terjadinya batuk pada kanker
paru diawali dengan berbagai rangsangan reseptor batuk yang terletak di dalam
rongga toraks, antara lain terdapat di bronkus. Reseptor di bronkus utama lebih
banyakdibandingkan bronkus kecil. Jika ada rangsangan di bronkus melalui serabut
aferen diteruskan ke medula oblongata melalui cabang nervus vagus, kemudian
melalui serabut eferen menuju ke efektor yang terdapat di dalam bronkus. Di daerah
efektor inilah mekanisme batuk terjadi. Bersamaan dengan siklus itu glotis tertutup
terjadi kontraksi otot-otot dada, abdomen dan relaksasi. diafragma, keadaan itu
menyebabkan tekanan positif di dalam rongga dada yang tiba-tiba dilepaskan pada
saat glotis terbuka, udara keluar menggetarkan jaringan saluran napas termasuk pita
suara, sehingga menimbulkan batuk.
2) Batuk Darah
3) Sesak Nafas
Sesak napas juga merupakan suatu gejala paru, ini bisa disebabkan oleh beberapa
ha1 antara lain; tumor di daiam saluran napas, tumor menekan saiuran napas, kedua
keadaan ini dapat menyebabkan atelektasis dan penurunan faal paru yang berakhir
dengan sesak napas. Selain keadaan di atas efusi pleura juga menyebabkan sesak
napas pada kanker paru.
4) Neri Dada
Nyeri dada dapat dirasakan oleh penderita kanker paru, keadaan ini disebabkan
keterlibatan pleura parietal, tergantung luas dan lokasi tumor tersebut, nyeri ini
dirasakan saat inspirasi.
1) Efusi Pleura
Efusi pleura akan memberikan gejala yang berhubungan dengan jumlah cairan dan
produktivitinya, gejala paling sering adalah sesak napas dan nyeri dada. Akumulasi
cairan di rongga pleura dapat timbul akibat invasi tumor secara langsung ke dalam
rongga pleura, kelenjar limfe, atau sumbatan pada kelenjar limfe sehingga
mengganggu aliran limfe tersebut. Jenis cairan pleura pada kanker paru bisa serosa.
2) Pneumotoraks
Pneumotoraks dapat terjadi pada kanker paru walaupun keadaan ini jarang terjadi.
Gejala akibat pneumotoraks juga tergantung pada jumlah dan organ yang terdesak
karena akumulasi udara dalam rongga pleura. lnvasi tumor ke parenkim paru diduga
penyebab utama terjadinya pneumotoraks. Dalam kepustakaan lain dinyatakan
bahwa rupturnya “bleb” juga memegang peranan terjadinya pneumotoraks
3) Efusi perikara
Merupakan keadaan yang sering ditemukan akibat invasi tumor ke dalam rongga
perikardium, atau metastasis melalui kelenjar limfe, keadaan ini dapat menyebabkan
tamponade jantung dengan berbagai tampilan klinis. Otot jantung (miokard) jarang
terinvasi oleh tumor paru, walaupun ada kepustakaan yang melaporkan tetapi jumlah
kasusnya sedikit. Untuk mendeteksi kelainan di jantung dilakukan pemeriksaan
ekokardiografi.
4) Gangguan Menelan
6) Suara Serak
7) Gangguan Diafragma
Tumor dapat menyebabkan paresis atau paralisis diafragma, yang ditandai dengan
gerakan paradoks pernapasan. Nervus frenikus memegang peranan pada kelainan ini,
saraf ini berada sepanjang anterior kedua sisi dari lateral mediastinum inferior.
Kelumpuhan diafragma ini dapat dilihat dengan menggunakan fluorskopi.
8) Kerusakan Newus Vagus
Kelainan ini terjadi karena peradangan dan penekanan pada nervus vagus. Penderita
mengeluh nyeri pada daerah telinga, temporal dan muka.
9) Tumor Pancoast
Tumor ini terdapat di sulkus superior paru yang berkembang ke perifer apeks paru.
Tumor ini menekan pleksus brakialis yang melibatkan nervus torakalis I dan nervus
servikalis VIII. denaan Perluasan lokal yang menimbulkan tampilan nyeri bahu dan
bagian tangan yang dipersarafi oleh nervus ulnaris, juga menyebabkan erosi iga
pertama dan kedua yang menyebabkan berkurangnya gerak tangan dan bahu,
penderita ini berjalan dengan siku yang disanggah oleh tangan karena menahan sakit.
Sindrom ini terjadi bila tumor menekan atau mengenai nervus simpatikus servikalis
dan dapat menyebabkan kerusakan serabut-serabut simpatik . dengan munculan
anhidrosis pada sisi yang sama (ipsilateral), gejala lain ptosis palpebra superior, muka
merah, konstriksi pupil.
Tumor paru sering bermetastasis ke tulang, antara lain ke tulang belakang, pelvis dan
femur, sedangkan ke tulang ekstremiti seperti lainnya, skapula dan sternum jarang.
Sendi juga merupakan tempat metastasis tumor paru, biasanya ke sendi siku dan
sendi paha. Pada pemeriksaan cairan sendi terlihat sel-sel radang dan sel ganas.
Keluhan umumnya nyeri sendi jika digerakkan.
3) Metastasis ke hepar
4) Metastasis ke adrenal .
5) Metastasis ke gastrointestinal
6) Metastasis ke kulit
4. Sindrom Paraneoplastik
Adalah suatu sindrom akibat produksi bahan aktif biologi oleh sel-sel tumor,
substansi ini menimbulkan efek walaupun letaknya jauh dari tumor. Sulit
menerangkan secara pasti bagaimana hubungan sekresi bahan aktif ini dengan efek
klinis tersebut.
1. Tahap Terminal
Dengan adanya pengobatan dan terapi-terapi yang dilakukan dapat meningkatan
harapan hidup bagi pasiennya. Namun banyak pasien yang meninggal karena
komplikasi dan kanker sudah bermetatasis ke organ lainnya. (Novynurk, 2012).
Stadium 1 menyatakan bahwa kanker Anda masih dalam ukuran kecil dan belum
menyebar ke kelenjar getah bening atau organ jauh lainnya. Stadium 1 sendiri
dibagi menjadi 1A dan 1B. Stadium 1A berarti kankernya berukuran 3 cm atau lebih
kecil. Stadium 1B berarti kanker berukuran 3-4 cm.
2. Stadium 2
Kanker stadium 2 dapat dibagi menjadi stadium 2A dan 2B. bagian dari paru –
paru yang terkena mungkin semakin parah. Stadium 2A berarti kanker berukuran 4-
5 cm, tetapi tidak ada sel kanker di kelenjar getah bening. Stadium 2B menyatakan
bahwa kanker berukuran hingga 5 cm dan ada sel kanker di kelenjar getah bening
yang dekat dengan paru – paru.
3. Stadium 3
Stadium 3 kanker paru dibagi menjadi 3A, 3B dan 3C. Stadium 3A dapat menjadi
hal yang berbeda – beda. Kanker dapat berukuran hingga 5 cm dan telah menyebar
ke kelenjar getah bening di tengah dada di sisi yang sama dengan tumor atau dapat
berukuran 5-7 cm dan terdapat lebih daru satu tumor di lobus paru yang sama, atau
kanker telah menyebar ke bagian dinding dada (iga, otot, kulit), saraf dekat dengan
paru – paru (saraf frenikus), lapisan yang menutupi jantung (pleura mediastinum
dan perkardium parietalis).
Stadium 3B juga dapat menjadi hal yang berbeda – beda. Yang pertama kanker
dapat berukuran kurang dari 5 cm dan telah menyebar ke kelenjar getah bening di
bagian sisi berlawanan dari paru – paru yang terkena, leher dan diatas tulang
selangka atau kanker dapat berukuran 5-7 cm dan telah menyebar ke kelenjar getah
bening di tengah dada atau kanker dalam ukuran apapun yang telah menyebar ke
kelenjar getah bening di tengah dada dan telah menyebar ke salah satu bagian
berikut: (bagian dinding dada, diafragma, lapisan yang menutupi jantung (pleura
mediastinum dan perikardium parietalis). yang ketiga stadium 3B menyatakan
bahwa kanker Anda telah menyebar ke kelenjar getah bening di tengah dada,
berukuran lebih dari 7cm atau telah menyebar ke salah satu bagian dada seperti
jantung, trakea, esofagus atau pembuluh darah utama
Kanker paru stadium 3C dapat menjadi hal yang berbeda – beda pula. Yang
pertama kanker berukuran antara 5-7cm atau telah menyebar ke area saraf frenik
(saraf dekat dengan paru – paru), parietal pericardium (penutup jantung) dan telah
menyebar ke kelenjar getah bening. Yang ketiga dapat berarti kanker lebih besar
dari 7 cm atau telah menyebar ke salah satu dari daerah: diafragma, pusat dada
(mediastinum), jantung, pembuluh darah utama, trakea, saraf laring berulang,
esofagus, dan telah menyebar ke kelenjar getah bening.
4. Stadium 4
Kanker stadium 4 berarti kanker telah menyebar dan dibagi menjadi stadium 4A
dan 4B dan ini juga disebut kanker paru stadium lanjut. Stadium 4A dapat berarti
salah satu dari yang berikut: pertama, ada kanker di kedua paru – paru , kanker
dalam penutup paru – paru (pleura) atau penutup jantung (pericardium) atau ada
cairan di sekitar paru – paru atau jantung yang mengandung sel kanker. Kedua,
kanker telah menyebar di luar dada ke kelenjar getah bening atau ke organ seperti
hati atau tulang. Sedangkan stadium 4B sendiri berarti kanker telah menyebar ke
beberapa area dalam satu atau lebih organ. (Abdiana, 2018)
Abdiana, Dkk. 2018. Hubungan Staging Kanker Paru dengan Skala Nyeri pada Pasien Kanker
Paru yang Dirawat di Bagian Paru RSUP DR M Djamil Padang. Jurnal Kesehatan
Andalas: 7(3) Hal 433-444. From http://jurnal.fk.unand.ac.id
Ahyati Salma, Dkk. 2019. HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN RIWAYAT MEROKOK DENGAN
MUTASI GEN EGFR KANKER PARU TIPE ADENOKARSINOMA. Jurnal Homeostasis,
Vol. 2 No. 1. Hal 1-8.
Andika Candra, Dkk. 2015. Masalah Kanker Paru pada Lanjut Usia. Jurnal Departemen
Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, RSUP Persahabatan, Jakarta, Indonesia. vol. 42 no. 11, Hal 834-835.
Ardhiansyah Azril. 2019. Deteksi Dini Kanker. Surabaya : Airlangga University Press.
Siagian Priska. 2014 Kami Berani Melawan Kanker. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Somantri Irwan. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta : Salemba Medika.
Utari, Dkk. 2020. PENENTUAN PENYAKIT PARU DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF
TIRUAN. Jurnal SIMETRIS, Vol. 11 No. 1. Hal 233-244.
Veranita, Dkk. 2013. EFEK TERAPI MUSIK & DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN
NYERI, FREKUENSI NADI, FREKUENSI PERNAPASAN PADA PASIEN KANKER PARU.
Jurnal Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah: Jayakarta