ASKEP Kelompok 5
ASKEP Kelompok 5
ASKEP Kelompok 5
DIARE
Disusun oleh :
1. Amalia ( P1337421019059 )
2. Kholifah Febri Aryani ( P1337421019065 )
3. Salsabila Ayu Wulandari ( P1337421019071 )
4. Lina Vionita ( P1337421019077 )
5. Nita Tri Arlitasari ( P1337421019083 )
6. Wiwit Enggar Safitri ( P1337421019089 )
7. Irfadella Fatmakhul Jannah ( P1337421019096 )
8. Nurun Nisa Arfiyani ( P1337421019102 )
Solusi dalam hal ini adalah memberikan pengajaran kepada orang tua mengenai
kesehatan dan perawatan anak dan bayi di rumah. Namun, dalam menjalankannya seseorang
harus mengetahui banyak hal seperti penyesuaian terhadap kehidupan, pengkajian klinis dan
yang pasti asuhan keperawatan pada bayi baru lahir (pengkajian, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi). Melalui makalah ini pembaca dapat mengetahui tentang asuhan apa saja yang
akan diberikan kepada bayi dan anak penderita penyakit tersebut.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang penyakit Diare.
2. Mengetahui tentang jenis-jenis penyakit Diare.
3. Jelaskan penyebab dan proses terjadinya Diare.
4. Menjelaskan cara mengatasi Diare.
5. Menjelaskan konsep asuhan keperawatan pada anak yang terkena penyakit Diare
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat
disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer
lebih dari 3 x sehari.
Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI Ditjen
PPM dan PLP, 2002). Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan
kronis (Mansjoer,A.1999,501).
Berdasarkan dari pendapat para ahli maka dapat disimpulkan Diare adalah buang air
besar (BAB) yang tidak normal, berbentuk tinja cair disertai lendir atau darah atau lendir saja,
frekuensi lebih tiga kali sehari.
Diare akut : terbagi atas diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi sedang,
diare dengan dehidrasi ringan
Diare persiten : jika diare berlangsung 14 hari/lebih. Terbagi atas diare persiten dengan
dehidrasi dan persiten tanpa dehidrasi
Disentri : jika diare berlangsung disertai dengan darah.
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya
timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
4. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke
dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin
tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:
4) Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh:
- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah
yang bertambah hebat.
- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu
yang encer ini diberikan terlalu lama.
- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan
baik karena adanya hiperperistaltik.
5) Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya
perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat,
dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak
segera diatasi klien akan meninggal.
E. Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai
macam komplikasi, seperti:
1. Dehidrasi
Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 25-50 ml/kg bb selanjutnya 125
ml/kg bb/hari
Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
Dehidrasi Berat
Penatalaksanaan :
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi laktosa sekunder
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein
F. Pemeriksaan Diagnostik
Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
Kultur tinja
Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinine, dan glukosa.
Pemeriksaan tinja : pH, leukosit, glukosa, dan adanya darah.
G. Penatalaksanaan
Medis
1) Pemberian cairan.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa
cairan yang berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas
umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l
dapat dibuat sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang
diberi gula dengan garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah
sebelum dibawa kerumah sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
b. Cairan parenteral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat
badan atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai
dengan umur dan berat badannya.
2) Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
Memberikan asi.
Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,
mineral dan makanan yang bersih.
Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila anak
tidak mau minum susu.
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya
susu rendah laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak
jenuh.
3) Obat-obatan.
Metode : wawancara
Tanggal masuk RS :
a. Pengkajian keperawaan
1. Identitas pasien
Nama : An P
Umur : 3 th
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Slawi
Nama Ayah : Tn. S
Nama Ibu : Ny. I
Pendidikan Ayah : SMP
Pendidkan Ibu : SMP
2. Keluhan utama
Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami BAB lebih dari 14 x sehari
3. Riwayat penyakit sekarang
Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami lemas BAB 14 x sehari
7. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum lemah
2. Tingkat kesadaran composmentis
3. Tanda-tanda vital
Suhu : 37,8 ˚ C
Nadi : 104x/mnt
RR : 26x/mnt
4. Abdomen : bising usus 28x/mnt
5. Turgor : kembali dengan lambat
6. Genetalian : merah, perih, panas
7. Eksternitas : tangan sebelah kanan terpasang infus
8. Data penunjang
Leukosit : 17,7
Eritrosit : 4,5
Trombosit : 206
Hemoglobin : 11,9
Hematosit : 35
I. Analisa Data :
Nama : An P
Umur : 3 Tahun
Hari/ Tanggal : Senin/ 09-03-18
INTERVENSI
IMPLEMENTA
No DIAGNOSA TUJUAN RENCANA EVALUASI
SI
KRITERIA HASIL
1. Defisit volume cairan NOC : NIC : 1. Mengaja S : Ibu klien
b/d kehilangan cairan Fluid balance Fluid management rkan mengatakan
aktif. Hydration Timbang pasien bahwa klien
Definisi : penurunan Nutritional Status : popok/pembalut jika untuk sudah tidak
cairan intravaskuler, Food and Fluid diperlukan. menggun lemas
interstisial, intraseluler, intake Pertahankan akan O : Klien
ini mengarah ke Kriteria Hasil : catatan intake dan obat anti tampak
dehidrasi, kehilangan 1. Mempertah output yang akurat diare lebih ceria
cairan dengan ankan urin Monitor status 2. Mengeva A : Masalah
pengeluaran stadium. output hidrasi (kelembaban luasi teratasi
Batasan karakteristik : sesuai membran mukosa, intake P:Intervensi
- Kelemahan dengan usia nadi adekuat, maknan dihentikan
- Haus dan BB, BJ tekanan darah yang
- Penurunan urin ortostatik) jika masuk
tugor kulit atau normal, HT diperlukan.
lidah normal. Monitor vital sign
- Membran 2. Tekanan Monitor masukan
mukosa/kulit darah, nadi, makanan/cairan dan
kering suhu tubuh hitung intake kalori
- Peningkatan dalam batas harian
denyut nadi, normal Kolaborasikan
penurunan 3. Tidak ada pemberian intravena
tekanan darah, tanda-tanda IV
penurunan dehidrasi, Monitor status
volume atau elastisitas nutrisi
tekanan nadi tugor kulit Dorong masukan
- Pengisian vena baik, oral
menurun membran Berikan
- Perubahan mukosa penggantian
status mental lembab, nesogatrik sesuai
- Konsentrasi tidak ada output
urin meningkat rasa haus Dorong keluarga
- Temperatur yang untuk bantu pasien
tubuh berlebihan makan
meningkat Tawarkan snack
- Hematokrit ( jus buah, buah
meningkat segar)
- Kehilangan Kolaborasi dokter
berat badan jika tanda cairan
seketika berlebih muncul
memburuk
- Faktor-faktor Atur kemungkinan
yang transfusi
berhubungan Persiapan untuk
- Kehilangan transfusi
volume cairan
secara aktif
- Kegagalan
mekanisme
pengaturan
2. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Memonit S : Ibu klien
berhubungan dengan keperawatan status or status mengatakan
ketidak normalan diharapkan 2. Kolaborasika dehidrasi bahwa klien
status fisiologi. kekurangan n pemberian 2. Mengkol sudah tidak
volumen cairan cairan IV aborikan menangis
dapat diatasi. pemberia saat tidur
Kreteria hasil : n cairan O : klien
1. Suhu tubuh IV tampak
dalam lebih segar
kondisi A : masalah
tidak teratasi
normal. P :
2. Adanya intervensi
tanda dihentikan
dehidrasi
elastisitas
turbo dalam
keadaan
buruk.
Membran mukosa
kering.
3. Resiko kerusakan NOC : NIC : Mengkaji S: ibu klien
intregitas kulit b/d Tissue integriti : - Anjurkan keluhan pasien mngatakan
eksresi atau BAB Skin and Mucous pasien untuk Mengobservasi bahwa klien
sering Membranes menggunaka TTV setiap 8 sudah tidak
Definisi : perubahan Kriteria hasil : n pakian jam begitu
pada epidermis dan - Integritas yang longgar Menentukan sering BAB
demis kulit yang - Jaga tanda tanda O: turgor
Batasan karakteristik : baik bisa kebersihan kekurangan kulit klien
- Gangguan pada dipertahank kulit agar cairan kembali
bagian tubuh an (sensasi, tetap bersih dengan
- Kerusakan elastisitas, dan kering cepat
lapisan kulit temperatur, - Mobilisasi A: masalah
atau dermis hidrasi, pasien (ubah teratasi
- Gangguan pigmentasi) posisi P:
permukaan - Tidak ada pasien ) Intervensi
kulit luka / lesi setiap 2 jam dihentkan
(epidermis) pada kulit sekali
Faktor yang - Perfusi - Monitor kulit
berhubungan : jaringan akan adanya
- Eksternal : baik kemerahan
Hipertemia atau - Menunjuka - Oleskan
hipotermi n lotion atau
Substansi kimia pemahaman minyak baby
Kelembaban dalam oil pada
udara proses daerah yang
Faktor mekanik perbaikan tertekan
(misalnya : alat kulit dan - Monitor
yang dapat mencegah aktivitas dan
menimbulkan terjadinya mobilisasi
luka, tekanan, cedera pasien
restraint) berulang - Monitor
Imobilitas fisik - Mampu status nutrisi
Radiasi melindungi pasien
Usia yang kulit dan Memandikan pasien
ekstrim mempertah dengan sabun dan air
Kelembaban ankan hangat
kulit kelembaban
Obat-obatan kulit dan
internal : perawatan
Perubahan alami
status
metabolik
Tulang
menonjol
Difisit
imunologi
Faktor yang
berhubungan
dengan
perkembangan
Perubaha
sensasi
Perubahan
status nutrisi
(obesitas,
kekurusan)
Perubahan
status cairan
Perubahan
pigmentasi
Perubahan
sirkulasi
Perubahan
tugor
(elastisitas
kulit).