Kelompok 1 Analisis Kegiatan Ekonomi Mikro Klasik, Keynes Dan Masa Kini

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 1

“Analisis Kegiatan Ekonomi Mikro Klasik, Keynes Dan Masa Kini”


Diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah ekonomi mikro islam
Dosen Pengampu : Alias Candra, M.E

Disusun Oleh:

M. Zein Al Hakim (1931811096)


Yogi Pratama (1931811190)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA
Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, karunia, serta taufik,
inayah dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Analisis kegiatan ekonomi mikro klasik, keynes dan masa kini” tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Mikro Islam. Terimakasih kepada bapak Alias Candra, M.E selaku dosen mata
kuliah Ekonomi Mikro Islam. Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam penyelesaian makalah ini.
Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karena itu saya akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
A. Pandangan ahli terhadap ekonomi klasik ..................................................... 2
1. Pandangan Adam Smith ........................................................................... 2
2. Pandangan David Ricardo ........................................................................ 3
3. Pandangan Robert Malthus ...................................................................... 6
B. Kritik Keynes terhadap pandangan klasik.................................................... 6
1. Kritik Terhadap Hukum Penawaran dan Permintaan ............................... 7
2. Kritik terhadap Teori Investasi ................................................................. 8
C. Pemikiran Ekonomi Masa Kini .................................................................... 9
1. Tinjauan Filosofis ..................................................................................... 9
2. Tinjauan Empiris ................................................................................... 10
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi klasik secara umum dianggap sebagai aliran modern pertama dalam
sejarah pemikiran ekonomi. Pemikir dan pengembang utama aliran ini antara lain adalah
Adam Smith, Jean-Baptiste Say, David Ricardo, Thomas Malthus dan John Stuart Mill.

The Wealth of Nations karya Adam Smith pada tahun 1776 dianggap sebagai
penanda dimulainya era ekonomi klasik. Aliran ini mengemuka hingga pertengahan abad
ke-19, dan kemudian digantikan oleh ekonomi neoklasik, yang lahir di Britania Raya pada
tahun 1870. Definisi ekonomi klasik diperdebatkan oleh sejumlah pakar, terutama pada
periode 1830–1870-an, dan keberlanjutannya ke ekonomi neoklasik. Istilah "ekonomi
klasik" awalnya dicetuskan oleh Karl Marx untuk merujuk pada ekonomi Ricardian – aliran
ekonomi yang dikembangkan oleh David Ricardo dan James Mill serta pendahulunya.
Namun, penggunaan istilah ini kemudian diperluas untuk merujuk pada semua pengikut
Ricardo.1

Analisis Ilmu Ekonomi menggunakan dasar-dasar ilmiah, tanpa Teori Moral dan
Teologis. Dasar-dasar ilmiah tsb meliputi gejala-gejala ekonomi seperti Kenaikan Harga
Barang dan Pengangguran menunjukkan adanya Gangguan Keseimbangan Sistem
Ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan ahli ekonomi klasik?
2. Bagaimana kritik Keynes terhadap pandangan klasik?
3. Bagaimana Pemikiran Ekonomi Masa Kini?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan ahli ekonomi klasik.
2. Untuk mengetahui kritik Keynes terhadap pandangan klasik.
3. Untuk mengetahui Pemikiran Ekonomi Masa Kini.

1
The General Theory of Employment, Interest and Money, John Maynard Keynes, Chapter 1,

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pandangan ahli terhadap ekonomi klasik


Pada teori pertumbuhan ekonomi klasik, analisis didasarkan pada kepercayaan
akan efektivitas mekanisme pasar bebas. Teori ekonomi klasik merupakan teori
yang dicetuskan oleh para ahli ekonomi yang hidup pada abad 18 hingga awal abad
20.

Namun dalam prakteknya, penawaran yang tinggi tidak diimbangi oleh


permintaan yang tinggi pula sehingga menimbulkan masalah seperti kelebihan
produksi, penganguran dan deflasi. Secara umum asumsi yang digunakan Kaum
Klasik yaitu perekonomian dalam keadaan full employment, perekonomian terdiri
dari dua sektor (produsen dan konsumen), tidak ada campur tangan pemerintah dan
perekonomian diserahkan ke mekanisme pasar. Tokoh-tokoh pertumbuhan Klasik
yaitu Adam Smith, David Ricardo, Robert Malthus.2

1. Pandangan Adam Smith


Adam Smith merupakan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakan
kebijaksanaan laissez-faire, dan merupakan ahli ekonomi yang banyak berfokus
pada permasalahan pembangunan. Dalam bukunya An Inquiry into the Natural and
Causes of the Wealth of Nation (1776) ia mengemukan tentang proses pertumbuhan
ekonomi dalam jangka panjang yang sistematis. Inti dari proses pertumbuhan
ekonomi menurut Adam Smith dibagi menjadi dua aspek utama yaitu pertumbuhan
output total dan pertumbuhan penduduk.

a) Pertumbuhan Output

Sistem produksi nasional suatu negara terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu:

 Sumber daya alam (faktor produksi tanah)


 Sumber daya manusia (jumlah penduduk)

2
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

2
 Stok kapital yang tersedia.

Sumberdaya alam merupakan faktor pembatas (batas atas) dari pertumbuhan


ekonomi. Selama sumberdaya alam belum sepenuhnya dimanfaatkan maka yang
memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi adalah sumberdaya
manusia (tenaga kerja) dan stok kapital. Namun, jika sumberdaya alam telah
dimanfaatkan sepenuhnya (dieksploitir) atau dengan kata lain batas atas daya
dukung sumberdaya alam telah dicapai maka pertumbuhan ekonomi akan berhenti.

Sumber daya manusia atau jumlah penduduk dianggap mempunyai peranan


yang pasif di dalam pertumbuhan output. Artinya, jumlah penduduk akan
menyesuaikan diri dengan kebutuhan tenaga kerja di suatu masyarakat, berapapun
tenaga kerja yang dibutuhkan akan dapat terpenuhi. Dengan demikian, faktor
tenaga kerja bukan kendala di dalam proses produksi nasional. Faktor kapital
merupakan faktor yang aktif dalam pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu
akumulasi kapital sangat berperanan dalam proses pertumbuhan ekonomi.3

Mengenai peranan penduduk dalam pembangunan ekonomi, Adam Smith


berpendapat bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan
ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, maka akan
meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian tersebut. Perkembangan
spesialisasi dan pembagian kerja akan mempercepat proses pembangunan ekonomi
karena adanya spesialisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan
mendorong perkembangan teknologi4

2. Pandangan David Ricardo


Pandangan Ricardo mengenai proses pertumbuhan ekonomi berfokus pada laju
pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga
mengungkapkan adanya keterbatasan faktor produksi tanah yang bersifat tetap

3
Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
4
Sadono Sukirno, (Sukirno S. , 2004) (Suryana, 2000), Edisi kedua, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.

3
sehingga akan menghambat proses pertumbuhan ekonomi (the law of demishing
return). Proses pertumbuhan ekonomi menurut David Ricardo

a) Pada permulaannya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam masih


melimpah sehingga para pengusaha memperoleh keuntungan yang tinggi.
Karena pembentukan modal tergantung pada keuntungan, maka laba yang
tinggi tersebut akan diikuti dengan pembentukan modal yang tinggi pula.
Pada tahap ini maka akan terjadi kenaikan produksi dan peningkatan
permintaan tenaga kerja.
b) Pada tahapan kedua, karena jumlah tenaga kerja diperkerjakan bertambah,
maka upah akan naik dan kenaikan upah tersebut akan mendorong
pertambahan penduduk. Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah
yang digunakan mutunya akan semakin rendah. Akibatnya, setiap tambahan
hasil yang diciptakan oleh masing-masing pekerja akan semakin berkurang.
Dengan semakin terbatasnya jumlah tanah yang dibutuhkan, maka harga
sewa lahan akan semakin tinggi. Hal ini akan mengurangi keuntungan
pengusaha yang menyebabkan pengusaha tersebut mengurangi
pembentukan modal dan menurunkan permintaan tenaga kerja yang
berakibat pada turunnya tingkat upah.
c) Tahap ketiga ditandai dengan menurunnya tingkat upah dan pada akhirnya
akan berada pada tingkat minimal. Pada tingkat ini, perekonomian akan
mencapai stationary state. Pembentukan modal baru tidak akan terjadi lagi
karena sewa tanah yang sangat tinggi menyebabkan pengusaha tidak
memperoleh keuntungan5

5
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, PT Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.

4
GAMBAR : Gerakan Kearah Stasioner

Pada Gambar diatas tenaga kerja diukur sepanjang garis horizontal (X), dan jumlah
produk dikurangi sewa sumbu vertikal (Y), kurva OP adalah fungsi produksi yang
menunjukkan total produk dikurangi sewa sebagai fungsi dari penduduk. Karena
penduduk meningkat, maka kurva OP mendatar sesuai dengan Law of deminshing
return. Garis lurus yang melalui titik pusat OW mengukur upah nyata konstan. Jarak
vertikal antara garis horizontal OX dan garis singkat keseluruhan upah OW
mengukur jumlah rekening upah pada tingkat penduduk. Jadi W1 N1,W2 N2, dan
W3 N3 adalah jumlah rekening upah pada tingkat penduduk ON1, ON2, ON3. Pada
waktu rekening uapah adalah W1 N1, keuntungan adalah P1 W1 (yaitu jumlah
keseluruhan produk dikurangi sewa dibagi jumlah rekening upah atau P1 N1 – WI
N1). Pada waktu keuntungan P1 W1 investasi terangsang. Permintaan terhadap
buruh meningkat menjadi ON2, dan tingkat upah naik menjadi W2 N2. Ini akan
meningkatkan investasi dan kemajuan teknik lebih lanjut dan kenaikan permintaan
akan buruh menjadi ON3. Tetapi keuntungan akan menurun menjadi P3 W3. Proses
penumpukan modal, kemajuan teknik, peningkatan penduduk, dan tingkat upah ini
akan berlangsung sampai keuntungan lenyap sama sekali pada titik S, dan timbul
stasioner6

6
Suryana, Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan, Edisi Pertama, Salemba Empat,
Jakarta.

5
3. Pandangan Robert Malthus
(Keynes) (Sukirno, 1985) (Sukirno, Makroekonomi Modern, 2000)Dalam
teorinya, Malthus mengemukakan penduduk akan mempengaruhi tingkat
pertumbuhan ekonomi dimana pertambahan penduduk meningkat secara deret ukur
sedangkan pertambahan bahan makanan meningkat secara deret hitung. Seperti
halnya David Ricardo, Malthus berbeda pendapat dengan Smith yang belum
menyadari hukum hasil yang semakin berkurang, perkembangan penduduk akan
mendorong pembangunan ekonomi karena dapat memperluas pasar.

Sedangkan Ricardo dan Malthus, perkembangan penduduk yang berjalan


dengan cepat akan memperbesar jumlah hingga menjadi dua kali lipat dalam satu
generasi sehingga dapat menurunkan kembali tingkat pembangunan ekonomi ke
taraf yang lebih rendah. Pada tingkat ini, pekerja akan menerima upah yang sangat
minim atau upah subsisten.

B. Kritik Keynes terhadap pandangan klasik


John Maynard Keynes (1883-1946) mula-mula memperoleh pendidikan di
Eton. Sebagai seorang murid yang pintar, ia banyak memenangkan berbagai hadiah
dalam bidang matematika, bahasa inggris, dan semi klasik. Keynes melanjutkan
pendidikan ke King’s College dengan bidang utama matematika. Di samping
matematika, ia juga memperdalam falsafah dari gurunya Alfred Whitehead.
Pelajaran- pelajaran ekonomi diperoleh di bawah bimbingan Alfred marshall dan
A.C. Pigou.

J.M Keynes betul- betul cerminan seorang cendekiawan tulen. Selain ahli dalam
ilmu ekonomi, yang didukung oleh kepiawannya dalam ilmu matematik, ia juga
mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang falsafah, politik. Bahkan, ia juga
sangat mengerti dengan dunia sastra, seni lukis, teater drama dan tari balet klasik.
Orang tuanya, John Neville Keynes, juga seorang ahli ekonomi yang cukup
disegani. Akan tetapi, namanya tenggelam di bawah bayang- bayang nama anaknya
yang jauh lebih termahsyur.

6
Sesudah menamatkan kuliahnya, Keynes pernah menjadi editor sebuah jurnal
ilmiah yang cukup ternama “Economic Journal”. Di samping itu, ia juga pernah
bertugas sebagai pamong (civil servant) dalam pemerintahan Inggris. Dalam usia
sangat muda (sekitar 26 tahun) Keynes sudah ikut dalam tim delegasi Inggris
melakuka perundingan perdamaian Versailles tahun 1919. Sebelum mencapai usia
30 tahun ia diangkat sebagai dosen di Cambridge University. Pengaruh Keynes
sangat besar dalam Perjanjian Bretton Woods tahun 1946 dan dalam pembentukan
badan Moneter Internasional IMF (international Monetary Fund). Atas jasa-
jasanya yang sangat besar, ia kemudian diangkat sebagai “baron’, suatu gelar
kebangsawanan yang sangat tinggi dalam masyarakat Eropa.

1. Kritik Terhadap Hukum Penawaran dan Permintaan


Hal pertama yang dikritik Keynes dari pemikiran klasik adalah kritik dari J.B.
Say bahwa “penawaran akan menciptakan penawarannya sendiri”. Karena kritik ini
juga berimplikasi terhadap nasib kaum buruh, maka Keynes juga mengkritik
pandangan klasik yang mengatakan bahwa tidak ada pengangguran terpaksa, yang
ada hanyalah pengangguran sukarela.

Mari kita mencoba untuk mengurai kritik-kritik Keynes ini. Menurut Keynes,
pandangan bahwa “penawaran akan menciptakan penawarannya sendiri” dapat
dibilang adalah pandangan yang tidak melihat kenyataan empiris, mengapa? karena
dalam kenyataannya permintaan biasanya lebih kecil dari penawaran. Alasannya,
sebagian dari pendapatan yang diterima masyarakat akan ditabung, dan tidak
semuanya dikosumsi. Dengan demikian permintaan efektif biasanya lebih kecil dari
total produksi7

Argumen ini juga menjadi kritik Keynes terhadap pemikiran klasik bahwa tidak
ada pengangguran terpaksa, yang ada hanyalah pengangguran sukarela. Teori klasik
berpendapat bahwa pengangguran tercipta hanya karena orang terebut keras kepala
dan pilih-pilih pekerjaan. Keynes melihat bahwa terori tersebut, betapapun
logisnya, tidak dapat diterapkan dalam dunia nyata. Para pekerja biasanya menolak

7
Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers hal 143

7
penurunan upah sekalipun dengan berbuat demikian mereka harus kehilangan
pekerjaan; serikat pekerja telah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata
perekonomian; dalam kenyataannya pengangguran massal sering terjadi dan
pengalaman para pekerja selama depresi menunjukkan bahwa pada upah berapapun
mereka tidak mendapat pekerjaan8

2. Kritik terhadap Teori Investasi


Lalu apakah yang dapat diandalakan untuk melakukan perubahan pendapatan.
Menurut Keynes, jawabannya adalah investasi. Menurutnya investasi mempunyai
kekuatan pendorong yang luar biasa bahkan sekalipun investasi yang dilakukan tiap
tahun hanya merupakan sebagaian kecil saja dari pendapatan nasional Hal itu dapat
kita lihat, misalnya jika seorang pengusaha menginvestasikan satu juta dolar untuk
pembangunan pabrik, akan ada berapa orang yang memanfaatkan dan
membelanjaklan uang itu? yang juga berarti masyarakat mendapatkan suntikan
yang luar biasa dan bisa digunakan untuk konsumsi, dan tentu saja juga
meningkatkan pendapatan. Di putaran berikutnya juga terjadi yang dapat
menimbulkan jumlah pendapatan yang tak terbatas.

Namun, hal tersebut tidak akan berjalan lancar, karena uang itu pasti ada yang
ditabung. Tetapi justru dengan itu kita dapat menghiitung jumlah pendapatan dari
investasi tersebut. Misalnya jika diketahui dari investasi tersebut 25% atau ¼ dari
tambahan pendapatan yang diterima akan ditabung maka multiplier angka pelipat
ganda sebesar empat, dan investasi sebesar satu juta dollar akan menghasilkan
tambahan pendapatan sebanyak empat juta dollar. Dengan perhitungan itu juga
akan diketahui bahwa setiap investasi baru akan menghasilkan cukup tabungan,
tetapi tabungan tidak akan menghasilkan investasi baru tanpa ada factor pemicu.
Jika itu terjadi (investasi tidak ada lagi) maka pendapatan akan terhenti9 Melihat
pentingnya investasi dalam perekonomian suatu Negara, maka menurut Keynes dan
pengikutnya harus benar-benar direncanakan karena investasi adalah “besaran”

8
Soule, George, Pemikiran para Pakar Ekonomi Terkemuka. Yogyakarta: Kanisius hal 166
9
Soule, George, Pemikiran para Pakar Ekonomi Terkemuka. Yogyakarta: Kanisius hal 167-168

8
yang paling peka sehingga menyebabkan perekonomian berada dalam kenaikan
(boom) atau kejatuhan (bust)10

C. Pemikiran Ekonomi Masa Kini


1. Tinjauan Filosofis
Pemikiran ekonomi yang diterapkan di dunia saat ini mendasarkan diri
kepada pemikiran Neoklasik. Aliran ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari
aliran klasik yang dirintis oleh Adam Smith , dimana campur tangan negara boleh
dikatakan tidak ada dalam urusan ekonomi, ditambah dengan penggunaan
matematika dalam analisis ekonomi yang dilakukan. Menurut Mubyarto, ilmu
ekonomi yang diajarkan dan diterapkan di seluruh dunia sejak Perang Dunia II,
dirintis oleh buku Paul Samuelson yang berjudul Economics An Introductory
Analysis (MIT, 1946). Inti ajaran yang dikemukakan oleh Samuelson dikenal
sebagai teori ekonomi Neoklasik. Isi ajaran ekonomi Neoklasik merupakan sintesis
antara teori ekonomi pasar persaingan bebas Klasik (homo ekonomikus dan
invisible hand Adam Smith), dan ajaran marginal utility serta keseimbangan umum.
Tekanan ajaran ekonomi Neoklasik adalah bahwa mekanisme pasar persaingan
bebas, dengan asumsi-asumsi tertentu, selalu menuju keseimbangan dan efisiensi
optimal yang baik bagi semua orang. Artinya jika pasar dibiarkan bebas, tidak
diganggu oleh aturan-aturan pemerintah yang bertujuan baik sekali pun, masyarakat
secara keseluruhan akan mencapai kesejahteraan bersama yang optimal (Pareto
Optimal).11

Nelson dalam Santosa bahkan menilai Samuelson mampu menumbuhkan


inspirasi ilmu ekonomi seperti berfungsi sebagai agama, di mana kutub akhir dari
kegiatan ekonomi adalah efisiensi pasar. Mencuatnya negara maju karena
penerapan ajaran-ajarannya Samuelson, maka bagi masyarakat umum timbul
keyakinan "Tuhan berpihak kepada kami" dan pasar juga telah "diberkati" oleh

10
Sastradipoera, Komaruddin, Sejarah Pemikiran Ekonomi. Bandung: Kappa-Sigma hal
245
11
Amin Pujiati, “MENUJU PEMIKIRAN EKONOMI IDEAL: TINJAUAN FILOSOFIS DAN
EMPIRIS”, Jurnal Fokus Ekonomi, Vol. 10, No. 2, Agustus 2011, Hal. 114 – 124

9
Tuhan. Setiap kegiatan yang baik menurutnya adalah yang efisien, sedangkan yang
tidak efisien harus disingkirkan kerena tidak baik.

Ciri khas dari aliran ekonomi Neoklasik adalah begitu dominannya pemakaian
metode kuantitatif dalam melakukan analisis ekonomi. Pendekatan kuantitatif yang
dipakai dalam ilmu ekonomi seperti layaknya ilmu eksakta tidak terlepas dari
paradigma positivisme. Keyakinan dasar dari paradigma positivisme berakar pada
paham ontologi realisme yang menyatakan bahwa realitas berada (exist) dalam
kenyataan dan berjalan sesuai dengan hukum alam (natural law). Penelitian
berupaya mengungkap kebenaran realitas yang ada, dan bagaimana realitas tersebut
senyatanya berjalan. Positivisme, ilmu yang valid adalah ilmu yang dibangun dari
empiris.

Kritik yang bertumpu kepada aliran ekonomi Neoklasik secara filosofis


sebenarnya bertumpu kepada bias yang terlalu memutlakkan kepada paradigma
positivisme, yang melihat realitas hanya dari sudut permodelan yang terlalu
disederhanakan dengan bertumpu kepada analisis kuantitatif, ditunjang dengan
pemakaian asumsi-asumsi yang sering tidak realistis. Realitas empiris yang terjadi
merupakan refleksi dari kondisi deterministik serta hanyalah sebuah materi belaka
dan bagaikan sebuah mesin, sehingga perbaikannya hanyalah bertumpu kepada
unsur-unsur yang ada dalam mesin tersebut. Analisis yang terlalu sederhana dan
steril ini pada kenyataannya bisa berlainan dengan kenyataan yang sebenarnya
terjadi.

2. Tinjauan Empiris
Secara empiris teori neoklasik tidak cocok untuk menyelesaikan masalah
ekonomi negara berkembang. J.H. Boeke dalam santosa (2010), telah menyatakan
terdapatnya dualisme sosialekonomi pada masyarakat di Hindia Belanda
(Indonesia). Negara berkembang perlu ilmu ekonomi yang spesifik. Sejalan dengan
hasil penelitian tersebut, Gunnar Myrdal mengatakan teori ekonomi Neoklasik
tidak dikembangkan untuk menganalisis masalah-masalah ekonomi negara-negara
terbelakang (sedang berkembang), oleh karenanya bagi negara sedang berkembang

10
diperlukan teori yang lain dengan negara maju karena perbedaan masalah sosial,
ekonomi, politik, hukum dan budaya. Demikian juga Yunus, mengkritik teori
ekonomi dengan corak pasar bebas tidak cocok untuk mengatasi kemiskinan
Negara berkembang. J.E Stiglitz (2002), mengatakan globalisasi adalah penerapan
teori ekonomi neoklasik dan paham neoliberalisme yang hanya menguntungkan
sebagian kecil Negara maju tetapi merugikan Negara berkembang. Hatta (1976,
1979) pasar bebas menyebabkan bahaya eksploitasi. Chapra (2001) menyatakan
ekonomi Neoklasik mengabaikan moral.

Dari pembahasan pemikiran ekonomi masa kini, baik dilihat dari filosofis
maupun empiris dapat disimpulkan bahwa pemikiran ekonomi neoklasik yang
merupakan perkembangan pemikiran ekonomi klasik dan yang dipakai saat ini di
dunia serta menggunakan paradigm positivism, tidak cocok dan gagal diterapkan
untuk negara berkembang termasuk Indonesia. Untuk itu harus ada ada pemikiran
ekonomi yang memang ideal untuk Indonesia.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada teori pertumbuhan ekonomi klasik, analisis didasarkan pada
kepercayaan akan efektivitas mekanisme pasar bebas. Secara umum asumsi yang
digunakan Kaum Klasik yaitu perekonomian dalam keadaan full employment,
perekonomian terdiri dari dua sektor (produsen dan konsumen), tidak ada campur
tangan pemerintah dan perekonomian diserahkan ke mekanisme pasar. Menurut
Keynes, pandangan bahwa “penawaran akan menciptakan penawarannya sendiri”
dapat dibilang adalah pandangan yang tidak melihat kenyataan empiris, mengapa?
karena dalam kenyataannya permintaan biasanya lebih kecil dari penawaran.
Pemikiran ekonomi yang diterapkan di dunia saat ini mendasarkan diri kepada
pemikiran Neoklasik. Aliran ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari aliran
klasik yang dirintis oleh Adam Smith , dimana campur tangan negara boleh
dikatakan tidak ada dalam urusan ekonomi, ditambah dengan penggunaan
matematika dalam analisis ekonomi yang dilakukan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Deliarnov. (2010). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.

Keynes, J. M. (t.thn.). Interest and Money. The General Theory of Employment.

Pujiati, A. (2011). MENUJU PEMIKIRAN EKONOMI IDEAL: TINJAUAN


FILOSOFIS DAN EMPIRIS. Fokus Ekonom, 114-124.

Sastradipoera, K. (2007). Sejarah Pemikiran Ekonomi. Bandung: Kappa-Sigma.

Soule, G. (1994). Pemikiran para Pakar Ekonomi Terkemuka. Yogyakarta:


Kanisius.

Sukirno, S. ( 2004). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo


Perkasa.

Sukirno, S. (1985). Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: Lembaga penerbit FE


UI.

Sukirno, S. (2000). Makroekonomi Modern. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sukirno, S. (2010). Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar


Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Suryana. (2000). Ekonomi Pembangunan Problematika dan Pendekatan, Edisi


Pertama. Jakarta: Salemba Empat.

13

Anda mungkin juga menyukai