LAPORAN Analisis Tablet Vitamin C Dengan HPLC
LAPORAN Analisis Tablet Vitamin C Dengan HPLC
LAPORAN Analisis Tablet Vitamin C Dengan HPLC
KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA:
BANJARBARU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
Sampel Obat Bodrex
Akuabides
Standar kafein
Standar paracetamol
Metanol pa
Asam asetat glasial
NaOH
3.2 Prosedur Kerja
Tahap 1
A. Pembuatan Larutan Baku Induk Campuran (Parasetamol = 1000 ppm,
Kafein = 100 ppm)
Standar Kafein
Ditimbang sebanyak 25 mg
Dimasukkan ke dalam labu ukur
Dilarutkan dengan pelarut metanol p.a
(ditambahkan 5 mL terlebih dahulu)
Dilakukan ultrasonik sampai benar-benar
larut
Ditambahkan lagi 5 mL pelarut metanol p.a
(2500 ppm)
Larutan A
Standar Parasetamol
Ditimbang sebanyak 25 mg
Dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL
Dilarutkan dengan methanol p.a kira-kira
10 mL
1 mL larutan A
Ditambahkan
Metanol p.a
Ditambahkan sampai tanda batas
Dikocok sampai homogen
Hasil
. Pembuatan Larutan Baku Kerja Campuran
Hasil
C. Preparasi Sampel
A
A
Dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL
Dilakukan ultrasonikasi selama 10 menit
Metanol p.a
Ditambahkan sampai tanda batas
Diambil 1 mL larutan sampel dan
masukkan ke dalam labu ukur 10 mL
Dilakukan pengenceran
Dibilas terlebih dahulu pipet volume
dengan setiap larutan yang akan digunakan
Metanol p.a
Ditambahkan sampai tanda batas
Disaring sampel dengan membran filter 0,2
mikron sebelum dianalisis
Hasil
Tahap 2
A. Pembuatan Fase Gerak atau Eluen
Hasil
B. Kesetimbangan Fase Gerak dan Fase Diam
HPLC
Dinyalakan pompa
Dilakukan purging(dihilangkan gelembung udara pada saluran
eluen)
Dimasukan selang eluen ke dalam botol berisi eluen
Dialirkan eluen supaya mengisi saluran eluen
Diatur kondisi laju alir 1 mL/menit
Diatur panjang gelombang 275 nm
Diatur waktu analisis 15 menit untuk satu kali injek
Dicek kembali kondisi HPLC
Dipastikan detektor menyala
Dibiarkan terjadi kesetimbangan fasa diam dan fasa gerak
sampai didapat respon stabil yang ditandai dengan
kromatogram yang lurus dan tidak ada puncak.
Hasil
Tahap 3
a. Analisis HPLC
HPLC
A
A
Hasil
b. Pencucian Kolom
Kolom
Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Preparasi sampel
a. Pembahasan
Prinsip dari percobaan ini yaitu pemisahan komponen analit berdasarkan
kepolarannya, sehingga sampel akan terpisah berdasarkan sifat kepolarannya
masing masing komponen dalam sampel. Jika kepolaran mirip dengan fase diam
maka dia akan tertinggal difase diam/bergerak lebih lambat dan jika kepolarannya
lebih mirip dengan fase gerak maka akan terdistribusi lebih jauh dan cepat. HPLC
merupakan metode didekstruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis
kualitatif maupun kuantitatif serta memiliki kecepatan analisis dan kepekaan yang
tinggi. Karakteristik vitamin C adalah sangat mudah teroksidasi oleh panas,
cahaya dan logam. Vitamin C mudah larut dalam air. Bila suatu senyawa telah
teroksidasi maka senyawa kimia tersebut tidak dapat lagi memiliki efektifitas
sebagai antioksidan (Dipahayu & Permatasari, 2019).
Perhitungan
a. Massa Paracetamol
Diketahui: y = 39646 x + 234188
Luas area paracetamol = 11705288
= 2,8934 mg
2,8934 mg x mg
4,1 mg l 840,16mg
2,8934 mg x 840,16 mg
x
4,1mg
Paracetamol 592, 9070 mg/tablet
b. Massa kafein
Diketahui: y = 78580 x + 25424
Luas area kafein = 2164128
Ditanya : massa kafein?
Jawab:
Luas Area Sampel
=
Luas Area Standar
[Standar]. Luas Area Sampel
[Sampel] =
Luas Area Standar
25 ppm. 216412
[Sampel] =
216416
[Sampel] = 24,9967 ppm
= 0,2500 mg
Massa mg Kafein dalam Hasil percobaan:
0,2500 mg x mg
4,1 mg l 840,16mg
0,2500 mg x 840,16 mg
x
4,1mg
Kafein 51,2293 mg/tablet
Wadah fase gerak atau reservoir fase gerak biasanya terbuat dari stainless
steel atau kaca. Daya tampungnya berkisar antara 200-1000 mL. Reservoir ini
biasanya dilengkapi dengan alat degasse yang dapat menghilangkan gas terlarut
pada fase gerak yang dapat mengganggu analisis. Hal ini karena gas tersebut dapat
menghasilkan gelembung pada kolom dan sistem detektor (Susanti dan
Dachriyanus, 2017).
Pompa pada alat HPLC berfungsi untuk memompa pelarut dari reservoir ke
kolom HPLC. Pompa memompakan pelarut secara terus menerus dengan
kecepatan aliran yang tetap. Larutan sampel dipompa dari injektor melewati
kolom analitik hingga ke detektor dan berakhir di pembuangan. Rangkaian alat
HPLC memerlukan sebanyak satu pompa jika menggunakan sistem isokratik dan
memerlukan sebanyak dua pompa jika menggunakan sistem gradien (Murningsih
dan Chairul, 2000).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Prinsip kerja dari HPLC yaitu pemisahan komponen sampel dilakukan
berdasarkan kepolarannya, hasil deteksi komponen sampel oleh
detektor selanjutnya akan direkam dalam bentuk kromatogram.
1.
2.
DAFTAR PUSTAKA
Badriyah, L., Algafari, B., Manggara. 2015. Penetapan Kadar Vitamin C Pada
Cabai Merah (capsicum annum L.) Menggunakan Metode
Spektrofotometri UV-VIS. Jurnal Wiyata. 2(1). 26-28.
Klimczak & Swigio, G. A. 2015. Comparison Of UPLC and HPLC Methods For
Determination Of Vitamin C. Journal Food Chemistry. 175. 100-105.
Klimczak, I., & A. G. Świgło. 2015. Comparison of UPLC and HPLC methods
for determination of vitamin C. Food chemistry. 175: 100-105.
Kusuma, A. S. W., & R. M. H. Ismanto. 2016. Penggunaan Instrumen High-
Performance Liquid Chromatography Sebagai Metode Penentuan Kadar
Kapsaisin Pada Bumbu Masak Kemasan “Bumbu Marinade Ayam
Special” Merek Sasa. Jurnal Farmasi Universitas Padjajaran. 14(2): 41-
46.
Murningsih, T., & Chairul, C. 2000. Mengenal HPLC: Peranannya dalam Analisa
dan Proses Isolasi Bahan Kimia Alam. Berita Biologi. 5(2): 261-271.
Ratnayani, K. N. M. A & Gitadewi, S. A. M. A. 2008. Penentuan Kadar Glukosa
dan Fruktosa Pada Madu Randu dan Madu Kelengkeng Dengan Metode
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Jurnal kimia. 2(2). 77-86.