Laporan Pendahuluan 1
Laporan Pendahuluan 1
Laporan Pendahuluan 1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Latar Belakang.
Salah satu aspek yang paling penting dalam dunia kesehatan khususnya
buku Zakaria (2017) Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat tempat
Menurut teori tahap perkembangan keluarga Duval dan miller (1985) dalam
dibawah 30 bulan (Child Bearing), keluarga dengan anak pra sekolah (2-6
tahun), keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun), keluarga dengan
anak usia remaja (13–20 tahun), keluarga melepas anak usia dewasa muda,
keluarga dengan orang tua paruh baya, dan keluarga dengan usia lanjut dan
pensiunan.
Tahap keluarga dengan kelahiran anak pertama ( child bearing ) adalah tahap
terjadi transisi peran dari pasangan baru menjadi sebagai orang tua. Tugas
orang tua merupakan tolak ukur untuk pertumbuhan dan perkembangan pada
Menurut hasil laporan riset kesehatan dasar pada tahun 2013 , menunjukkan
hasil bahwa untuk skala nasional, prevalensi anak balita sekitar 37,2 persen
untuk provinsi jawa timur yaitu sebesar 35,8 persen (%) yang disebabkan
oleh rendahnya sosio-ekonomi masyarakat, kurang baik nya orang tua dalam
memberi asuhan, dan asupan makan yang diberikan kurang bergizi (RI,
2013).
Kesiapan untuk menjadi orang tua perlu dimiliki oleh perempuan sebagai ibu
dan laki-laki sebagai ayah. Perempuan yang menikah pada usia muda tidak
anak karena rendahnya pengetahuan menjadi ibu, terlalu muda menjadi ibu
dan tidak memiliki pemahaman yang cukup dalam pemberian makan pada
2017). Oleh karena itu diperlukan asuhan keperawatan pada keluarga agar
a. Data umum
b. Lingkungan
c. Fungsi keluarga
tinggi)
3. Masalah keperawatan : belum ada karena pengkajian belum dilakukan
B. Rencana Keperawatan
2. Tujuan umum : dalam waktu 45 menit terkumpul data yang dapat menunjang
3. Tujuan khusus :
C. Rancangan Kegiatan
1) Struktur
a. LP disiapkan
2) Proses
3) Hasil
a. Struktur
a) LP disiapkan
b. Proses
c. Hasil
harapan keluarga.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Latar Belakang.
nafsu makan yang menurun melalui data subjektif dan objektif untuk
b. Diagnosa Keperawatan
3. Masalah keperawatan : belum ada karena pengkajian analisa data
belum dilakukan
B. Rencana Keperawatan
belum dilakukan)
3. Tujuan khusus :
C. Rancangan Kegiatan
keperawatan
perkusi
kunjungan
keluarga
data objektif
melakukan perumusan
masalah keperawatan
d. Memberi d. Menerima
reinforcement pada
dilakukan keluarga
untuk pertemuan
selanjutnya
1) Struktur
a. LP disiapkan
2) Proses
3) Hasil
a. Struktur
a) LP disiapkan
b. Proses
c. Hasil
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Latar Belakang.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
a. Pendidikan kesehatan
sakit
dengan tepat
3. Masalah keperawatan :
1. Diagnosa :
C. Rancangan Kegiatan
reinforcement positif
Kegiatan
No. Fase Waktu Kegiatan Mahasiswa
Keluarga
1 Orientas 10 a. Mengucapkan salam a. Menjawab
i menit b. Memperkenalkan diri salam
c. Menjelaskan tujuan kunjungan b. Menerima
d. Memvalidasi keadaan keluarga c. Memperhatikan
d. Memberikan
informasi
2 Kerja 45 a. Mengkaji pengetahuan tentang a. Memberikan
menit peran orang tua informasi
b. Mengkaji tentang pengetahuan b. Menerima dan
tumbuh kembang anak Menjawab
c. Mengkaji tentang perawatan
pada anak c. Memperhatikan
d. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan
pada anak d. Menerima
e. Mengkaji tumbuh kembang
pada anak
f. Mengkaji fungsi perawatan
pada keluarga
g. Memberi reinforcement pada
hal-hal positif yang dilakukan
keluarga
3 Termina 5 menit a. Membuat kontrak untuk a. Membuat
si pertemuan selanjutnya kesepakatan
b. Mengucapkan salam b. Menjawab
salam
7. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur
a. LP disiapkan
2) Proses
3) Hasil
a. Struktur
a) LP disiapkan
b. Proses
c. Hasil
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Latar Belakang.
teratasi belum.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan intervensi, implementasi dan evaluasi selama
b. Tujuan Khusus
a. Pendidikan kesehatan
sakit
dengan tepat
3. Masalah keperawatan :
1. Diagnosa :
C. Rancangan Kegiatan
reinforcement positif
Wakt
No. Fase Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Keluarga
u
1 Orientasi 10 a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
menit b. Memperkenalkan diri b. Menerima
c. Menjelaskan tujuan kunjungan c. Memperhatikan
d. Memvalidasi keadaan keluarga
d. Memberikan
informasi
2 Kerja 45 a. Mengkaji kembali tentang a. Memberikan
menit pengetahuan tumbuh kembang informasi
anak b. Menerima dan
b. Mengkaji kembali tentang Menjawab
perawatan pada anak
c. Memberikan kembali c. Memperhatikan
pendidikan kesehatan tentang
perawatan pada anak
d. Mengkaji pemberian makanan d. Menerima
pendamping ASI
e. Memberikan penjelasan
tentang pemberian MP ASI
f. Menganjurkan untuk melihat
keluarga lain terkait interaksi
keluarga dengan anak
g. Menjelaskan stimulus tumbuh
kembang pada anak
h. Mengkaji kembali fungsi
perawatan pada keluarga
i. Memberi reinforcement pada
hal-hal positif yang dilakukan
keluarga
3 Terminasi 5 a. Membuat kontrak untuk a. Membuat
menit pertemuan selanjutnya kesepakatan
b. Mengucapkan salam b. Menjawab salam
7. Kriteria Evaluasi :
1) Struktur
a. LP disiapkan
2) Proses
3) Hasil
a. Struktur
a) LP disiapkan
b. Proses
c. Hasil
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Latar Belakang.
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
a. Pendidikan kesehatan
sakit
dengan tepat
3. Masalah keperawatan :
1. Diagnosa :
C. Rancangan Kegiatan
reinforcement positif
1) Struktur
a. LP disiapkan
2) Proses
3) Hasil
a. Struktur
a) LP disiapkan
b. Proses
c. Hasil
Tertentu
UfffX PAXDVAX CARA PENYA}IAX, SERSSVR DAX PRERVEXSI MARAN
UHTUK BA’UZ DAH AHAK DALAM SITUASI HORMAL& BEHCAHA
Disusun oleh :
Fredi Trismadana 1601021040
D. MEDIA PENGAJARAN
1. Materi Pengajaran
2. Leaflet
E. METODE PENGAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
3 6 menit Evaluasi :
1. Memberikan kesempatan pada ibu untuk Bertanya, dan
bertanya. menjawab pertanyaan
2. Menanyakan kembali pada ibu tentang
materi yang telah diberikan.
4 3 menit Penutup :
Mengucapkan terimakasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam
G. EVALUASI
1.Evaluasi Struktur
a) Kesepakatan dengan Pasien dan keluarga (waktu dan tempat)
b) Kesiapan materi penyaji
c) Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2.Evaluasi Proses
a) Keluarga bersedia ke tempat sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan.
b) Anggota keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya.
c) Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan.
d) Fasilitator dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan.
e) Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas.
3.Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b) Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam melaksanakan implementasi
keperawatan selanjutnya.
H. Materi Penyuluhan
1. Pengertian MP-ASI
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung
zat gizi yang diberikan pada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan gizi
selain ASI. Selain itu MP- ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga
melalui pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk
Tujuan pemberian MP-ASI adalah untuk menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi
karena ASI tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus, dengan demikian
makanan tambahan diberikan untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada
anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI. Selain itu memberikan zat gizi yang cukup bagi
kebutuhan bayi atau balita guna pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotorik yang
optimal, selain itu untuk mendidik bayi supaya memiliki kebiasaan makan yang baik.
3. Pemberian Makanan Anak Umur 0-24 Bulan yang Baik dan Benar
Menurut Depkes RI pemberian MP- ASI disesuaikan dengan bertambahnya umur bayi,
perkembangan dan kemampuan bayi menerima makanan, maka makanan bayi atau anak umur 0-
1) Hanya ASI saja (ASI Eksklusif) Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang
produksi ASI terutama pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja
sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, ASI adalah makanan terbaik untuk bayi.
Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu, dengan menyusui akan terbina hubungan kasih
yang tinggi.
3) Berikan ASI dari kedua payudara Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong,
kemudian pindah ke payudara lainnya, ASI diberikan 8-10 kali setiap hari.
2) Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga secara bertahap,
3) Berikan makanan selingan 1 kali sehari, seperti bubur kacang hijau, buah dan lain-lain.
4) Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan, seperti lauk pauk dan
1) Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi
porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan
nasi diganti dengan mie, bihun, roti, kentang dan lain-lain. Hati ayam diganti dengan
telur, tahu, tempe dan ikan. Bayam diganti degan daun kangkung, wortel dan tomat.
Bubur susu diganti dengan bubur kacang ijo, bubur sum-sum, biskuit dan lainlain.
4) Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi
a. Alergi
Dalam memberikan atau mengenalkan MPASI pada bayi, ibu harus memperhatikan jenis
makanan yang diberikan pada buah hatinya. Ibu harus memperhatikan riwayat alergi keluarganya
atau alergi bawaan bayi sendiri. Pemberian makanan yang tidak memperhatikan riwayat alergi
anak justru akan membuat anak mengalami alergi yang berkepanjangan. Dalam memberikan
makanan pendamping ASI, penting bagi orang tua untuk selalu memperhatikan tanda-tanda
Luka pada usus yang akan dialami oleh bayi dapat disebabkan oleh berbagai keadaan seperti
berikut ini:
Sayuran memang baik dijadikan sebagai makanan pendamping ASI bayi. Namun, pemberian
sayuran berserat tinggi pada masa awal pengenalan makanan pendamping ASI akan membuat
usus bayi menjadi terluka. Bahkan keadaan ini akan membuat si kecil mengalami diare pada bayi
yang berkepanjangan.
2) Usia.
Tidak sedikit orang tua memberikan makanan pendamping pada bayinya terlalu dini atau belum
pada waktunya. Yang perlu diketahui, pemberian makanan pendamping terlalu dini tidak akan
mendatangkan manfaat untuk bayi itu sendiri karena justru akan berdampak buruk pada
Dalam memberikan makanan pendamping ASI, khususnya pada awal-awal pengenalan, ibu
harus memperhatikan tekstur makanan yang akan diberikan. Makanan harus bertektsur lembut
dan mudah dicerna oleh si kecil. Pemberian makanan dengan tekstur yang keras justru akan
Pemberian makanan pendamping ASI harus dilakukan dengan bertahap dan hati-hati. Langkah
awal yang dapat dilakukan untuk memulai pemberian makanan pendamping yaitu dengan
menyusun jadwal pemberian ASI dan MPASI. Dalam memberikan makanan pada bayi sebaiknya
hindari memaksanya. Anda dapat memberikan makanan pada bayi sesuai dengan keinginannya,
terkecuali pada kondisi tertentu seperti misalkan bayi kekurangan gizi atau sakit. Ketika anda
terlalu memaksa memberikan makanan, maka akan menimbulkan masalah makan. Pasalnya bayi
Pemberian makanan yang terlalu berlebihan akan menimbulkan masalah pada sistem pencernaan
bayi. Bayi dapat mengalami regurgitasi atau keadaan dimana makanan dari lambung naik ke
kerongkongan atau mulut. Bahkan pemberian makanan yang terlalu berlebihan akan
menyebabkan bayi mengalami obesitas dan menimbulkan dampak negatif dalam jangka waktu
yang panjang.
Aspek keamanan makanan pendamping ASI pun harus diperhatikan oleh orang tua. Aspek
keamanan meliputi cara pemberian makanan yang tepat, waktu pemberian makanan itu sendiri,
jenis makanan yang dipilih dan kebersihan dari makanan. Jika dalam menyiapkan atau
memberikan makanan pada si kecil tidak diperhatikan aspek keamanannya, maka akibatnya akan
muncul berbagai masalah pada bayi. Bahan makanan yang kebersihannya kurang terjaga, cara
pengolahan bahan makanan yang tidak tepat, alat makan yang kurang bersih akan meningkatkan
risiko infeksi saluran pencernaan pada bayi. Gejala diare dan muntah-muntah akhirnya akan
dialami oleh bayi anda. Keracunan Pemilihan jenis nutrisi yang tidak tepat untuk bayi dalam
Terkadang ketika anak terlihat lahap menyantap satu jenis makanan tertentu, orang tua kembali
memberikan jenis makanan yang sama pada buah hatinya. Sebenarnya terus memberikan
makanan berulang pada bayi tanpa adanya variasi makanan tidak disarankan. Hal ini akan
menyebabkan anak tidak menyukai makanan yang lainnya, bahkan ia akan menolak makanan
Adapun menurut Azwar (2002) resiko pemberian makanan tambahan terlalu dini, yaitu:
Resiko jangka pendek yang terjadi seperti mengurangi keinginan bayi untuk menyusui sehingga
frekuensi dan kekuatan bayi menyusui berkurang dengan akibat produksi ASI berkurang. Selain
itu pengenalan serelia dan sayur-sayuran tertentu dapat mempengaruhi penyerpan zat besi dan
ASI, walaupun konsentrasi zat besi dalam ASI rendah, tetapi lebih mudah diserap oleh tubuh
bayi. Pemberian makanan dini seperti pisang, nasi didaerah pedesaan di Indonesia sering
Resiko jangka panjang dihubungkan dengan obesitas, kelebihan dalam memberikan makanan
adalah resiko utama dari pemberian makanan yang terlalu dini pada bayi. Konsekuensi pada usia-
usia selanjutnya adalah kelebihan berat badan ataupun kebiasaan makan yang tidak sehat.
Kandungan natrium dalam ASI yang cukup rendah (± 15 mg/100 ml), namun jika masukan dari
diet bayi dapat meningkat drastis jika makanan telah dikenalkan. Konsekuensi di kemudian hari
akan menyebabkan kebiasaan makan yang memudahkan terjadinya gangguan hipertensi. Selain
itu, belum matangnya sistem kekebalan dari usus pada umur yang dini dapat menyebabkan alergi
terhadap makanan.
Daftar Pustaka
Mufida, dkk.2015.Prinsip Dasar MPASI untuk Bayi Usia 6-24 Bulan.Jurnal Pangan dan
Agroindustri. Vol 3 No 4 p.1646-1651