Bab 5 Kombinasi Bisnis Internasional

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

BAB 5

Kombinasi Bisnis Internasional

Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis kombinasi bisnis dan ​goodwill
2. Mengidentifikasi pengungkapan yang dipersyaratkan dalam kombinasi bisnis
3. Mengidentifikasi dan menganalisis standar akuntansi kombinasi bisnis yang
berlaku di Indonesia
4. Memahami ventura bersama dan mengidentifikasi jenis-jenis ventura
bersama
5. Mengidentifikasi pengungkapan yang dipersyaratkan dalam ventura bersama
6. Mengidentifikasi dan menganalisis standar akuntansi ventura bersama yang
berlaku di Indonesia

A. Pendahuluan
Kombinasi bisnis sering disebut juga dengan berbagai istilah yang serupa,
seperti penggabungan usaha, akuisisi (karena membeli perusahaan lain),
maupun merger. Meskipun menurut sejumlah referensi terdapat perbedaan
secara teknis antara beberapa istilah tersebut, pada bab ini, pengertian
kombinasi bisnis mengacu pada standar akuntansi yang berlaku, baik secara
nasional maupun internasional.
Aktivitas terkait akuntansi internasional yang membutuhkan kebijakan
antara lain aktivitas pengukuran, pengungkapan, dan pengauditan. Berikut
adalah makna dari masing-masing aktivitas tersebut:
1. Pengukuran merupakan proses mengidentifikasi, mengategorisasi, dan
menguantifikasi aktivitas atau transaksi ekonomi.
2. Pengungkapan merupakan proses ketika pengukuran akuntansi
dikomunikasikan kepada pengguna yang dituju.
3. Pengauditan merupakan proses para profesional akuntansi khusus (auditor)
membuktikan reliabilitas proses pengukuran dan pengungkapan.
Kombinasi bisnis sangat sering ditemui baik secara nasional maupun
internasional. Beberapa alasan yang mendasarinya antara lain adalah untuk
pencapaian sinergi atau skala ekonomi. Peran akuntansi dalam proses ini adalah
dalam hal pengukuran atau penilaian (penentuan nilai) perusahaan saat
terjadinya transaksi kombinasi bisnis sehingga dapat dihasilkan nilai perusahaan
dan ​goodwill​ atas transaksi kombinasi bisnis tersebut.
Bab ini akan membahas mengenai aktivitas pengukuran dan
pengungkapan yang dilakukan dalam kombinasi bisnis lintas negara. Sementara
pengauditan internasional akan dibahas pada Bab 9.
B. Kombinasi Bisnis dan ​Goodwill
Standar akuntansi internasional untuk kombinasi bisnis diatur pada IFRS 3
Business Combinations.​ IFRS ini diterbitkan pada tahun 2004 menggantikan IAS
22 ​Business Combinations.​ Selanjutnya dilakukan penyesuaian pada IFRS 3
pada tahun 2008.
IFRS 3 bertujuan untuk menentukan pelaporan keuangan oleh entitas
ketika melakukan kombinasi bisnis. Kombinasi bisnis adalah menyatukan entitas
atau bisnis yang terpisah ke dalam satu entitas pelaporan. Kombinasi bisnis
melibatkan satu entitas, perusahaan pengakuisisi, perolehan pengendalian atas
satu atau lebih bisnis lain, dan perusahaan yang diakuisisi. Secara resmi, IFRS 3
mendefinisikan ​kombinasi bisnis sebagai transaksi atau kejadian lain ketika
pengakuisisi memiliki kendali atas satu atau lebih bisnis lainnya. Jika entitas
memperoleh pengendalian satu atau lebih entitas lain yang tidak berbasis bisnis,
maka entitas tersebut bukan merupakan kombinasi bisnis. IFRS 3 itu sendiri tidak
berlaku untuk ventura bersama karena telah diatur pada IFRS lain.
Ciri-ciri dari kombinasi bisnis terdiri dari tiga hal sebagaimana di bawah
ini:
1. Dapat terjadi dengan beragam cara, di antaranya dengan mentransfer kas,
menghasilkan liabilitas, menerbitkan instrumen ekuitas, atau tanpa imbalan
apapun dengan adanya kontrak tertentu.
2. Distrukturisasi dengan berbagai cara untuk memenuhi hukum, perpajakan,
atau tujuan lain, termasuk dengan menjadi anak perusahaan dari perusahaan
lain, mentransfer aset bersih dari satu entitas ke entitas lain.
3. Melibatkan akuisisi bisnis yang umumnya terdiri dari elemen input (sumber
daya ekonomi), proses (sistem, standar, protokol, konvensi, atau aturan), dan
output (hasil dari input dan proses).
Menurut IFRS 3, prinsip-prinsip dan syarat-syarat kombinasi bisnis bagi
pengakuisisi adalah sebagai berikut:
1. Mengakui dan mengukur dalam laporan keuangannya aset dan liabilitas yang
diperoleh dan setiap kepemilikan pada perusahaan yang diakuisisi yang
dimiliki oleh pihak lain.
2. Mengakui dan mengukur ​goodwill ​yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
atau keuntungan dari ​bargain purchase​.
3. Menentukan informasi yang perlu diungkapkan agar memungkinkan bagi
pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak
keuangan dari adanya kombinasi bisnis.
Metode akusisi yang dapat digunakan berdasarkan IFRS 3 adalah
metode ​purchase. Sejak tanggal akuisisi, pengakuisisi harus melakukan
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Identifikasi pihak pengakuisisi
2. Penentuan tanggal akuisisi
3. Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang
diambil alih, dan kepentingan nonpengendali pihak diakuisisi
4. Pengakuan dan pengukuran ​goodwill a ​ tau keuntungan dari pembelian
dengan diskon
Selanjutnya, dampak yang dihasilkan dari transaksi kombinasi bisnis
adalah munculnya ​goodwill.​ IFRS 3 menjelaskan bahwa ​goodwill ​dihitung dengan
menyelisihkan antara jumlah agregat dari (1) nilai yang dibayarkan (umumnya
pada nilai wajar), (2) jumlah kepemilikan nonpengendali, dan (3) dalam
kombinasi bisnis yang dicapai secara bertahap, nilai wajar tanggal akuisisi dari
kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi pada pihak
yang diakuisisi dengan nilai bersih pada tanggal akuisisi atas aset dan liabilitas
yang dapat diidentifikasi. Dengan kata lain, selisih lebih biaya perolehan entitas
yang diakuisisi atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi
dianggap sebagai ​goodwill dan diakui sebagai aset. Jika yang terjadi sebaliknya
maka diakui sebagai ​goodwill negatif ​(bargain purchase)​. Secara umum, menurut
IFRS 3, ​goodwill ​dihitung dengan rumus berikut:

Goodwill = nilai yang dibayarkan + jumlah kepemilikan nonpengendali + nilai


wajar kepemilikan ekuitas sebelumnya – aset bersih yang diakui

Menurut IFRS 3, goodwill harus diamortisasi secara sistematis selama


masa manfaatnya. Selain itu, masa manfaat ​goodwill tidak melebihi 20 tahun.
Metode garis lurus biasanya ditetapkan sebagai metode untuk mengamortisasi
goodwill kecuali metode lain dianggap lebih tepat. Ketika ​goodwill dianggap tidak
memiliki masa manfaat 20 tahun, maka ​goodwill tersebut harus dinilai
penurunannya setiap tahun dan alasan untuk menilai penurunan ​goodwill setiap
tahunnya harus diungkapkan.
Goodwill dapat bernilai negatif antara lain ketika akuisisi dilakukan secara
terpaksa oleh penjual (misalnya melalui ​hostile takeover​). ​Goodwill negatif diakui
ke dalam laporan laba rugi dengan ketentuan:
1. Sejauh berkaitan dengan ekspektasi kerugian di masa depan dan biaya yang
dapat diidentifikasi dalam rencana akuisisi, ​goodwill harus diakui sebagai
pendapatan pada saat kerugian di masa depan diidentifikasi dan biaya
terjadi.
2. Sejauh berkaitan dengan kerugian di masa depan dan biaya, ​goodwill negatif
tidak melebihi nilai wajar aset non moneter yang diakuisisi harus diakui
sebagai pendapatan selama sisa masa manfaat rata-rata dari aset. ​Goodwill
negatif yang melebihi nilai wajar aset nonmoneter yang diakuisisi harus diakui
sebagai pendapatan segera.

C. Pengungkapan Kombinasi Bisnis


IFRS 3 mempersyaratkan beberapa pengungkapan yang harus disajikan dalam
kombinasi bisnis, meliputi:
1. Nama dan deskripsi perusahaan yang diakuisisi
2. Tanggal akuisisi
3. Persentase kepemilikan saham yang diperoleh
4. Alasan utama kombinasi bisnis dan deskripsi proses kombinasi bisnis
5. Deskripsi faktor-faktor yang menghasilkan pengakuan ​goodwill
6. Deskripsi kualitatif faktor-faktor yang menghasilkan pengakuan ​goodwill
7. Nilai wajar pada tanggal akuisisi atas total imbalan yang dialihkan dan nilai
wajar tanggal akuisisi untuk setiap kelompok utama imbalan
8. Rincian atas kesepakatan imbalan kontinjensi dan aset indemnifikasi
9. Rincian piutang yang diperoleh
10. Jumlah yang diakui pada tanggal akuisisi untuk setiap kelompok utama aset
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih
11. Rincian atas liabilitas kontinjensi yang diakui
12. Total ​goodwill ​yang diharapkan dapat dikurangkan untuk tujuan pajak
13. Rincian atas transaksi-transaksi yang diakui secara terpisah dari perolehan
aset dan pengambilalihan liabilitas dalam kombinasi bisnis
14. Informasi ​bargain purchase
15. Informasi pengukuran kepemilikan nonpengendali
16. Rincian kombinasi bisnis yang dilakukan bertahap
17. Informasi pendapatan dan laba rugi dari pihak yang diakuisisi
18. Informasi kombinasi bisnis yang tanggal akuisisinya setelah akhir periode
pelaporan tetapi sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk terbit

D. Studi Kasus Kombinasi Bisnis


Perusahaan ABC mengakuisisi 70% saham entitas perusahaan DEF dengan
harga Rp750.000.000,- pada tanggal 1 Januari 20X7. Ringkasan neraca dari
kedua perusahaan pada tanggal akuisisi adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1
Neraca Perusahaan ABC dan DEF
Perusahaan ABC Perusahaan DEF
Aset yang dapat Diidentifikasi 8.200.000.000 2.000.000.000
Investasi pada Perusahaan DEF 750.000.000
8.950.000.000 2.000.000.000

Ekuitas 6.000.000.000 1.200.000.000


Utang yang dapat Diidentifikasi 2.950.000.000 800.000.000
8.950.000.000 2.000.000.000
Nilai wajar dari aset yang dapat diidentifikasi dari perusahaan DEF adalah
sebesar Rp2.800.000.000,-. Biaya akuisisi dapat dialokasikan berdasarkan
perlakuan akuntansi yang dapat diterima secara umum.

Tabel 5.2
Analisis Ekuitas Perusahaan DEF
Benchmark Alternatif
Total Perusahaan Nonpengendal Perusahaan Nonpengendal
ABC i ABC i
Ekuitas 1.200.000.00 840.000.000 360.000.000 840.000.000 360.000.000
0
Cadangan 800.000.000 560.000.000 240.000.000 560.000.000
Revaluasi
2.000.000.00 1.400.000.000 600.000.000 1.400.000.000 360.000.000
0
Investasi (750.000.000) (750.000.000)
Goodwill 650.000.000 650.000.000
Negatif

Ringkasan Neraca Konsolidasi pada tanggal akuisisi akan nampak sebagaimana


Tabel 5.3 berikut:
Tabel 5.3
Ringkasan Neraca Konsolidasi Perusahaan ABC dan DEF
Benchmark Alternatif
Aset 11.000.000.000​a 10.760.000.000​b

Ekuitas 6.000.000.000 6.000.000.000


Kepemilikan Nonpengendali 600.000.000 360.000.000
Goodwill​ Negatif 650.000.000 650.000.000
Utang 3.750.000.000​c 3.750.000.000​c
11.000.000.000 10.760.000.000
a = 8.200.000.000 + 2.800.000.000
b = 8.200.000.000 + 2.000.000.000 + (70% x 800.000.000)
c = 2.950.000.000 + 800.000.000

Catatan: ​berdasarkan metode alternatif, kepemilikan nonpengendali dinyatakan


dengan proporsi jumlah tercatat preakuisisi aset bersih dalam anak cabang [30%
x (2.000.000.000 – 800.000.000)] = Rp360.000.000.

E. Standar Akuntansi Kombinasi Bisnis di Indonesia


Ikatan Akuntan Indonesia telah memberlakukan PSAK 22 yang berisi mengenai
Kombinasi Bisnis. PSAK ini mengadopsi IFRS 3 yang berlaku efektif 1 Januari
2009. Sementara itu, PSAK 22 disahkan pada 12 Januari 2010 yang
menggantikan PSAK 22 (1994) mengenai Akuntansi Kombinasi Bisnis.
Selanjutnya PSAK 22 disesuaikan kembali dan disahkan pada 27 Agustus 2014
setelah terdapat perbaruan IFRS 3 yang efektif 1 Januari 2014. Perubahan
terakhir PSAK 22 dilakukan pada tahun 2015 dan disahkan pada 18 November
2015. PSAK 22 kemudian berlaku efektif per 1 Januari 2017.
Secara umum, PSAK 22 berisi mengenai pendahuluan, metode akuisisi,
akuntansi dan pengukuran setelah pengakuan awal, pengungkapan, dan tanggal
efektif dan ketentuan transisi. Berikut adalah penjabaran isi PSAK 22 secara
singkat.

1. Tujuan PSAK 22 dan Definisi Kombinasi Bisnis


Tujuan PSAK 22 sama dengan tujuan dari IFRS 3 yang ingin memberikan
prinsip-prinsip dan syarat-syarat kombinasi bisnis bagi pengakuisisi. Adapun
kombinasi bisnis didefinisikan oleh PSAK 22 sebagai suatu transaksi atau
kejadian lain ketika pihak pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau
lebih bisnis lainnya. Bentuk kombinasi bisnis yang tercakup dalam pengaturan
PSAK 22 adalah penggabungan sesungguhnya ​(true merger) ​dan penggabungan
setara ​(merger of equals).​ PSAK 22 mensyaratkan metode akuisisi diterapkan
setelah dilakukan beberapa tahap sesuai dengan IFRS 3.
2. Prinsip Pengakuan, Pengukuran, dan Pengungkapan
Menurut PSAK 22, pengakuan transaksi kombinasi bisnis dilakukan pada tanggal
akuisisi, yakni pada tanggal ketika pihak pengakuisisi secara hukum mengalihkan
imbalan, memperoleh aset, serta mengambil alih liabilitas pihak yang diakuisisi.
Pada saat pengakuan tersebut, nilai yang diakui adalah sebesar aset
teridentifikasi, liabilitas yang diambil alih, dan kepentingan nonpengendali pihak
yang diakuisisi, terpisah dari ​goodwill.​ PSAK 22 mengecualikan prinsip
pengakuan pada akun liabilitas kontinjensi karena telah diatur pada PSAK 57
mengenai Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi.
Sementara itu, pengukuran nilai dari transaksi kombinasi bisnis sebesar
nilai wajar pada tanggal akuisisi atas aset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil alih oleh pengakuisisi. Di sisi lain, terdapat beberapa
pengecualian dalam hal pengukuran dikarenakan terdapat PSAK lain atau
pengaturan lain mengenai pengukuran untuk transaksi tersebut, antara lain hak
yang diperoleh kembali, transaksi pembayaran berbasis saham (PSAK 53), dan
aset dimiliki untuk dijual (PSAK 58).
Di samping pengecualian atas (hanya) prinsip pengakuan dan (hanya)
prinsip pengukuran, PSAK 22 juga mengecualikan prinsip pengakuan dan
pengukuran pada beberapa transaksi. Transaksi tersebut antara lain pajak
penghasilan (PSAK 46), imbalan kerja (PSAK 24), dan aset indemnifikasi.
PSAK 22 juga memberikan pedoman dalam mengukur ​goodwill​, yakni
sebagai selisih lebih nilai wajar imbalan yang dialihkan (nilai yang dibayarkan)
dalam kombinasi bisnis atas nilai neto aset dan liabilitas yang teridentifikasi.
Goodwill ​negatif terjadi ketika selisih antara dua komponen tersebut bernilai
negatif. Contoh perhitungan ​goodwill t​ ercantum pada Tabel 5.4 berikut:

Tabel 5.4
Perhitungan ​Goodwill​ dari Hasil Kombinasi Bisnis
Rp (dalam jutaan) Rp (dalam jutaan)
Imbalan yang secara efektif dialihkan 1.600
Nilai neto aset dan liabilitas
teridentifikasi:
Aset lancar 900
Aset tidak lancar 1.200
Liabilitas jangka pendek (400)
Liabilitas jangka panjang (500) (1.200)
Goodwill 400

Ketentuan-ketentuan pengakuan dan pengukuran pada PSAK 22 ini


mengikuti ketentuan pengakuan dan pengukuran yang berlaku pada IFRS 3,
mengingat bahwa PSAK 22 mengadopsi IFRS 3. Adapun biaya terkait akuisisi
merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan pengakuisisi ketika memproses
kombinasi bisnis yang harus dicatat sebagai beban saat terjadinya. Biaya
tersebut terdiri di antaranya:
a. Biaya makelar
b. Biaya penasihat, hukum, akuntansi, penilaian dan ​fee ​profesional, atau
konsultasi lainnya
c. Biaya administrasi umum
d. Biaya pendaftaran dan penerbitan efek utang dan efek ekuitas
Pengecualian pencatatan biaya tersebut sebagai beban pada periode
terjadinya adalah pada biaya penerbitan efek utang dan efek ekuitas yang tunduk
pada ketentuan PSAK lain. PSAK tersebut adalah PSAK 50 dan PSAK 55.

Gambar 5.1
Contoh Pengungkapan Kombinasi Bisnis oleh PT Aneka Tambang Tbk 2018

Gambar 5.2
Contoh Pengungkapan Kombinasi Bisnis oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk 2019
Selain pengukuran pada saat pengakuan awal, PSAK 22 juga
memberikan pedoman pengukuran setelah pengakuan awal. Ruang lingkup
pengatuan PSAK 22 atas pengukuran setelah pengakuan awal adalah untuk aset
yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih atau terjadi, dan instrumen ekuitas
diterbitkan yang terdiri dari hak yang diperoleh kembali, liabilitas kontinjensi yang
diakuisisi saat tanggal akuisisi, aset indemnifikasi, dan imbalan kontinjensi.
Dalam hal pengungkapan, PSAK 22 mengarahkan pengakuisisi untuk
mengungkapkan informasi-informasi yang menyediakan kemungkinan kepada
pengguna laporan keuangan untuk menilai/mengevaluasi sifat dan dampak
keuangan dari adanya kombinasi bisnis. Informasi yang dimaksud mencakup
segala informasi yang terjadi selama periode pelaporan berjalan atau setelah
akhir periode pelaporan namun sebelum tanggal saat laporan keuangan
diotorisasi terbit. Hal-hal yang dianggap sebagai informasi dasar yang harus
diungkapkan menurut PSAK 22 sama dengan yang disebutkan dalam IFRS 3.
Gambar 5.1 menunjukkan contoh pengungkapan kombinasi bisnis oleh PT
Aneka Tambang Tbk pada tahun 2018 dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
pada tahun 2019 pada Gambar 5.2.

F. Ventura Bersama ​(Joint Venture)


Ventura bersama ​(joint venture) d ​ alam standar akuntansi internasional diatur
oleh IFRS 11 ​Joint Arrangements​. IFRS 11 ini diterbitkan pada tahun 2011
menggantikan IAS 31 ​Interests in Joint Ventures​. Selain IFRS 11, standar
akuntansi internasional lain yang mengatur ​joint ventures ​adalah IFRS 12
Disclosure of Interests in Other Entities ​yang disahkan sejak tahun 2011. IFRS
12 ini secara khusus mengatur mengenai pengungkapan atas kepemilikan pada
entitas lain, yakni ventura bersama merupakan salah satu di antaranya.
Ketentuan lainnya yang masih berlaku hingga saat ini adalah IAS 28 ​Investments
in Associates and Joint Ventures​.
Ventura bersama juga disebut perusahaan patungan. Menurut IFRS 11
dan IAS 28, ​ventura bersama adalah pengaturan bersama ketika pihak-pihak
yang memiliki pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset
bersih pengaturan tersebut. Ventura bersama merupakan salah satu bentuk dari
pengaturan bersama. Pengaturan bersama itu sendiri didefinisikan sebagai
pengaturan di mana dua atau lebih pihak memiliki pengendalian bersama yang
dicirikan dengan para pihak terikat oleh suatu pengaturan kontraktual serta
pengaturan kontraktual tersebut memberikan pengendalian bersama kepada
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Bentuk pengaturan bersama lainnya adalah operasi bersama ​(joint
operation).​ Perbedaan antara ventura bersama dengan operasi bersama terletak
pada ruang lingkup pengakuan hak, yakni:
1. Ventura bersama berbagi hak atas aset neto pengaturan. Pihak-pihak yang
berhubungan disebut dengan ​venturer.​
2. Operasi bersama berbagi hak atas aset, kewajiban terhadap liabilitas, yang
terkait dengan pengaturan. Pihak-pihak yang berhubungan disebut dengan
operator bersama ​(joint operator)​.
​ engakui kepemilikannya dalam ventura bersama sebagai
Venturer m
investasi serta harus memperhitungkan investasi tersebut dengan metode
ekuitas sesuai IAS 28. Pengakuan awal investasi artinya pencatatan dilakukan
sebesar biaya investasi yang terjadi. Setelah tanggal akuisisi, jumlah tercatat
(carrying amount) ​naik atau turun akibat adanya bagian investor atas laba rugi
investee.​

G. Pengungkapan​ ​Ventura Bersama


Pengungkapan ventura bersama diatur dalam IFRS 12 yang berlaku untuk
entitas kepemilikan yang terdiri dari anak perusahaan, pengaturan bersama
(operasi bersama atau ventura bersama), asosiasi, dan entitas terstruktur yang
tidak dikonsolidasi. Secara spesifik pada ventura bersama, pengungkapan yang
diperlukan antara lain sebagai berikut:
1. Jenis pengaturan bersama (operasi bersama atau ventura bersama) ketika
pengaturan telah distrukturisasi melalui kendaraan terpisah. Istilah kendaraan
terpisah artinya struktur keuangan yang dapat diidentifikasi secara terpisah,
antara lain mencakup entitas hukum terpisah atau entitas yang diakui oleh
peraturan, terlepas apakah entitas tersebut memiliki subjek hukum.
2. Informasi yang membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai sifat,
perubahan, dan risiko yang terkait dengan kepemilikan ​venturer dalam
ventura bersama dan perusahaan asosiasi.

H. Studi Kasus Ventura Bersama


Techno Inc. didirikan setelah tiga perusahaan teknik independen memutuskan
untuk menggabungkan pengetahuan mereka untuk menerapkan dan
memasarkan teknologi baru. Ketiga perusahaan yang diakuisisi kepentingan oleh
Techno Inc. pada tanggal penggabungan adalah sebagai berikut:
● Electro Inc. 30%
● Mechan Inc. 40%
● Civil Inc. 30%
Informasi berikut ini diperoleh dari laporan keuangan Techno Inc. yang
merupakan salah satu pemilik Mechan Inc.
Tabel 5.5
Ringkasan Laba Rugi Techno Inc. dan Mechan Inc.
Keterangan (untuk periode yang Mechan Inc. Techno Inc.
Berakhir pada 30 Juni 20X6) ($’000) ($’000)
Pendapatan 3,100 980
Harga Pokok Penjualan (1,800) (610)
Laba Kotor 1,300 370
Pendapatan Operasi Lainnya 150 -
Biaya Operasional (850) (170)
Laba Sebelum Pajak 600 200
Beban Pajak Penghasilan (250) (90)
Laba Bersih Periode Berjalan 350 110
Mechan Inc. menjual persediaan dengan nilai faktur sebesar $600,000 kepada
Techno Inc. selama periode tersebut. Termasuk persediaan Techno Inc. pada
tanggal 20 Juni 20X6 dengan jumlah $240,000 merupakan persediaan yang
dibeli dari Mechan Inc. pada keuntungan yang ​mark-up sebesar 20%. Tarif pajak
penghasilan sebesar 30%.
Techno Inc. membayar biaya administrasi sebesar $120,000 kepada Mechan Inc.
selama periode berjalan. Jumlah ini dimasukkan ke dalam “Pendapatan Operasi
Lainnya”.

Dalam kaitannya dengan kombinasi bisnis Techno Inc. dengan Mechan Inc.,
masalah-masalah berikut ini perlu untuk dipecahkan:
1. Apakah Techno Inc. merupakan asosiasi atau ventura bersama ​untuk tujuan
pelaporan keuangannya?
2. Metode mana yang sesuai untuk hasil konsolidasi tersebut?
3. Bagaimana transaksi-transaksi di atas antar perusahaan dicatat dan disajikan
untuk tujuan pelaporan keuangan dalam laporan laba rugi konsolidasian?

Isu Pertama:
Keberadaan perjanjian kontraktual yang menunjukkan pihak yang terlibat
melakukan subjek kegiatan ekonomi untuk pengendalian bersama, hal inilah
yang membedakan ventura bersama dari asosiasi. Tidak ada salah satu entitas
yang harus dapat melakukan kontrol sepihak. Namun, dalam hal tidak ada
perjanjian kontrak, investasi tersebut akan dianggap sebagai asosiasi karena
investor menyimpan lebih dari 20% hak suara dan karena itu dianggap memiliki
pengaruh atas ​investee.​

Isu Kedua:
Jika Techno Inc. dianggap sebagai ventura bersama, metode konsolidasi
proporsional akan digunakan. Metode ekuitas juga dapat digunakan sebagai
metode alternatif. Namun, jika Techno Inc. dianggap sebagai asosiasi, metode
ekuitas akan digunakan.

Isu Ketiga:
Jika Techno Inc. diasumsikan sebagai ventura bersama​, ​maka laporan laba rugi
konsolidasian pada periode yang berakhir 30 Juni 20X6 adalah seperti Tabel 5.6.

Tabel 5.6
Laporan Laba Rugi Konsolidasian Techno. Inc.
Keterangan ($’000)
Pendapatan (Perhitungan a) 3,252
Harga Pokok Penjualan (Perhitungan b) (1,820)
Laba Kotor 1,432
Pendapatan Operasi Lainnya (Perhitungan c) 102
Biaya Operasional (Perhitungan d) (870)
Laba Sebelum Pajak 664
Beban Pajak Penghasilan (Perhitungan e) (281)
Laba Bersih Periode Berjalan 383
Keterangan:
● Metode konsolidasi proporsional diaplikasikan dengan menambahkan 40%
item-item​ laba rugi Techno Inc. kepada Mechan Inc.
● Transaksi antara perusahaan yang dapat dibuat jurnal konsolidasi meliputi:
Penjualan (40% x 600) 240,000
Harga Pokok Penjualan 240,000
(Jurnal untuk mencatat eliminasi penjualan ​intra-group​)

Harga Pokok Penjualan (40% x 20/120 x 240) 16,000


Persediaan 16,000
(Jurnal untuk mencatat eliminasi laba yang tidak direalisasi dalam
perusahaan)

Pajak yang Ditangguhkan (30% x 16) 4,800


Beban Pajak penghasilan 4,800
(Pengaruh Pajak pada saat Eliminasi Laba yang Tidak Direalisasi)
● Biaya administrasi dikurangi dengan mengurangi ​item pendapatan operasi
lainnya Mechan Inc. dari total biaya, sebesar $48.000 dan mengurangi beban
operasi.

Perhitungan a: Penjualan $’ 000


Mechan Inc. 3,100
Penjualan intragrup (40% x 600) (240)
Techno Inc. (40% x 980) 392
3,252

Perhitungan b: Harga Pokok Penjualan $’ 000


Mechan Inc. 1,800
Penjualan intragrup (40% x 600) (240)
Laba yang Tidak Direalisasi (40% x 20/120 x 240) 16
Techno Inc. (40% x 610) 244
1,820

Perhitungan c: Pendapatan Operasi Lainnya $’ 000


Mechan Inc. 150
Intra-group fee​ (40% x 120) (48)
102

Perhitungan d: Beban Operasional $’ 000


Mechan Inc. 850
Intra-group fee​ (40% x 120) (48)
Techno Inc. (40% x 170) 68
870

Perhitungan e: Beban Pajak Penghasilan $’ 000


Mechan Inc. 250
Laba yang Tidak Direalisasi (30% x 16 pembulatan) (5)
Techno Inc. (40% x 170) 36
281
I. Standar Akuntansi Ventura Bersama di Indonesia
Akuntansi atas ventura bersama diatur dalam PSAK 66: Pengaturan Bersama
yang mengadopsi IFRS 11 ​Joint Arrangements dan disahkan pada tanggal 19
Desember 2013. Penyesuaian dilakukan pada tahun 2014, tepatnya disahkan
pada 27 Agustus, setelah terjadi penyesuaian pada IFRS 11. PSAK 66 berlaku
efektif 1 Januari 2016. Sementara itu, pengaturan lain mengenai ventura
bersama juga terdapat pada PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan
Ventura Bersama yang berfokus pada pengaturan perlakuan akuntansi investasi
pada entitas asosiasi dan penerapan metode ekuitas untuk akuntansi investasi
entitas asosiasi dan ventura bersama. PSAK 15 mengadopsi IAS 28 ​Investment
in Associates and Joint Ventures d ​ an disahkan pada 19 Desember 2013.
Penyesuaian terakhir atas PSAK 15 disahkan pada 26 April 2017 yang berlaku
efektif 1 Januari 2018.

Gambar 5.3
Contoh Pengungkapan Ventura Bersama oleh PT Aneka Tambang Tbk. 2018
Gambar 5.4
Contoh Pengungkapan Ventura Bersama oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 2019
Definisi dari ventura bersama di PSAK 66 sama dengan yang dijelaskan
dalam IFRS 11 dan IAS 28. PSAK 66 juga menentukan bahwa kepemilikan
dalam ventura bersama diakui sebagai investasi dengan menggunakan metode
ekuitas. Metode ekuitas ini diatur dan dijelaskan tersendiri dalam PSAK 15:
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama. Adapun ketentuan
pengungkapan atas ventura bersama di Indonesia juga sama dengan pengaturan
pada IFRS 12. Gambar 5.3 menunjukkan contoh pengungkapan ventura
bersama yang dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk pada tahun 2018 dan
Gambar 5.4 untuk PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2019.

Latihan Soal
SOAL TEORI
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kombinasi bisnis masing-masing menurut
IFRS dan PSAK! Apakah menurut Anda keduanya mendefinisikan dengan
sama? Mengapa?
2. Jelaskan prinsip pengukuran transaksi kombinasi bisnis menurut standar
akuntansi internasional dan standar akuntansi di Indonesia!
3. Kapan metode akuisisi dapat digunakan menurut IFRS 3 dan PSAK 22?
4. Apa yang dimaksud dengan ​goodwill d ​ an bagaimana cara perhitungannya?
5. Apa saja yang harus diungkapkan terkait transaksi kombinasi bisnis menurut
IFRS 3 dan PSAK 22?
6. Sebutkan perbedaan isi PSAK 15 dan PSAK 66 yang keduanya berisi
mengenai ventura bersama!
7. Jelaskan metode ​benchmark d ​ alam laporan ventura mengenai kepemilikan
bersama!
8. Apa yang dimaksud dengan ventura bersama?
9. Apa yang dimaksud dengan pengendalian bersama dan apa saja bentuknya?
Apa perbedaan antarbentuk pengendalian bersama tersebut?
10. Sebutkan informasi yang harus diungkapkan terkait ventura bersama!

SOAL KASUS
Soal 1: Kombinasi Bisnis
Perusahaan BUDI mengakuisisi 75% saham entitas perusahaan SINTA dengan
harga Rp850.000.000,- pada tanggal 1 Januari 2010. Ringkasan neraca dari
kedua perusahaan pada tanggal akuisisi adalah sebagai berikut:

Perusahaan BUDI Perusahaan SINTA


Aset yang dapat Diidentifikasi 9.200.000.000 3.000.000.000
Investasi pada Perusahaan DEF 1.750.000.000
10.950.000.000 3.000.000.000
Ekuitas 7.000.000.000 2.000.000.000
Utang yang dapat Diidentifikasi 3.950.000.000 1.000.000.000
10.950.000.000 3.000.000.000
Nilai wajar dari aset yang dapat diidentifikasi dari perusahaan SINTA adalah
sebesar Rp4.600.000.000,-. Biaya akuisisi dapat dialokasikan berdasarkan
perlakuan akuntansi yang dapat diterima secara umum.

Diminta​: Buatlan analisis ekuitas perusahaan SINTA dan buatlah neraca


konsolidasi berdasarkan metode ​Benchmark ​dan Alternatif!

Soal 2: Kombinasi Bisnis: ​Goodwill


PT Carebone melakukan akuisisi atas PT Freecost dengan harga sebesar
Rp4.500.000.000. Adapun aset dan liabilitas yang diperoleh dari PT Freecost
adalah sebesar Rp1.500.000.000 aset lancar, Rp1.700.000.000 aset tetap, dan
Rp1.100.000.000 liabilitas jangka panjang.

Diminta​: Hitunglah ​goodwill y​ ang diperoleh dari kombinasi bisnis tersebut!

Soal 3: Ventura Bersama


PT MERCURE didirikan setelah tiga perusahaan teknik independen memutuskan
untuk menggabungkan pengetahuan mereka untuk menerapkan dan
memasarkan teknologi baru. Ketiga perusahaan yang diakuisisi kepentingan oleh
PT MERCURE pada tanggal penggabungan adalah sebagai berikut:
● PT ABC 25%
● PT DEF 40%
● PT GHI 35%
Informasi berikut ini diperoleh dari laporan keuangan PT MERCURE yang
merupakan salah satu pemiliki PT DEF.

Ringkasan Laba Rugi yang Berakhir pada 30 Juni 20X6


PT DEF PT MERCURE
($’000) ($’000)
Pendapatan 6,200 1,960
Harga Pokok Penjualan (3,600) (1,220)
Laba Kotor 2,600 740
Pendapatan Operasi Lainnya 300 -
Biaya Operasional (1,700) (340)
Laba Sebelum Pajak 1,200 400
Beban Pajak Penghasilan (500) (180)
Laba Bersih Periode Berjalan 700 220

PT DEF menjual persediaan dengan nilai faktur sebesar $1,200,000 kepada PT


MERCURE selama periode tersebut. Termasuk persediaan PT MERCURE pada
tanggal 20 Juni 20X6 dengan jumlah $480,000 merupakan persediaan yang
dibeli dari Mechan Inc. pada keuntungan yang ​mark-up sebesar 20%. Tarif pajak
penghasilan sebesar 30%.

PT MERCURE membayar biaya administrasi sebesar $240,000 kepada PT DEF


selama periode berjalan. Jumlah ini dimasukkan ke dalam “Pendapatan Operasi
Lainnya”.
Diminta: ​Buatlah Laporan Laba Rugi Konsolidasi dan jurnal konsolidasi yang
diperlukan dari transaksi tersebut di atas!

Referensi
Chen, Y., & Jermias, J. (2016). Linking Key Performance Indicators to New International Venture
Survival. ​Journal of International Accounting Research,​ ​15(​ 3), 31-48.
​ ​ Edition​. Pearson Education.
Choi, F. D., & Meek, G. K. (2011). ​International Accounting 7th
Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). ​PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.​
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). ​PSAK 22: Kombinasi Bisnis.​
Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). ​PSAK 66: Pengaturan Bersama​.
International Accounting Standard Board. (2008). ​IFRS 3 Business Combinations.​
International Accounting Standard Board. (2011). ​IFRS 11 Joint Arrangements​.
International Accounting Standard Board. (2011). ​IFRS 12 Disclosure of Interests in Other Entities​.
International Accounting Standards Committee. (2011). ​IAS 28 Investment in Associates and Joint
Ventures.​
PT Aneka Tambang. 2018. ​Laporan Tahunan 2018.​
PT Indofood Sukses Makmur. 2019. ​Laporan Tahunan 2019​.

Anda mungkin juga menyukai