Tugas 2
Tugas 2
Tugas 2
NIM : 03051181722008
KELAS : TEKNIK MESIN (B) PLG
MATA KULIAH : PENGUKURAN TEKNIK
METROLOGI DIMENSI
3. Mampu baca (readability) : kemampuan sistem pengukuran dari alat ukur untuk
memberikan nilai hasil ukuran yang jelas dan presisi.
4. Histerisis : penyimpangan dari nilai ukur yang terjadi pada saat dilakukan pengukuran
secara kontinyu dari dua arah yang berlawanan.
5. Pergeseran : terjadinya perubahan posisi pada penunjuk angka ukur sementara sensor
tidak memberikan / merasakan sinyal atau perbedaan.
6. Kepasifan : terjadi apabila sensor telah memberikan sinyal, namun penunjuk tidak
menunjukkan perubahan pada nilai ukur.
7. Kestabilan ke angka nol : kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika
sensor tidak lagi bekerja.
8. Pengambangan : suatu kondisi alat ukur dimana jarum penunjuk tidak menunjukkan
nilai ukur yang konstan. Dengan kata lain, penunjuk selalu berpindah posisi atau
bergerak.
Dial gauge atau Dial Indicator merupakan alat pengukuran yang mempunyai
ketelitian 0,01 mm. Oleh karenanya, dengan ketelitian yang sangat kecil maka kita harus
mempergunakan alat ini sesuai dengan aturan yang ada dalam pemakaiannya. Tujuannya
adalah agar hasil pengukuran yang kita lakukan mendapatkan hasil yang maksimal ( tidak
meleset ).
1. Metode Pengukuran
Metode yang benar dalam menggunakan alat ini yaitu posisi spindle harus tegak lurus
terhadap benda yang akan diukur. Tidak boleh miring sedikitpun, karena dapat
mempengaruhi hasil pengukuran.
Adapun cara pengukuran kebalingan pada poros menggunakan dial gauge yaitu :
a. Bersihkan benda yang akan diukur, pastikan tidak ada karat ataupun kotoran yang
menempel.
b. Letakkan V - Block pada tempat yang rata.
c. Letakkan Poros pada V - Block dengan baik dan benar (bila perlu coba diputar-putar
menggunakan tangan)
d. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros (dengan cara ditekan sampai
jarum bergerak 1 atau 2 x putaran penuh)
e. Setting angka nol (putar angka nol ke arah jarum berhenti)
f. Putar pelan - pelan dial gauge mengguanakan tangan dan baca hasil pengukurannya.
Positif + Negatif
2
Keterangan :
Positif : arah gerak jarum setelah angka Nol (bergerak ke kanan)
Negatif : arah gerak jarum sebelum angka Nol (bergerak ke kiri)
- Jarum bergerak ke kanan (+) maksimal sampai angka 10 nilainya (0, 10 mm)
- Jarum bergerak ke kiri (-) maksimal sampai angka 90 nilainya ( 0,10 mm ), bukan 0,
90 mm karena dihitung dari angka 0 ( nol ) ke kiri
Hasilnya : 0, 10 mm + 0, 10 mm = 0, 10 mm
2
4. Bagian-bagian
Jarum Panjang :
Jarum panjang ini akan langsung bergerak jika bagian bidang sentuh tertekan oleh
benda kerja. Nilai pergerakan dari jarum panjang tersebut tergantung pada hasil kali
antara skala dengan angka yang di tunjuk jarum panjang dial gauge tersebut.
contohnya : dial gauge skala 0,01 mm, apabila jarum panjang menunjuk angka 10
berarti 0,01 x 10 = 0,1 mm.
Jarum Pendek :
Jarum pendek akan bergerak satu step/ruas, jika jarum panjang berputar dari angka
nol sampai angka nol lagi (satu putaran). contohnya : nilai pergerakan satu ruas dari
jarum pendek adalah 0,01 mm x 100 = 1 mm (ini jika nilai skala 0,01 mm).
Jadi, jika jarum pendek berputar sampai satu putaran berarti 1 x 10 = 10 mm.
Batas Toleransi :
Batas toleransi pada alat ini terdapat dua batas toleransi dan dapat digeser kekiri dan
kekanan sesuai dengan yang kita inginkan untuk melihat batas pergerakan jarum
panjang kekiri atau kekanan, ketika proses pengukuran benda kerja.
Bidang sentuh benda kerja :
Bagian ini akan bergerak naik atau turun jika bersentuhan dengan permukaan benda
kerja saat benda kerja bergerak terhadap bidang sentuh tersebut. Jarum panjang akan
bergerak kearah kanan jika bidang sentuh bergerak kearah atas. Jarum panjang akan
bergerak kekiri jika bidang sentuh bergerak ke bawah.
5. Jenis-jenis
Dial gauge dengan nilai skala 0,01 mm :
Jenis ini dapat dipakai untuk mengukur dengan batas ukuran hingga 10 mm.
Dial gauge dengan nilai skala 0,01 mm :
Jenis ini memiliki batas ukur hingga 1 mm.
Dial gauge dengan nilai skala 0,0005 mm :
Jenis ini memiliki batas ukur hingga 0,025 mm.
6. Cara Merawat
Bersihkan dial indikator dari debu atau kotoran pada poros peraba atau batang
pengukur sebelum dan sesudah pemakaian.
Dial indikator sebaiknya disimpan pada tempat yang aman dan jauh dari getaran-
getaran, karena dial indikator mudah pecah/rusak.
Dial indikator sebaiknya disimpan ditempat yang suhu dan kelembabannya stabil.
Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan
memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh
Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka
sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar bintang-bintang
dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.
Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk
menghitung benda dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari
Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.
Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup
1) Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di
bagian atas, dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm.
Artinya, pada bagian ini didapat hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm.
2) Pengukuran juga dapat dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1 strip menandakan
jarak 0.5mm. Dikarenakan terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di
bawah garis horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0.5mm = 5.5mm
3) Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka
28 di skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0.28mm
4) Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 + 0.28
= 5.78mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.