Tugas Makalah Motorik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PUSTAKA

A. Lanjut Usia

1. Pengertian lanjut usia

Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang

bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. (Notoatmodjo, 2007). Lanjut usia (lansia)

merupakan tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun keatas.

Menjadi tua (menua) merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya

sehingga tidak dapat tertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

(Fatmah, 2010)

2. Batasan lanjut usia

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dalam program kesehatan Usia Lanjut, Departemen

Kesehatan RI (2006) memberikan batasan lansia sebagai berikut:

a. Virilitas (prasenium) adalah masa persiapan usia lanjut yang menampakkan kematangan

jiwa (55-59 tahun)

b. Usia lanjut dini (senescen) adalah kelompok yang mulai memasuki masa usia lanjut dini

(60-64 tahun)

c. Kelompok usia lanjut adalah kelompok dalam masa senium (65 tahun ke atas)

d. Kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi adalah kelompok yang berusia lebih 65 tahun

dan menderita berbagai macam penyakit degeneratif atau berat

Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lanjut usia

dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu:


a. Usia Pertengahan (middle age) adalah kelompok usia 45-59 tahun

b. Usia lanjut/lansia adalah kelompok usia 60-74 tahun

c. Usia lanjut tua/lansia tua adalah kelompok usia 75-90 tahun

d. Usia sangat tua adalah kelompok usia di atas 90 tahun

3. Karakteristik lanjut usia

Lansia memiliki karakteristik sebagai berikut: berusia lebih dari 60 tahun (sesuai

dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan), kebutuhan dan masalah yang

bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual,

serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladaptif, lingkungan tempat tinggal bervariasi

(Maryam, dkk, 2008) .

Bertambahnya usia akan mempengaruhi aspek kehidupan seperti terjadinya

perubahan fungsi fisiologis, psikologis atau mental , psikososial, agama sebagai akibat proses

penuaan:

a. Perubahan Fungsi Fisiologis

1) Penurunan Fungsi Panca Indera


a) Penglihatan

Pada lansia telah terjadi penurunan kemampuan penglihatan atau degenerasi jaringan di

dalam bola mata. Perubahan kemampuan ini berhubungan dengan perubahan struktur

jaringan bola mata meliputi perubahan pada lensa mata, iris, pupil, badan kaca, dan retina.

b) Pendengaran
Menurunnya pendengaran pada lansia terjadi karena degenerasi primer di organ korti

berupa hilangnya sel epitel saraf yang dimulai pada usia pertengahan.

c) Peraba

Proses penuaan pada kulit dapat terjadi dari dua jenis fenomena yaitu fenomena ilmiah

yang terjadi akibat keturunan, hormonal, malnutrisi dan sebagainya, serta fenomena

photoaging yang diakibatkan oleh lingkungan.

2) Penurunan Sistem Tubuh pada Lansia

a) Sistem Imun

Bagian tubuh yang bertanggung jawab dalam hal penanganan penyakit infeksi dalam

tubuh adalah sistem barier. Pada lansia, kemampuan mekanisme barier menurun. Penurunan

mekanisme ini menyebabkan penurunan kamampuan tubuh dalam mengilangkan bakteri dan

virus yang masuk ke dalam tubuhnya.

b) Sistem Saraf

Berat otak pada lansia umumnya menurun 10-20%. Selain penurunan berat otak, terjadi

juga penebalan menigen pada otak lansia dan penebalan intima pada pembuluh darah.

Penebalan yang terjadi dapat menyebabkan demensia vascular, stroke, serangan iskemik

sesaat.

c) Sistem Pencernaan

Pada pencernaan lansia terjadi perubahan pada kemampuan digesti dan absorpsi yang

terjadi akibat hilangnya opoid endogen san efek berlebihan dari kolesistokin sehingga dapat

memunculkan anoreksia. Perubahan atrofik juga terjadi pada mukosa, kelenjar, dan otot-otot

pencernaan. Berbagai perubahan morfologik akan


menyebabkan perubahan fungsional sampai perubahan patologik, seperti gangguan

mengunyah dan menelan, perubahan nafsu makan, sampai pada berbagai penyakit.

d) Sistem Pernapasan

Jumlah kantong udara (alveoli) pada usia lanjut akan berkurang dibandingkan pada saat

usia dewasa. Masalah gangguan pernapasan yang timbul pada lansia adalah radang paru-paru,

TB, bronchitis, emifisme dan turunnya daya tahan paru-paru yang menjadikan lansia rentan

terhadap berbagai gangguan paru-paru dan pernapasan.

e) Sistem Muskuloskeletal

Kelenturan, kekuatan otot, dan daya tahan sistem musculoskeletal pada lansia umunya

berkurang. Penurunan sistem muskulosketel pada lansia dapat diperparah oleh penyakit

seperti osteoarthritis, rematik, dan penyakit yang biasa menyerang muskulosketel.

f) Sistem endokrin

Fungsi endokrin yaitu organ yang mengeluarkan hormon-hormon. Sistem endokrin

biasanya terganggu pada proses penuaan. Akibatnya metabolisme dalam sel-sel dan

kemampuan tubuh untuk mengatasi stress terganggu (Soekirman, 2006).

b. Perubahan mental

Dalam bidang mental atau psikis pada lanjut usia, dapat berupa sikap yang semakin

egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau tamak jika memiliki sesuatu. Yang perlu

dimengerti adalah sikap umum yang ditemukan pada hampir setiap lanjut usia, yaitu

keinginan berumur panjang dengan sedapat mungkin tenaganya dihemat, mengharapkan tetap

diberikan peranan dalam masyarakat, ingin tetap berwibawa dengan mempertahankan hak

dan hartanya, ingin meninggal secara terhormat.


c. Perubahan psikososial

Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya dan identitasnya dengan

peranan dalam pekerjaan. Ketika seseorang mengalami pensiun (purnatugas), maka yang

dirasakan adalah pendapatan berkurang (kehilangan finansial), kehilangan status, kehilangan

relasi, kehilangan kegiatan, akibatya timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan

sosial serta perubahan cara hidup. Kesimpulannya adalah strata sosial merupakan faktor yang

berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia.

d. Perubahan spiritual

Pada lansia ditandai dengan semakin matangnya lansia dalam kehidupan keagamaan.

Agama dan kepercayaan terintegrasi dalam kehidupan dan terlihat dalam pola berfikir dan

bertindak sehari-hari. Perkembangan spiritual yang matang akan membantu lansia untuk

menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan, serta merumuskan arti dan tujuan

keberadaannya dalam kehidupan. (Ardi al maqassary, 2013)

B. Kejadian Penyakit

1. Pengertian kejadian penyakit

Kejadian penyakit merupakan suatu keadaan abnormal dari tubuh yang menyebabkan

ketidaknyamanan terhadap orang yang merasakannya. Sebagian besar masalah gizi pada usia

lanjut merupakan masalah gizi lebih ataupun kurang. Keadaan


ini disebabkan karena pola konsumsi yang salah. Bila tidak diimbangi dengan aktifitas fisik

maka penyakit degeneratif akan mudah menyerang lansia.

2. Jenis-jenis penyakit

Beberapa penyakit degeneratif yang di alami usia lanjut yang merupakan penyebab

kematian terbesar pada usia 65 tahun ke atas, antara lain:

1) Osteo Artritis (OA)

OA adalah peradangan sendi yang terjadi akibat peristiwa mekanik dan biologik yang

mengakibatkan penipisan rawan sendi, tidak stabilnya sendi, dan perkapuran. OA merupakan

penyebab utama ketidakmandirian pada usia lanjut, yang dipertinggi risikonya karena trauma,

penggunaan sendi berulang dan obesitas.

2) Osteoporosis

Osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan tulang dimana masa atau

kepadatan tulang berkurang. Terdapat dua jenis osteoporosis, tipe I merujuk pada percepatan

kehilangan tulang selama dua dekade pertama setelah menopause, sedangkan tipe II adalah

hilangnya masa tulang pada usia lanjut karena terganggunya produksi vitamin.

3) Hipertensi

Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama atau lebih tinggi

dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90mmHg, yang terjadi karena

menurunnya elastisitas arteri pada proses menua. Hipertensi dapat memicu terjadinya stroke,

kerusakan pembuluh darah (arteriosclerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal

4) Diabetes Mellitus
Sekitar 50% dari lansia memiliki gangguan intoleransi glukosa dimana gula darah

masih tetap normal meskipun dalam kondisi puasa. Kondisi ini dapat berkembang menjadi

diabetes melitus, dimana kadar gula darah sewaktu diatas atau sama dengan 200 mg/dl dan

kadar glukosa darah saat puasa di atas 126 mg/dl. Obesitas, pola makan yang buruk, kurang

olah raga dan usia lanjut mempertinggi risiko DM. Beberapa gejalanya adalah sering haus

dan lapar, banyak berkemih, mudah lelah, berat badan terus berkurang, gatal-gatal, mati rasa,

dan luka yang lambat sembuh.

5) Dimensia

Merupakan kumpulan gejala yang berkaitan dengan kehilangan fungsi intelektual dan

daya ingat secara perlahan-lahan, sehingga mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari.

Alzheimer merupakan jenis demensia yang paling sering terjadi pada usia lanjut. Adanya

riwayat keluarga, usia lanjut, penyakit vaskular/pembuluh darah (hipertensi, diabetes,

kolesterol tinggi), trauma kepala merupakan faktor risiko terjadinya demensia. Demensia

juga kerap terjadi pada wanita dan individu dengan pendidikan rendah.

6) Penyakit jantung koroner

Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung

terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga

kebingungan.

7) Kanker

Kanker merupakan sebuah keadaan dimana struktur dan fungsi sebuah sel mengalami

perubahan bahkan sampai merusak sel-sel lainnya yang masih sehat. Sel
yang berubah ini mengalami mutasi karena suatu sebab sehingga ia tidak bisa lagi

menjalankan fungsi normalnya. Biasanya perubahan sel ini mengalami beberapa tahapan,

mulai dari yang ringan sampai berubah sama sekali dari keadaan awal (kanker). Kanker

merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit jantung. Faktor resiko yang

paling utama adalah usia. Dua pertiga kasus kanker terjadi di atas usia 65 tahun. Mulai usia

40 tahun resiko untuk timbul kanker meningkat.

C. Olahraga/Aktivita Fisik Yang Cocok Untuk Lansia


1. Senam

Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga

yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan

kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik sangat penting bagi

lansia. Dengan melakukan aktivitas fisik, maka lansia tersebut dapat mempertahankan

bahkan meningkatkan derajat kesehatannya (Fatmah, 2010). Salah satu upaya untuk menjaga

kesehatan lansia dengan cara melakukan senam lansia.

Senam lansia adalah olahraga ringan dan mudah dilakukan serta tidak memberatkan para

lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena

melatih tulang tetap kuat, memdorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan

radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh. Senam lansia disamping memiliki dampak

positif terhadap peningkatan fungsi organ tubuh juga berpengaruh dalam meningkatkan

imunitas dalam tubuh manusia setelah latihan teratur. Dengan demikian efek minimal yang

akan dirasakan adalah lansia merasa berbahagia, senantiasa bergembira, bisa tidur lebih

nyenyak, pikiran tetap segar. (Astawan & Wahyuni, 1988)

2. Manfaat aktifitas senam

Manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka dalam jangka waktu

yang cukup yaitu :

1) Mempertahankan dan meningkatkan kesegaran jasmani lansia.

2) Mengadakan koneksi terhadap kesalahan sikap dan gerak.


3) Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia
4) Membentuk kondisi fisik.

5) Memberikan rangsangan kepada saraf-saraf lansia. (Maryam et al., 2008)

3. Prinsip aktifitas senam

1. Gerakanya bersifat dinamis (berubah-ubah)

2. Bersifat progresif (bertahap meningkat)

3. Adanya pemanasan dan pendinginan pada setiap latihan

4. Lama latihan berlangsung 15-60 menit

5. Frekuensi latihan perminggu minimal 3 kali dan optimal 5 kali

4. Jenis - jenis aktifitas senam

Aktivitas senam yang bermanfaat untuk kesehatan Lansia sebaiknya memenuhi

kriteria FITT (frequency, intensity, time, type). Jenis-jenis aktivitas fisik pada Lansia menurut

Kathy (2002), anatar lain: latihan aerobik, penguatan otot (muscle strengthening),

fleksibilitas, dan latihan keseimbangan. Seberapa banyak suatu latihan dilakukan tergantung

dari tujuan setiap individu, apakah untuk kemandirian, kesehatan, kebugaran, atau untuk

perbaikan kinerja (performance).

a. Latihan Aerobik

Olahraga yang bersifat aerobik adalah olahraga yang membuat jantung dan paru

bekerja lebih keras untuk memenuhi peningkatan kebutuhan oksigen, misalnya berjalan,

berenang, bersepeda, dan lain-lain. Lansia direkomendasikan melakukan aktivitas fisik

setidaknya selama 30 menit pada intensitas sedang hampir setiap hari


dalam seminggu. Lansia dengan usia lebih dari 65 tahun disarankan melakukan olahraga

yang tidak terlalu membebani tulang, seperti berjalan, latihan dalam air, bersepeda statis, dan

dilakukan dengan cara yang menyenangkan.

b. Latihan Penguatan Otot

Latihan fisik untuk penguatan otot adalah aktivitas yang memperkuat dan

menyokong otot dan jaringan ikat. Bagi Lansia disarankan untuk menambah latihan

penguatan otot disamping latihan aerobik. Kebugaran otot memungkinkan lansia untuk dapat

melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Latihan penguatan otot dilakukan setidaknya

2 hari dalam seminggu.

c. Latihan Fleksibilitas dan Keseimbangan

Latihan fleksibilitas adalah aktivitas untuk membantu mempertahankan kisaran gerak

sendi (ROM), yang diperlukan untuk melakukan aktivitas fisik dan tugas sehari-hari secara

teratur. Kisaran sendi (ROM) yang memadai pada semua bagian tubuh sangat penting untuk

mempertahankan fungsi muskuloskeletal, keseimbangan dan kelincahan pada Lansia. Latihan

fleksibilitas dirancang dengan melibatkan setiap sendi-sendi utama (panggul, punggung,

bahu, lutut, dan leher). Latihan fleksibilitas disarankan dilakukan pada hari-hari dilakukannya

latihan aerobik dan penguatan otot atau 2-3 hari per minggu. Latihan dengan melibatkan

peregangan otot dan sendi (Ambardini, 2009).


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lansia atau lanjut usia adalah tahap akhir dari proses penuaan. Pada tahap ini biasanya

individu tersebut sudah mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya .Menjadi

tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya,

yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis.

Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai

dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang

jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak

proporsiona

3.2 Saran

Bersiap untuk memasuki masa lansia dengan menyiapkan emosional dan meyakinkan diri

sendiri bahwa menjadi lansia adalah manusiawi Dan terus berolahraga dengan rutin agar terhindar dari

segala jenis penyakit

Anda mungkin juga menyukai