Bab 5 Kombinasi Bisnis Internasional
Bab 5 Kombinasi Bisnis Internasional
Bab 5 Kombinasi Bisnis Internasional
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis kombinasi bisnis dan goodwill
2. Mengidentifikasi pengungkapan yang dipersyaratkan dalam kombinasi bisnis
3. Mengidentifikasi dan menganalisis standar akuntansi kombinasi bisnis yang
berlaku di Indonesia
4. Memahami ventura bersama dan mengidentifikasi jenis-jenis ventura
bersama
5. Mengidentifikasi pengungkapan yang dipersyaratkan dalam ventura bersama
6. Mengidentifikasi dan menganalisis standar akuntansi ventura bersama yang
berlaku di Indonesia
A. Pendahuluan
Kombinasi bisnis sering disebut juga dengan berbagai istilah yang serupa,
seperti penggabungan usaha, akuisisi (karena membeli perusahaan lain),
maupun merger. Meskipun menurut sejumlah referensi terdapat perbedaan
secara teknis antara beberapa istilah tersebut, pada bab ini, pengertian
kombinasi bisnis mengacu pada standar akuntansi yang berlaku, baik secara
nasional maupun internasional.
Aktivitas terkait akuntansi internasional yang membutuhkan kebijakan
antara lain aktivitas pengukuran, pengungkapan, dan pengauditan. Berikut
adalah makna dari masing-masing aktivitas tersebut:
1. Pengukuran merupakan proses mengidentifikasi, mengategorisasi, dan
menguantifikasi aktivitas atau transaksi ekonomi.
2. Pengungkapan merupakan proses ketika pengukuran akuntansi
dikomunikasikan kepada pengguna yang dituju.
3. Pengauditan merupakan proses para profesional akuntansi khusus (auditor)
membuktikan reliabilitas proses pengukuran dan pengungkapan.
Kombinasi bisnis sangat sering ditemui baik secara nasional maupun
internasional. Beberapa alasan yang mendasarinya antara lain adalah untuk
pencapaian sinergi atau skala ekonomi. Peran akuntansi dalam proses ini adalah
dalam hal pengukuran atau penilaian (penentuan nilai) perusahaan saat
terjadinya transaksi kombinasi bisnis sehingga dapat dihasilkan nilai perusahaan
dan goodwill atas transaksi kombinasi bisnis tersebut.
Bab ini akan membahas mengenai aktivitas pengukuran dan
pengungkapan yang dilakukan dalam kombinasi bisnis lintas negara. Sementara
pengauditan internasional akan dibahas pada Bab 9.
B. Kombinasi Bisnis dan Goodwill
Standar akuntansi internasional untuk kombinasi bisnis diatur pada IFRS 3
Business Combinations. IFRS ini diterbitkan pada tahun 2004 menggantikan IAS
22 Business Combinations. Selanjutnya dilakukan penyesuaian pada IFRS 3
pada tahun 2008.
IFRS 3 bertujuan untuk menentukan pelaporan keuangan oleh entitas
ketika melakukan kombinasi bisnis. Kombinasi bisnis adalah menyatukan entitas
atau bisnis yang terpisah ke dalam satu entitas pelaporan. Kombinasi bisnis
melibatkan satu entitas, perusahaan pengakuisisi, perolehan pengendalian atas
satu atau lebih bisnis lain, dan perusahaan yang diakuisisi. Secara resmi, IFRS 3
mendefinisikan kombinasi bisnis sebagai transaksi atau kejadian lain ketika
pengakuisisi memiliki kendali atas satu atau lebih bisnis lainnya. Jika entitas
memperoleh pengendalian satu atau lebih entitas lain yang tidak berbasis bisnis,
maka entitas tersebut bukan merupakan kombinasi bisnis. IFRS 3 itu sendiri tidak
berlaku untuk ventura bersama karena telah diatur pada IFRS lain.
Ciri-ciri dari kombinasi bisnis terdiri dari tiga hal sebagaimana di bawah
ini:
1. Dapat terjadi dengan beragam cara, di antaranya dengan mentransfer kas,
menghasilkan liabilitas, menerbitkan instrumen ekuitas, atau tanpa imbalan
apapun dengan adanya kontrak tertentu.
2. Distrukturisasi dengan berbagai cara untuk memenuhi hukum, perpajakan,
atau tujuan lain, termasuk dengan menjadi anak perusahaan dari perusahaan
lain, mentransfer aset bersih dari satu entitas ke entitas lain.
3. Melibatkan akuisisi bisnis yang umumnya terdiri dari elemen input (sumber
daya ekonomi), proses (sistem, standar, protokol, konvensi, atau aturan), dan
output (hasil dari input dan proses).
Menurut IFRS 3, prinsip-prinsip dan syarat-syarat kombinasi bisnis bagi
pengakuisisi adalah sebagai berikut:
1. Mengakui dan mengukur dalam laporan keuangannya aset dan liabilitas yang
diperoleh dan setiap kepemilikan pada perusahaan yang diakuisisi yang
dimiliki oleh pihak lain.
2. Mengakui dan mengukur goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis
atau keuntungan dari bargain purchase.
3. Menentukan informasi yang perlu diungkapkan agar memungkinkan bagi
pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak
keuangan dari adanya kombinasi bisnis.
Metode akusisi yang dapat digunakan berdasarkan IFRS 3 adalah
metode purchase. Sejak tanggal akuisisi, pengakuisisi harus melakukan
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Identifikasi pihak pengakuisisi
2. Penentuan tanggal akuisisi
3. Pengakuan dan pengukuran aset teridentifikasi yang diperoleh, liabilitas yang
diambil alih, dan kepentingan nonpengendali pihak diakuisisi
4. Pengakuan dan pengukuran goodwill a tau keuntungan dari pembelian
dengan diskon
Selanjutnya, dampak yang dihasilkan dari transaksi kombinasi bisnis
adalah munculnya goodwill. IFRS 3 menjelaskan bahwa goodwill dihitung dengan
menyelisihkan antara jumlah agregat dari (1) nilai yang dibayarkan (umumnya
pada nilai wajar), (2) jumlah kepemilikan nonpengendali, dan (3) dalam
kombinasi bisnis yang dicapai secara bertahap, nilai wajar tanggal akuisisi dari
kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi pada pihak
yang diakuisisi dengan nilai bersih pada tanggal akuisisi atas aset dan liabilitas
yang dapat diidentifikasi. Dengan kata lain, selisih lebih biaya perolehan entitas
yang diakuisisi atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi
dianggap sebagai goodwill dan diakui sebagai aset. Jika yang terjadi sebaliknya
maka diakui sebagai goodwill negatif (bargain purchase). Secara umum, menurut
IFRS 3, goodwill dihitung dengan rumus berikut:
Tabel 5.1
Neraca Perusahaan ABC dan DEF
Perusahaan ABC Perusahaan DEF
Aset yang dapat Diidentifikasi 8.200.000.000 2.000.000.000
Investasi pada Perusahaan DEF 750.000.000
8.950.000.000 2.000.000.000
Tabel 5.2
Analisis Ekuitas Perusahaan DEF
Benchmark Alternatif
Total Perusahaan Nonpengendal Perusahaan Nonpengendal
ABC i ABC i
Ekuitas 1.200.000.00 840.000.000 360.000.000 840.000.000 360.000.000
0
Cadangan 800.000.000 560.000.000 240.000.000 560.000.000
Revaluasi
2.000.000.00 1.400.000.000 600.000.000 1.400.000.000 360.000.000
0
Investasi (750.000.000) (750.000.000)
Goodwill 650.000.000 650.000.000
Negatif
Tabel 5.4
Perhitungan Goodwill dari Hasil Kombinasi Bisnis
Rp (dalam jutaan) Rp (dalam jutaan)
Imbalan yang secara efektif dialihkan 1.600
Nilai neto aset dan liabilitas
teridentifikasi:
Aset lancar 900
Aset tidak lancar 1.200
Liabilitas jangka pendek (400)
Liabilitas jangka panjang (500) (1.200)
Goodwill 400
Gambar 5.1
Contoh Pengungkapan Kombinasi Bisnis oleh PT Aneka Tambang Tbk 2018
Gambar 5.2
Contoh Pengungkapan Kombinasi Bisnis oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk 2019
Selain pengukuran pada saat pengakuan awal, PSAK 22 juga
memberikan pedoman pengukuran setelah pengakuan awal. Ruang lingkup
pengatuan PSAK 22 atas pengukuran setelah pengakuan awal adalah untuk aset
yang diperoleh, liabilitas yang diambil alih atau terjadi, dan instrumen ekuitas
diterbitkan yang terdiri dari hak yang diperoleh kembali, liabilitas kontinjensi yang
diakuisisi saat tanggal akuisisi, aset indemnifikasi, dan imbalan kontinjensi.
Dalam hal pengungkapan, PSAK 22 mengarahkan pengakuisisi untuk
mengungkapkan informasi-informasi yang menyediakan kemungkinan kepada
pengguna laporan keuangan untuk menilai/mengevaluasi sifat dan dampak
keuangan dari adanya kombinasi bisnis. Informasi yang dimaksud mencakup
segala informasi yang terjadi selama periode pelaporan berjalan atau setelah
akhir periode pelaporan namun sebelum tanggal saat laporan keuangan
diotorisasi terbit. Hal-hal yang dianggap sebagai informasi dasar yang harus
diungkapkan menurut PSAK 22 sama dengan yang disebutkan dalam IFRS 3.
Gambar 5.1 menunjukkan contoh pengungkapan kombinasi bisnis oleh PT
Aneka Tambang Tbk pada tahun 2018 dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk
pada tahun 2019 pada Gambar 5.2.
Dalam kaitannya dengan kombinasi bisnis Techno Inc. dengan Mechan Inc.,
masalah-masalah berikut ini perlu untuk dipecahkan:
1. Apakah Techno Inc. merupakan asosiasi atau ventura bersama untuk tujuan
pelaporan keuangannya?
2. Metode mana yang sesuai untuk hasil konsolidasi tersebut?
3. Bagaimana transaksi-transaksi di atas antar perusahaan dicatat dan disajikan
untuk tujuan pelaporan keuangan dalam laporan laba rugi konsolidasian?
Isu Pertama:
Keberadaan perjanjian kontraktual yang menunjukkan pihak yang terlibat
melakukan subjek kegiatan ekonomi untuk pengendalian bersama, hal inilah
yang membedakan ventura bersama dari asosiasi. Tidak ada salah satu entitas
yang harus dapat melakukan kontrol sepihak. Namun, dalam hal tidak ada
perjanjian kontrak, investasi tersebut akan dianggap sebagai asosiasi karena
investor menyimpan lebih dari 20% hak suara dan karena itu dianggap memiliki
pengaruh atas investee.
Isu Kedua:
Jika Techno Inc. dianggap sebagai ventura bersama, metode konsolidasi
proporsional akan digunakan. Metode ekuitas juga dapat digunakan sebagai
metode alternatif. Namun, jika Techno Inc. dianggap sebagai asosiasi, metode
ekuitas akan digunakan.
Isu Ketiga:
Jika Techno Inc. diasumsikan sebagai ventura bersama, maka laporan laba rugi
konsolidasian pada periode yang berakhir 30 Juni 20X6 adalah seperti Tabel 5.6.
Tabel 5.6
Laporan Laba Rugi Konsolidasian Techno. Inc.
Keterangan ($’000)
Pendapatan (Perhitungan a) 3,252
Harga Pokok Penjualan (Perhitungan b) (1,820)
Laba Kotor 1,432
Pendapatan Operasi Lainnya (Perhitungan c) 102
Biaya Operasional (Perhitungan d) (870)
Laba Sebelum Pajak 664
Beban Pajak Penghasilan (Perhitungan e) (281)
Laba Bersih Periode Berjalan 383
Keterangan:
● Metode konsolidasi proporsional diaplikasikan dengan menambahkan 40%
item-item laba rugi Techno Inc. kepada Mechan Inc.
● Transaksi antara perusahaan yang dapat dibuat jurnal konsolidasi meliputi:
Penjualan (40% x 600) 240,000
Harga Pokok Penjualan 240,000
(Jurnal untuk mencatat eliminasi penjualan intra-group)
Gambar 5.3
Contoh Pengungkapan Ventura Bersama oleh PT Aneka Tambang Tbk. 2018
Gambar 5.4
Contoh Pengungkapan Ventura Bersama oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 2019
Definisi dari ventura bersama di PSAK 66 sama dengan yang dijelaskan
dalam IFRS 11 dan IAS 28. PSAK 66 juga menentukan bahwa kepemilikan
dalam ventura bersama diakui sebagai investasi dengan menggunakan metode
ekuitas. Metode ekuitas ini diatur dan dijelaskan tersendiri dalam PSAK 15:
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama. Adapun ketentuan
pengungkapan atas ventura bersama di Indonesia juga sama dengan pengaturan
pada IFRS 12. Gambar 5.3 menunjukkan contoh pengungkapan ventura
bersama yang dilakukan oleh PT Aneka Tambang Tbk pada tahun 2018 dan
Gambar 5.4 untuk PT Indofood Sukses Makmur Tbk pada tahun 2019.
Latihan Soal
SOAL TEORI
1. Jelaskan yang dimaksud dengan kombinasi bisnis masing-masing menurut
IFRS dan PSAK! Apakah menurut Anda keduanya mendefinisikan dengan
sama? Mengapa?
2. Jelaskan prinsip pengukuran transaksi kombinasi bisnis menurut standar
akuntansi internasional dan standar akuntansi di Indonesia!
3. Kapan metode akuisisi dapat digunakan menurut IFRS 3 dan PSAK 22?
4. Apa yang dimaksud dengan goodwill d an bagaimana cara perhitungannya?
5. Apa saja yang harus diungkapkan terkait transaksi kombinasi bisnis menurut
IFRS 3 dan PSAK 22?
6. Sebutkan perbedaan isi PSAK 15 dan PSAK 66 yang keduanya berisi
mengenai ventura bersama!
7. Jelaskan metode benchmark d alam laporan ventura mengenai kepemilikan
bersama!
8. Apa yang dimaksud dengan ventura bersama?
9. Apa yang dimaksud dengan pengendalian bersama dan apa saja bentuknya?
Apa perbedaan antarbentuk pengendalian bersama tersebut?
10. Sebutkan informasi yang harus diungkapkan terkait ventura bersama!
SOAL KASUS
Soal 1: Kombinasi Bisnis
Perusahaan BUDI mengakuisisi 75% saham entitas perusahaan SINTA dengan
harga Rp850.000.000,- pada tanggal 1 Januari 2010. Ringkasan neraca dari
kedua perusahaan pada tanggal akuisisi adalah sebagai berikut:
Referensi
Chen, Y., & Jermias, J. (2016). Linking Key Performance Indicators to New International Venture
Survival. Journal of International Accounting Research, 15( 3), 31-48.
Edition. Pearson Education.
Choi, F. D., & Meek, G. K. (2011). International Accounting 7th
Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). PSAK 22: Kombinasi Bisnis.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). PSAK 66: Pengaturan Bersama.
International Accounting Standard Board. (2008). IFRS 3 Business Combinations.
International Accounting Standard Board. (2011). IFRS 11 Joint Arrangements.
International Accounting Standard Board. (2011). IFRS 12 Disclosure of Interests in Other Entities.
International Accounting Standards Committee. (2011). IAS 28 Investment in Associates and Joint
Ventures.
PT Aneka Tambang. 2018. Laporan Tahunan 2018.
PT Indofood Sukses Makmur. 2019. Laporan Tahunan 2019.