ME02A Metrologi Industri

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

METROLOGI INDUSTRI & STATISTIK

MODUL 02
METROLOGI INDUSTRI

2.1 METROLOGI GEOMETRIK

Metrologi adalah ilmu pengukuran besaran teknik. Sesuai dengan jenis besaran yang diukur
maka Metrologi Geometrik hanya berkaitan dengan besaran panjang. Seringkali istilah Metrologi
Geometrik ini dikatakan sebagai Metrologi Dimensi (Dimensional Metrology). Sesungguhnya
dimensi hanya salah satu jenis elemen geometrik dan masih ada jenis elemen geometrik yang
lain yaitu bentuk, posisi dan kehalusan permukaan. Sementara itu, karena metrologi geometrik
ini banyak dimanfaatkan oleh industri pemesinan pada khususnya dan industri engineering pada
umumnya maka dapat dikatakan sebagai Metrologi Industri.

Metrologi Geometrik berfungsi sebagai cara untuk mengukur apakah karakter geometri masih
memenuhi spesifikasi geometrik yaitu acuan yang berupa toleransi geometrik. Sesuai dengan
bentuk/geometri dan ukuran dari daerah, maka perlu dipilih cara/metoda dan alat ukur yang
cocok/sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian metrologi geometrik berkembang sesuai
dengan kemajuan proses pembuatan serta tuntutan akan kenaikan kualitas dari berbagai mesin
& peralatan. Meskipun demikian, serupa dengan proses pembuatan maka pada proses
pengukuran ada kemungkinan terjadinya kesalahan.

2.2 KLASIFIKASI METROLOGI GEOMETRIK

Alat ukur geometrik dapat diklasifikasikan menurut prinsip kerja, kegunaan atau sifatnya. Dari
cara klasifikasi ini yang paling sederhana adalah cara mengklasifikasikan menurut sifatnya, yang
dibagi menjadi lima jenis, yaitu :

1. Alat ukur langsung; mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasi dan hasil
pengukuran dapat langsung dibaca pada skala tersebut.

2. Alat ukur pembanding; mempunyai skala ukur yang telah dikalibrasi. Karena
daerah skala ukurnya terbatas maka alat ini hanya diguna-
kan sebagai pembacaan besarnya selisih suatu dimensi ter-
hadap ukuran standar.

3. Alat ukur standar; digunakan sebagai standar atau acuan dalam proses
pengukuran tak langsung bersama-sama dengan alat ukur
pembanding untuk menentukan dimensi suatu obyek ukur.

4. Alat ukur batas; atau kaliber, untuk menunjukkan apakah suatu dimensi
terletak didalam atau diluar daerah toleransi ukuran.

5. Alat ukur bantu; berfungsi untuk membantu pelaksanaan pengukuran


terutama dalam proses pengukuran tak langsung.

Politeknik Manufaktur Astra 21


METROLOGI INDUSTRI & STATISTIK

Berdasarkan jenis alat ukur yang diklasifikasikan menurut sifatnya seperti di atas maka proses
pengukuran bisa diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Pengukuran langsung.
Hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skala alat ukur yang digunakan (alat
ukur langsung). Contohnya adalah mengukur panjang dengan mikrometer, lihat Gambar
2.1.a.

2. Pengukuran tak langsung.


Pengukuran yang menggunakan alat ukur dari jenis pembanding, standar dan
pembantu. Perbedaan harga yang ditunjukkan oleh skala alat ukur pembanding
sewaktu mengukur obyek ukur dan ukuran standar (pada alat ukur standar) dapat
digunakan untuk menentukan dimensi dari obyek ukur. lihat Gambar 2.1.b.

3. Pengukuran dengan kaliber batas.


Pengukuran yang dilakukan hanya menunjukkan apakah dimensi yang diukur terletak di
dalam atau di luar daerah toleransi ukuran yang ditentukan. Dimensi yang terletak di
dalam daerah toleransi berarti dianggap baik, sedangkan dimensi yang terletak di luar
daerah toleransi adalah jelek. Cara pengukuran seperti ini dimaksudkan untuk
mempercepat pemeriksaan atas produk yang dibuat dalam jumlah besar, dan alat ukur
yang digunakan adalah dari jenis kaliber (go & not go gauges). Lihat Gambar 2.1.c.

4. Perbandingan dengan bentuk standar.


Membandingkan bentuk suatu produk dengan suatu bentuk standar, misalnya dilakukan
pada layar dari alat ukur proyeksi. Ketepatan untuk suatu konis dapat diperiksa dengan
menggunakan Morse Konis. Jadi pada prinsipnya pengukuran seperti ini tidaklah
menentukan dimensi ataupun toleransi suatu benda ukur secara langsung. Lihat
Gambar 2.1.d.

Alat ukur dapat pula diklasifikasikan menurut prinsip kerjanya yaitu :

1. Mekanik
2. Elektrik
3. Optik
4. Hidrolik
5. Pneumatik atau Aerodinamik

Politeknik Manufaktur Astra 22


METROLOGI INDUSTRI & STATISTIK

Politeknik Manufaktur Astra 23


METROLOGI INDUSTRI & STATISTIK

2.3 KONSTRUKSI UMUM ALAT UKUR

Masalah pengukuran geometrik dalam banyak hal tidak semudah mengukur suatu panjang
benda ukur dengan mistar. Yang membedakan suatu alat ukur dengan alat ukur yang lain
adalah konstruksinya atau dengan kata lain cara berfungsinya alat ukur tersebut. Alat ukur
terbagi menjadi tiga komponen utama yaitu :

1. Sensor
Sensor adalah "peraba" dari alat ukur, yaitu yang menghubungkan alat ukur dengan
benda ukur. Ujung-ujung kontak dari mikrometer, kedua lengan dari mistar ingsut
(vernier caliper) adalah merupakan contoh dari sensor mekanik. Sistem lensa (obyektif)
adalah merupakan sensor dari alat ukur optik. Suatu poros dengan lubang-lubang kecil
melalui mana udara tekan mengalir keluar adalah suatu contoh dari sensor pneumatik.

2. Pengubah
Pengubah adalah bagian yang terpenting dari alat ukur, dimana isyarat dari sensor
diteruskan, diubah atau diolah yang kemudian diteruskan ke bagian lain dari alat ukur
(bagian penunjuk). Tugas utama pengubah adalah untuk memperbesar dan memper-
jelas perbedaan yang kecil dari geometri suatu obyek ukur.

3. Penunjuk /pencatat
Penunjuk atau pencatat adalah bagian dari alat ukur melalui mana harga dari hasil
suatu pengukuran ditunjukkan atau dicatat. Hampir semua alat ukur, kecuali beberapa
alat ukur standar dan alat ukur batas, mempunyai bagian penunjuk yang dapat kita
katagorikan menjadi 2 macam, yaitu penunjuk berskala dan penunjuk berangka
(digital).

2.3.1 Pengubah

Terdapat bermacam-macam prinsip kerja pengubah, mulai dari prinsip kinematik, optik, elektrik,
pneumatik sampai pada sistem gabungan, yang kesemuanya bertujuan untuk memperbesar
dan memperjelas isyarat yang diperoleh melalui sensor.

Prinsip kerja dari pengubah alat ukur mekanik semata-mata berdasarkan prinsip kinematik yang
meneruskan serta mengubah gerakan (biasanya gerakan translasi) menjadi gerakan lain
(biasanya gerakan rotasi) yang relatif lebih besar perubahannya. Contohnya adalah sistem roda
gigi dan batang bergigi dari jam ukur (dial indicator) serta sistem ulir dari mikrometer, lihat
gambar 2.2.

Pengubah yang memakai prinsip kerja elektrik berfungsi untuk mengubah isyarat perubahan
besaran non elektrik (misalnya perubahan panjang), baik yang berasal langsung dari sensor

Politeknik Manufaktur Astra 24


METROLOGI INDUSTRI & STATISTIK

ataupun yang telah melalui pengubah primer (biasanya pengubah mekanik), menjadi isyarat
perubahan besaran elektrik. Perubahan besaran elektrik (arus atau tegangan listrik) dapat diolah
dan diperbesar dengan memakai prinsip elektronik sehingga dapat diketahui hubungan antara
isyarat mula dengan isyarat akhir yang diukur dan ditunjukkan pada skala dari alat ukur.

Pada dasarnya sistem optik yang digunakan sebagai pengubah alat ukur adalah berfungsi
sebagai pembelok berkas cahaya yang melewati atau memantul ("berasal") dari suatu obyek
sehingga terbentuk suatu bayangan (maya atau nyata) dengan ukuran/penyimpangan yang lebih
besar dari ukuran/penyimpangan obyeknya. Yang dimaksud dengan obyek disini adalah benda
ukurnya sendiri atau komponen dari alat ukur misalnya skala atau garis indeks. Sistem optik
biasanya terdiri dari salah satu gabungan komponen-komponen yang berupa cermin, lensa atau
prisma, melalui mana berkas cahaya akan dipantulkan dan/atau dibiaskan. Beberapa jenis
sistem optik yang digunakan dalam bidang metrologi antara lain adalah : pembesar, miskroskop,
proyektor, teleskop, autokolimator dan teleskop posisi.

Alat ukur dengan pengubah pneumatik bekerja atas dasar suatu gejala bahwa kondisi suatu
aliran udara yang tertentu (tetap) akan berubah apabila ada perubahan pada celah antara
permukaan benda ukur dengan permukaan sensor alat ukur (dimana udara ini mengalir
melaluinya). Perubahan kondisi aliran udara ini dapat diketahui dengan cara mengukur
perubahan tekanannya ataupun kecepatan alirannya.

2.3.2 Penunjuk / Pencatat

Penunjuk atau pencatat adalah bagian dari alat ukur yang menunjukkan atau mencatat harga
atau hasil suatu pengukuran. Hampir semua alat ukur, kecuali beberapa alat ukur standar dan
alat ukur batas, mempunyai bagian penunjuk yang dapat dikatagorikan menjadi dua macam,
yaitu penunjuk berskala dan penunjuk berangka
(digital).

Penunjuk Berskala
Skala adalah susunan garis yang beraturan
dengan jarak antara dua garis yang berdekatan
dibuat tetap dan mempunyai arti tertentu.
Secara visual pembacaan dilakukan dengan
pertolongan garis indeks atau jarum penunjuk
yang bergerak relatif terhadap skala. Posisi dari
garis indeks atau jarum penunjuk pada skala
menyatakan suatu harga hasil pengukuran.

Skala Nonius (Vernier Scale).


Pada suatu pengukuran garis indeks tidak
selalu tepat segaris dengan garis skala, akan
tetapi garis indeks ini sering terletak di antara
dua garis skala sehingga menimbulkan
kesulitan dalam menentukan harga hasil
pengukuran. Oleh karena itu untuk menaikkan
kecermatan pembacaan, maka garis indeks
sering digantikan dengan suatu susunan garis
yang disebut dengan skala nonius.
Prinsip dari skala nonius satu dimensi mungkin dapat dijelaskan sebagai berikut :

Politeknik Manufaktur Astra 25


METROLOGI INDUSTRI & STATISTIK

Skala alat ukur dalam hal ini disebut


sebagai skala utama sedang skala yang
terletak di bawahnya disebut skala
nonius. Misalkan jarak antara dua garis
skala utama adalah u dan jarak antara
dua garis skala nonius adalah n,
sedangkan selisih antara jarak skala
utama dan jarak skala noius adalah k,
maka setiap satu bagian skala utama
akan lebih panjang sebesar k
dibandingkan dengan satu bagian skala
nonius.

Apabila posisi garis nol nonius adalah


tepat segaris dengan suatu garis skala
utama misalkan A, maka hasil pengukuran
adalah tepat berharga A. Selanjutnya
apabila garis nol nonius tergeser ke kanan
sebesar k maka garis pertama nonius
akan tepat segaris dengan salah satu
garis skala utama. Seandainya garis nol
nonius lebih tergeser ke kanan lagi sejauh
2k dari posisi garis A maka garis kedua
skala nonius yang tepat segaris dengan
salah satu garis skala utama. Proses
pergeseran ini dapat dilakukan terus
sampai akhirnya garis nol nonius kembali
menjadi segaris dengan garis skala utama
(sesudah A).

Dengan demikian penentuan posisi garis nol nonius relatif terhadap A dapat dilakukan
dengan melihat garis nonius keberapa yang menjadi segaris dengan salah satu garis skala
utama.

Jarak k menggambarkan kecermatan dari skala nonius. Semakin kecil k maka kecermatannya
semakin tinggi, artinya posisi garis nol nonius relatif terhadap suatu garis skala utama
(sesudahnya) menjadi semakin jelas. Akan tetapi semakin kecil harga k berarti jumlah garis pada
skala nonius akan semakin banyak yang pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan dalam
menentukan garis nonius yang segaris dengan skala utama disamping skala nonius menjadi
panjang. Dengan demikian harga k tidak boleh terlalu kecil.

Supaya skala nonius tidak begitu


panjang (tidak memakan tempat),
kadang-kadang hanya setengah
panjang keseluruhan skala nonius saja
yang dipakai dengan catatan bahwa
setiap bagian dari skala utama dalam
hal ini harus dibagi menjadi dua
sehingga pembacaan dapat diulangi
lagi mulai dari garis nol nonius setelah
setengah bagian dari skala utama
dilewati, lihat gambar 2.5.

Beberapa contoh cara pembacaan dengan memakai skala nonius ditunjukkan pada gambar 6.
Untuk garis nol nonius yang tidak segaris dengan garis skala utama maka penunjukkan berharga
sama dengan harga dari skala utama sesudah garis nol nonius ditambah dengan harga garis

Politeknik Manufaktur Astra 26


METROLOGI INDUSTRI & STATISTIK

skala nonius yang tepat segaris dengan salah satu garis skala utama.

Politeknik Manufaktur Astra 27


METROLOGI INDUSTRI & STATISTIK

Tabel 2.1 berikut adalah beberapa contoh kecermatan skala nonius yang digunakan pada
beberapa alat ukur, misalnya mistar ingsut dan busur bilah.

Tabel 2.1 Skala nonius


SKALA NONIUS
SKALA UTAMA
KECERMATAN besar u besar n Jumlah bagian Panjang Skala

1/10 (0,10) mm 1 mm 0,9 mm 10 9 mm

1 mm 0,95 mm 20 19 mm
(**
1/20 (0,05) mm 2 mm 1,95 mm 20 39 mm

1 mm 0,98 mm 50 49 mm
1/50 (0,02) mm 1 mm 0,98 mm 25 24,5 mm

1° 11/12° 12 11° +

1/5° (5`) 2° 23/12° 12 23°

1/60° (1`) 1° 59/60° 30 29,5°*+


* Skala nonius yang hanya menunjukkan harga sampai setengah jarak skala utama
+ digunakan pada alat ukur sudut dengan skala yang dibuat pada busur dengan jari-jari yang panjang, misalnya pada
profil proyektor
** u sama dengan dua bagian skala utama

Skala Mikrometer
Skala pada mikrometer terdapat pada silinder tetap (disebut skala tetap) dan pada silinder putar
(disebut skala putar). Tepi dari silinder putar berfungsi sebagai garis indeks untuk pembacaan
skala tetap (pembacaan kasar), sedang garis yang melintang sepanjang skala tetap berfungsi
sebagai garis indeks untuk pembacaan skala putar (pembacaan halus).

Biasanya untuk satu kali putaran, tepi dari silinder putar akan menggeser sejauh setengah skala
tetap (0,5)1, oleh karena itu angka pada skala putar bermula dan berakhir pada angka 0 yang
juga berarti angka 50 apabila pembagian skala putar adalah 50 buah. Dengan demikian satu
bagian dari skala putar adalah sesuai dengan jarak 0,01 mm. Apabila tepi silinder putar telah
melewati setengah bagian dari skala utama, maka angka pada silinder putar harus diartikan
sebagai kelebihannya angka 50, gambar 20 adalah merupakan contoh pembacaan skala
mikrometer dengan kecermatan 0,01 mm.

1
Ulir dari mikrometer mempunyai pits sebesar 0,5 mm, adapula beberapa mikrometer yang mempunyai pits
sebesar 1 mm, dalam hal ini untuk satu kali putaran silinder putar akan menggerser sejauh 1 mm.

Politeknik Manufaktur Astra 28


METROLOGI INDUSTRI & STATISTIK

Beberapa mikrometer mempunyai silinder putar dengan diameter yang relatif besar, dengan
demikian pembagian skala putar dapat diperhalus. Kecermatan sampai 0,002 mm dapat dicapai
dengan cara membagi skala putar menjadi 250 buah2.

Kecermatan pembacaan untuk mikrometer dengan diameter silinder putar yang agak kecil
dilakukan dengan cara membuat skala nonius yang digunakan pada waktu membaca skala tetap
dengan garis melintang pada skala tetap dianggap sebagai garis nol nonius. Kecermatan
pembacaan dalam hal ini bergantung pada cara pembuatan skala nonius (dalam hal ini skala
putar dianggap sebagai skala utama). Contoh pembacaan skala mikrometer dengan skala
nonius adalah seperti gambar 2.8.

Skala dengan jarum penunjuk

Alat ukur pembanding (comparator) umumnya mempunyai jarum penunjuk yang bergerak relatif
terhadap skala yang diam. Jarum penunjuk bergerak berdasarkan prinsip mekanik atau prinsip
elektrik. Suatu kesalahan pembacaan yang dikenal dengan nama paralaks mungkin dapat
terjadi pada saat membaca posisi jarum penunjuk pada skala. Kesalahan ini terjadi apabila
posisi mata pengamat tidak pada satu bidang yang melalui jarum penunjuk dan tegak lurus
bidang skala (bidang pembacaan), lihat gambar 2.9. Paralaks ini dapat dicegah, bila posisi mata
pengamat (sebelah kanan atau sebelah kiri) tepat pada bidang permbacaan. Beberapa alat ukur
mempunyai cermin pada bidang skalanya, dengan demikian apabila posisi mata pengamat tidak
tepat pada bidang pembacaan maka bayangan dari jarum penunjuk masih tetap
kelihatan,pembacaan boleh dilakukan setelah jarum penunjuk menutupi bayangannya. Cara lain
adalah dengan membuat letak jarum penunjuk sangat dekat dengan bidang skala.

Penunjuk Berangka (Digital)

2
0,5 mm dibgi menjadi 250 bagian, jadi 1 bagian skala putar adalah sesuai dengan 0,002 mm.

Politeknik Manufaktur Astra 29


METROLOGI INDUSTRI & STATISTIK

Pada alat ukur dengan penunjuk berangka, hasil pengukuran dapat langsung diketahui melalui
deretan angka yang ada padanya. Penunjuk berangka ini dapat digolongkan menjadi dua
macam, yaitu jenis mekanik dan jenis elektronik.

Penunjuk digital mekanik terdiri dari susunan beberapa silinder masing-masing diberi angka
pada permukaannya mulai dari 0 sampai dengan 9, lihat gambar 2.10. Mulai dari yang paling
kanan silinder-silinder tersebut kita sebut sebagai silinder pertama, kedua dan seterusnya.
Melalui sistem roda gigi, pengubah mekanik secara kontinyu memutar silinder pertama. Untuk
sekali putaran, silinder pertama akan memutar silinder kedua sebanyak 1/10 putaran. Apabila
silinder kedua ini telah genap berputar satu kali maka silinder ketiga akan terputar sebanyak
1/10 putaran. Proses pemutaran silinder dengan cara bertingkat ini dapat berlangsung terus
sampai silinder terakhir. Dengan demikian angka pada suatu silinder menyatakan kelipatan 10
dari angka silinder disamping kanannya.

Penunjuk digital elektronik menggunakan komponen elektronik yang disebut dengan LED (Light
Emitting Diode). Suatu kode angka dapat dibuat dari 7 buah LED yang disusun seperti angka 8,
lihat gambar 2.11. Apabila pada suatu saat ke 7 buah LED ini menyala (biasanya dengan sinar
merah) maka kita melihat sebagai kode angka 8. Jika hanya beberapa LED yang menyala pada
tempat-tempat tertentu maka akan terlihat sebagai kode angka lain. Suatu sirkuit elektronik
memerintahkan LED ini untuk menunjukkan suatu kode angka, demikian pula untuk kode angka-
angka yang lain yang disusun menjadi satu barisan angka.

Pencatat

Untuk beberapa hal tertentu diperlukan suatu hasil pengukuran yang kontinyu dari suatu proses
pengukuran. Oleh karena itu diperlukan alat pencatat yang dapat membuat suatu grafik
pengukuran pada kertas berskala. Beberapa proses pengukuran yang memerlukan alat pencatat
antara lain adalah pengukuran konfigurasi permukaan dan pengukuran kebulatan. Pada saat ini
alat pencatat yang berdasarkan prinsip kerja elektrik lebih banyak dijumpai daripada alat
pencatat dengan sistem mekanik. Dua prinsip kerja yang umum digunakan oleh alat pencatat
elektrik adalah prinsip galvanometer atau prinsip servo-motor.

Suatu kumparan, spoel, yang bebas berputar pada suatu medan magnit tetap adalah merupakan
komponen utama dar galvanometer (lihat gambar 2.12.a.) Apabila ada arus listrik (berasal dari
pengubah elektrik) yang melalui kumparan ini maka posisi dari kumparan akan terputar sampai
suatu kedudukkan tertentu tergantung dari kuat lemahnya arus listrik. Akibatnya pena pada
unjung batang yang bersatu dengan kumparan akan menggoreskan suatu garis pada kertas

Politeknik Manufaktur Astra 30


METROLOGI INDUSTRI & STATISTIK

grafik (kertas berskala) yang secara kontinyu bergerak selama proses pengukuran berlangsung.
Pegas spiral yang terpasang pada kumparan berfungsi untuk menyetel/ mengembalikan ke
posisi nol serta untuk menaikkan reaksi dari alat pencatat.

Alat pencatat dengan servo-motor bekerja atas dasar penyesuaian perbedaan voltase. Suatu
jembatan wheatstone yang berfungsi sebagai alat pembanding diberi suatu voltase referensi
pada kedua ujungnya, lihat gambar 2.12.b. Kedua ujung yang lain dari jembatan wheatstone
(berupa kontak geser) dihubungkan dengan bagian pengubah dari alat ukur dengan suatu
voltase yang hendak diukur. Selama kedua voltase ini belum setimbang maka akan ada arus
listrik yang melalui kontak geser menuju kepenguat arus, sehingga akan timbul voltase yang
cukup besar untuk menggerakkan motor. Karena poros motor berputar maka kontak geser akan
tergeser kesalah satu arah sampai terjadi suatu kesetimbangan voltase, dengan demikian pena
pada ujung kontak geser ini akan membuat suatu garis pada kertas berskala. Kontak geser pada
sisi yang lain dari jembatan wheatstone berfungsi sebagai penyetel posisi nol dari pena.

Politeknik Manufaktur Astra 31

Anda mungkin juga menyukai