Forum Diskusi m1kb1
Forum Diskusi m1kb1
Forum Diskusi m1kb1
1. Atom merupakan partikel terkecil dari suatu materi, berbentuk seperti bola pejal yang
tidak dapat dibagi lagi serta tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, hal itu terjadi
karena terjadi reaksi kimia. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau
penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan. Atom tidak dapat dihancurkan dan tidak dapat diubah selama reaksi kimia.
Teori atom Dalton ini dianggap penting untuk dipelajari karena beberapa kelebihan teori
atom dalton telah memberikan penjelasan yang masuk akal tentang kombinasi unsur
kimia. Memberikan batasan yang jelas dan perbedaan antara unsur(atom) dengan
senyawa(molekul).Walaupun Teori Atom John Dalton memiliki banyak kelemahan
misalnya mengukur berat atom namun argumen dasarnya adalah benar. Dan mengatasi
kecacatan dari teori Atom Dalton, pada tahun 1858 seorang ahli kimia Italia bernama
Stanislao Cannizzaro yang menunjukkan kegunaan hipotesis Amadeo Avogadro dalam
menentukan massa molekul.Sejak itu, ahli kimia telah menunjukkan teori atom dari John
Dalton sebagai faktor kunci yang mendasari kemajuan pesat dalam dunia ilmu kimia.
Ilmu kimia organik misalnya berkembang pesat setelah teori Atom dari John Dalton
diterima. Teori atom yang diajukan oleh John Dalton kemudian memberinya julukan
sebagai “Bapak Kimia”. Teori Atom Modern dari John Dalton kemudian menjadi dasar
pengembangan lebih lanjut oleh banyak ilmuwan. Sebut saja seperti Bohr dan Ernest
Rutherford.
2. Thomson meyakini bahwa sinar katoda bukan sinar biasa tetapi merupakan partikel, Sir
Joseph John Thomson atau lebih dikenal sebagai J.J Thomson (1856-1940) seorang
Fisikawan Inggris telah berhasil memperoleh hadiah Nobel Fisika pada tahun 1906 atas
penemuan elektron.Dalam penelitiannya dia mempelajari bahwa tabung katoda pada
kondisi vakum parsial (hampir vakum) yang diberi tegangan tinggi akan mengeluarkan
“berkas sinar” dimana Thomson menyebut sinar ini sebagai “berkas sinar katoda”
disebabkan berkas sinar ini berasal dari katoda (elektroda negative). Berkas sinar katoda
ini apabila didekatkan dengan medan listrik negative maka akan dibelokan (berkas sinar
katoda ini tertolak oleh medan negative), berdasarkan hal ini maka Thomson menyatakan
bahwa berkas sinar katoda itu adalah partikel-partikel yang bermuatan negative yang ia
sebut sebagai
“corpuscle”. Dia juga meyakini bahwa corpuscle itu berasal dari atom-atom logam yang
dipakai sebagai elektroda pada tabung katoda. Dengan menggunakan jenis logam yang
berbeda-beda sebagai elektroda yang dia gunakan pada tabung katoda maka percobaan
Thomson tetap menghasilkan berkas sinar katoda yang sama.
Akhirnya Thomson menyimpulkan bahwa setiap atom pasti tersusun atas corpuscle.
Corpuscle yang ditemukan oleh Thomson ini kemudian disebut sebagai “electron” oleh
G. Johnstone Stoney. Dari asumsi tersebut dia akhirnya meyakini bahwa atom
sebenarnya tidak berbentuk masiv (berbentuk bulatan yang pejal) akan tetapi tersusun
atas komponen-komponen penyusun atom.
3. Analisis tentang teori atom Bohr ini. Neils Hendrik David Bohr adalah seorang ahli fisika
Denmark.pada tahun 1913 mengemukakan teori tentang atom yang bertitik tolak dari
model atom nuklir Rutherford dan teori kuantum Planck. Model atom Bohr berdasarkan
asumsi sebagai berikut:
Elektron beredar mengelilingi inti pada lintasan-lintasan (orbit) tertentu.
Elektron yang beredar pada lintasannya tidak memancarkan energi, linatasan electron ini
disebut stasioner.
Bila elektron pindah dari lintasan dengan tingkat energy rendah ke lintasan dengan
tingkat energy lebih tinggi, maka electron akan menyerap energy, peristiwa ini disebut
eksitasi. Sebaliknya bila electron pindah dari dari lintasan dengan tingkat energy tinggi
ke lintasan dengan tingkat energy yang lebih rendah, maka electron akan memancarkan
energy, peristiwa ini disebut deeksitasi.
Energy yang diserap/dipancarkan pada peristiwa transisi electron ini dinyatakan dengan
persamaan:
ΔE = hv
Keterangan, ΔE: perbedaan tingkat energy
h: tetapan planck (6,6 x 10ˉ³⁴ J/s) v: frekuensi radiasi
Model Atom RUTHERFORD
Pada tahun 1911, ahli fisika Inggris, Ernest Rutherford beserta koleganya Geiger dan
Marsden melakukan eksperimen yang dikenal dengan penghamburan sinar alfa
oleh lempeng tipis emas. Hasil dari percobaan tersebut mengungkapkan bahwa:
Sebagian besar partikel alfa menembus lempeng tipis emas, hal ini berarti sebagian besar
atom adalah ruang kosong.
Sedikit dari partikel alfa (yang bermuatan positif) dibelokkan oleh sesuatu, hal ini
menunjukan adanya sesuatu yang bermuatan positif yang dapat membelokkan partikel
alfa.
Sedikit dari partikel alfa itu terpantul dari emas, hal ini menunjukkan adanya sesuatu
yang sangat kecil (belakangan disebut sebagai inti) namun massa terpusat di sana
sehingga partikel alfa yang menumbuk pusat massa itu akan terpantulkan.
Dari fenomena percobaan di atas, maka Rutherford mengusulkan suatu model atom yang
dikenal dengan Model Atom Nuklir Rutherford, sebagai berikut:
1. Atom terdiri dari inti atom bermuatan positif dan hampir seluruh massa atom terpusat
pada inti.
2. Elektron beredar mengelilingi inti.
3. Jumlah muatan inti sama dengan jumlah muatan electron, sehingga atom bersifat netral.
4. Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan ruang kosong.
Bentuk Orbital
Setiap orbital mempunyai ukuran, bentuk dan arah orientasi ruang yang ditentukan oleh
bilangan kuantum n, dan m. Orbital – orbital tersebut bergabung membentuk
suatu sub-kulit dan sub-kulit bergabung membentuk kulit atau tingkat energi.
Sub kulit s tersusun dari sebuah orbital dengan bilangan kuantum = 0 dan mempunyai
ukuran yang berbeda tergantung harga bilangan kuantum n (bagian dari kulit yang mana).
Probabilitas (kebolehjadian) untuk menemukan elektron pada orbital s adalah sama untuk
ke segala arah, maka bentuk ruang orbital s digambarkan seperti bola.
Tabel ini menunjukkan harga ( n+ l) dan urutan tingkat energi dari masing-masing
orbital pada setiap kulit elektron dari suatu atom.
Berdasar tabel tersebut, maka urutan tingkat energi dari yang paling rendah ke yang
paling tinggi adalah sebagai berikut:
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 4p …. dan seterusnya.
Cara lain untuk mengetahui urutan tingkat energi adalah dengan menggunakan deret
pancaran cahaya seperti berikut.
Larangan Pauli
Larangan Pauli atau eksklusi Pauli menyatakan bahwa di dalam satu atom tidak boleh
terdapat dua elektron dengan empat bilangan kuantum yang sama. Orbital yang sma akan
mempunyai bilangan kuantum n, l dan ml yang sama dengan demikian yang bisa
membedakan hanya bilangan kuantum spin (s) akibatnya setiap orbital hanya dapat berisi
2 elektron dengan spin (arah putar) yang berlawanan. Dengan adanya larangan Pauli ini
maka elektron yang dapat menempati suatu sub kulit terbatas hanya dua kali dari jumlah
orbitalnya, maka jumlah maksimum elektron adalah sebagai berikut,
sub kulit s terdiri dari 1 orbital dapat ditempati maksimum 2 elektron
sub kulit p terdiri dari 3 orbital dapat ditempati maksimum 6 elektron
sub kulit d terdiri dari 5 orbital dapat ditempati maksimum 10 elektron
Dengan menggunakan dua aturan tersebut dapat digambarkan konfigurasi elektron dari
suatu atom.
Contoh :
Konfigurasi elektron untuk atom 20Ca dan 26Fe
21 Sc : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1
25 Mn : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5
Konfigurasi elektron dari gas mulia dapat dipergunakan untuk menyingkat konfigurasi
elektron dari atom – atom yang mempunyai jumlah elektron ( bernomor atom ) besar.
Berikut ini adalah konfigurasi elektron dari gas-gas mulia:
2He : 1s2
10Ne : 1s2 2s2 2p6
18 Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
36 Kr : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
54 Xe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
Perhatikan cara menyingkat berikut :4Be : 1s2 2s2 disingkat menjadi
4Be : [He] 2s2
19K : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 disingkat menjadi
19 K : [Ar] 4s1
15 P : [Ne] 3s2 3p3
30 Zn : [Ar] 4s2 3d10
33 As : [Ar] 4s2 3d10 4p3
Penyingkatan ini memberikan kemudahan di dalam menentukan elektron valensi dan
diagram orbital dari suatu atom. Elektron valensi dan diagram orbital ini akan sangat
berguna didalam mempelajari ikatan kimia.
Elektron valensi suatu atom adalah elektron – elektron yang terlibat di dalam
pembentukan ikatan kimia, biasanya merupakan elektron yang dim luar konfigurasi gas
mulia.
Contoh :
Atom 15P dengan konfigurasi elektron [Ne]3s2 3p3 mempunyai 5 elektron valensi yaitu
elektron 3s2 dan 3p3
Atom 26Fe dengan konfigurasi elektron [Ar] 4s2 3d6 mempunyai 6 elektron valensi
yaitu elektron 4s2 dan 3d6
Diagram orbital menunjukkan sebaran elektron dalam orbital – orbital pada suatu atom.
Penggambaran diagram orbital pada umumnya menggunakan kotak yang mewakili
jumlah orbital pada setiap sub kulit disertai dengan tanda panah ↑ atau ke bawah ↓ yang
menggambarkan spin elektron. Diagram orbital umumnya hanya diambil pada elektron
valensi.
Contoh :
Atom 1H : 1s1 ( 1s1 )
Atom 17Cl : [Ne] 3s2 3p5 ( 3s2 3p5
Aturan Hund
Seperti dikemukakan di atas bahwa setiap sub kulit(kecuali sub kulit s) tersusun atas
beberapa orbital dengan energi setingkat, dengan demikian elektron dimungkinkan
menempati orbital di mana saja. Sebagai contoh pada atom 5B dengan konfigurasi 1s2
2s2 2p1, sebuah elektron yang terdapat pada sub kulit p dapat menempati orbital px, py
atau pz sebab ketiganya mempunyai tingkat energi yang sama. Ketiga kemungkinan
tersebut dapat digambarkan diagram orbitalnya sebagai berikut:
Untuk elektron – elektron yang menempati sub kulit dengan jumlah orbital lebih dari satu
(misalnya sub kulit p atau d) maka kemungkinannya akan lebih banyak lagi, misalnya
atom karbon akan mempunyai 15 kemungkinan penyebaran elektron pada orbital baik
yang berisi 2 atau 1 elektron. Berdasar pengamatan spektrum menunjukkan bahwa yang
paling rendah energinya (paling stabil) bila elektron – elektron tersebut tersebar ke semua
orbital dengan spin yang sejajar (spin sama), aturan ini dikenal dengan Aturan Hund.