Asddfgsf
Asddfgsf
Asddfgsf
• Setelah selisih harga perolehan dan aset neto yang diperoleh dialokasikan, maka
berikutnya hasil alokasi tersebut kemudian diamortisasi terhadap aset dan/atau
liabilitas dengan umur manfaat yang dapat diidentifikasi (depreciable).
• Amortisasi diakui oleh investor dan berpengaruh terhadap nilai dan pendapatan
investasi. Amortisasi dilakukan dengan cara mendebet atau mengkredit
Pendapatan dari Investee (Income from S) dan mengkredit atau mendebet
Investasi pada Investee (Investment in S) dengan jumlah yang sama. Dengan
eliminasi ini, selisih harga perolehan dengan aset neto yang diperoleh suatu saat
akan habis, sehingga Saldo akun Investment in S di dalam bukunya P akan sama
dengan % kepemilikan P dikalikan dengan stockholders’ equity S.
• Goodwill tidak diamortisasikan, tetapi tiap akhir periode dinilai kembali. Sebagai
gantinya seluruh nilai tercatat investasi diuji penurunan nilai berdasarkan PSAK
48 sebagai suatu aset tunggal dengan membandingkan recoverable amount
dengan nilai tercatatnya.
Akuntansi untuk Investasi ekuitas
• Pada tanggal 2 Januari 2015, PT Pakuan membeli 30%
kepemilikan saham PT Sawojajar (diasumsikan mempunyai
pengaruh yang signifikan) dengan menyerahkan uang kas
Rp2.000.000.000 dan saham sebanyak 200,000 lembar
dengan nilai par Rp10.000/lembar dan nilai pasar
Rp15.000/lembar. PT Pakuan mengeluarkan biaya untuk
pendaftaran saham Rp50.000.000 dan biaya konsultasi
Rp100.000.000. Pada saat pembelian saham tersebut neraca
PT Sawojajar menunjukkan data sebagaimana terlihat pada
Tabel 2.1.
• Sebagai tambahan informasi, pada Tahun 2015 PT Sawojajar
memperoleh net income sebesar Rp3.000.000.000,- dan
membayar dividen pada tanggal 1 Juli 2015 sebesar
Rp1.000.000.000.
Neraca PT Sawojajar per 2 Januari 2015 (dalam ribuan)
Kelebihan imbalan yang diberikan (cost) atas nilai tercatat aset neto tersebut,
dialokasikan kepada:
Inventories (diasumsikan terjual di tahun 2015)
30% x (4.000.000.000 – 3.000.000.000) 300.000.000
OCA (diasumsikan terpakai di tahun 2015)
30% x (3.100.000.000 – 3.300.000.000) (60.000.000)
Equipment (masa manfaat 20 th)
30% x (8.000.000.000 – 5.000.000.000) 900.000.000
Note payable (jatuh tempo 5 tahun)
30% x (1.800.000.000 – 2.000.000.000) 60.000.000
Goodwill 200.000.000
Total excess 1.400.000.000
Untuk transaksi tersebut PT Pakuan akan membuat jurnal sbb:
1 Jan 2015
Investment in Sawojajar Rp 5.000.000.000
Cash Rp 2.000.000.000
Common stock Rp 2.000.000.000
Additional paid-in capital Rp 1.000.000.000
1 Jan 2015
Expenses Rp100.000.000
Additional paid-in capital Rp50.000.000
Cash Rp150.000.000
1 Juli 2015
Cash Rp 300.000.000
Investment in Sawojajar Rp300.000.000
31 Des 2015
Investment in Sawojajar Rp900.000.000
Income from Sawojajar Rp900.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost – other current aset)
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat - Equipment Rp900.000.000 : 20 th)
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan nilai tercatat atas cost - notes payable Rp60.000.000 : 5)
Dalam contoh di atas, bagian investor atas laba atau rugi investee diakui dalam
laporan laba atau rugi investor dengan menggunakan akun “Income from
Sawojajar”.
Dengan jurnal-jurnal tersebut di atas, saldo akun Investment in Sawojajar akan
menunjukkan saldo Rp5.303.000.000 dan akun Income from Sawojajar
Rp603.000.000
Akuntansi untuk Investasi ekuitas yang investeenya
mempunyai available for sale securities
• Awal Januari 2015 PT Ananda membeli 35% saham PT Belinda dan diasumsikan mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan membayar kas sejumlah Rp475.000.000. Pada saat itu book
value dan fair value net aset PT Belinda masing-masing Rp900.000.000 dan Rp1.100.000.000.
Selisih sebesar Rp200.000.000 terjadi karena Aset Tetap tercatat terlalu rendah; masa manfaat
Aset Tetap 10 tahun. Selama tahun 2015 PT Belinda memperoleh keuntungan Rp80.000.000 dan
membayar dividen pada tanggal 31 Desember 2015 sebesar Rp120.000.000. Sebagai informasi
tambahan, PT Belinda juga mempunyai investasi saham yang diklasifikasikan sebagai available for
sale securities yang nilainya mengalami kenaikan sebesar Rp20.000.000
• Berdasarkan informasi di atas, dalam transaksi akuisisi saham PT Belinda, PT Ananda membayar
lebih tinggi untuk net aset teridentifikasi yang diperoleh. Kelebihan harga perolehan (cost) atas
nilai tercatat net aset adalah sbb
31 Des 2015
Cash Rp 42.000.000
Investment in Belinda Rp42.000.000
(Untuk mencatat bagian investor (PT Ananda) atas profit investee (PT Belinda) 35% x
Rp80.000.000)
Income from Belinda Rp7.000.000
Investment in Belinda Rp7.000.000
(Untuk mencatat amortisasi kelebihan cost atas nilai tercatat – Aset Tetap Rp70.000.000 : 10 th)
(Untuk mencatat kenaikan nilai available for sale securities di PT Belinda 35% x Rp20.000.000)
31 Des 2016
Investment in PT Sinar Rp25.000.000
Income from PT Sinar Rp25.000.000
Untuk mencatat bagian profit Investor 40% x 250.000.000 x 3/12
Cash Rp5.000.000
Dividend Income Rp5.000.000
Untuk mencatat penerimaan dividend dari PT Siwi 10% x $50,000
Pada awal 2017, PT Pandu membeli lagi 15% saham PT Siwi senilai Rp100.000.000,
sehingga total kepemilikan sahamnya menjadi 25% dan diasumsikan PT Pandu
mempunyai pengaruh yang signifikan. Untuk transaksi ini, PT Pandu akan membuat
jurnal sbb:
Investment in S Rp170.000.000
Investment in Trading Securities Rp 70.000.000
Cash Rp100.000.000
Untuk mencatat pembelian 15% saham S dan reklasifikasi 10% saham S dari
Trading securities menjadi Investment in S)
Investment in PT Siwi Rp9.500.000
Retained Earnings Rp9.500.000
Untuk mencatat bagian keuntungan PT Pandu dari net income PT Siwi 2016 10%
x Rp100.000.000 dikurangi amortisasi selisih cost atas net aset yang diperoleh
Rp10.000.000 : 20 th
Retained Earnings Rp5.000.000
Investment in PT Siwi Rp5.000.000
Untuk mencatat bagian dividen PT Pandu dari dividen PT Siwi 2016 10% x
Rp50.000.000 yang sudah dicatat oleh PT Pandu sebagai dividen income
Penjualan kepemilikan saham pada entitas
asosiasi (Sale of an equity interest)