LP Keluarga
LP Keluarga
LP Keluarga
Z DI
GAMPONG COT GEUNDREUT KECAMATAN
BLANG BINTANG ACEH BESAR
Oleh :
Anisa Fitri, S.Kep
2312501010027
Dosen Pembimbing:
198701052019032009
A. Latar Belakang
Keluarga sebagai suatu kelompok individu dalam keluarga dapat
mencegah masalah dan memperbaiki masalah kesehatan serta pengambilan
keputusan dalam meningkatkan derajat kesehatan anggota keluarganya.
Keluarga memiliki peran utama dalam pemeliharaan derajat kesehatan seluruh
anggota keluarganya karena bukan hanya individu yang mengusahakan
tercapainya tingkat kesehatan yang diinginkannya (Triwijawanti, 2020).
Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya
peningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia.
Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan
kesehatan, tetapi yang lebih dominan adalah kondisi lingkungan dan perilaku
masyarakat (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Keluarga merupakan dua orang tau lebih yang hidup bersama dengan
ikatan dan kedekatan emosional baik yang tidak memiliki hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi dan tidak memiliki batas keanggotaan dalam
keluarga (Friedman & Bowden, 2010). Sesuai dengan fungsi kesehatan dalam
keluarga, keluarga mampunyai tugas dibidang kesehatan. Friedman &
Bowden, (2010) membagi tugas kelurga dalam 5 bidang kesehatan yaitu:
keluarga mampu mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya, keluarga
mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat, keluarga
mampu memberikan keperawatan pada anggota keluarganya yang sakit,
kelurga mampu mempertahankan suasana dirumah, keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Perawatan kesehatan keluarga penting dalam membentuk manusia
sebagai titik sentral pelayanan keperawatan. Keluarga sehat merupakan
kondisi keluarga yang sejahtera baik secara fisik, mental, dan sosial sehingga
dapat menciptakan keluarga yang utuh dan hidup normal baik secara sosial
maupun ekonomi. Keluarga yang sehat akan mempunyai anggota keluarga
yang sehat pula dan akan mewujudkan masyarakat yang sehat. Kekuatan
keluarga merupakan salah satu pendekatan yang sesuai dengan tujuan
pendidikan kesehatan. Seringkali keluarga tidak memperhatikan sistem dalam
keluarga mereka sendiri, bahwa mereka sebagai suatu komponen yang tidak
bisa terpisahkan dan bersifat positif (Nishwa, 2021).
Proses pengkajian pada keperawatan keluarga tidak jauh berbeda dengan
proses pengkajian pada bagian keilmuan keperawatan lainnya, hanya saja
disini lebih berfokus pada masalah keperawatan yang dialami keluarga
mengacu pada lima tugas kesehatan keluarga. Secara umum tujuan asuhan
keperawatan keluarga adalah untuk peningkatkan kemampuan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri. Sedangkan tujuan khusus
yang ingin dicapai adalah peningkatan kemampuan keluarga berdasarkan lima
tugas kesehatan keluarga meliputi mengenal masalah kesehatan keluarga,
membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat untuk mengatasi masalah
kesehatan keluarga, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,
memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis dan sosial), menggunakan
fasilitas kesehatanyang ada di masyarakat sesuai kebutuhan keluarga. Sumber
data pengkajian keluarga antara lain observasi, wawancara, pemeriksaan fisik,
record review, dan laboratorium/tes diagnostik (Friedma & Bowdenn, 2010).
Adapun rencana pertemuan pertama pada hari Rabu, 06 maret 2024
adalah membina hubungan saling percaya (BHPS) antara mahasiswa dengan
keluarga untuk menciptakan hubungan terapeutik yang baik sehingga
informasi mengenai kesehatan pada keluarga dapat diperoleh secara mudah
dan berkelanjutan. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengkajian
untuk mendapatkan data umum keluarga (nama KK, alamat, telepon,
komposisi keluarga, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status
sosial ekonomidan mobilitas sosial), riwayat keluarga (tahap perkembangan
keluarga, pencapaian tugas perkembangan keluarga, riwayat keluarga inti dan
keluarga sebelumnya), pengkajian lingkungan (karakteristik rumah, tetangga,
mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat serta sistem pendukung keluarga), struktur dan peran keluarga.
Pengkajian dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi
dan pemeriksaan fisik sehingga informasi mengenai kesehatan pada keluarga.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
2. Tujuan Umum
3. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
b. Kriteria proses
c. Kriteria hasil
1) Terbinanya hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan
seluruh anggota keluarga
2) Didapatkan data pengkajian keluarga sesuai dengan yang diharapkan
C. Rencana Kegiatan
5. Waktu : 45 menit
D. Strategi Pelaksanaan
Alokasi
No Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
Waktu
1. 10.00-10.10 Fase Orientasi:
a. Mengucapkan salam dan a. Menjawab salam dan
bina hubungan saling menerima perawat
percaya dengan sikap terbuka
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengar penjelasan
perkembangan keluarga
3) Pengkajian lingkungan
4) Struktur keluarga
5) P keluarga
b. Melakukan pemeriksaan
fisik
3. 10.35-10.45 Fase Terminasi:
a. Membuat kesimpulan hasil a. Mendengarkan
pertemuan b. Mengungkapkan
b. Validasi perasaan perasaan
c. Membuat kontrak waktu c. Menyepakati kontrak
untuk pertemuan waktu
selanjutnya d. Menjawab salam
d. Mengucapkan salam
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
Pengkajian merupakan tahapan dalam mengidentifikasi data-data,
mengumpulkan informasi yang berkesinambungan secara terus-menerus terhadap
keluarga yang dibina. Sumber data pengkajian melalui proses dari anamnesa
(wawancara), pemeriksaan atau pengkajian fisik anggota keluarga dan
pemeriksaan diagnostik maupun laboratorium serta dokumen rekam medik
(Renteng, 2021). Tahap pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan keluarga (Putri, 2021).
Menurut siti (2021), karakteristik data yang dikumpulkan harus secara
komprehensi, akurat dan relevan sehingga dapat diketahui berbagai masalah
kesehatan yang terjadi pada keluarga tersebut. Membangun hubungan saling
percaya dengan keluarga merupakan salah satu bentuk pendekatan dalam
melakukan proses pengkajian.
Adapun pada pertemuan pertama pada hari Senin, 6 Maret 2023 didapatkan
data umum keluarga dimana nama kepala keluarga yaitu Tn. Z, berusia 60 tahun
istri Ny. S berusia 59 tahun, anak pertama yaitu An. F yang masih berusia 38 tahun
dengan jenis kelamin perempuan, anak keduanya yaitu An. SF yang berusia 30
tahun berjenis kelamin laki-laki dan anak ketiganya bernama An. SM yang berusia
28 tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Berdasarkan hal tersebut, keluarga ini
berada pada tingkat perkembangan ke VI, yaitu families with young age.dimana
anak satu persatu mulai meninggalkan rumah, Rumah tersebut hanya terdapat satu
kepala keluarga dengan jumlah 5 anggota keluarga, sehingga tipe dari keluarga
tersebut adalah keluarga inti (nuclear family). Adapun masalah yang didapatkan dari
Ny. S memiliki riwayat Hipertensi dan asam urat, hasil pemeriksaan darah Ny. S
didapatkan TD 153/90 mmHg, asam urat 7,8 mg/dL. sedangkan Tn. Z memiliki
riwayat merokok dan anak-anaknya tidak didapatkan masalah kesehatan yang
berarti tidak memiliki riwayat Hipertensi, asam urat dan lain sebagainya.
Keluarga ini bersuku Aceh dan sehari-hari menggunakan Bahasa aceh dan
bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Semua anggota keluarga beragama Islam
dan menjalankan shalat 5 waktu sesuai dengan tuntunan. Selain itu, Ny. S mengikuti
pengajian setiap di meunasah gampong, Ny. S merupakan seorang ibu rumah tangga
dan tidak bekerja, sumber penghasilan utama diperoleh dari suaminya yaitu Tn. Z
yang bekerja sebagai Petani.
Rumah yang ditempati oleh keluarga ini merupakan milik pribadi. Rumah itu
memiliki 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur dan 2 kamar mandi yang terdapat
didalam rumah. Lantai rumah Ny. S terbuat dari semen. Ventilasi dan pencahayaan
rumah sangat baik. Masing-masing kamar terdapat 1 jendela. Kebersihan rumah
sangat baik, karena setiap pagi dan sore Ny. S selalu membersihkan rumah dan
halaman rumahnya. Sumber air yang digunakan untuk MCK yaitu air sumur dan air
yang dikonsumsi yaiu air galon (isi ulang). Untuk sampah biasanya di buang di
tempat pembuangan sampah. Perabotan rumah terdapat kipas angin, lemari rice
cooker, meja makan dispenser, dan kulkas. Rumah Tn.Z dan Ny.S memiliki
halaman yang luas, didepan rumahnya juga terdapat sedikit area untuk menjemur
baju.
Daerah tempat tinggal Ny. S mayoritas tidak padat penduduk Sebagian besar
penduduk bekerja sebagai petani dan wiraswastaJarak antara rumah dengan klinik
dan puskesmas kurang lebih sekitar 7 menit. Keluarga Ny. S mengikuti kegiatan-
kegiatan yang diadakan di desa seperti acara pernikahan, pengajian dan takziah jika
ada warga yang meninggal. Komunikasi keluarga Ny. S terjalin dengan sangat baik
dengan warga sekitar.
Pada pengkajian struktur keluarga, pola komunikasi keluarga Ny.S adalah
fungsional. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah dan diskusi
Namun, terkadang pengambilan keputusan lebih banyak diserahkan kepada Tn. Z
selaku kepala keluarga. Tetapi, setiap hasil keputusan yang dibuat oleh Tn. Z akan
disampaikan kembali kepada Ny. S Dalam hal keuangan, Ny. S yang mengatur
keuangan keluarga. Misalnya, Tn. Z mengalokasikan beberapa dari hasil
pendapatannya untuk membeli kebutuhan sehari-hari seperti makan, maupun
kebutuhan lainnya. Sedangkan uang sisanya akan disimpan oleh Ny. S sebagai
tabungan. Nilai-nilai yang ada didalam keluarga berhubungan erat dengan budaya
dan agama, Ny. S selalu menanamkan nilai-nilai kesopanan, kejujuran dan saling
bantu membantu dalam urusan rumah tangga.
Di keluarga, peran formal yang dijalani Tn. Z adalah sebagai kepala keluarga,
seorang suami dan seorang ayah. Ny. S berperan sebagai seorang istri, seorang ibu
bagi anaknya dan seorang ibu rumah tangga yang mengurus segala kebutuhan rumah
tangga dan mengurus anak-anaknya. An. F berperan sebagai anak tertua yang sering
membantu Ny. S terkait urusan rumah tangga, selain itu ia juga berperan sebagai
kakak yang selalu menyayangi adiknya. Sedangkan pada peran non formal, Tn. Z
berperan sebagai penasehat dan pendukung bagi istri dan anak-anaknya.
Selain itu, pemeriksaan fisik juga telah dilakukan pada Ny. S dengan TD 153/90
mmHg, suhu 36,50C, RR 22x/menit dan HR 80 x/menit, asam urat: 7,8 g/dl. Tn. Z
dengan TD 130/90 mmHg, suhu 36,50C, RR 24x/menit dan HR 87 x/menit, asam
urat: 3,8 g/dl. pemeriksaan fisik pada anggota keluarga lainnya serta pengkajian
terkait fungsi keluarga (afektif, sosilisasi, pemenuhan kesehatan, reproduksi,
ekonomi) stres dan koping keluarga serta lima tugas kesehatan akan di kaji pada
pertemuan berikutnya, yatu pada hari kamis, 7 Maret 2023.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan belum dapat ditegakkan karena pengkajian keperawatan
belum dilakukan sehingga data yang diperlukan untuk menentukan diagnosa dan
intervensi yang akan diberikan kepada keluarga belum didapatkan.
2. Tujuan
Dalam 1 x 30 menit perawat mampu mendapatkan fungsi dan lima tugas
kesehatan keluarga serta pemeriksaan fisik pada anggota keluarga lainnya.
3. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Tersedia format pengkajian dan alat pemeriksaan kesehatan (nursing
kit)
2) Tersedianya alat tulis (Pulpen dan kertas)
3) Tersedianya tempat pertemuan untuk pengkajian
4) Adanya kontrak waktu selama 60 menit
b. Evauasi proses
1) Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan mahasiswa
2) Keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
3) Keluarga berpartisipasi aktif dalam menyampaikan informasi
4) Keluarga ikut mamfasilitasi pada saat mahasiswa mengobservasi di
sekitar
5) Tidak ada gangguan pada saat wawancara dilakukan
c. Evaluasi hasil
1) Terbinanya hubungan saling percaya antara mahasiswa dengan seluruh
anggota keluarga
2) Didapatkan data pengkajian keluarga sesuai dengan yang diharapkan.
C. Rancangan Kegiatan
a. Topik : Pengkajian keperawatan keluarga
b. Metode : Wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik
c. Media : Alat tulis, format pengkajian keluarga, nursing kit
d. Hari/Tanggal : Kamis, 07 Maret 2024
e. Waktu : 30 menit
D. Strategi Pelaksanaan :
No Alokasi Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
1. 10.00 – 10.05 Fase orientasi:
WIB a. Mengucap salam dan bina a. Menjawab salam dan
hubungan saling percaya menerima perawat
b. Menjelaskan tujuan dengan sikap terbuka
c. Membuat kontrak waktu b. Mendengarkan
dan tempat penjelasan
d. Mengevaluasi perasaan c. Menyetujui kontrak
waktu
d. Menyatakan perasan
2. 10.05 – 10.25 Fase Interaksi:
WIB a. Melakukan wawancara a. Mendengarkan dan
dan observasi meliputi: menjawab
1) Fungsi keluarga pertanyaan
2) Lima tugas
kesehatan keluarga
3) Data pengkajian
yang belum
dilakukan
sepenuhnya
3. 10.50 -11.00 Fase Terminasi:
WIB a. Membuat kesimpulan a. Mendengarkan
hasil pertemuan b. Mengungkapkan
b. Validasi perasaan perasaan
c. Membuat kontrak c. Menyepakati
waktu untuk pertemuan kontrak waktu
selanjutnya d. Mendengarkan
d. Menjelaskan topik e. Menjawab salam
untuk pertemuan
selanjutnya
e. Mengucapkan salam
DAFTAR PUSTAKA
Genogram:
Keterangan
: Laki-laki : Tinggal Serumah
: Perempuan
: Meninggal
4. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.Z adalah nuclear family yang terdiri dari Tn. Z ( 60 th), istri S. M
(59 th) dan tiga orang anak yaitu An. F (38 th), An. SF (30 th),An SM(28 th).
.
5. Suku bangsa
Keluarga Tn. Z sehari-hari menggunakan bahasa Aceh, dan Bahasa Indonesia ketika
berbicara dengan anak- anak, anggota keluarga yang lain, dan masyarakat. Orang tua dari
Tn. Z dan Ny. S juga berasal dari suku Aceh.
6. Agama
Seluruh anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan shalat 5 waktu. Tn. Z dan Ny.
S melaksanakan shalat di rumah. Namun Tn. Z jarang bisa bergabung pada kegiatan
tahlilan, do’a Bersama dan sebagainya dikarenakan kondisi beliau yang saat ini sering
mengeluh sesak dan tidak sanggup beraktivitas seperti biasanya. Sedangkan Ny. S
mengatakan sering mengikuti kegiatan pengajian di meunasah.
7. Status kelas sosial keluarga
• Status ekonomi: Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Tn. Z bekerja sebagai petani
namun beberapa hari ini sudah istirahat dahulu karena kondis tubuh Tn. Z yang tidak
memungkinkan, sedangkan Ny. S sebagai ibu rumah tangga. Selain itu, perekonomian
keluarga ini juga dibantu oleh An.SF sebagai pedagang.
• Mobilitas sosial: Tn. Z dan Ny. S berasal dari kecamatan yang sama yaitu dikecamatan
Blang Bintang dan keluarga ini tidak pernah melakukan mobilisasi keluar daerah.
Keluarga ada mengikuti kegiatan pengajian atau pemeriksaan kesehatan yang diadakan
oleh puskesmas. Ny. S mengatakan dia dan suami sering datang bila ada takziyah dan.
Ny. S dan An. F juga tampak akrab dengan tetangga dan orang sekitar. Ny. S sering
berkumpul bersama tetangga dekat rumah.
C. Pengkajian lingkungan
12. Karakteristik rumah
Rumah berjenis permanen, keluarga memiliki tanaman dihalaman dan tertata
dengan baik, rumah terlihat rapi. Lantai rumah Ny. S masih menggunakan semen. Terdapat
6 buah jendela dan disetiap kamar terdapat jendela. Ventilasi rumah Ny. S sangat baik.
Terdapat 3 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Kamar mandi terletak di luar rumah. Sumber
air yang digunakan yaitu air sumur dan tempat pembuangan sampah di lahan terbuka
dengan jarak 20-meter dari rumah, terkadang sampah dibakar. Tidak terdapat genangan air
dan tidak terdapat hewan peliharaan sekitar rumah. Ny. S mengatakan mengganti seprei
mungkin setiap satu minggu sekali. Ny. S mengatakan kasur jarang sekali di jemur namun
sesekali dibersihkan. Cahaya matahari dapat masuk dalam rumah melalui jendela samping
pintu depan dan belakang.
D. Struktur Keluarga
16. Pola komunikasi keluarga
a. Tingkat komunikasi fungsional dan disfungsional
Anggota keluarga memiliki komunikasi fungsional. Setiap anggota keluarga saling
menyampaikan perasaan dan masalah, dan jika ada masalah penyelesaiannya selalu
didiskusikan terlebih dahulu kecuali hal yang mendesak dan harus segera diputuskan.
Anak juga selalu menyampaikan apa yang diinginkannya kepada kedua orang tuanya
dan menyampaikannya dengan cara yang baik.
b. Tingkat penyampaian dan ekspresi pesan emosional (afektif)
Keluarga saling mengungkapkan kasih sayang, jika Ny. S sedang marah maka Tn.Z
hanya diam saat Ny. S marah sehingga membuat Ny. S tidak marah terlalu lama dan
tidak terjadi perdebatan antara Tn.Z dan Ny. S, dan jika Ny. S tidak berbicara dengan
Tn.Z maka Tn.Z akan bertanya ke Ny. S terkait permasalahan yang terjadi pada Ny. S.
Tetapi sejauh ini masalah yang dihadapi selalu dapat diselesaikan dengan baik.
c. Karakteristik komunikasi dalam subsistem keluarga
Ibu selalu menegur perilaku anak yang kurang baik akibat pengaruh lingkungan dengan
menggunakan penjelasan yang baik dan menanyakan penyebabnya serta dengan
komunikasi yang lembut namun tegas.
17. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan di lakukan dalam keluarga dengan cara saling bermusyawarah
sebelum memutuskan keputusan tersebut. Dalam hal keuangan dan mengelola rumah
tangga adalah Ny. S karena Ny. S selalu berada di rumah.
Tn.Z berperan sebagai support system bagi anak dan istrinya. Ny. S berperan
menjadi pendidik dan pemberi motivasi untuk anaknya di rumah.
A. Latar Belakang
Pada pertemuan kedua, mahasiswa sudah melakukan pengkajian lanjutan.
Adapun data yang didapatkan dari fungsi keluarga adalah : 1) fungsi afektif:
hubungan tiap anggota keluarga terjalin dengan baik. Ny. S memiliki kedekatan
dengan Tn. Z dan An. F, dan SF. Dan An SM dengan kedua orang tuanya. 2)
fungsi sosialisasi: Ny. S sering bersosialisasi dengan tetangga disekitar
rumahnya. 3) fungsi perawatan kesehatan: keluarga meyakini bila ada anggota
keluarga yang sakit itu merupakan cobaa dari Allah, sehingga keluarga lebih
tabah untuk menerima sakit yang dideritanya. Tetapi, keluarga juga tetap
mengupayakan untuk sembuh, seperti dengan mencari pertolongan petugas
kesehatan jika sakitnya tidak kunjung reda; 4) fungsi reproduksi: Ny. S
menggunakan kotrasepsi pil KB untuk mencegah kehamilan dan saat ini Ny. S
tidak berencana untuk memiliki anak lagi; dan 5) fungsi ekonomi: keuangan
keluarga Tn. Z tidak stabil, tetapi keluarga mereka tidak pernah khawatir karena
percaya bahwa rezeki akan selalu datang dari Allah.
Selain itu, mahasiswa juga sudah melakukan pengkajian mengenai 5 tugas
kesehatan keluarga, mulai dari mengenal masalah keluarga. Ny. S mengatakan
bahwa suaminya tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Ny.S memiliki
riwayat hipertensi dan asam urat, tetapi Ny. S belum sepenuhnya mengetahui
terkait manajemen untuk mengurangi resiko hipertensi dan asam urat.
Untuk tugas kesehatan selanjutnya, keluarga Tn. Z siap merawat jika ada
salah satu anggotanya ada yang sakit atau membawa anggota keluarga ke
fasilitas kesehatan. Keluarga ini sering menggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia seperti posbindu dan puskesmas atau mantri terdekat.
Berdasarkan pengkajian stresor dan koping keluarga, Ny. S mengatakan saat
ini sumber stressnya ialah masalah ekonomi dan kesehatan dirinya. Strategi
koping keluarga Tn.Z di dapatkan bahwa, jika sedang ada masalah maka Ny. S
akan segera mendiskusikan bersama suaminya. Ny. S mengatakan bahwa setiap
masalah yang terdapat dalam keluarga mereka merupakan ujian dan bentuk kasih
sayang dari Allah kepada keluarga mereka, sehingga Ny. S dan Tn Z selalu
menerima dan berfikir positif terhadap apa yang terjadi. Oleh karena itu,
keluarga Tn. Z berharap dengan adanya kehadiran perawat maka dapat
meningkatkan pengetahuan dan derajat kesehatan keluarganya.
Pada pertemuan sebelumnya, perawat telah melakukan pengkajian secara
komprehensif untuk menemukan permasalahan kesehatan dalam keluarga
sebelum merumuskan masalah keperawatan. Langkah selanjutnya yang akan
dilakukan adalah menganalisis data yang telah didapatkan dari pengkajian untuk
dipilih dan dikelompokkan menjadi suatu diagnosis keperawatan yang kemudian
diurutkan sesuai dengan prioritas masalah. Penilaian maslaah keperawatan bisa
didapatkan baik secara subjektif dan objektif. Data subjektif merupakan data
yang didapatkan dari klien meliputi gejala yang dirasakan, perasaan, persepsi,
keinginan serta informasi dari individu.
Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, perawat menemukan beberapa
masalah dalam keluarga Ny. S yaitu:
1) Ketidakefektifan perilaku pemeliharaan kesehatan : Gout Arthritis
2) Ketidakefektifan Manajemen kesehatan keluarga; Hipertensi
3) Perilaku Kesehatan Cenderung beresiko; Merokok
C. Rancangan Kegiatan
a. Topik : Scoring masalah kesehatan keluarga
b. Metode : Diskusi
c. Media : Format Scoring, alat tulis, daftar masalah
kesehatan
d. Hari/tanggal : Jumat,8 Maret 2023
e. Waktu : 30 menit
f. Strategi pelaksanaan :
c. Membuat terbuka
kontrakwaktu b. Mende
2 DS: Ketidakefektifan
manajemen kesehatan
− Ny. S mengatakan mengalami hipertensi ± 20
keluarga:Hipertensi
tahun yang lalu
Domain 1
− Ny.S mengatakan hipertensi itu adalah ketika Kelas 2
tensi darah sudah naik, diatas 140mmHg. Kode; 00080
− Ny.S mengatakan cara untuk mencegah
hipertensi adalah dengan tidak banyak makan
garam, tetapi Ny.S sangat sulit untuk
mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari
− Ny. S mengatakan kalau masakannya tidak
asin, maka tidak enak.Oleh karena itu , selalu
menambahkan banyak garam pada
masakannya.
− Ny. S dan Tn.Z mengatakan jarang sekali
untuk berolahraga
− Ny. S mengatakan hanya mengetahui tanda
gejala hipertensi yaitu pusing
− Ny. S mengatakan rutin mengonsumsi obat
amlodipine setiap hari
− Ny.S mengatakan belum mengetahui
komplikasi apa saja yang dapat terjadi karena
hipertensi
− Ny. S mengatakan belum mengetahui diet
yang dianjurkan untuk penderita hipertensi
DO:
− Ny. S kurang menunjukkan minat untuk
berhenti makan-makanan asin
− TD: 153/90 mmHg, HR: 80 kali/menit
3 DS : Perilaku Kesehatan
Cenderung-berisiko :
- Ny. S mengatakan bahwa anak pertama adalah
Merokok
seorang perokok
Domai 1
- Ny. S mengatakan suaminya juga suka
Kelas 2
merokok
Kode :00188
- Ny. S mengatakan pernah melarang suami dan
anaknya namun tidak didengarkan
- Ny. S mengatakan suami dan anaknya
merokok di luar rumah
- Ny. S mengatakan suami dan anaknya
merokok 1 sampai 2 batang per hari
- Ny. S mengatakan belum pernah mendapatkan
pendidikan kesehatan tentang merokok,
namun Ny. S dan keluarga mengetahui bahwa
merokok itu berbahaya untuk kesehatan
DO:
- Ny. S terlihat sudah biasa dan
menerima kondisi suami dan anaknya
masih merokok
- Ny.S tampak masih kurang mengetahui
terkait informasi tentang bahaya rokok
MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA
(SKORING MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA)
Prioritas Masalah
1) Ketidakefektifan perilaku pemeliharaan kesehatan : Gout Arthritis
2) Ketidakefektifan Manajemen kesehatan keluarga; Hipertensi
3) Perilaku kesehatan cenderung beresiko; Merokok
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN KE IV : SABTU,9 MARET 2024
A. Latar Belakang
Pada pertemuan ketiga perawat telah selesai melakukan skoring untuk
menentukan prioritas masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Masalah
prioritas yang didapat adalah ketidakefektifan perilaku pemeliharaan kesehatan:
Gout Arthiritis, ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga; Hipertensi,
perilaku cenderung berisiko;Merokok
Setelah data di dapat dan prioritas masalah sudah ditentukan, rencana
selanjutnya yang akan dilaksanakan yaitu membuat perencanaan keperawatan.
Rencana asuhan keperawatan berisi semua informasi tentang diagnosis pasien,
tujuan perawatan, intervesi keperawatan yang spesifik, dan rencana evaluasi.
Perencanaan keperawatan digunakan untuk mengukur kualitas dari suatu perawatan
yang diberikan baik kepada individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat
Perencanaan sangat penting untuk dirancang sehingga dalam pemberian asuhan
keperawatan hasil yang diharapkan dapat tercapai dan peningkatan kesehatan dapat
terwujud (Ali, 2019).
Pada pertemuan ini, mahasiswa dan keluarga akan sama-sama melakukan
perumusan perencanaan keperawatan sesuai dengan masalah prioritas yang sudah
ditentukan. Dalam proses keperawatan, perencanaan sangatlah penting untuk
dirancang sehingga dalam pemberian asuhan keperawatan hasil yang diharapkan
dapat tercapai danpeningkatan kesehatan dapat terwujud (Stanhope & Lancaster,
2017). Harapannya dengan adanya perencanaan, implementasi yang akan dilakukan
akan jelas dan bisa menerima manfaat bagi keluarga.
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah
yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,
bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan
keperawatan (Dermawan, 2019). Dalam hal ini, perencanaan dalam proses
keperawatan dilakukan setelah menentukan prioritas masalah. Perencanaan
keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan
sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalahatau untuk memenuhi kebutuhan
pasien (Setiadi,2012 dalam Rangkuti, N.A., 2019).
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan perilaku pemeliharaan kesehatan : Gout Arthiritis
b. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga; Hipertensi
c. Perilaku Kesehatan cenderung berisko; Merokok
2. Tujuan
Dalam 1 x 45 menit keluarga mampu menyebutkan rencana keperawatan
terhadap masalah yang ditindak lanjuti.
3. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1. Telah membuat kontrak waktu sebelumnya
2. Tersedia media: buku dan alat tulis
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
Waktu
1. 10.00-10.10 Fase orientasi a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam menerima
dan bina hubungan perawatdengan sikap
saling percaya terbuka
b. Menjelaskan maksud b. Mendengarka
dantujuan interaksi npenjelasan
c. Membuat c. Menyetujui
kontrak kontrakwaktu
waktu dan Menyatakan perasaan
tempat
d. Memvalidasi perasaan
2 10.10-10.30 Fase interaksi:
a. Menjelaskan a. Mendengarkan
masalahyangtelah analisa data
dianalisa b. Menjawab tentang
b. Menanyakan menonjolnya masalah
kepada Berdiskusi terkait
keluarga perencanaan Bersama
tentang keluarga
menonjolnya
masalah
c. Menetapkan
perencanaan
bersama keluarga
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya perawat telah melakukan skoring dan
menentukan prioritas masalah yang harus diselesaikan bersama keluarga. Urutan
prioritas masalah yang didapatkan adalah ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan;Gout Arthiritis, ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga;
Hipertensi, Perilaku kesehatan cenderung;Merokok. Setelah mendapatkan data
dan prioritas masalah yang telah dilakukan, selanjutnya yaitu membuat
perencanaan keperawatan.
Perencanaan merupakan suatu proses penyusunan strategi atau intervensi
keperawatan yang dilaksanakan untuk mencegah, mengurangi atau
mengatasimasalah kesehatan klien yang telah diidentifikasi dan divalidasi pada
tahap perumusan diagnosa keperawatan (IPKKI, 2017). Perencanaan sangat
penting untuk dirancang sehingga dalam pemberian asuhan keperawatan hasil
yang diharapkan dapat tercapai dan peningkatan kesehatan dapat terwujud
(Stanhope & Lancaster, 2017).
Berdasaran data yang diperoleh Ny.S menderita asam urat sejak 5 tahun
yang lalu dan memiliki riwayat keluarga dengan asam urat dan hipertensi. Jika
gejala asam urat nya timbul makan Ny. S menuju klinik kesehatan terdekat untuk
mendapat obat piroksikam yang memang sudah sejak laam diresepkan kepada
beliau. Ny. S mengatakan sudah mengetahui hipertensi yang meliputi tanda dan
gejala. Sedangkan, Ny. S belum mengetahui terkait komplikasi dan
pencegahannya. Oleh karena itu, rencana yang akan dilakukan kepada keluarga
adalah memberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan tentang asam urat
Berdasarkan diskusi tersebut didapatkan bahwa keluarga ingin mengetahui
tentang asam urat (komplikasi dan cara mengontrol agar kadar asam urat dan
Hipertensi dalam tubuh dalam kondisi stabil).
Penyakit asam urat atau gout adalah salah satu jenis radang sendi yang
terjadi karena adanya penumpukan kristal asam urat. Kondisi ini dapat terjadi
pada sendi mana pun, seperti di jari kaki, pergelangan kaki, lutut, dan paling
sering di jempol kaki. Penyakit asam urat dapat menyebabkan gejala nyeri yang
tak tertahankan, pembengkakan, serta adanya rasa panas di area persendian.
Umumnya, penyakit asam urat dapat lebih mudah menyerang pria, khususnya
mereka yang berusia di atas 30 tahun. Pada wanita, penyakit asam urat ini dapat
muncul setelah terkena menopause. Rasa sakit yang dialami pengidap asam urat
dapat berlangsung selama rentang waktu 3-10 hari, dengan perkembangan gejala
yang begitu cepat dalam beberapa jam pertama. (Puspita & Nurhayati, 2021).
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler
seperti serangan jantung, stroke dan penyakit ginjal. Tingginya kejadian asam
urat pada usia produktif salah satunya disebabkan oleh gaya hidup dan pola
hidup tidak sehat. Pendidikan kesehatan merupakan intervensi awal yang dapat
diberikan kepada keluarga untuk mengetahui, mencegah dan mengurangi
masalah hipertensi.
B. Rencana Kegiatan
1. Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan perilaku pemeliharaan kesehatan; Gout Arthiritis
2. Tujuan
Dalam 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah Asam Urat
(komplikasi dan penangannnya).
3. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Nursing kit
2) Tersedia media: booklet
3) Adanya kontrak selama 45 menit
b. Kriteria Proses
1) Keluarga mengikuti kegiatan sejak awal sampai selesai
2) Keluarga berpartisipasi dalam menentukan waktu dan tempat
c. Kriteria Hasil
Setelah pertemuan 1 x 45 menit:
1) Keluarga mampu menjelaskan tentang pengertian Asam urat
2) Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 komplikasi hipertensi
3) Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 cara penanganan hipertensi
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Intervensi bersama keluarga (Penyakit Asam Urat)
2. Metode : Diskusi
3. Media : Lembar balik dan leaflet
4. Hari / Tanggal : Minggu,10 Maret 2023
5. Waktu : 45 menit
D. Strategi Pelaksanaan
Alokasi
No Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
Waktu
1 10.00-10.10 Fase orientasi a. Menjawab salam
WIB a. Mengucapkan salam dan menerima perawat
bina hubungan saling dengan sikap terbuka
percaya b. Mendengarka
b. Menjelaskan maksud dan npenjelasan
tujuan interaksi c. Menyetujui
c. Membuat kontrak waktu kontrakwaktu
dan tempat d. Menyatakan perasaan
d. Memvalidasi perasaan
2 10.10-10.50 Fase interaksi:
WIB a. Menjelaskan tentang a. Mendengarkan
pengertian Asam Urat b. Berdiskusi
b. Menjelaskan tentang
Komplikasi Asam Urat
c. Menjelaskan tentang cara
penanganan Asam Urat
d. Memberi kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya
e. Menjawab pertanyaan
dari keluarga
3 10.50 -11.45 Fase terminasi
WIB a. Mengevaluasi materi yang a. Mendengarkan
telah dijelaskan b. Mengungkapka
b. Validasi perasaan
perasaan
c. Membuat kesimpulan hasil
c. Menyepakati kontrak
pertemuan
waktu
d. Membuat kontrak waktu
untukpertemuan d. Mendengarkan
selanjutnya e. Menjawab salam
e. Menjelaskan topik untuk
pertemuanselanjutnya
f. Mengucapkan salam
DAFTAR PUSTAKA
O (OBJEKTIF):
− Ny. S tampak
koopertaif
− Ny. S sangat
senang ketika
diberikan
edukasi
− Ny. S mampu
mengulang
pengertian
gout arthritis
− Ny. S mampu
menyebutkan
3 komplikasi
gout arthritis
− Ny. S mampu
menjelaskan
penanganan
terhadap
penyakit gout
arthritis
− TD: 135/80
mmHg
− Asam urat :
7,8 mg/dl (06
maret 2024)
A (Analisa):
Keluarga mampu
melakukan tugas
pertama:
Pengetahuan
tentang gout
arthritis
P (Perencanaan):
Lakukan intervensi
terkait edukasi diet
rendah purin untuk
mengontrol asam
urat
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN KE VI: SENIN,11 MARET 2024
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya mahasiswa sudah me;mberikan pendidikan
kesehatan meliputi komplikasi dan penanganan asam urat. Pendidikan kesehatan
terkait konsep hipertensi ini dapat diikuti dan berjalan dengan lancar. Data yang
didapatkan dari pertemuan sebelumnya adalah Ny. S mampu mengulang kembali
konsep dari asam urat dengan baik dan akan berusaha mengaplikasikan intervensi
tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari asam urat.
Berdasarkan rencana yang sudah disusun dan disepakati oleh keluarga, pada
pertemuan kali ini mahasiswa akan membahas mengenai diet yang disarankan untuk
mencegah asam urat yaitu diet rendah purin.
Diet rendah purin adalah diet yang diberikan kepada pasien dengan peningkatan
kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia). Purin adalah hasil metabolism protein
yang memberntuk kristal asam urat dan menumpuk pada sendi-sendi tangan serta
ginjal/saluran kencing. (Shalahuddin& Harun, 2020).
Pola makan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi
seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu terdiri dari frekuensi makan,
jenis makanan, dan porsi makan. Pola makan yang baik dan teratur merupakan salah
satu dari penatalaksanaan hipertensi dan juga merupakan tindakan preventif dalam
mencegah kekambuhan hipertensi (Shalahuddin& Harun, 2020).
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan: Gout Arthritis
2. Tujuan
Setelah 60 menit melakukan interaksi, keluarga mampu mengenal masalah
mengenai diet rendah purin dan memodifikasi lingkungan dengan penerapan
diet rendah purin pada kehidupan sehari-hari
3. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Telah membuat kontrak waktu sebelumnya
2) Tersedianya media: booklet
3) Tersedianya tempat untuk melakukan pendidikan kesehatan
4) Adanya kontrak waktu selama 60 menit
b. Evaluasi proses
1) Keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
2) Keluarga kooperatif selama mengikuti kegiatan
3) Keluarga mendengarkan dengan seksama saat kegiatan pendidikan
kesehatan berlangsung
c. Evaluasi hasil
1) Ny. S mampu menjelaskan tentang pengertian diet rendah purin
2) Ny. S mampu menjelaskan makanan yang dianjurkan bagi penderita
asam urat
3) Ny. S mampu menjelaskan jumlah air putih yang harus diminum bagi
penderita asam urat
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Pendidikan Kesehatan terkait Diet Rendah Purin
2. Metode : Penyuluhan dan diskusi tanya jawab
3. Media : Booklet
4. Hari/tanggal : Senin,11 Maret 2024
5. Waktu : 60 menit
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
Waktu
1 10.00-10.10 Fase orientasi a. Menjawab salam
WIB a. Mengucapkan salam dan menerima
bina hubungan saling perawatdengan sikap
percaya terbuka
b. Menjelaskan maksuddan b. Mendengarka
tujuan interaksi npenjelasan
c. Membuat kontrak c. Menyetujui
waktu dan tempat kontrakwaktu
d. Memvalidasi perasaan d. Menyatakan perasaan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta:
EGC. Chiavaroli, L., Viguiliouk, E., Nishi, S., Mejia, S., Rahelić, D., & Kahleová,
H. et al.(2019).
Chiu, S., Bergeron, N., Williams, P., Bray, G., Sutherland, B., & Krauss, R. (2015).
Comparison of the DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) diet
anda higher-fat DASH diet on blood pressure and lipids and lipoproteins:
a randomized controlled trial1–3. The American Journal Of Clinical
Nutrition,103(2), 341-347. doi:10.3945/ajcn.115.123281
Dewi, F. U., & Sugiyanto, S. (2017). Pengaruh Pemberian Diet Dash Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas
Pahandut Palangka Raya. In Jurnal Forum Kesehatan (Vol. 7, No. 2, pp.
90-97).
Sacks F.M (2012). Effect on Blood Pressure of reduce Dietary Sodiumand The
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) Diet. The New England
Journal of Medicine, vol. 344, No.1 : 3-10 (3 oktober2014)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DIAGNOSA 1
O (OBJEKTIF):
− Ny. S tampak
koopertaif
− Ny. S sangat
senang ketika
diberikan
edukasi
− Ny. S mampu
mengulang
materi yang
diberikan
− Ny. S mampu
menyebutkan
pengertian
diet rendah
purin
− Ny. S mampu
menyebutkan
makanan apa
saja yang
dianjurkan
dan yang
harus
dihindari
− TD: 150/90
mmHg
− Asam urat :
7,8 mg/dl (28
Februari
2024)
A (Analisa):
Keluarga mampu
melakukan tugas
kedua: Pengetahuan
tentang diet rendah
purin
P (Perencanaan):
Lakukan intervensi
terkait edukais dan
demonstrasi terkait
terapi kompres jahe
dalam menurunkan
nyeri akibat gout
arthritis
LAPORAN PENDAHULUANKEPERAWATAN KELUARGA
A. Latar Belakang
Pada Pertemuan sebelumnya Minggu, 10 maret 2024 2024 perawat telah
melaksanakan pendidikan kesehatan berupa pengaturan pola hidup sehat melalui
Diet Rendah Purin yang dihadiri oleh Ny. S Pendidikan kesehatan yang
dilakukan berjalan dengan baik, Ny. S tampak kooperatif dan dapat memahami
pemaparan materi yang diberikan. Ny. S juga dapat menyebutkan kembali
kesimpulan dan inti dari pemaparan materi terkait gout arthritis dan diet rendah
purin. Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan ketujuh tanggal 11 Maret
2024, perawat akan melakukan intervensi selanjutnya yaitu mengajari pasien
cara melakukan terapi kompres jahe dengan menggunakan jahe sebagai salah
satu penanganan untuk mengatasi nyeri akibat gout arthritis.
Rasa nyeri merupakan gejala penyakit gout yang paling sering
menyebabkan seseorang mencari pertolongan medis. Nyeri adalah pengalaman
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan
yang aktual dan potensial. Nyeri sangat mengganggu dan menyulitkan banyak
orang dibanding suatu penyakit manapun. Dampak dari rasa nyeri yang berulang
yaitu terjadinya respon stres yang antara lain berupa meningkatnya rasa cemas,
denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi napas. Nyeri yang berlanjut atau
tidak ditangani secara adekuat, memicu respon stres yang berkepanjangan, yang
akan menurunkan daya tahan tubuh dengan menurunkan fungsi imun,
mempercepat kerusakan jaringan, laju metabolisme, pembekuan darah dan
retensi cairan, sehingga akhirnya akan memperburuk kualitas kesehatan
(Usastiawaty, 2021).
Salah satu metode terapi komplementer yang dapat diterapkan untuk
meredakan nyeri pada penderita asam urat adalah melalui kompres jahe.
Kompres jahe diyakini memiliki efek nyeri yang berkurang karena
mengandung gingerol dan shogaol, senyawa panas dan pedas yang terdapat
dalam jahe yang memiliki sifat antiinflamasi. Terapi kompres jahe, dengan
kandungan antiinflamasi alami, memiliki potensi untuk memberikan manfaat
positif pada penderita asam urat (Sulistiana et al., 2024).
B. Rencana Kegiatan
1. Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan; Gout Arthritis
2. Tujuan
Dalam 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal dan mempraktikkan
terapi Kompres Jahe.
3. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Handuk kecil, air rendaman jahe, baskom
2) Tersedia media: Poster
3) Adanya kontrak selama 45 menit
b. Kriteria Proses
1) Keluarga mengikuti kegiatan sejak awal sampai selesai
2) Keluarga berpartisipasi aktif dalam diskusi (mengikuti arahan saat
demonstrasi latihan)
c. Kriteria Hasil
Setelah pertemuan 1 x 45 menit:
1) Keluarga mampu menjelaskan pengertian Terapi Kompres Jahe
2) Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4 manfaat Terapi Kompres Jahe
3) Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 Terapi Kompres Jahe
4) Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 5 kontra indikasi dari Terapi
Kompres Jahe
5) Keluarga mampu menyebutkan alat dan bahan Terapi Kompres Jahe.
6) Keluarga mampu melakukan langkah-langkah Terapi Kompres Jahe.
C. Rancangan Kegiatan
5. Waktu : 45 Menit
D. Strategi Pelaksanaan
Sulistiana, I., Puspitasari, M., Sukartini, Khofsoh Sofiyah, S., & Tyas Mayasari, A. (2024).
Implementasi Pemberian Terapi Kompres Jahe Dalam Menurunkan Nyeri Pada
Penderita Asam Urat di Posyandu Mawar Desa Campur Asri. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 3(2), 195–199.
Usastiawaty, C. A. (2021). Usastiawaty Cik Ayu Saadiah Isnainy * Universitas Malahayati
Bandar Lampung. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat, 4, 1209–1215.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DIAGNOSA 1
A (Analisa):
Keluarga mampu
melakukan tugas
ketiga: Pengetahuan
dan demonstrasi
terapi kompres
hangat
P (Perencanaan):
Lakukan intervensi
terkait edukasi
hipertensi
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN VIII : RABU, 13 MARET 2024
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya perawat telah melakukan intervensi
keperawatan terkait gout arthritis terhadap Ny. S. terlihat sangat antusias dalam
mendengarkan informasi yang diberikan oleh mahasiswa. Ny. S mengaku gejala
gout arthritisnya telahh berkurang dan juga setelah di cek, rentang kadar sama
urat Ny. S berada dalam batas normal.
Berdasaran data yang diperoleh Ny. S menderita hipertensi sejak beliau
berumur 40 tahun, beliau tidak mengetahui apakah orang tuanya dulu menderita
hipertensi. Namun ternyata setelah di cek anak pertama berliau yakni An. N F
menderita hipertensi dengan keluhan pusing, nyeri kepala, dan nyeri pada
tengkuk. Ny. S saat ini juga mengonsumsi obat hipertensi yaitu amlodipine,
namun An. f belum mengkonsumsi obat hipertensi hanya mengkonsumsi obat
pusing pada umumnya seperti panadol, Ny. S belum mengetahui terkait
komplikasi dan pencegahannya. Oleh karena itu, rencana yang akan dilakukan
kepada keluarga adalah memberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan
tentanghipertensi Berdasarkan diskusi tersebut didapatkan bahwa keluarga ingin
mengetahui tentang hipertensi (komplikasi dan cara mengontrol agar kadar
tekanan darah stabil).
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit
kardiovaskuler seperti serangan jantung, stroke dan penyakit ginjal. Hipertensi
tidak hanya terjadi pada lansia, usia produktif juga dapat terkena keduanya
(Puspita & Nurhayati, 2021). Tingginya kejadian hipertensi pada usia produktif
salah satunya disebabkan oleh gaya hidup dan pola hidup tidak sehat. Pendidikan
kesehatan merupakan intervensi awal yang dapat diberikan kepada keluarga
untuk mengetahui, mencegah dan mengurangi masalah hipertensi.
B. Rencana Kegiatan
1. Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga; hipertensi
2. Tujuan
Dalam 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah Hipertensi
(komplikasi dan penangannnya).
3. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Nursing kit
2) Tersedia media: booklet
3) Adanya kontrak selama 45 menit
b. Kriteria Proses
1) Keluarga mengikuti kegiatan sejak awal sampai selesai
2) Keluarga berpartisipasi dalam menentukan waktu dan tempat
c. Kriteria Hasil
Setelah pertemuan 1 x 45 menit:
1) Keluarga mampu menjelaskan tentang pengertian Hipertensi
2) Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 6 komplikasi hipertensi
3) Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 4 cara penanganan hipertensi
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Intervensi bersama keluarga (Penyakit Hipertensi)
2. Metode : Diskusi
3. Media : Booklet
4. Hari / Tanggal : Rabu/ 13 Maret 2024
5. Waktu : 45 menit
D. Strategi Pelaksanaan
Alokasi
No Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
Waktu
1 10.00-10.10 Fase orientasi a. Menjawab salam
WIB a. Mengucapkan salam dan menerima perawat
bina hubungan saling dengan sikap terbuka
percaya b. Mendengarka
b. Menjelaskan maksud dan npenjelasan
tujuan interaksi c. Menyetujui
c. Membuat kontrak waktu kontrakwaktu
dan tempat d. Menyatakan perasaan
d. Memvalidasi perasaan
2 10.10-10.50 Fase interaksi:
WIB a. Menjelaskan tentang a. Mendengarkan
pengertian Hipertensi b. Berdiskusi
b. Menjelaskan tentang
Komplikasi Hipertensi
c. Menjelaskan tentang cara
penanganan Hipertensi
d. Memberi kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya
e. Menjawab pertanyaan
dari keluarga
3 10.50 -11.45 Fase terminasi
WIB a. Mengevaluasi materi yang a. Mendengarkan
telah dijelaskan b. Mengungkapka
b. Validasi perasaan
perasaan
c. Membuat kesimpulan hasil
c. Menyepakati kontrak
pertemuan
waktu
d. Membuat kontrak waktu
untukpertemuan d. Mendengarkan
selanjutnya e. Menjawab salam
e. Menjelaskan topik untuk
pertemuanselanjutnya
f. Mengucapkan salam
DAFTAR PUSTAKA
A (Analisa):
Keluarga mampu
melakukan tugas
pertama:
Pengetahuan
hipertensi
P (Perencanaan):
Lakukan intervensi
terkait edukasi diet
DASH
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN KE IX: KAMIS, 14 MARET 2024
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya mahasiswa sudah me;mberikan pendidikan
kesehatan meliputi komplikasi dan penanganan hipertensi. Pendidikan kesehatan
terkait konsep hipertensi ini dapat diikuti dan berjalan dengan lancar. Data yang
didapatkan dari pertemuan sebelumnya adalah Ny. S mampu mengulang kembali
konsep dari hipertensi dengan baik dan akan berusaha mengaplikasikan CERDIK
ke dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari hipertensi.
Berdasarkan rencana yang sudah disusun dan disepakati oleh keluarga, pada
pertemuan kali ini mahasiswa akan membahas mengenai diet yang disarankan untuk
mencegah hipertensi, yaitu Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) yang
mengatur pola makan pada penderita/orang dengan risiko hipertensi.
Pola makan adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi
seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu terdiri dari frekuensi makan,
jenis makanan, dan porsi makan. Pola makan yang baik dan teratur merupakan salah
satu dari penatalaksanaan hipertensi dan juga merupakan tindakan preventif dalam
mencegah kekambuhan hipertensi (Shalahuddin& Harun, 2020).
Diet DASH merupakan suatu diet untuk menghentikan tekanan darah tinggi.
Prinsip diet DASH adalah tinggi bahan makanan yang berasal dari buah dan
sayuran, dengan menggunakan produk susu rendah lemak, serta konsumsi ikan
secukupnya, kacang dan unggas yang bersumber Saturated Fatty Acid (SAFA). Diet
ini direkomendasikan sebagai bagian dari pengobatan hipertensi (Sacks, 2012).
Hasil studi penelitian juga menunjukkan bahwa tekanan darah dapat berkurang
dengan mengikuti diet makan harian DASH. Diet makan harian DASH ini
menekankan pada buah, sayuran, susu bebas lemak/rendah lemak, biji- bijian,
kacang kacangan, dan membatasi lemak jenuh, kolesterol, daging merah dan olahan,
permen, gula tambahan, pemanis minuman buatan. Diet ini direkomendasikan oleh
International Diabetes dan Heart Association Guidelines (Chiavaroli et al., 2019).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka mahasiswa akan melakukan intervensi terkait
nutrisi yang disarankan/diet DASH untuk mencegah terjadinya hipertensi pada
keluarga Ny. S.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga; hipertensi
2. Tujuan
Setelah 60 menit melakukan interaksi, keluarga mampu mengenal masalah
mengenai diet DASH dan memodifikasi lingkungan dengan penerapan diet
DASH pada kehidupan sehari-hari
3. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Telah membuat kontrak waktu sebelumnya
2) Tersedianya media: booklet
3) Tersedianya tempat untuk melakukan pendidikan kesehatan
4) Adanya kontrak waktu selama 60 menit
b. Evaluasi proses
1) Keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai
2) Keluarga kooperatif selama mengikuti kegiatan
3) Keluarga mendengarkan dengan seksama saat kegiatan pendidikan
kesehatan berlangsung
c. Evaluasi hasil
1) Keluarga mampu menjelaskan tentang pengertian diet DASH
2) Keluarga mampu menjelaskan tentang tujuan diet DASH
3) Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 4 manfaat diet DASH
4) Keluarga mampu menyebutkan 4 dari 5 makanan yang harus dihindari
pada diet DASH
5) Keluarga mampu menyebutkan tips memasak makanan sehat dalam
diet DASH
6) Keluarga mampu menyusun menu yang sesuai dengan diet DASH
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Pendidikan Kesehatan terkait Diet DASH
2. Metode : Penyuluhan dan diskusi tanya jawab
3. Media : Booklet
4. Hari/tanggal : Kamis, 14 Maret 2024
5. Waktu : 60 menit
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
Waktu
1 10.00-10.10 Fase orientasi a. Menjawab salam
WIB a. Mengucapkan salam dan menerima
bina hubungan saling perawatdengan sikap
percaya terbuka
b. Menjelaskan maksuddan b. Mendengarka
tujuan interaksi npenjelasan
c. Membuat kontrak c. Menyetujui
waktu dan tempat kontrakwaktu
d. Memvalidasi perasaan d. Menyatakan perasaan
2 10.10-10.50 Fase interaksi:
WIB a. Menjelaskan tentang a. Mendengarkan
pengertian diet DASH b. Berdiskusi
b. Menjelaskan tentang
tujuan diet DASH
c. Menjelaskan tentang
manfaat diet DASH
d. Menjelaskan makanan
yang harus dihindari
pada diet DASH
e. Menjelaskan tentang
tips memasak makanan
sehat dalam diet
DASH
f. Menjelaskan tentang
penyusunan menu
yang sesuai dengan
diet DASH
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Jakarta:
EGC. Chiavaroli, L., Viguiliouk, E., Nishi, S., Mejia, S., Rahelić, D., & Kahleová,
H. et al.(2019).
DASH Dietary Pattern and Cardiometabolic Outcomes: An Umbrella
Review of Systematic Reviews and Meta-Analyses. Nutrients,
11(2),338.doi:10.3390/nu11020338
Chiu, S., Bergeron, N., Williams, P., Bray, G., Sutherland, B., & Krauss, R. (2015).
Comparison of the DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) diet
anda higher-fat DASH diet on blood pressure and lipids and lipoproteins:
a randomized controlled trial1–3. The American Journal Of Clinical
Nutrition,103(2), 341-347. doi:10.3945/ajcn.115.123281
Dewi, F. U., & Sugiyanto, S. (2017). Pengaruh Pemberian Diet Dash Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas
Pahandut Palangka Raya. In Jurnal Forum Kesehatan (Vol. 7, No. 2, pp.
90-97).
Sacks F.M (2012). Effect on Blood Pressure of reduce Dietary Sodiumand The
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) Diet. The New England
Journal of Medicine, vol. 344, No.1 : 3-10 (3 oktober2014)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DIAGNOSA 1
HARI/ DIAGNOSA TUJUAN IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
TANGGAL KEPERAWATAN (SESUAI NOC)
Kamis/ 14 Maret Ketidakefektifan Keluarga mampu 1. Menjelaskan S (SUBJEKTIF):
2024 manajemen mengenal masalah tentang pengertian − Ny. S
kesehatan keluarga: tentang diet DASH mengatakan
Hipertensi pengetahuan diet DASH
2. Menjelaskan
kesehatan dan adalah
perilaku sehat: tentang tujuan makanan yang
1. Pengertian diet DASH harus
diet DASH 3. Menjelaskan dihindari
2. Tujuan diet tentang makanan untuk orang
DASH yang harus darah tinggi
3. Makanan dihindari − Ny. S
yang harus mengatakan
4. Menjelaskan
dihindari diet DASH
4. Makanan tentang makanan dapat
yang dapat yang harus mengontrol
dikonsumsi dikonsumsi tekanan darah
dalam diet 5. Memberikan − Ny. S
DASH motivasi pada mengatakan
keluarga untuk mengatakan
suka
mengonsumsi
buah timun
untuk
menurunkan
tekanan
darahnya
− Ny. S
mengatakan
makanan yang
harus
dihindari
seperti
makanan yang
asin, daging
dan makanan
instan
O (OBJEKTIF):
− Ny. S tampak
koopertaif
− Ny. S sangat
senang ketika
diberikan
edukasi
− Ny. S mampu
mengulang
pengertian
diet DASH
− Ny. S mampu
menyebutkan
tujuan
menjalanakan
diet DASH
− Ny. S
menjelaskan
makanan yang
boleh dan
tidak boleh
dikonsumsi
− TD: 153/80
mmHg
A (Analisa):
Keluarga mampu
melakukan tugas
pertama:
Pengetahuan diet
DASH
P (Perencanaan):
Lakukan intervensi
Pembuatan Infused
Water Timun
LAPORAN PENDAHULUANKEPERAWATAN KELUARGA
A. Latar Belakang
Pada Pertemuan sebelumnya Kamis, 14 Maret 2024 perawat telah
melaksanakan pendidikan kesehatan berupa pengaturan pola hidup sehat melalui
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) yang dihadiri oleh Ny. S
Pendidikan kesehatan yang dilakukan berjalan dengan baik, Ny. S tampak
kooperatif dan dapat memahami pemaparan materi yang diberikan. Ny. S juga
dapat menyebutkan kembali kesimpulan dan inti dari pemaparan materi terkait
hipertensi dan diet DASH yang dianjurkan. Pada pertemuan selanjutnya yaitu
pertemuan ke sepuluh tanggal 15 Maret 2024, perawat akan melakukan
intervensi selanjutnya yaitu mengajari pasien cara melakukan pijat tengkuk
untuk mengurangi tekanan darah tinggi.
Terapi back massage (pijat punggung) adalah salah satu terapi
komplementer yang sering digunakan untuk pengobatan penyakit hipertensi.
Back Massage merupakan terapi alternatif yang bisa membantu menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi yang memberikan efek rileks dan
mengendurkan otot-otot yang kaku sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah
yang dapat melancarkan aliran darah sehingga tekanan darah turun secara stabil.
Cara kerja dari massase ini menyebabkan terjadinya pelepasan endorphin,
sehingga memblok transmisi stimulusnyeri. (Ardiansyah 2019).
Pijatan mempunyai efek distraksi yang dapat merangsang reseptor opiat
yang berada pada otak dan spinal cord. Sistem saraf pusat mensekresi opiat
endogen (endorfin) melalui sistem kontrol desenden yang dapat membuat
relaksasi otot. Endorfin mempengaruhi transmisi nyeri yang di interpretasikan
oleh pusat pengatur nyeri. Pemberian massase punggung dengan menggunakan
baby oil dikarenakan baby oil sebagai pelumas saat memijat dan kandungan baby
oil dapat melancarkan peredaran darah (Aryani et al, 2015).
Pijat punggung mempunyai sistem kerja yang sama sehingga mampu
menurunkan tekanan darah pasien secara signifikan. Pijat punggung
memberikan banyak manfaat, utamanya memperbaiki sirkulas darah. Sehingga
secara umum pijat meningkatkan kesehatan. Pijat punggun memfasilitasi aliran
energi positif dan komunikasi antara sistem organ seperti sistem kardiovaskuler,
pernafasan pencernaan, urinari dan ebagai untuk menjaga homeostasis (Moralez
et al, 2018).
B. Rencana Kegiatan
1. Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga; hipertensi
2. Tujuan
Dalam 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal dan mempraktikkan
terapi pijatpunggung.
3. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Minyak zaitun/baby oil dan handuk
2) Tersedia media: Poster
3) Adanya kontrak selama 45 menit
b. Kriteria Proses
1) Keluarga mengikuti kegiatan sejak awal sampai selesai
2) Keluarga berpartisipasi aktif dalam diskusi (mengikuti arahan saat
demonstrasi latihan)
c. Kriteria Hasil
Setelah pertemuan 1 x 45 menit:
1) Keluarga mampu menjelaskan pengertian terapi pijat punggung
2) Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4 manfaat pijat punggung.
3) Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 3 indikasi pijat punggung.
4) Keluarga mampu menyebutkan 2 dari 5 kontra indikasi dari pijat
punggung.
5) Keluarga mampu menyebutkan alat dan bahan pijat punggung.
6) Keluarga mampu melakukan langkah-langkah pijat punggung.
C. Rancangan Kegiatan
3. Media : Booklet
5. Waktu : 45 Menit
D. Strategi Pelaksanaan
Pramono, J. S., Arsyawina, & Masita, I. K. (2021). Reducing Blood Pressure with
Slow Stroke Back Massage and Warm Water Foot Soak on Isolated Systolic
Hypertension Patients. International Journal of Nursing and Health Services,
4(4), 414–422.
Sumadi, A. R., Sarifah, S., & Widyastuti, Y. (2020). Pemanfaatan Teknik Relaksasi
Massase Punggung Dalam Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Pasien
Hipertensi Utilization Of Back Massase Relaxation Technique In Reduction
Of Pain In Nursing Patients For Hypertension Patients. Indonesian Journal On
Medical Science, 7(1), 32– 38.
Yulita, F. R. (2021). Pengaruh back massage terhadap Tekanan darah pada pasien
hipertensi: literature review. Jurnal Kesehatan Kartika, 16(1), 9–16.
http://ejournal.stikesjayc.id/index.php/litkartika/article/view/155
Yanti, E., Rahayuningrum, D. C., & Arman, E. (2019). Efektifitas Massase
Punggung Dan Kaki Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
Jurnal Kesehatan Medika Saintika, 10(1), 18.
https://doi.org/10.30633/jkms.v10i1.305
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DIAGNOSA 2
O (OBJEKTIF):
− Ny. S tampak
koopertaif
− Ny. S sangat
senang ketika
diberikan
edukasi
− Ny. S mampu
mengulang
materi yang
diberikan
− Ny. S mampu
menyebutkan
tujuan
menjalanakan
diet DASH
− Ny. S mampu
mempraktikkan
kembali cara
pijat punggung
kepada perawat
− TD: 155/78
mmHg
A (Analisa):
Keluarga mampu
melakukan tugas
ketiga: Pengetahuan
dan demonstrasi pijat
punggung
P (Perencanaan):
Lakukan intervensi
pembuatan infused
water
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA
PERTEMUAN KE XI: SABTU, 16 MARET 2024
A. Latar Belakang
Pada Pertemuan sebelumnya jumat, 15 Maret 2024 perawat telah melaksanakan
pendidikan kesehatan berupa pengaturan pola hidup sehat melalui Dietary Approaches to
Stop Hypertension (DASH) yang dihadRIi oleh Ny. S, dan Tn. Z. Pendidikan kesehatan
yang dilakukan berjalan dengan baik, Ny. S, dan Tn.Z tampak kooperatif dan dapat
memahami pemaparan materi yang diberikan. Ny. S juga dapat menyebutkan kembali
kesimpulan dan inti dari pemaparan materi terkait hipertensi dan diet DASH yang
dianjurkan. Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan kesebelas tanggal 16 Maret
2024, perawat akan melakukan intervensi selanjutnya yaitu mendemonstrasikan pijat
tengkuk untuk pasien hipertensi serta memberikan dukungan kepada keluarga. Pada
pengkajian sebelumnya ditemukan bahwa Ny. S berusia 60tahun mengalami hipertensi.
Pada pengkajian sebelumnya Ny. S sangat jarang melakukan pemeriksaan kesehatan ke
fasilitas pelayanan kesehatan dan tidak pernah berolahraga secara rutin dikarenakan sibuk
bekerja. Saat ini Ny. S mengkonsumsi obat amloidipine secara rutin.
Pemilihan obat-obatan anti hipertensi saat ini telah banyak dilihat dan diakui
kefektifannya. Efek samping yang ditimbulkan, pemakaian jangka panjang dan nilai
ekonomisnya menjadikan penggunaan herbal dan bahan alami untuk mengobati dan
mengontrol penyakit telah dipilih masyarakat dunia. ARI hasil rendaman buah-buahan
atau sayuran yang disebut dengan infused water yang juga dikenal spa water telah
dimanfaatkan dan dRIekomendasikan dalam diet DASH pasien hipertensi. Rekomendasi
dalam diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) pasien hipertensi
diharapkan makan kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, dan
susu rendah lemak. pemberian infused water mentimun secara rutin sebanyak 14 kali
pertemuan kepada lansia menunjukkan hasil terdapat perubahan yang signifikan dari
responden yang mayoritas mengalami tekanan darah. Infused water mentimun diharapkan
mampu menjadi sebuah solusi baru untuk mengatasi hipertensi dimana mentimun
mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan, harga yang ekonomis, bila
dibandingkan dengan biaya pengobatan farmakologis (Heriyanti et al., 2023).
B. Rencana Kegiatan
1. Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga: Hipertensi
2. Tujuan
Dalam 1x 60 menit keluarga mampu mendemonstrasikan langkah-langkah
pembuatan infused water.
3. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Tersedia: Mentimun, aRI, pisau, botol minum
2) Tersedia media: Booklet
3) Adanya kontrak selama 60 menit
b. Kriteria Proses
1) Keluarga mengikuti kegiatan sejak awal sampai selesai
2) Keluarga berpartisipasi aktif dalam diskusi (mengikuti arahan saat
demonstrasi latihan)
c. Kriteria Hasil
Setelah pertemuan 1 x 60 menit:
1) Keluarga mampu mendemonstrasikan kembali pembuatan infused water
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Demonstrasi pembuatan infused water
2. Metode : Diskusi dan demonstrasi
3. Media : Booklet
4. Hari / Tanggal : Jumat/ 16 Maret 2024
5. Waktu : 60 Menit
D. Strategi Pelaksanaan
No Alokasi Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga
1 14.00-14.10 Fase orientasi a. Menjawab salam
WIB a. Mengucapkan salam dan menerima perawat
binahubungan saling percaya dengan sikap terbuka
b. Menjelaskan maksud dan b. Mendengarkan
tujuan interaksi penjelasan
c. Membuat kontrak waktu c. Menyetujui kontrak
dan tempat waktu
d. Memvalidasi d. Menyatakan perasaan
perasaan
2 14.10-14.50 Fase interaksi
WIB a. Menjelaskan alat dan bahan a. Mendengarkan
untuk pembuatan infused b. Mendemonstrasikan
water c. Berdiskusi
b. Menjelaskan langkah-
langkah pembuatan infused
water
c. Mendemonstrasikan langkah
langkah pembuatan infused
water
d. Menanyakan dan berdiskusi
terkait langkah pembuatan
infused water yang belum
dipahami oleh keluarga.
3 14.50 -15.00 Fase terminasi
WIB a. Mengevaluasi materi yang a. Mendengarkan
telah dijelaskan b. Mengungkapkan
b. Validasi perasaan perasaan
c. Membuat kesimpulan hasil c. Menyepakati
pertemuan kontrak waktu
d. Membuat kontrak waktu d. Mendengarkan
untuk pertemuan e. Menjawab salam
selanjutnya
e. Menjelaskan topik untuk
pertemuan selanjutnya
f. Mengucapkan salam
DAFTAR PUSTAKA
O (OBJEKTIF):
− Ny. S tampak
koopertaif
− Ny. S sangat
senang ketika
diberikan edukasi
− Ny. S mampu
mendeonstrasikan
kembali
pembuatan
infused water
− TD: 148/92
mmHg
A (Analisa):
Keluarga mampu
melakukan tugas
ketiga: Pengetahuan
dan demonstrasi
pembuatan infused
water mentimun
P (Perencanaan):
Intervensi dihentikan
DIET
RENDAH
PURIN
Asam urat adalah asam berbentuk kristal yang merupakan hasil dari
pemecahan purin.
kristal
asam urat
Secara alamiah, purin ada dalam tubuh dan dalam makanan dari tanaman
(sayur, buah, kacang-kacangan) maupun dari hewan (daging, jeroan, ikan
sarden) (Dhalimarta, 2008). Menurut CDC (2020), asam urat adalah bentuk
umum dari radang sendi yang sangat menyakitkan. Biasanya mempengaruhi
satu sendi pada satu waktu (seringkali sendi jempol kaki). Serangan nyeri
asam urat yang berulang dapat menyebabkan artritis gout yakni suatu bentuk
radang sendi yang memburuk.
1
Mengenal Asam Urat
dan Penyakitnya
Kondisi asam urat yang meningkat dalam tubuh akan terjadi penumpukan
asam urat pada sendi akan membentuk kristal yang ujungnya tajam seperti
jarum. Kondisi ini menimbulkan respon peradangan dan berakhir dengan
serangan gout (Kertia, 2009)
Gejala yang dirasakan dan tanda yang sering muncul pada penderita
Gout diantaranya adalah (Vitahealth, 2005; Kusumayanti dkk, 2014):
1. Rasa nyeri hebat dan mendadak pada ibu jari kaki dan jari kaki
4. Telah terjadi >1 kali serangan di persendian (arthritis) yang bersifat akut;
Adanya serangan nyeri pada satu sendi, terutama sendi ibu jari kaki.
5.
Serangan juga biasa terjadi di tempat lain seperti pergelangan kaki,
punggung kaki, lutut, siku, pergelangan tangan atau jari-jari tangan;
3
Mengenal Asam Urat
dan Penyakitnya
Kadar normal asam urat menurut WHO pada pria adalah 3,5 – 7 mg/dl &
pada wanita 2,6 – 6 mg/dl.
Penyakit asam urat dapat diobati dan dikelola secara efektif dengan
perawatan medis dan strategi manajemen diri.
4
Mengenal Asam Urat
dan Penyakitnya
Bagaimana cara mencegah
penyakit asam urat?
Pencegahan asam urat dengan menerapkan pola hidup sehat. Hal ini
dilakukan dengan diet makanan yaitu dengan mengurangi konsumsi makanan
tinggi purin. Selain itu juga melakukan olahraga secara teratur dan menurunkan
berat badan apabila obesitas atau kelebihan berat badan (Wijayakusuma, 2006).
Jika saya memiliki kadar asam urat yang tinggi atau mengalami
artritis gout sebaiknya saya mengkonsumsi makanan apa?
5
Mengenal Asam Urat
dan Penyakitnya
Usia Laki-laki Perempuan
6
Mengenal Asam Urat
dan Penyakitnya
Apakah ada bahan makan yang perlu saya batasi?
Kacang-kacangan;
-kacang hijau, 25 gram/hari
-kacang tanah, (2 sendok makan)
-kedelai
Sayur
-Bayam -Kembang kol
-Buncis -Asparagus 100 gram/hari
-Jamur -Kangkung (6 sendok sayur)
-Kapri -Kacang polong
-Daun/biji melinjo
Minuman
Tehhkental dan kopi 1 gelas untuk 3 hari sekali
7
Mengenal Asam Urat
dan Penyakitnya
Jika semuanya dilarang, saya bisa makan apa?
8
Mengenal Asam Urat
dan Penyakitnya
Bagaimana cara mengetahui berat
badan saya ideal atau tidak?
Berat Badan (BB) dibagi Tinggi Badan(TB dalam satuan meter) yang dikuadratkan
Nilai IMT akan menentukan apakah seseorang memiliki status gizi lebih
(gemuk atau obesitas), normal, atau kurang (kurus). Nilai normal Indeks
Massa Tubuh untuk pria dan wanita lanjut usia berkisar antara 18,5 – 25.
9
Mengenal Asam Urat
dan Penyakitnya
10
MITOS DAN FAKTA
PENYAKIT ASAM URAT
Sumber: American Kidney Fund, 2020.
Mitos
Mitos
2 Serangan penyakit asam urat (gout)
terjadi pada seseorang yang memiliki
pola makan yang tidak sehat saja
Fakta
Meskipun pola makan yang tinggi purin merupakan salah satu
faktor yang berkontribusi, serangan penyakit asam urat (gout)
dapat diakibatkan oleh berbagai faktor lainnya. Serangan
penyakit asam urat (gout) dapat diakibatkan ketika tubuh
memproduksi asam urat yang terlalu banyak atau tubuh tidak
mampu mengolah asam urat dengan semestinya.
Mitos
Fakta
Untuk mencegah tingginya kadar asam urat dalam darah, terdapat
beberapa obat yang dapat dikonsumsi. Selain itu perubahan pola
hidup menjadi lebih sehat juga dapat dilakukan untuk mencegah
serangan penyakit asam urat (gout) di masa mendatang.
11
MITOS DAN FAKTA
PENYAKIT ASAM URAT
Sumber: American Kidney Fund, 2020.
Mitos
Seseorang mengalami penyakit asam
4 urat (gout) hanya ketika mengalami
serangan penyakit asam urat
Fakta
Serangan penyakit asam urat (gout) merupakan rasa nyeri akibat
timbunan kristal asam urat. Seseorang bisa memiliki kadar asam urat
yang tinggi meskipun tidak merasakan serangan penyakit asam urat
atau gejala lainnya. Bila tidak ditangani, hal ini dapat mengakibatkan
serangan penyakit asam urat di masa mendatang hingga komplikasi.
Mitos
5 Penyakit asam urat (gout)
hanya terjadi pada laki-laki
Fakta
Setiap orang dapat terkena penyakit asam urat (gout).
Sebagian besar wanita dapat menderita penyakit asam
urat (gout) dan akan mengalami tanda dan gejala penyakit
asam urat setelah mencapai usia menopause.
12
Daftar pustaka:
Madyaningrum, E., Kusumaningrum, F.,
Wardani, R. K., Susilaningrum, A. R., &
Ramdhani, A. (2020). Buku Saku Kader:
Pengontrolan Asam Urat di Masyarakat. In
Fakultas Kedokteran, Kesehatan
Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas
Gadjah Mada. https://hpu.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/sites/1261/2021/02/HDSS-
Sleman-_Buku-Saku-Kader-Pengontrolan-
Asam-Urat-di-Masyarakat-_cetakan-II.pdf
Kompres Hangat
Dengan Jahe Atasi
Nyeri Akibat Asam
Urat
DEFINISI
Page 02
Jahe & Air Hangat
Page 03
Jahe & Air Hangat
Page 04
Jahe & Air Hangat
Page 05
Kompres Hangat
Dengan Jahe
ALAT DAN BAHAN
Baskom Handuk
Page 07
Kompres Hangat
Dengan Jahe
LANGKAH PEMBUATAN
Page 08
Kompres Hangat
Dengan Jahe
LANGKAH PEMBUATAN
Page 09
Kompres Hangat
Dengan Jahe
LANGKAH PEMBUATAN
Page 10
DAFTAR PUSTAKA
1 mangkuk = 1 kepalan
tangan
SAYUR - SAYURAN
(Dapat dimasak maupun mentah)
1 mangkuk = 1 kepalan
tangan
BUAH-BUAHAN
Ukuran sedang =
sebesar bola tenis
KALSIUM
1. Mengkonsumsi Karbohidrat
Konsumsi Karbohidrat seperti nasi, mie, roti 3
kali sehari
Porsi karbohidrat lebih banyak dibandingkan
makanan lain (1 kepalan tangan sekali makan)
DEFINISI
MANFAAT
Page 02
Kompres Hangat
Dengan Jahe
ALAT DAN BAHAN
Page 06
INFUSED WATER
LANGKAH PEMBUATAN
Page 07
INFUSED WATER
LANGKAH PEMBUATAN
Page 07
INFUSED WATER
JDWAL MINUM
Page 02
DAFTAR PUSTAKA
APA MANFAATNYA?
KAPAN DILAKUKAN?
Page 02
Back Massage
Page 03
Back Massage
PRSEDUR PELAKSANAAN
Page 04
Back Massage
PRSEDUR PELAKSANAAN
Page 04
DAFTAR PUSTAKA
Kandungan Dalam
Jenis - Jenis Rokok Sebatang Rokok
rokok filter atau kretek merupakan
tembakau dan tembakau lain yang
digulung atau dilinting dengan
BAHAYA
Hidrogen Cyanide
kertas baik dengan tangan atau Aceton
(Racun Untuk Hukuman Mati)
MEROKOK
(Zat Karsinogenik)
Urethane
Cerutu adalah tembakau murni (Zat Karsinogenik)
dalam bentuk lembaran yang Methanol
(Bahan Bakar Roket) Toluene
menyerupai rokok (Pelarur Industri)
Pyrene
(Pelarur Industri) Arsenik
(Racun Semut Putih)
shisha (rokok arab) adalah
tembakau yang dicampur dengan Dimethylnitrosamine
(Zat Karsinogenik)
aroma atau perasan buah-buahan Dibenzacridine
dan rempah-rempah yang dihisap (Zat Karsinogenik)
dengan alat khusus Naphtalene
(Kapur Barus)
Phenol
(Antiseptik/Pembunuh
pipa atau cangklok adalah Cadmium Kuman)
Hari 1 Hari 2
Cara 2 : Penundaan 10 Batang 9 Batang
Hari 7 Hari 8
Jam 21.00 Jam 23.00
Indri Sulistiana1*, Maya Puspitasari2, Sukartini3, Siti Khofsoh Sofiyah4, Ade Tyas
Mayasari5
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan, Universitas Aisyah Pringsewu
1,2,3,4,5
Article History: Abstract: Keluhan rasa nyeri pada asam urat yang menyerang lansia yang
Received: 03-02-2024 umumnya dirasakan memiliki faktor-faktor beragam. Penanganan
Revised: 10-02-2024 umumnya melibatkan pendekatan pengobatan secara farmakologi, yang
Accepted: 11-02-2024 biasanya berdampak pada kesehatan organ seperti ginjal. Pengobatan non
farmakologi dengan kompres jahe dapat menjadi alternatif pilihan yang
Keywords: Asam Urat; baik dan murah dalam meredakan nyeri asam urat yang dialami lansia.
Lansia; Kesehatan; Posyandu Mawar di Desa Campur Asri memiliki peran strategis dalam
Kompres Jahe; memberikan layanan kesehatan masyarakat. Dengan melibatkan
Pengabdian Posyandu sebagai pusat pelayanan kesehatan primer, implementasi terapi
kompres jahe diharapkan dapat menjadi langkah inovatif dan terjangkau
bagi penderita asam urat di tingkat komunitas. Pengabdian ini memiliki
relevansi signifikan dengan kondisi kesehatan masyarakat Desa Campur
Asri. Kasus asam urat yang cukup tinggi di wilayah ini menunjukkan
perlunya eksplorasi terapi non-farmakologis yang dapat diterapkan secara
efektif dan mudah diakses. Sasaran dalam kegiatan penyuluhan sebagai
bentuk pengabdian masyarakat adalah lansia di Posyandu Mawar Desa
Campur Asri. Metode pelaksanaan pada kegiatan ini dilakukan dengan
rangkaian tahapan yang disusun secara sistematis, yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Hasil pengabdian menunjukkan
bahwa terapi kompres jahe memiliki potensi untuk menjadi alternatif yang
efektif dalam mengelola nyeri pada penderita asam urat di tingkat
komunitas. Diharapkan, hasil pengabdian ini dapat memberikan
kontribusi positif dalam peningkatan kesehatan masyarakat Desa Campur
Asri secara menyeluruh. Dengan kerjasama yang terjalin, diharapkan
program ini dapat berlanjut dan memberikan manfaat jangka panjang bagi
penderita asam urat dan masyarakat secara umum.
© 2022 SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
PENDAHULUAN
Asam urat merupakan kondisi medis yang sering kali dihadapi oleh masyarakat,
terutama di tengah pola hidup modern (Hartutik, 2018). Penderita asam urat cenderung
mengalami nyeri dan pembengkakan pada sendi, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-
hari (Muchlis & Ernawati, 2021). Dalam upaya memberikan solusi yang holistik dan
berbasis bukti, terapi kompres jahe muncul sebagai alternatif menarik untuk mengatasi
nyeri pada penderita asam urat (Rokhmah et al., 2023).
Asam urat memiliki potensi menyerang individu dari segala jenis kelamin dan
rentang usia 40-60 tahun (Oktavianti & Anzani, 2021). Zat purin atau hasil metabolisme
doi.org/10.55681/swarna.v3i2.1188 | 195
Sulistiana et al. doi.org/10.55681/swarna.v3i2.1188
tubuh yang seharusnya dikeluarkan oleh ginjal melalui feses atau urin berperan dalam
pembentukan asam urat. Peningkatan kandungan urat serum, yang disebut sebagai
hiperurisemia, merupakan aspek kritis dalam kondisi ini. Rentang kadar normalnya adalah
3,5-7,0 mg/dL untuk laki-laki dan 2,8-6,8 mg/dL untuk perempuan. Faktor utama yang
memicu terjadinya asam urat adalah gaya hidup tidak sehat, terutama konsumsi makanan
yang kaya purin (Lutfi & Fijianto, 2021).
Keluhan rasa nyeri yang umumnya dirasakan memiliki faktor-faktor beragam.
Penanganan umumnya melibatkan pendekatan farmakologi dan non-farmakologi untuk
membantu mengurangi intensitas nyeri (Yulendasari et al., 2020). Pengobatan asam urat
secara farmakologi sering melibatkan penggunaan Obat Anti Inflamasi NonSteroid
(OAINS). Di sisi lain, terapi non-farmakologi atau pengobatan komplementer digunakan
sebagai terapi alternatif atau pendukung untuk mempercepat proses penyembuhan pada
penderita asam urat (Bahtiar et al., 2023; Octa & Febrina, 2020; Suryani et al., 2021). Salah
satu metode terapi komplementer yang dapat diterapkan untuk meredakan nyeri pada
penderita asam urat adalah melalui kompres jahe, sebagaimana diungkapkan oleh
penelitian yang dilakukan oleh (Revianti & Yanto, 2021) dan (Yanto et al., 2022).
Kompres jahe diyakini memiliki efek nyeri yang berkurang karena mengandung gingerol
dan shogaol, senyawa panas dan pedas yang terdapat dalam jahe yang memiliki sifat
antiinflamasi (Anggraini et al., 2022).
Posyandu Mawar di Desa Campur Asri memiliki peran strategis dalam
memberikan layanan kesehatan masyarakat. Dengan melibatkan Posyandu sebagai pusat
pelayanan kesehatan primer, implementasi terapi kompres jahe diharapkan dapat menjadi
langkah inovatif dan terjangkau bagi penderita asam urat di tingkat komunitas.
Pengabdian ini memiliki relevansi signifikan dengan kondisi kesehatan masyarakat Desa
Campur Asri. Kasus asam urat yang cukup tinggi di wilayah ini menunjukkan perlunya
eksplorasi terapi non-farmakologis yang dapat diterapkan secara efektif dan mudah
diakses. Terapi kompres jahe, dengan kandungan antiinflamasi alami, memiliki potensi
untuk memberikan manfaat positif pada penderita asam urat. Desa Campur Asri, sebagai
lokasi pengabdian, memberikan konteks yang ideal untuk memahami dampak terapi
kompres jahe pada penderita asam urat secara nyata. Dengan melibatkan masyarakat
dalam proses pengabdian, diharapkan dapat tercipta pemahaman yang lebih baik tentang
penerimaan dan efektivitas terapi ini di tingkat komunitas.
Pemberdayaan masyarakat melalui Posyandu menjadi salah satu fokus utama
dalam pengabdian ini. Dengan melibatkan petugas kesehatan dan relawan Posyandu
dalam memberikan terapi kompres jahe, diharapkan dapat terbentuk kolaborasi yang kuat
antara pemberi layanan kesehatan dan masyarakat dalam penanganan asam urat. Tujuan
utama pengabdian ini adalah untuk mengevaluasi sejauh mana terapi kompres jahe dapat
menurunkan tingkat nyeri pada penderita asam urat di Desa Campur Asri. Melalui
pengabdian ini, diharapkan dapat ditemukan bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung
implementasi terapi kompres jahe sebagai bagian dari strategi pengobatan asam urat.
Keberhasilan implementasi terapi kompres jahe di Posyandu Mawar dapat
membuka pintu bagi pengembangan model pelayanan kesehatan yang lebih inklusif dan
berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Hal ini dapat menjadi contoh inspiratif bagi
desa-desa lain yang menghadapi masalah serupa dalam menangani asam urat dan kondisi
kesehatan lainnya. Dengan mempertimbangkan aspek-aspek etika pengabdian kepada
masyarakat dan keamanan pasien, pengabdian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman yang lebih dalam tentang potensi terapi kompres jahe dalam menurunkan
nyeri pada penderita asam urat di tingkat komunitas. Kesimpulan pengabdian ini dapat
menjadi pijakan untuk pengembangan program kesehatan yang lebih luas dan
berkelanjutan.
METODE PELAKSANAAN
Sasaran dalam kegiatan penyuluhan sebagai bentuk pengabdian masyarakat adalah
lansia di Posyandu Mawar Desa Campur Asri. Metode pelaksanaan pada kegiatan ini
dilakukan dengan rangkaian tahapan yang disusun secara sistematis, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Pada tahap persiapan meliputi observasi
dan wawancara dengan kepala Posyandu, di mana setelah dilanjutkan dengan
perencanaan pelaksanaan kegiatan. Pada tahap pelaksanaan dilakukan kegiatan berupa
penyuluhan dalam bentuk edukasi kesehatan kepada sasaran. Dalam pelaksanaan
dilakukan uji nyeri asam urat sebelum dan setelah intervensi kompres dengan kompres
jahe. Selain itu dilakukan pengukuran kadar asam urat.
Tahap akhir setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat adalah evaluasi
kegiatan tersebut. Evaluasi dilakukan dengan memberikan umpan balik terhadap seluruh
aspek pelaksanaan, hasil yang dicapai, dan dampak yang diharapkan. Proses evaluasi
memiliki peran penting untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan serta menilai sejauh mana
kebutuhan masyarakat telah terpenuhi.
Dengan kerjasama yang terjalin, diharapkan program ini dapat berlanjut dan memberikan
manfaat jangka panjang bagi penderita asam urat dan masyarakat secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anggraini, Y. D., Rahmawati, R. S. N., Indriani, R., & Sendra, E. (2022). The
Effectiveness of Herbal Ingredients to Relieve Breast Engorgement: Literature Review.
HEALTHY : Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan, 1(4), 176–191.
https://doi.org/10.51878/healthy.v1i4.1674
[2] Bahtiar, B., Diati, N. S., Nopriyanto, D., & Aminuddin, M. (2023). Penerapan
Kompres Jahe Merah Terhadap Tingkat Nyeri Pada Lansia Dengan Gout Arthritis.
Journal of Nursing Innovation, 2(1), 20–27. https://doi.org/10.61923/jni.v2i1.11
[3] Hartutik, S. (2018). Hubungan Obesitas dengan Nyeri Persendian Lutut pada Lansia.
Gaster, 16(2), 206. https://doi.org/10.30787/gaster.v16i2.240
[4] Lutfi, M., & Fijianto, D. (2021). Penerapan Kompres Jahe Untuk Mengurangi Nyeri
Pada Lansia Penderita Asam Urat. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan, 1, 1732–1736.
https://doi.org/10.48144/prosiding.v1i.925
[5] Muchlis, M. R., & Ernawati, E. (2021). Efektivitas pemberian terapi kompres hangat
jahe merah untuk mengurangi nyeri sendi pada lansia. Ners Muda, 2(3), 165.
https://doi.org/10.26714/nm.v2i3.8418
[6] Octa, A. R., & Febrina, W. (2020). Implementasi Evidence Based Nursing Pada
Pasien Rematik : Studi Kasus. REAL in Nursing Journal, 3(1), 55.
https://doi.org/10.32883/rnj.v3i1.763
[7] Oktavianti, D. S., & Anzani, S. (2021). Penurunan Nyeri Pada Arthritis Gout Melalui
Kompres Hangat Air Rebusan Serai. Madago Nursing Journal, 2(1), 1–8.
https://doi.org/10.33860/mnj.v2i1.439
[8] Revianti, I. D., & Yanto, A. (2021). Teknik Akupresur Titik Hegu (LI4) Menurunkan
Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja. Holistic Nursing Care Approach, 1(1), 39.
https://doi.org/10.26714/hnca.v1i1.8265
[9] Rokhmah, A., Warsono, W., & Khoiriyah, K. (2023). Penerapan Terapi Kompres
Jahe (Zingiber Officinale Var Rubrum Rhizoma) dan Acupressure dalam
Menurunkan Nyeri Penderita Asam Urat. Holistic Nursing Care Approach, 3(1), 6.
https://doi.org/10.26714/hnca.v3i1.10696
[10] Suryani, S., Sutiyono, S., & Pistanty, M. A. (2021). Pengaruh Pemberian Kompres
Larutan Jahe Terhadap Nyeri Asam Urat Di Posyandu Lansia Melati Desa Candisari.
Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama, 10(1), 17.
https://doi.org/10.31596/jcu.v10i1.693
[11] Yanto, A., Armiyati, Y., Hartiti, T., Ernawati, E., Aisah, S., & Nurhidayati, T. (2022).
Pengelolaan kasus hipertensi pada lansia di pulau Karimunjawa menggunakan
pendekatan terapi komplementer. SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
2(1), 6. https://doi.org/10.26714/sjpkm.v2i1.11166
[12] Yulendasari, R., Sundoro, J., & Isnainy, U. C. A. S. (2020). Kompres hangat jahe
pada pasien asam urat: Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat di Endang Rejo
Kecamatan Seputih Agung Lampung Tengah. Indonesia Berdaya, 1(2), 81–87.
https://doi.org/10.47679/ib.202034
Sahabat Sosial
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Infused Water Mentimun Untuk Menurunkan Hipertensi
Emi Yuliza1*, Solehudin2
1
Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Univeritas Indonesia Maju Jakarta
2
Program Studi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Univeritas Indonesia Maju Jakarta
Abstract
Hypertension is a major risk factor for cardiovascular disease, such as heart attack
and stroke. Cucumbers contain lots of water and electrolytes which can help maintain blood
pressure within normal limits. This article aims to explore cucumber, which is a simple drink
that can contribute to efforts to lower blood pressure. Community service activities in the
form of health education involve nursing professional students along with community nursing
clinical practice activities. The results obtained showed that after being given counseling, the
level of public knowledge about hypertension and its treatment using cucumber juice
increased by 49.5%. Meanwhile, the average blood pressure decreased by 20 mmHg after
using cucumber juice for 1 week. The combination of infused water with cucumber has
potential health benefits, especially in the context of lowering blood pressure. Cucumbers
contain potassium, have a mild diuretic effect, and can support body hydration, all of which
can contribute to blood pressure management.
Abstrak
Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular, seperti
serangan jantung dan stroke. Mentimun mengandung banyak air dan elektrolit yang dapat
membantu menjaga tekanan darah dalam batas normal. Artikel ini bertujuan mengeksplorasi
mentimun yang merupakan minuman sederhana dapat memberikan kontribusi pada upaya
menurunkan tekanan darah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk
penyuluhan kesehatan mengikutsertakan mahasiswa profesi ners bersamaan dengan kegiatan
praktik klinik keperawatan komunitas. Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa setelah
diberikan penyuluhan, tingkat pengetahuan masyarakat tentang hipertensi dan
penanganannya menggunakan jus mentimun mengalami peningkatan sebesar 49,5%.
Page | 166
Sahabat Sosial
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Sedangkan rata-rata tekanan darah mengalami penurunan 20 mmHg setelah dilakukan jus
mentimun selama 1 minggu. Kombinasi infused water dengan mentimun memiliki potensi
manfaat bagi kesehatan, terutama dalam konteks penurunan tekanan darah. Mentimun
mengandung potassium, memiliki efek diuretik ringan, dan dapat mendukung hidrasi tubuh,
yang semuanya dapat berkontribusi pada pengelolaan tekanan darah.
I. PENDAHULUAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi umum yang dapat meningkatkan
risiko penyakit jantung dan stroke. Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan masalah
kesehatan yang semakin sering dihadapi oleh masyarakat modern (Suling and Simatupang,
2018). Dengan gaya hidup yang penuh tekanan dan pola makan yang kurang sehat, banyak
orang berjuang untuk menjaga tekanan darah mereka dalam batas normal. Hipertensi, atau
tekanan darah tinggi, memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat secara
keseluruhan (Deussen and Kopaliani, 2023). Dampak ini dapat dirasakan tidak hanya pada
tingkat kesehatan individu, tetapi juga pada ekonomi, sistem kesehatan, dan kualitas hidup
masyarakat secara umum.
Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular, seperti
serangan jantung dan stroke. Tingginya prevalensi hipertensi dapat meningkatkan beban
kesehatan masyarakat dengan meningkatnya jumlah kasus penyakit yang terkait. Komplikasi
hipertensi, seperti gagal jantung, gagal ginjal, dan penyakit mata, dapat mengakibatkan
peningkatan kasus rawat inap dan perawatan jangka panjang di fasilitas kesehatan. Hipertensi
dapat memengaruhi kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan dengan mengurangi
harapan hidup dan menyebabkan gangguan pada aktivitas sehari-hari.
Hipertensi adalah kondisi kronis yang memerlukan pengelolaan yang komprehensif
untuk mencegah komplikasi yang berpotensi fatal. Pengelolaan hipertensi terdiri dari
berbagai strategi yang melibatkan perubahan gaya hidup, pengobatan, dan pemantauan rutin
Page | 167
Sahabat Sosial
Jurnal Pengabdian Masyarakat
(Efendi and Larasati, 2017). Hal ini penting untuk mendekati masalah hipertensi sebagai
tantangan kesehatan masyarakat yang memerlukan tindakan pencegahan, edukasi, dan
manajemen yang holistik untuk mengurangi dampak negatifnya pada individu dan
masyarakat secara keseluruhan.
Melalui pendekatan yang holistik dan terkoordinasi antara perubahan gaya hidup,
pengobatan, pemantauan rutin, edukasi, dan dukungan, pengelolaan hipertensi dapat
membantu pasien mencapai dan mempertahankan tekanan darah dalam rentang normal, serta
mengurangi risiko komplikasi yang berbahaya. Dalam konteks ini, munculnya minuman
sehat seperti infused water mentimun dapat menjadi solusi yang menarik. Diperkaya dengan
nutrisi dan antioksidan, mentimun tidak hanya memberikan rasa yang menyegarkan, tetapi
juga menyediakan alternatif sehat yang dapat membantu mengelola hipertensi.
Infused water adalah minuman yang terbuat dari air yang diberi rasa dan aroma alami
melalui infus dengan buah-buahan, sayuran, atau herbal. Proses infus ini memungkinkan zat-
zat aktif, rasa, dan nutrisi dari bahan-bahan tersebut berpindah ke dalam air, menciptakan
minuman yang segar, lezat, dan sehat tanpa tambahan gula atau bahan kimia. Infused water
tidak hanya memberikan minuman yang menyegarkan, tetapi juga dapat menjadi bagian dari
gaya hidup sehat dengan meningkatkan asupan air dan memberikan pilihan minuman rendah
kalori (Setyowati, Jamil and Lestari, 2023). Infused water juga dapat menjadi alternatif yang
baik bagi mereka yang mencari opsi yang lebih menarik dan sehat daripada minuman bersoda
atau berenergi.
Mentimun mengandung banyak air dan elektrolit yang dapat membantu menjaga
tekanan darah dalam batas normal. Minuman ini tidak hanya menjanjikan kelezatan, tetapi
juga memberikan nilai tambah dalam hal hidrasi dan nutrisi. Kandungan air yang tinggi
dalam mentimun membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, sementara nutrisi
seperti kalium dapat berperan dalam mengendalikan tekanan darah (Marvia, Astuti and
Khaeriah, 2020). Melalui pemahaman mendalam tentang manfaat kesehatan yang terkandung
dalam infused water mentimun, kita dapat merancang langkah-langkah praktis untuk
menggantikan minuman berkafein atau ber gula tinggi dalam upaya menjaga kesehatan
kardiovaskular.
Page | 168
Sahabat Sosial
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Artikel ini bertujuan mengeksplorasi mentimun yang merupakan minuman sederhana
dapat memberikan kontribusi pada upaya menurunkan tekanan darah tinggi, serta mengapa
mentimun dipilih sebagai bahan utamanya, akan menjadi fokus pembahasan.
II. METODE
Proses pelaksanaan pengabdian masyarakat pada masyarakat dilakukan dengan beberapa
tahapan yaitu:
1. Tahap Persiapan
Tahap ini dilakukan untuk meningkatkan animo masyarakat berpartisipasi dalam layanan
kesehatan meliputi;
a. Memberikan informasi kepada Ketua RT 03 dan RW 01 serta para kader di Kelurahan
Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor untuk menginformasikan kepada
masyarakatnya tentang rencana penyuluhan kesehatan.
b. Ketua RW, RT dan kader Kesehatan memberikan daftar nama-nama peserta /
masyarakat yang akan mengikuti penyuluhan kesehatan.
c. Membuat group WhatsApp dan selanjutnya memberikan informasi yang berkenaan
dengan pentingnya menjaga kesehatan dan keikutsertaan penyuluhan kesehatan.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat berupa Penyuluhan Kesehatan dengan tema
“Sehat Mandiri Dengan Terapi Komplementer Sebagai Pelengkap Terapi Medis”.
Penyuluhan dilaksanakan di Gelanggang Olahraga Kelurahan Kertamaya Kabupaten
Bogor pada tanggal 27 Januari 2024 pukul 08.00–12.00 wib. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan mengikutsertakan mahasiswa profesi
ners bersamaan dengan kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas.
Sahabat Sosial
Jurnal Pengabdian Masyarakat
pengetahuan warga tentang Hipertensi. Pukul 09.15 sampai dengan 11.00 warga diberikan
penyuluhan oleh dosen tentang Hipertensi dan jus mentimun, sedangkan demonstrasi
pembuatan jus mentimun oleh mahasiswa. Sesi tanya jawab dilaksanakan setelah penyuluhan
selesai selama 30 menit. Kemudian dilakukan posttest untuk mengukur pengetahuan warga
setalah diberikan penyuluhan kesehatan. Pukul 11.45 sampai dengan 12.30 melakukan
pengukuran tekanan darah kembali oleh mahasiswa. Pukul 12.30 sampai dengan 13.00
istirahat dan makan siang, kemudian dilakukan penutupan kegiatan oleh ketua panitia. Hasil
pengukuran tingkat pengetahuan masyarakat tentang Hipertensi dan tekanan darah,
digambarkan pada tabel dibawah ini:
Page | 170
Sahabat Sosial
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen dan Mahasiwa diiukti oleh warga
sejumlah 35 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 10 orang, perempuan 25 orang. Jumlah
mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 11 orang.
Infused water adalah minuman yang dibuat dengan merendam buah, sayuran, atau
herba dalam air untuk memberikan rasa dan aroma alami tanpa tambahan gula atau bahan
kimia. Konsep dasar infused water sangat sederhana, dengan cara merendam bahan-bahan
tersebut dalam air selama beberapa waktu sehingga zat-zat yang terkandung dalam bahan
tersebut dapat terlepas ke dalam air, memberikan cita rasa dan aroma pada minuman
(Fauziah, Kurniawan and Wahyudin, 2020). Infused water adalah alternatif sehat dan
menyegarkan dibandingkan minuman bersoda atau berenergi, karena tidak mengandung
tambahan gula atau bahan pengawet. Selain memberikan rasa yang lezat, infused water juga
dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan karena mengandung nutrisi dari buah,
sayuran, dan herba yang digunakan (Pebrianti and Anggraini, 2023).
Infused water memberikan rasa yang menyegarkan dan alami tanpa tambahan gula
atau kalori berlebih. Buah-buahan, sayuran, dan herba yang direndam memberikan sentuhan
rasa yang lembut dan dapat membuat minuman lebih menarik dibandingkan air biasa. Infused
water memberikan pilihan kreatif dalam menciptakan kombinasi rasa yang berbeda
(Heriyanti et al., 2023). Masyarakat dapat bereksperimen dengan berbagai buah, sayuran, dan
herba untuk menciptakan minuman sesuai dengan preferensi pribadi mereka. Dibandingkan
dengan minuman bersoda atau berenergi yang mengandung gula tambahan dan bahan kimia,
infused water merupakan alternatif sehat. Ini membantu orang untuk mengurangi konsumsi
Page | 171
Sahabat Sosial
Jurnal Pengabdian Masyarakat
gula berlebihan dan menjaga hidrasi tanpa mengorbankan kesehatan (Herliana, Susaldi and
Rahmasari, 2022).
Infused water biasanya bebas kalori karena tidak mengandung gula tambahan. Hal ini
membuatnya menjadi pilihan yang baik bagi mereka yang memperhatikan asupan kalori
untuk tujuan kesehatan atau penurunan berat badan (Katimenta, Sianipar and Indriani, 2018).
Bahan-bahan yang digunakan dalam infused water, seperti buah-buahan dan herba, dapat
memberikan sejumlah nutrisi dan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan. Misalnya,
lemon dapat menyediakan vitamin C, dan mint dapat membantu pencernaan. Infused water
dapat menjadi cara yang menyenangkan untuk mendorong konsumsi air harian (Setyowati,
Jamil and Lestari, 2023). Bagi mereka yang tidak begitu suka minum air putih, infused water
dapat menjadi opsi yang lebih menarik dan dapat meningkatkan hidrasi.
Penggunaan infused water juga dapat dianggap ramah lingkungan karena mengurangi
konsumsi botol air plastik sekali pakai. Orang dapat menggunakan botol air tahan lama dan
mengisi ulangnya dengan infused water. Kombinasi rasa yang menarik, kreativitas dalam
menciptakan variasi, dan manfaat kesehatan yang mungkin terkandung, infused water telah
menjadi pilihan yang populer di kalangan masyarakat yang peduli dengan kesehatan dan
ingin menikmati minuman yang berbeda dari air biasa (Ainni, Azizah and Raharjo, 2023).
Infused water, khususnya yang menggunakan bahan-bahan tertentu seperti lemon, mentimun,
atau anggur, dapat memberikan kontribusi terhadap kesehatan jantung dan tekanan darah
dalam beberapa cara.
Beberapa buah yang sering digunakan dalam infused water, seperti anggur dan jeruk,
mengandung potassium. Potassium dapat membantu menyeimbangkan efek sodium dalam
tubuh, yang berperan dalam mengatur tekanan darah. Meningkatkan asupan potassium dapat
memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan jantung. Buah-buahan dan herba yang
digunakan dalam infused water seringkali kaya akan antioksidan, seperti vitamin C dari
lemon atau flavonoid dari buah-buahan beri. Antioksidan dapat membantu melawan radikal
bebas yang dapat merusak pembuluh darah dan mempengaruhi kesehatan jantung (Fandizal,
Sani and Astuti, 2020). Hidrasi yang baik memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan
kardiovaskular. Infused water dapat meningkatkan minat orang untuk minum lebih banyak
Page | 172
Sahabat Sosial
Jurnal Pengabdian Masyarakat
air, yang pada gilirannya dapat membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan
mendukung kesehatan pembuluh darah (Apriza, 2020).
Jika infused water digunakan sebagai alternatif untuk minuman bersoda atau
minuman manis lainnya yang tinggi gula, ini dapat membantu mengontrol berat badan.
Kontrol berat badan yang sehat juga dapat berkontribusi pada pengelolaan tekanan darah.
Infused water dengan tambahan mint atau chamomile dapat memberikan efek menenangkan.
Mengelola stres dan menjaga tingkat stres yang sehat dapat berdampak positif pada tekanan
darah. Meskipun infused water dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan
jantung dan tekanan darah, penting untuk diingat bahwa hasilnya dapat bervariasi antar
individu. Selain itu, ini tidak boleh dianggap sebagai pengganti bagi orang yang
membutuhkan penanganan medis atau perubahan pola makan yang lebih mendalam untuk
mengelola tekanan darah tinggi. Infused Water dapat berisi dengan salah satu jenis sayuran
seperti mentimun. Mentimun memiliki beberapa sifat yang dapat memberikan kontribusi
terhadap kesehatan dan berpotensi mendukung penurunan tekanan darah.
Mentimun mengandung potassium, mineral yang dikenal dapat membantu
mengimbangi efek sodium dalam tubuh. Sodium dapat meningkatkan tekanan darah,
sedangkan potassium membantu mengeluarkan sodium melalui urin. Oleh karena itu, asupan
potassium yang cukup dapat berperan dalam menjaga tekanan darah normal (Mardhiyah and
Yuliyanti, 2021). Mentimun memiliki sifat diuretik ringan, yang berarti dapat merangsang
produksi urin. Ini dapat membantu menghilangkan kelebihan sodium dan cairan dari tubuh,
yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi tekanan darah.
Mentimun mengandung antioksidan seperti beta-karoten, flavonoid, dan tanin.
Antioksidan dapat membantu melawan kerusakan oksidatif dalam tubuh, yang dapat
berkontribusi pada kesehatan pembuluh darah dan jantung. Mentimun adalah makanan
rendah kalori dan lemak (Pringgayuda, Cikwanto and Hidayat, 2021). Konsumsi makanan
yang rendah kalori dan lemak dapat mendukung kesehatan secara keseluruhan, termasuk
mengontrol berat badan. Kontrol berat badan yang sehat dapat berperan dalam menjaga
tekanan darah normal (Setiawan and Sunarno, 2022).
Kandungan air yang tinggi dalam mentimun dapat membantu dalam hidrasi tubuh.
Hidrasi yang baik dapat memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan pembuluh darah
Page | 173
Sahabat Sosial
Jurnal Pengabdian Masyarakat
dan tekanan darah. Meskipun mentimun dapat memberikan beberapa manfaat untuk
kesehatan jantung dan tekanan darah, penting untuk diingat bahwa tidak ada makanan
tunggal atau minuman yang dapat secara langsung menjamin penurunan tekanan darah
(Intarti, 2022). Penanganan tekanan darah tinggi melibatkan pendekatan yang holistik,
termasuk pola makan sehat, olahraga teratur, dan gaya hidup yang sehat (Marbun and
Hutapea, 2022). Kombinasi infused water dengan mentimun dapat memberikan kontribusi
pada manfaat kesehatan, termasuk potensi penurunan tekanan darah pada individu dengan
hipertensi (Putri, Suryarinilsih and Roza, 2023).
Kombinasi mentimun dalam infused water dapat meningkatkan asupan potassium.
Potassium membantu mengimbangi efek sodium dalam tubuh dan dapat membantu
mengurangi tekanan darah. Ini dapat menjadi langkah penting dalam pengelolaan hipertensi.
Mentimun memiliki sifat diuretik ringan, yang dapat membantu mengurangi retensi cairan
dalam tubuh (Aloanis and Pramono, 2023). Hal ini dapat memberikan efek positif terhadap
tekanan darah, terutama jika retensi cairan merupakan masalah terkait dengan hipertensi.
Infused water sendiri adalah cara yang baik untuk menjaga hidrasi tubuh. Kombinasi
dengan mentimun dapat meningkatkan rasa dan memberikan tambahan manfaat hidrasi.
Hidrasi yang baik dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah dan dapat
mendukung pengelolaan tekanan darah. Mentimun mengandung antioksidan, yang dapat
membantu melawan radikal bebas dan melindungi kesehatan pembuluh darah. Ini dapat
memberikan dampak positif pada kesehatan jantung dan tekanan darah. Kombinasi infused
water dengan mentimun adalah alternatif rendah kalori dan lemak. Makanan rendah kalori
dapat mendukung kontrol berat badan, yang merupakan faktor penting dalam pengelolaan
hipertensi (Tarigan and Purba, 2019).
Sementara kombinasi infused water dengan mentimun dapat memberikan kontribusi
positif, hal ini sebaiknya diintegrasikan sebagai bagian dari gaya hidup yang sehat secara
keseluruhan. Pengelolaan hipertensi melibatkan perubahan pola makan yang sehat, olahraga
teratur, mengurangi asupan garam, dan kontrol berat badan (Ainurrafiq, Risnah and Azhar,
2019). Sebelum membuat perubahan signifikan dalam pola makan atau gaya hidup,
disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terutama jika seseorang
memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang dalam pengobatan. Infused water dengan
Page | 174
Sahabat Sosial
Jurnal Pengabdian Masyarakat
mentimun bisa menjadi tambahan menyegarkan yang sehat untuk membantu mendukung
kesehatan jantung dan menurunkan tekanan darah, tetapi tidak boleh diandalkan sebagai satu-
satunya tindakan untuk mengelola hipertensi.
IV. KESIMPULAN
Kombinasi infused water dengan mentimun memiliki potensi manfaat bagi kesehatan,
terutama dalam konteks penurunan tekanan darah. Mentimun mengandung potassium,
memiliki efek diuretik ringan, dan dapat mendukung hidrasi tubuh, yang semuanya dapat
berkontribusi pada pengelolaan tekanan darah. Infused water dengan mentimun dapat
menjadi alternatif yang menyegarkan dan rendah kalori untuk membantu mengelola
hipertensi, terutama bagi mereka yang ingin mengurangi konsumsi minuman bersoda atau
berkalori tinggi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan termakasih disampaikan kepada pihak terkait, pada institusi pendidikan,
pemerintah daerah Kota Bogor, aparat kelurahan dan para warga Kertamaya Kota Bogor
yang telah berkontribusi terhadap kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Ainni, A. N., Azizah, N. and Raharjo, R. B. (2023) ‘Increasing knowledge about
hypertension and alternative herbal medicine with cucumber infusion’, Jurnal Empati,
4(2), pp. 121–127. Available at:
http://ejournal.unimugo.ac.id/EMPATI/indexDOI:https://doi.org/10.26753/empati.v4i
2.1151.
Ainurrafiq, A., Risnah, R. and Azhar, M. U. (2019) ‘Non Pharmacological Therapy in Blood
Pressure Control in Hypertensive Patients’, Media Publikasi Promosi Kesehatan
Indonesia, 2(3), pp. 192–199. doi: 10.56338/mppki.v2i3.806.
Aloanis, F. and Pramono, W. H. (2023) ‘Pengaruh Pemberian Jus Mentimun Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Sendangmulyo Kecamatan
Tembalang’, Jurnal Ners Widya Husada, 10(1). Available at:
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf.
Apriza, A. (2020) ‘Perbedaan Efektifitas Konsumsi Jus Semangka Dan Jus Belimbing Wuluh
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi’, Jurnal Ners, 4(1), pp. 21–
28. doi: 10.31004/jn.v4i1.714.
Deussen, A. and Kopaliani, I. (2023) ‘Targeting inflammation in hypertension’, Current
Opinion in Nephrology and Hypertension, 32(2), pp. 111–117. doi:
10.1097/MNH.0000000000000862.
Page | 175
Sahabat Sosial
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Efendi, H. and Larasati, T. (2017) ‘Family Support in Hypertension Disease’s Management’,
Jurnal Majority, 6(1), pp. 34–40.
Fandizal, M., Sani, D. N. and Astuti, Y. (2020) ‘The Effect of Lemon, Watermelon, and
Cucumber Infused Water to Decrease Blood Pressure’, Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan Indonesia, 10(04), pp. 172–177. doi: 10.33221/jiiki.v10i04.680.
Fauziah, W., Kurniawan, W. and Wahyudin, T. (2020) ‘Pengaruh Pemberian Infused Water
Mentimun Terhadap penurunan Tekanan Darah’, Jurnal Ners Lentera, 8(2), pp. 8–45.
Heriyanti, C. A. et al. (2023) ‘Pengaruh Pemberian Infused Water Mentimun terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pralansia Hipertensi’, Jurnal Keperawatan, 15(2), pp. 561–
568. doi: 10.32583/keperawatan.v15i2.943.
Herliana, I., Susaldi, S. and Rahmasari, I. (2022) ‘Implementasi Terapi Olahan Mentimun
Dan Terapi Musik Kacapi Suling “Ayun Ambing” Untuk Menurukan Tekanan Darah
Penderita Hipertensi Di Cibogor’, Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Maju,
3(02), pp. 60–64. doi: 10.33221/jpmim.v3i02.2065.
Intarti, W. D. (2022) ‘Manfaat Massage Leher Dan Konsumsi Mentimun Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Usia Lanjut Di Wilayahkabupaten Cilacap’, Journal
of Midwifery Science and Health, 13(1), pp. 28–35. doi: 10.52299/jks.v13i1.93.
Katimenta, K. Y., Sianipar, S. S. and Indriani, N. (2018) ‘Efektivitas Pemberian Infused
Water MentimunTerhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi’, Jurnal
Dinamika Kesehatan, 9(2), pp. 56–64.
Marbun, W. S. and Hutapea, L. M. N. (2022) ‘Penyuluhan Kesehatan pada Penderita
Hipertensi Dewasa terhadap Tingkat Pengetahuan Hipertensi’, Jurnal Keperawatan
Silampari, 6(1), pp. 89–99. doi: 10.31539/jks.v6i1.4170.
Mardhiyah, A. and Yuliyanti, T. (2021) ‘Management Of Cucumber Infused Water and
Steamed Pumpkin With Sleep Dishorder on Elderly Hypertension in The Bulu
Village’, IJMS-Indonesian Journal On Medical Science, 8(2).
Marvia, E., Astuti, F. and Khaeriah, N. (2020) ‘Efektivitas Jus Mentimun Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi’, PrimA : Jurnal Ilmiah
Ilmu Kesehatan, 6(1), pp. 83–88. doi: 10.47506/jpri.v6i1.172.
Pebrianti, U. and Anggraini, N. (2023) ‘Efektifitas Infused Water Mentimun Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Desa Urug Kecamatan
Sukajaya Kabupaten Bogor’, Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences
Journal, 14(02), pp. 412–417. doi: 10.34305/jikbh.v14i02.819.
Pringgayuda, F., Cikwanto, C. and Hidayat, Z. Z. (2021) ‘Pengaruh Jus Mentimun Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi’, Jurnal Ilmiah Kesehatan,
10(1), pp. 23–32. doi: 10.52657/jik.v10i1.1313.
Putri, H., Suryarinilsih, Y. and Roza, D. (2023) ‘Efektivitas Jus Mentimun Terhadap Tekanan
Darah Pasien Hipertensi’, Journal of Health and Cardiovascular Nursing, 3(2), pp.
63–70. doi: 10.36082/jhcn.v3i2.1334.
Setiawan, I. S. and Sunarno, R. D. (2022) ‘Terapi Jus Mentimun Untuk Menurunkan
Tekanan’, Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 13(1), pp. 276–283.
Setyowati, S., Jamil, M. D. and Lestari, D. A. P. (2023) ‘Infused Water Kurna Mentimun
Minuman Alternatif Penurun Tekanan Darah’, Jurnal Nutrisia, 25(1), pp. 45–52. doi:
10.29238/jnutri.v25i1.278.
Page | 176
Sahabat Sosial
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Suling, F. R. W. and Simatupang, A. (2018) Hipertensi, Buku. Jakarta: Fakultas Kedokteran
UKI.
Tarigan, H. N. B. and Purba, P. H. (2019) ‘Pengaruh Pemberian Belimbing Dan Mentimun
Terhadap Penderita Hipertensi Di Desa Lau Kersik Kecamatan Gunung Sitember
Kabupaten Dairi’, Jurnal Penelitian Keperawatan Medik, 2(1), pp. 18–23. doi:
10.36656/jpkm.v2i1.189.
Page | 177
34
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2019; Volume 16; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
takan hipertensi/tekanan darah tinggi (Dinas Prosedur pemijatan, gunakan minyak zaitun
Kesehatan Jawa Tengah, 2015). Kasus yang di tangan dan digosok-gosokan dengan kedua
ditemukan di Surakarta pada tahun 2014 dari tangan, Memijat area tengkuk menggunakan
laporan Puskesmas sebanyak 65.252 kasus telapak tangan dengan 20 gerakan maju mundur
(hipertensi essensial) (Dinkes Surakarta, 2014). ke arah samping kiri dengan posisi di sebelah
Gejala klinis hipertensi yang sering timbul kanan responden diulang beberapa kali, Memijat
menurut Corwin (2009) antara lain nyeri kepala dengan cara seperti mencubit kulit tengkuk
saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan responden sebanyak 20 gerakan, Posisi berpindah
muntah akibat peningkatan tekanan darah intrak- di belakang responden. Memijat tengkuk dengan
ranial, penglihatan kabur akibat kerusakan retina, cara linier dari atas ke bawah menggunakan ibu
ayunan langkah yang tidak mantap karena jari dan gerakan dari bawah ke atas menggunakan
kerusakan susunan saraf pusat, nokturia karena telapak tangan sebanyak 20 gerakan, Membersih-
peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi kan sisa minyak zaitun di tubuh responden.
glomelorous, edema dependen dan pembeng- Dilakukan duakali sehari pagi dan sore.
kakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Minyak zaitun memiliki kandungan vitamin
Salah satu gejala klinis hipertensi adalah E yang berguna untuk melembabkan kulit saat
adanya nyeri khususnya area leher, tengkok dioleskan serta memiliki kandungan polifenol
sampai ke kepala. Tindakan untuk mengurangi yang berguna sebagai antiinflamasi saat meresap
nyeri menurut Kozier, dkk (2011), mencakup ke dalam pori-pori kulit sehingga menurunkan
tindakan non farmakologis dan tindakan farma- nyeri (Yana, 2014). Vitamin larut lemak yang
kologis. Tindakan farmakologis dengan penggu- banyak terdapat di dalam minyak zaitun adalah
naan obat-obat analgesik. Tindakan non farma- vitamin E. Nama lain dari vitamin E adalah
kologis antara lain stimulasi kutaneus, pijat tokoferol. Di dalam tubuh, vitamin E disimpan
(massage), aplikasi panas dingin, akupresur, dalam hati dan lemak tubuh untuk waktu yang
stimulasi kontralateral, imobilisasi, stimulasi lama sehingga tidak perlu dikonsumsi setiap kali
saraf elektrik transkutaneus, distraksi, relaksasi, makan. Kadar vitamin E dalam minyak zaitun
meditasi, hipnosis. Massage merupakan salah termasuk tinggi. Vitamin E berfungsi untuk
satu penatalaksanaan yang dapat menurunkan meningkatkan daya tahan tubuh, membantu
nyeri. mengatasi stres, meningkatkan kesuburan, serta
Menurut Dalimartha (2008) dalam Wijaya meminimalkan risiko penyakit kanker dan
dan Putri (2013), pada prinsipnya massage yang penyakit jantung koroner. Selain itu, vitamin E
dilakukan pada penderita hipertensi adalah untuk juga sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit,
memperlancar aliran energi dalam tubuh sehing- bermanfaat sebagai antioksidan untuk penangkal
ga gangguan hipertensi dan komplikasinya dapat radikal bebas, serta melindungi sel darah merah
diminalisir. Nyeri kepala yang biasa terjadi pada dari kerusakan (Adam (2013), dalam Astawan,
hipertensi dapat diberikan intervensi dengan dkk (2015).
massage. Menurut Snyder dan Linquist (2009) Tujuan umum penelitian ini adalah untuk
dalam Subandiyo (2014), terapi pijat tengkuk mengetahui manfaat massage tengkuk dengan
hanya menggunakan tangan manusia. Tekanan minyak zaitun dalam mengurangi nyeri kepala
terhadap kutan dan jaringan subkutan melepaskan pasien hipertensi, dengan tujuan khusus yaitu
histamin yang pada akhirnya akan menghasilkan untuk mengetahui skala nyeri kepala sebelum dan
vasodilator pembuluh darah dan meningkatkan sesudah diberikan perlakuan dan untuk menga-
aliran balik vena yang kemudian akan menurun- nalisis perbedaan tingkat nyeri kepala. Untuk
kan kerja jantung. Terjadinya penurunan kerja mengetahui tingkat nyeri pada pasien hipertensi
jantung, maka tekanan intrakranial akan menjadi setelah diberikan tindakan massage tengkuk
turun. Nyeri kepala akan menjadi lebih ber- dengan minyak zaitun, Untuk menganalisa per-
kurang. bedaan tingkat nyeri pada pasien hipertensi
35
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2019; Volume 16; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
36
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2019; Volume 16; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
sebagian besar memiliki skala nyeri 4 runan skala nyeri hingga 3 skala dibandingkan
(50%) dan tertinggi skala nyeri 6 (14.3%). dengan laki-laki yang hanya terjadi penurunan
e) Skala Nyeri Posttest hanya 1 skala. Perempuan lebih mampu dalam
mengungkapkan persepsi nyeri dikarenakan
Tabel 5. Skala Nyeri Posttest dalam beberapa kebudayaan menganggap
Skala nyeri post H-3 bahwa seorang laki-laki harus lebih berani
Skala
dibandingkan perempuan (Kozier, dkk, 2011).
nyeri Frekuensi Persentase (%)
Teori lain menyatakan laki-laki memiliki
3 13 92.9
sensitifitas yang lebih rendah (kurang meng-
4 1 7.1
ekspresikan nyeri yang dirasakan secara ber-
Total 14 100.0
lebihan) dibandingkan wanita atau kurang
merasakan nyeri ( Black & Hawks, 2014).
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa skala
nyeri kepala setelah diberikan perlakuan 2) Karakteristik responden berdasarkan usia
memiliki skala nyeri 3 (92.9%) dan skala Hasil penelitian menunjukan sebagian
nyeri 4 (7.1%). besar responden berada pada rentang usia 41 –
50 tahun, ada 5 responden (35.7%), dan seba-
2) Analisa Bivariat gian kecil responden berada pada rentang usia
71 – 80 tahun sejumlah 1 responden (7.1%).
Tabel 6. Uji Statistik Skala Nyeri Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa
Pretest dan Posttest pemberian perlakuan lebih efektif diberikan
Test Statistics kepada responden usia 61 – 70 tahun dimana
Skala Nyeri Post H-3 – terjadi penurunan skala nyeri hingga 2 skala
Skala Nyeri Pre H-1 dan usia >70 tahun dengan penurunan skala
Z -3.376b nyeri hingga 3 skala. Tahap perkembangan
Asymp. Sig. .001 pada usia lansia dapat terjadi penurunan
(2-tailed) sensasi atau persepsi nyeri, serta menganggap
bahwa rasa nyeri sebagai bagian dari proses
Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa dengan penuaan (Kozier, dkk, 2011). Teori lain
Uji Wilcoxon, skala nyeri sebelum dan sesu- menyatakan bahwa lansia berespon terhadap
dah diberikan massage tengkuk dengan nyeri dapat berbeda dibandingkan dengan
minyak zaitun memperoleh nilai Z hitung - orang yang berusia lebih muda cara berespon-
3.376 (Z hitung > Z tabel 0.0004) dimana nilai nya (Smeltzer & Bare, 2013). Usia semakin
probabilitas 0.04% dan nilai p value signi- tua akan lebih bisa menerima sebagai sesuatu
fikansi 0.001 (p < 0.050) dengan nilai yang harus diterima dibandingkan usia yang
probalitas lemah (0.04%) dimana terdapat lebih muda ketika merespon adanya nyeri
nilai kemaknaan kecil. yang dirasakan.
37
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2019; Volume 16; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
Semakin tinggi pengetahuan dimiliki semakin dapat diketahui bahwa sebagian besar
baik pula koping individu dalam menangani responden mengalami penurunan skala dan
nyeri (Smeltzer dan Bare, 2013). intensitas nyeri kepala. Uji Wilcoxon
menunjukan nilai Z hitung -3.376 (Z
4) Penurunan intensitas nyeri responden hitung > Z tabel 0.0004) dimana nilai
a) Sebelum tindakan massage tengkuk probabilitas 0.04% dan nilai p value
dengan minyak zaitun signifikansi 0.001 (p < 0.050) dengan ini
Hasil penelitian sebelum dilakukan menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha
tindakan massage tengkuk dengan minyak diterima dengan nilai probabilitas lemah
zaitun pada hari pertama terdapat 14 (0.04%) dimana terdapat nilai kemaknaan
responden yang sebagian besar mengalami kecil. Jadi, dapat disimpulkan terdapat
nyeri kepala dengan skala nyeri 4 sejumlah pengaruh massage tengkuk dengan minyak
7 responden (50%), dan sebagian kecil zaitun dalam mengurangi nyeri kepala
mengalami nyeri kepala dengan skala nyeri pasien hipertensi.
6 sejumlah 2 responden (14.3%). Pemijatan adalah teknik penyem-
b) Setelah tindakan massage tengkuk dengan buhan alternatif untuk mengurangi kete-
minyak zaitun gangan, meningkatkan sirkulasi, dan mem-
Nyeri kepala yang biasa terjadi pada promosikan fungsi alami dari tubuh
hipertensi dapat diberikan intervensi melalui penerapan tekanan di berbagai
dengan massage. Menurut Snyder dan titik-titik tertentu pada tubuh. Ilmu ini
Linquist (2009) dalam Subandiyo (2014), berasal dari Cina. Pijat refleksi dapat
terapi pijat tengkuk hanya menggunakan dilakukan dengan tangan dan benda-benda
tangan manusia. Tekanan terhadap kutan lain berupa kayu, plastik, atau karet.
dan jaringan subkutan melepaskan hista- Berdasarkan jurnal penelitian Widyastuti
min yang pada akhirnya akan menghasi- (2015) bahwa pemijatan dapat mening-
lkan vasodilator pembuluh darah dan katkan sirkulasi, sehingga tekanan darah,
meningkatkan aliran balik vena yang ke- ketegangan otot dapat menjadi rileks.
mudian akan menurunkan kerja jantung. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
Terjadinya penurunan kerja jantung, maka Noudeh, dkk (2012) dengan judul “Penu-
tekanan intrakranial akan menjadi turun. runan Nyeri Kepala Migrain dengan Mani-
Nyeri kepala akan menjadi lebih ber- pulasi Pijat Leher dan Tulang Belakang”
kurang. menunjukan hasil setelah diberikan per-
Minyak zaitun memiliki kandungan lakuan tersebut intensitas nyeri kepala
vitamin E yang berguna untuk melem- telah berkurang secara signifikan diban-
babkan kulit saat dioleskan serta memiliki dingkan sebelum diberikan perlakuan.
kandungan polifenol yang berguna sebagai Penelitian ini menunjukan bahwa pene-
antiinflamasi saat meresap ke dalam pori- rapan massage dan manipulasi servikal dan
pori kulit sehingga menurunkan nyeri torakal dapat menurunkan intensitas nyeri
(Yana, 2014). kepala pada pasien dengan nyeri kepala
Berdasarkan penelitian yang dilaku- migrain. Menurut Snyder dan Linquist
kan dengan perlakuan tindakan massage (2009) dalam Subandiyo (2014), terapi
tengkuk dengan minyak zaitun pada hari pijat tengkuk hanya menggunakan tangan
ketiga menunjukan sebagian besar res- manusia.
ponden mengalami penurunan skala nyeri Tekanan terhadap kutan dan jaringan
kepala menjadi skala nyeri 3 sejumlah 13 subkutan melepaskan histamin yang pada
responden (92.9%) dan 1 responden akhirnya akan menghasilkan vasodilator
(7.1%) dengan hasil skala nyeri 4. pembuluh darah dan meningkatkan aliran
Berdasarkan penelitian selama tiga hari,
38
PROFESI (Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian
2019; Volume 16; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
balik vena yang kemudian akan menu- Kozier, B., Erb, G., Berman, A., Snyder, S. J.
runkan kerja jantung. Terjadinya penu- (2011). Buku Ajar Fundamental Kepera-
runan kerja jantung, maka tekanan watan Konsep, Proses, dan Praktik
intrakranial akan menjadi turun. Nyeri Volume 2. Alih Bahasa oleh Esty W.,
kepala akan menjadi lebih berkurang. Devi Y., Yuyun Y., Ana L. 2010. Jakarta:
EGC.
4. SIMPULAN
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian
Berdasarkan penelitian dan analisis data,
Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
maka dapat ditarik kesimpulan terdapat per-
bedaan skala nyeri kepala sebelum dan sesudah Noudeh, Y. J., Vatankhah, N., Baradaran, H. R.
diberikan massage tengkuk dengan minyak (2012). Penurunan Nyeri Kepala Migrain
zaitun dimana terjadi penurunan skala nyeri dengan Menggunakan Pijat Leher dan
kepala. Manipulasi Spinal. International Journal
Penelitian ini diharapkan dapat menambah of Therapeutic Massage and Bodywork. 5
pengetahuan dan dijadikan sebagai pertimbangan (1).
referensi dalam penelitian masa depan dan Ruhyanudin, F. (2007). Asuhan Keperawatan
diharapkan masyarakat untuk dapat menerapkan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
pemnafaatan massage tengkuk dengan minyak Kardiovaskuler edisi Revisi. Malang:
zaitun. UPT. Penerbitan Universitas Muham-
madiyah Malang.
5. REFERENSI
Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Black, J.M., Hawks, J.H. (2014). Medical Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Surgical Nursing Clinical Management Smeltzer, S. C., Bare, B. G. (2013). Buku Ajar
for Positive Outcomes, (7th ed), St. Louis, Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Missouri, Elsevier Saunders Suddarth Vol 1. Alih Bahasa oleh Agung
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi W., Karyasa I., Julia. 2013. Jakarta: EGC.
edisi Revisi 3. Jakarta: EGC. Subandiyo. (2014). Pengaruh Pijat Tengkuk dan
Depkes. (2017). Sebagian Besar Pasien Hipnotis Terhadap Penurunan Tekanan
Hipertensi Tidak Menyadarinya. Online Darah pada Pasien Hipertensi. Jurnal
(www. Keperawatan Soedirman. 9 (3).
depkes.go.id/article/view/17051800002/s Wijaya, A. S., Putri Y. M. (2013). KMB Kepe-
ebagian-besar-penderita-hipertensi- rawatan Medikal Bedah (Keperawatan
tidak-menyadarinya.html). Diakses Dewasa). Yogyakarta: Nuha Medika.
tanggal 26 Oktober 2017 pukul 12:30.
Yana, Y. (2014). 41 Manfaat Minyak Zaitun bagi
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2015). Profil Kesehatan, Kecantikan, dan Efek
Kesehatan Jawa Tengah tahun 2015. Sampingnya. Online (https://manfaat.
Semarang: Dinas Kesehatan Jawa co.id/manfaat-minyak-zaitun). Diakses
Tengah. tanggal 26 Oktober 2017 pukul 13:00.
Dinkes Surakarta. (2014). Profil Kesehatan Kota
Surakarta tahun 2014. Surakarta: Dinas
Kesehatan Surakarta.
39
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia, Vol. 1 No. 2 (2022): 85-88
Rr Ratuningrum Anggorodiputro1*
1 Fakultas Kedokteran Magister Ilmu Kebidanan, Universitas Padjadjaran Bandung, Indonesia
Abstrak
Penyakit tidak menular merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi perhatian nasional maupun global
pada saat ini. Penyakit tidak menular dapat bersifat akut dapat juga bersifat kronis. Salah satu penyakit tidak menular
yang mengakibatkan kematian adalah Hypertensi Latar belakang adanya penyuluhan Diet DASH yaitu banyaknya
masyarakat yang tidak mengontrol makanan sehingga Tekanan darah masih tinggi serta kurangnya pengetahuan
masyarakat terkait Diet DASH. Tujuan Kegiatan yaitu memberikan edukasi kepada penderita hypertensi terkait Diet
DASH untuk mengontrol pola makan bagi penderita sehingga diharapkan tekanan darah menjadi normal. Metode
yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan kepada penderita hypertensi dengan metode ceramah dan diskusi
menggunakan poster Diet DASH dan Tips Mengontrol Hypertensi. Poster yang dibuat berisikan informasi terkait
pengertian diet DASH, Aturan pola makan diet DASH serta tips mengontrol hypertensi. Hasil dari kegiatan pengabdian
ini yaitu terdapat 87 orang penderita hypertensi di lingkungan RW 17 Kel. Sukamenteri Kec. Garut Kota Kab. garut
yang sudah dilakukan pengayaan dan edukasi pentingnya mengontrol tekanan darah. Kegiatan ini dilakukan dalam
upaya menurunkan tingkat kematiian akibat komplikasi hypertensi. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu:
meningkatkan pengetahuan mengenai diet DASH bagi penderita hypertensi; dan meningkatkan kesadaran serta
pemahaman masyarakat mengenai pentingnya mengontrol tekanan darah sebagai upaya menurunkan tingkat
kematiian akibat komplikasi Hypertensi.
Abstract
Non-communicable diseases are one of the health problems that are of national and global concern at this time. Non-
communicable diseases can be acute or chronic. One of the non-communicable diseases that causes death is Hypertension.
The background of the DASH Diet counseling is that many people do not control their blood pressure, as well as the lack
of public knowledge regarding the DASH Diet. The purpose of the activity is to provide education to people with
hypertension related to the DASH Diet to control eating patterns for patients so that blood pressure is expected to be
normal. The method used is counseling for hypertension sufferers with lecture and discussion methods using the DASH
Diet poster and Tips for Controlling Hypertension. The poster created contains related information about the DASH diet,
the rules for the DASH diet, and tips for controlling hypertension. The results of this service activity are 87 people with
hypertension in RW 17 Kel. Sukamenteri Kec. Garut City Kab Garut. Arrowroot which has been enriched and educated on
the importance of controlling blood pressure. This activity is carried out in an effort to reduce the death rate due to
complications of hypertension. The conclusions of this study are: increasing knowledge about the DASH diet for people
with hypertension; and increasing public awareness and understanding of the importance of controlling blood pressure
as an effort to reduce the death rate due to complications of hypertension.
Pesan Utama:
• Pengetahuan terkait Diet DASH bagi penderita Hypertensi merupakan hal yang sangat penting untuk mengontrol
tekanan darah dan menurunkan angka kesakitan dan kematian
89
R Roro Ratuningrum A, Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia, Vol. 1 No. 2 (2022): 89-94
1. Pendahuluan
Hipertensi merupakan suatu keadaan peningkatan tekanan darah diatas 140/90mmHg (Asrinawati 2014).
Penyakit Hipertensi sering dijuluki sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam karena dapat menyerang siapa
saja secara tiba-tiba, bila tidak diatasi dengan baik maka mengakibatkan kematian (Yanita N 2017). Penyakit
jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) merupakan masalah kesehatan utama di negara maju maupun
negara berkembang. Hipertensi menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya (Kemenkes RI
2019). Menurut Sulastri (2012) Hipertensi dapat menimbulkan berbagai macam penyakit lainnya yaitu seperti
gagal jantung, jantung koroner, penyakit ginjal dan stroke, sehingga penanganannya harus segera dilakukan
sebelum komplikasi dan akibat buruk lainnya terjadi seperti dapat menurunkan umur harapan hidup
penderitanya (Sulastri Elmatris Ramadhani 2012).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018 bahwa tercatat 1 milyar orang di dunia menderita
hipertensi dan diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total kematian disebabkan
oleh hipertensi. Menurut American Heart Associantion (2014), sekitar atau 1 dari 3 orang dewasa menderita
penyakit ini. Bahkan diperkirakan akan terus meningkat 7,2% atau sekitar 83,5 juta orang pada tahun 2030
(Kemenkes RI, 2019).
Tingginya angka kejadian hipertensi di dunia, dipengaruhi oleh dua jenis faktor, yaitu yang tidak bisa diubah
seperti umur, jenis kelamin, dan ras. Faktor yang bisa diubah diantaranya obesitas, konsumsi alkohol, kurang
olahraga, konsumsi garam yang berlebihan, dan kebiasaan merokok (Setyanda Gita 2015). Salah satu faktor risiko
hipertensi adalah kebiasaan merokok. Faktor risiko hipertensi lainnya antara lain umur, jenis kelamin, riwayat
keluarga, dan genetic (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), serta kebiasaan mengonsumsi garam,
konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minuman beralkohol, obesitas, kurang
estrogen/kontrasepsi pil KB (Kementrian Kesehatan RI 2014).
Puskesmas Guntur merupakan puskesmas yang berada di lokasi Garut Kota, yang di dominasi penduiduk
dengan pola hidup tidak sehat seperti merokok, kurang aktivitas dan kurangnya konsumsi serat dan buah-buahan
Jumlah Penderita Hypertensi di puskesmas Guntur Sebanyak yang dilayanin sesuai standar berjumlah 1,563 orang
(Data PKM Guntur, 2022). Kelurahan penyumbang angka tertinggi penderita hypertensi adalah kelurahan
Sukamenteri. Penulis melakukan study pendahuluan kepada 3 Posyandu diantaranya RW04, 05 dan 07. Penyebab
tinggnya angka hypertensi disebabkan karena pola hidup, kurangnya pengetahuan terkait pola makan bagi
penderita hypertensi. Tujuan Kegiatan yaitu memberikan edukasi kepada penderita hypertensi terkait Diet DASH
untuk mengontrol pola makan bagi penderita sehingga diharapkan tekanan darah menjadi normal.
2. Metode
Metode penelitian dilaksanakan melalui Penyuluhan pada kelompok masyarakat yang menderita Hypertensi.
Metode penyuluhan menggunakan poster terkait Diet DASH dan Tips Mengontrol Tekanan Darah Tinggi. Peserta
yang mengikuti penyuluhan berlatar belakang pedagang dan ibu rumah tinggi yang terdiri dari lansia dan usia
reproduksi yang mengalami penyakit hypertensi sebanyak 87 orang. Pelaksanaan Penyuluhan Diet DASH
dilaksanakan pada tanggal 21 September 2022 di Posyandu RW 17 Sukamenteri, Garut Kota Kabupaten Garut.
Kegiatan penyuluhan terlaksana selama 2 jam. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut: 10 menit pembukaan 20
menit pemaparan penyuluhan diet DASH dan cara mengontrol tekanan darah, 30 menit diskusi dan 60 menit
pemeriksaan tekanan darah.
90
R Roro Ratuningrum A, Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia, Vol. 1 No. 2 (2022): 89-94
Gambar 2 menjelaskan terkait cara mengontrol tekanan darah, serta cara mengendalikan hipertensi Harapan
dari kegiatan pengabdian ini adalah agar masyarakat yang memiliki hipertensi mengetahui pola makandan aturan
diet DASH. Harapan dari kegiatan pengabdian ini adalah agar penderita hypertensi mengetahui pola makan dan
tata cara mengontrol tekanan darah sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya komplikasi yang berujung
dengan kematian pada penderita hypertensi.
91
R Roro Ratuningrum A, Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia, Vol. 1 No. 2 (2022): 89-94
92
R Roro Ratuningrum A, Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia, Vol. 1 No. 2 (2022): 89-94
orang Amerika 2010, dan baru-baru ini CV AHA/ACC 2013 pedoman pencegahan risiko (Rekomendasi kuat:2013:
AHA: level 1 A) (Eckel RH, Jakicic JM, Ard JD 2014).
Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension). Diet DASH adalah pola makan yang ditandai dengan
penekanan pada buah-buahan dan sayuran dalam jumlah tinggi, protein dan serat, rendah lemak produk susu,
biji-bijian, unggas, ikan, dan kacang-kacangan, sebagai tambahan untuk jumlah yang cukup dari makanan kaya
nutrisi lainnya yang mengandung mineral yang diketahui memiliki efek positif dalam menurunkan darah tekanan,
termasuk kalium, kalsium, dan magnesium (US Department of Health and Human Services 2014). Di sisi lain,
rendah lemak total dan jenuh, kolesterol, daging merah, permen, dan minuman yang mengandung gula Meskipun
dianggap rendah sodium, diet DASH telah terbukti secara substansial mengurangi BP terlepas dari menurunkan
asupan natrium diet (Rifaia 2015) dan juga telah menunjukkan manfaat Efek CV untuk berbagai subkelompok
populasi, dan terkait dengan pengurangan risiko pengembangan jantung coroner penyakit dan HF (Fitzgerald KC,
Chiuve SE, Buring JE, Ridker PM 2012). Keuntungan ini secara keseluruhan karena efek yang menguntungkan dari
berbagai mikronutrien DASH pada metabolism risiko, (Rifaia 2015). kolesterol lipoprotein densitas rendah, 18
sensitivitas insulin, 19 serta penurunan penanda peradangan, disfungsi hati, dan kelainan koagulasi. Juga,
modifikasi diet pola dengan diet DASH memiliki efek signifikan pada tingkat serum homosistein, asam amino yang
terkait dengan peningkatan risiko penyakit CV (CVD), stroke, dan penyakit pembuluh darah perifer.
4. Kesimpulan
Kegiatan Pengabdian kepada penderita hypertensi menghasilkan penyuluhan mengenai Diet DASH bagi
penderita Hypertensi di RW 17 Kelurahan Sukamentri Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut. Adapun kegiatan
utama yang dihasilkan adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan pengetahuan mengenai diet DASH bagi penderita
hypertensi; 2) Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya mengontrol tekanan
darah; 3) Upaya Menurunkan tingkat angka kematian akibat komplikasi Hypertensi.
Ucapan Terima Kasih: Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Puskesmas Guntur, dan Kepala
Kelurahan Sukamenteri serta kader posyandu yang telah bekerjasama dalam kegiatan penyuluhan Diet DASH Bagi
penderita Hypertensi.
Daftar Pustaka
Asrinawati, & Norfai. 2014. “Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Hiperetensi Pada Lansia Di Posyandu Lansia
KakakTua Di Wilayah Kerja Puskesmas Pelambuan.” Kesehatan Masyarakat.
Buheli, K. L., & Usman, L. 2019. “Faktor Determinan Kepatuhan Diet Penderita Hipertensi.” Jambura Health and
Sport Journal 1(1), 20–2. http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jhsj/article/view/2049.
Eckel RH, Jakicic JM, Ard JD, et al. 2014. “AHA/ACC Guideline on Lifestyle Management to Reduce Cardiovascular
Risk: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice
Guidelines. Circulation.” Department of Health 2014;129(2.
Fitzgerald KC, Chiuve SE, Buring JE, Ridker PM, Glynn RJ. 2012. “Comparison of Associations of Adherence to a
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)-Style Diet with Risks of Cardiovascular Disease and
Venous Thromboembolism.” J Thromb Haemost 2012;10:18.
Kemenkes RI. 2019a. Hari Hipertensi Dunia 2019 : Know Your Number, Kendalikan Tekanan Darahmu Dengan
CERDIK. Jakarta. http://p2ptm.kemkes.go.id/tag/hari-hipertensi-dunia-2019-know-your-number-
kendalikan-tekanan-darahmu-dengan-cerdik.
———. 2019b. “Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat.” Kemenkes RI.
https://www.kemkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-penyakit-paling-banyak-diidap-
masyarakat.html.
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta.
Kresnawan T. 2014. “Asuhan Gizi Pada Hipertensi.” izi Indones 34(2):143–.
93
R Roro Ratuningrum A, Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia, Vol. 1 No. 2 (2022): 89-94
Ratnawati, & Aswad, A. 2019. “Efektivitas Terapi Pijat Refleksi Dan Terapi Benson Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi.” Jambura Health and Sport Journal 1(1), 40–4.
Rifaia, Luay. 2015. “A Review of the DASH Diet as an Optimal Dietary Plan for Symptomatic Heart Failure.” Elsevier.
http://dx.doi.org/10.1016/.
Rihiantoro T, Widodo M. 2018. “Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Di
Kabupaten Tulang Bawang.” J Ilm Keperawatan Sai Betik 13(2):159.
Setyanda Gita. 2015. “Hubungan Merokok Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-Laki Usia 35-65 Tahun Di Kota
Padang.” Jurnal FK Unand.
Sulastri Elmatris Ramadhani. 2012. “Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat Etnik
Minangkabau Di Kota Padang.” Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.
Sumardiyono, Wijayanti R. 2018. “Faktor Risiko Hipertensi Pada Peserta Prolanis.” Placentum 2018;6(1):
US Department of Health and Human Services. 2014. Your Guide to Lowering Blood Pressure. Amerika Serikat.
www.nhlbi.nih.%0Agov/files/docs/public/heart/hbp_low.
Widyanto dan Triwibowo. 2013. “Trend Disease ( Trend Penyakit Saat Ini).” Trans Info Media.
Yanita N. 2017. Berdamai Dengan Hipertensi. Jakarta: Sinar Grafika.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=yAVjEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=Bahaya+Hipertens
i&ots=NNuvlJXhBz&sig=85YkwaLd3kTd_KqHb8uEbN_77Qw&redir_esc=y#v=onepage&q=Bahaya
Hipertensi&f=false.
94
P-ISSN: 2615-2851 E-ISSN: 2622-7622
Volume 6
Issue 2 GHIDZA : JURNAL GIZI DAN KESEHATAN
(217-223)
December RESEARCH ARTICLE
2022 DOI: https://doi.org/10.22487/ghidza.v6i2.575
Abstrak
Rokok adalah zat adaktif yang dapat mengakibatkan bahaya untuk kesehatan baik pada individu
maupun masyarakat apabila digunakan. Tujuan penelitian adalah diketahui hubungan pengetahuan dan
sikap dengan perilaku merokok pada lansia di Kelurahan Kawatuna Kecamatan Mantikulore. Metode
penelitian adalah jenis penelitian analitik. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kawatuna pada
tahun 2022. Populasi adalah lansia perokok di Kelurahan Kawatuna dan besar sampel yaitu 30 Lansia
perokok aktif yang berkunjung ke Puskesmas Kawatuna selama periode bulan April-Juni 2022. Uji
statistik yaitu uji che square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling banyak responden yang
memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 17 responden (56,7%) dan yang memiliki sikap baik mengenai
rokok yaitu 19 responden (63,3%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan
dengan perilaku merokok dengan nilai p value adalah 0,013 dan sikap dengan perilaku merokok adalah
0,009 dimana p value kedua variable < 0,05. Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku merokok pada lansia di Kelurahan Kawatuna
Kecamatan Mantikulore.
How to Cite:
Putra, W., Devi, R., & Hadijah, S. (2022). Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang Perilaku Merokok
pada Lansia di Kelurahan Kawatuna. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 6(2), 217-223.
https://doi.org/10.22487/ghidza.v6i2.575
Abstract
Cigarettes are addactive substances that can cause harm to health both in individuals and society
when used. The purpose of the study was to determine the relationship between knowledge and attitudes
with smoking behavior in the elderly in Kawatuna Village, Mantikulore District. The research method is
analytic research. The location of this research was Kawatuna Village in 2022. The population was
elderly smokers in Kawatuna Village and the sample size was 30 elderly active smokers who visited the
Kawatuna Health Center during the period April-June 2022. Statistical test is che square test. The results
showed that most respondents had a good level of knowledge, namely 17 respondents (56.7%) and who
had a good attitude about smoking, namely 19 respondents (63.3%). The results of statistical tests show
that there is a relationship between knowledge and smoking behavior with a p value of 0.013 and attitude
with smoking behavior is 0.009 where the p value of both variables <0.05. The conclusion of the study is
that there is a significant relationship between knowledge and attitudes with smoking behavior in the
elderly in Kawatuna Village, Mantikulore District.
I. PENDAHULUAN
Rokok merupakan salah satu faktor risiko utama bagi kesehatan lansia. Penggunaan rokok pada
lansia dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Rokok dapat meningkatkan risiko penyakit
jantung pada lansia, seperti serangan jantung, stroke, dan aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah)
(Gopal et al., 2012). Selain itu, rokok dapat juga menyebabkan penyakit paru-paru seperti emphysema
(kerusakan paru-paru yang menyebabkan penyempitan jalan napas) dan kanker paru-paru (Sousa et al.,
2019). Menurut data dari World Health Organization (WHO), prevalensi perokok aktif di dunia pada
tahun 2018 adalah sekitar 20% (WHO, 2022). Prevalensi perokok aktif di setiap negara berbeda-beda.
Beberapa negara dengan prevalensi perokok aktif yang tinggi diantaranya adalah Indonesia dan
diperkirakan akan meningkat secara bertahap setiap tahun (Holipah et al., 2020).
Ada beragam alasan mengapa lansia mungkin terus merokok, di antaranya adalah kebiasaan,
kurangnya informasi tentang bahaya rokok, dan faktor sosial. Lansia tidak sepenuhnya menyadari bahaya
rokok bagi kesehatan, dan tidak yakin bahwa menghentikan merokok akan memberikan manfaat yang
signifikan bagi kesehatannya (Fimbriani, 2011). Lansia merokok karena merasa terpaksa untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya (Dyal & Valente, 2015).
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku merokok (He et al.,
2016). Lansia yang memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang bahaya rokok bagi kesehatan
cenderung lebih mungkin untuk tidak merokok atau berhenti merokok. Namun, pengetahuan tidak selalu
merupakan faktor tunggal yang mempengaruhi perilaku merokok. Ada beberapa faktor lain yang juga
dapat mempengaruhi perilaku merokok, di antaranya adalah sikap, kecanduan nikotin, tekanan sosial, dan
stres. Adapun sikap merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku merokok. Lansia
yang memiliki sikap negatif terhadap rokok cenderung lebih mungkin untuk tidak merokok atau berhenti
merokok (He et al., 2016). Sikap negatif tersebut dapat muncul karena pengetahuan yang kurang tentang
bahaya rokok bagi kesehatan.
Demografi perokok di Kota Palu bervariasi mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia.
Untuk masalah lansia ini menjadi perhatian khusus dan fenomena yang terjadi di Kota Palu, yang mana
Windu Unggun C. J. P. et al. / Ghidza : Jurnal Gizi dan Kesehatan / Vol. 6 No. 2 Dec. 2022 219
lansia seharusnya menjadi contoh bagi kalangan anak- anak maupun remaja tidak seharusnya para lansia
merokok. Namun perilaku merokok pada lansia sangat sulit untuk dipromosikan untuk berhenti karena
merokok pada lansia adalah salah satu budaya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan perilaku
merokok pada lansia di Kelurahan Kawatuna Kecamatan Mantikulore.
II. METODE
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Lokasi
penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kawatuna pada tahun 2022. Adapun populasi adalah lansia
perokok di Kelurahan Kawatuna dengan besar sampel yaitu 30 Lansia perokok aktif yang berkunjung ke
Puskesmas Kawatuna selama periode bulan April-Juni 2022. Pengumpulan data yaitu karakteristik
responden meliputi kategori lansia, jenis kelamin, dan tingkat Pendidikan, serta variabel peneltiian.
Variable penelitian yaitu pengetahuan tentang perilaku merokok yaitu segala hal yang diketahui tentang
rokok yang diukur dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan hasil ukur
yaitu Baik (76-100% benar), cukup (56-75% benar), Kurang (<56% benar), Sikap tentang rokok yaitu
respon mengenai perilaku merokok dengan menggunakan kuesioner yang terdiri atas 15 pernyataan
dengan hasil ukur yaitu Kurang baik (jika jumlah skor ≤ 41), dan Baik (jika jumlah skor > 41), Perilaku
merokok adalah respon atau reaksi perokok terhadap stimulus yang dapat diamati secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 8 pernyataan dengan hasil ukur
yaitu: Kurang baik (jumlah skor ≤ 7), dan Baik (jika jumlah skor > 7). Analisis data yaitu analisis bivariat
dengan menggunakan che square dengan tingkat signifikansi p < 0.05.
III. HASIL
Tabel 1.
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden n %
Kategori Lansia
Pra lansia 18 60
Lansia 12 40
Jenis Kelamin
Laki-laki 26 86.7
Perempuan 4 13.3
Pendidikan
SD 3 10.0
SMP 9 30.0
SMA 18 60.0
Total 30 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa kategori lansia pada penelitian ini adalah sebagai besar termasuk pra
lansia yaitu 60% dengan jenis kelamin laki-laki sebesar 86,7%, dan tingkat Pendidikan termasuk tinggi
yaitu SMA sebesar 60,0%.
220 Windu Unggun C. J. P. et al. / Ghidza : Jurnal Gizi dan Kesehatan / Vol. 6 No. 2 Dec. 2022
Tabel 2.
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku Merokok
Perilaku Merokok Jumlah P value
Variable Penelitian Baik Kurang Baik
n % n % N %
Pengetahuan
Baik 14 46,7 3 10,0 17 56,7
0.013
Cukup 4 13,3 9 30,0 13 43,3
Sikap
Baik 15 50,0 4 13,3 19 63,3
0.009
Kurang Baik 3 10,0 8 26,7 11 36,7
Total 18 60 12 40 30 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik yaitu
56,7% dan sikap responden juga termasuk baik yaitu 63,3% dan perilaku merokok termasuk baik yaitu
60,0%. Kemudian, hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dan sikap dengan perilaki merokok dengan nilai p < 0,05.
IV. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan perilaku merokok pada lansia di wilayah Kelurahan Kawatuna. Lansia
memiliki tingkat pengetahuan yang baik disebabkan karena sebagian besar responden memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi. Pengetahuan yang baik akan memudahkan proses penyerapan
informasi sehingga seseorang akan mampu untuk menerima dan mengolah pengetahuan yang
diperolehnya di kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo, 2007).
Pengetahuan yang baik tentang bahaya rokok bagi kesehatan memiliki hubungan yang
signifikan dengan perilaku merokok pada lansia. Lansia yang memiliki pengetahuan yang lebih
baik tentang bahaya rokok cenderung lebih mungkin untuk tidak merokok atau berhenti merokok
(Kuntara, 2012). Pengetahuan yang baik tentang bahaya rokok dapat diperoleh melalui berbagai
sumber, di antaranya adalah: Edukasi kesehatan, media massa, dan lingkungan sosial. Lansia
dapat memperoleh informasi tentang bahaya rokok bagi kesehatan melalui berbagai sumber
edukasi kesehatan, seperti dokter, perawat, atau program edukasi kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau organisasi kesehatan (Panahi et al., 2021).
Peran petugas puskesmas dalam upaya promosi kesehatan berhenti merokok pada pasien
dan masyarakat adalah; 1) memberi edukasi kepada pasien dan keluarga, 2) memberi edukasi
pada masyarakat melalui penyuluhan, rakordasi dan sekolah, 3) memberi saran atau intruksi
pengobatan pada pasien, 4) menyediakan media informasi tentang bahaya rokok, 5) menjadi
model perilaku tidak merokok, 6) membuat model wilayah bebas asap rokok, 7) membuat
kolaborasi pelayanan klinis dengan psikolog. Khusus peran petugas dalam memberikan edukasi,
saran atau intruksi pengobatan kepada pasien belum semua dilakukan secara sistematis, melalui
rekam medis, protap anamnesis pasien dengan resiko perilaku merokok (Daroji et al., 2011).
Windu Unggun C. J. P. et al. / Ghidza : Jurnal Gizi dan Kesehatan / Vol. 6 No. 2 Dec. 2022 221
Lansia juga dapat memperoleh informasi tentang bahaya rokok melalui media massa, seperti
televisi, radio, atau media online (Fatonah, 2017). Lansia dapat memperoleh informasi tentang
bahaya rokok dari orang-orang di sekitarnya, termasuk teman dan keluarga yang tidak merokok
atau sudah berhenti merokok. Hasil penelitian lainnya menunjukkan terdapatnya hubungan
bermakna antara pendidikan orang tua, penghasilan orang tua, stres, pengaruh orang tua, saudara,
dan teman sebaya, pengetahuan bahaya rokok, sikap, dan iklan rokok dengan perilaku merokok
(α < 0.05) dan sikap merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku merokok
(Hidayat, 2012). Program gerakan masyarakat dengan berhenti merokok yaitu dapat
meningkatkan pengetahuan responden tentang bahaya merokok agar kesadaran berhenti merokok
semakin hari semakin tumbuh sebesar 54% terbukti dengan besarnya jumlah responden yang
berhenti merokok berjumlah 3 orang dari 17 responden dan 7 responden yang bersedia
mengurangi jumlah batang rokok perharinya dengan bantuan pengawasan dari anggota keluarga
(Widiyaningsih, 2020).
Kemudian, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara sikap dengan perilaku merokok pada lansia di wilayah Kelurahan Kawatuna. Sebagian
besar lansia memiliki sikap yang sudah baik mengenai merokok dapat disebabkan karena rata-
rata lansia memiliki usia yang sudah sangat dewasa sehingga akan menunjukkan sikap yang
mengarah positif. Selain itu kepribadian seseorang berperan cukup penting dalam semakin
baiknya sikap lansia terhadap rokok. Beberapa lansia yang masih memiliki kebiasaan merokok
dapat disebabkan oleh karena lingkungan dan faktor ketahanan tubuh yang mereka masih anggap
cukup baik serta masih adanya lansia yang bekerja, dimana pekerjaan akan membuat lansia
cenderung masih merokok. Lansia memiliki sikap cenderung merokok karena memiliki teman-
teman atau keluarga yang merokok dan juga pekerjaan yang menuntut konsentrasi atau pekerjaan
yang cenderung membosankan dan cepat menemukan titik jenuh sehingga diperlukan suatu
media untuk mengatasi hal tersebut.
Sikap positif terhadap kesehatan dapat mempengaruhi perilaku merokok pada lansia (Xu et al.,
2015). Lansia yang memiliki sikap positif terhadap kesehatan cenderung lebih mungkin untuk tidak
merokok atau berhenti merokok. Sikap positif terhadap kesehatan dapat muncul karena beberapa faktor,
di antaranya adalah pengetahuan yang baik tentang bahaya rokok bagi kesehatan, komitmen untuk
menjalani gaya hidup sehat, dan lingkungan sosial yang mendukung. Lansia yang tinggal di lingkungan
sosial yang mendukung gaya hidup sehat cenderung memiliki sikap positif terhadap kesehatan dan lebih
mungkin untuk tidak merokok atau berhenti merokok (Secker‐Walker et al., 2002).
222 Windu Unggun C. J. P. et al. / Ghidza : Jurnal Gizi dan Kesehatan / Vol. 6 No. 2 Dec. 2022
V. KESIMPULAN
Pengetahuan dan sikap lansia memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku merokok
dimana lansia yang memiliki pengetahuan dan sikap yang baik akan membentuk perilaku merokok yang
baik. Perilaku baik dalam penelitian dapat diwujudkan dari bagaimana lansia merokok tidak ditempat
umum maupun jumlah rokok yang dikonsumsi saat merokok adalah tidak banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Daroji, M., Prabandari, Y. S., & Paramastri, I. (2011). Peran Petugas Puskesmas dalam Promosi
Kesehatan Berhenti Merokok pada Pasien dan Masyarakat. Berita Kedokteran Masyarakat, 27(2),
83–93.
Dyal, S. R., & Valente, T. W. (2015). A Systematic Review of Loneliness and Smoking: Small Effects,
Big Implications. Substance Use & Misuse, 50(13), 1697–1716.
https://doi.org/10.3109/10826084.2015.1027933
Fatonah, S. (2017). Pengaruh Terpaan Iklan Layanan Masyarakat Anti Merokok Terhadap Sikap Pada
Perilaku Merokok [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang.
Fimbriani, Y. I. (2011). Keyakinan dan Nilai Penting Rokok Bagi Lansia Di Turi, Sleman, Yogyakarta:
Kajian Konteks Perkembangan Rokok di Indonesia [Skripsi]. Unversitas Sanata Dharma.
Gopal, D. M., Kalogeropoulos, A. P., Georgiopoulou, V. V., Smith, A. L., Bauer, D. C., Newman, A. B.,
Kim, L., Bibbins-Domingo, K., Tindle, H., Harris, T. B., Tang, W. W. H., Kritchevsky, S. B., &
Butler, J. (2012). Cigarette Smoking Exposure and Heart Failure Risk in Older Adults: The
Health, Aging, and Body Composition Study. American Heart Journal, 164(2), 236–242.
https://doi.org/10.1016/j.ahj.2012.05.013
He, Z., Cheng, Z., Shao, T., Liu, C., Shao, P., Bishwajit, G., Feng, D., & Feng, Z. (2016). Factors
Influencing Health Knowledge and Behaviors among the Elderly in Rural China. International
Journal of Environmental Research and Public Health, 13(10), 975.
https://doi.org/10.3390/ijerph13100975
Hidayat, T. (2012). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Mahasiswa
Keperawatan Di Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan [Thesis]. Universitas Indonesia.
Holipah, H., Sulistomo, H. W., & Maharani, A. (2020). Tobacco smoking and risk of all-cause mortality
in Indonesia. PLOS ONE, 15(12), e0242558. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0242558
Kuntara, W. (2012). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Penyakit Akibat Merokok dengan Perilaku
Merokok pada Usia Dewasa Awal di Desa Kacangan Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali
[Skripsi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta.
Panahi, R., Osmani, F., Javanmardi, K., Ramezankhani, A., Dehghankar, L., Amini, R., Haeri Mehrizi, A.
A., Amjadian, M., Anbari, M., & Hosseini, N. (2021). The Relationship between Different Levels
of Health Literacy and Smoking Prevention Among Medical Sciences Student. International
Journal of Preventive Medicine, 12, 124. https://doi.org/10.4103/ijpvm.IJPVM_460_20
Secker‐Walker, R., Gnich, W., Platt, S., & Lancaster, T. (2002). Community interventions for reducing
smoking among adults. The Cochrane Database of Systematic Reviews, 2002(2), CD001745.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD001745
Sousa, C., Rodrigues, M., Carvalho, A., Viamonte, B., Cunha, R., Guimarães, S., de Moura, C. S.,
Morais, A., & Pereira, J. M. (2019). Diffuse smoking-related lung diseases: Insights from a
radiologic-pathologic correlation. Insights into Imaging, 10(1), 73.
https://doi.org/10.1186/s13244-019-0765-z
WHO. (2022). Tobacco. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tobacco
Windu Unggun C. J. P. et al. / Ghidza : Jurnal Gizi dan Kesehatan / Vol. 6 No. 2 Dec. 2022 223
Widiyaningsih, D. (2020). Konseling Merokok Berjenjang Terapi Non Farmakologi Pada Perokok Lansia
Perempuan di Dataran Tinggi Dieng. Jurnal Pengabmas Masyarakat Sehat, 2(3), 196–203.
Xu, X., Liu, L., Sharma, M., & Zhao, Y. (2015). Smoking-Related Knowledge, Attitudes, Behaviors,
Smoking Cessation Idea and Education Level among Young Adult Male Smokers in Chongqing,
China. International Journal of Environmental Research and Public Health, 12(2), 2135–2149.
https://doi.org/10.3390/ijerph120202135