Tugas 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

NAMA : MUHAMMAD CHRISSANDY FAHZY

NIM : 03051181722008
KELAS : TEKNIK MESIN (B) PLG
MATA KULIAH : PENGUKURAN TEKNIK

METROLOGI DIMENSI

Dimensional Measuring (Metrologi) adalah ilmu kalibrasi yang menggunakan


peralatan pengukuran fisik untuk mengukur suatu ukuran fisik atau jarak dari setiap objek
tertentu. Metrologi dimensi memerlukan penggunaan berbagai skala fisik untuk
menentukan dimensi dan jarak didasarkan pada kombinasi dari sentuhan dan optik.
Secara umum tujuan metrologi adalah menguasai seluk-beluk pengukuran sehingga
dapat diaplikasikan di bidang perindustrian dan akan diperoleh hasil/produk yang presisi.
Dengan dikuasainya seluk beluk metrologi maka paling tidak suatu sistem kerja industri
yang efektif dan efisien dapat terpenuhi. Namun alat ukur itu sendiri memiliki sifat-sifat
tertentu yang perlu diperhatikan.
Adapun sifat dari alat ukur adalah:
1. Rantai kalibrasi (recalibrate) : yaitu kemampuan alat ukur untuk bisa dilakukan
tingkatan pengkalibrasian. Tingkatan tersebut adalah :
 Kalibrasi alat ukur standar kerja.
 Kalibrasi alat ukur standar nasional.
 Kalibrasi alat ukur standar internasional.
2. Sensitivitas : kemampuan alat ukur untuk dapat merasakan perbedaan yang relatif kecil
dari harga pengukuran.

3. Mampu baca (readability) : kemampuan sistem pengukuran dari alat ukur untuk
memberikan nilai hasil ukuran yang jelas dan presisi.
4. Histerisis : penyimpangan dari nilai ukur yang terjadi pada saat dilakukan pengukuran
secara kontinyu dari dua arah yang berlawanan.
5. Pergeseran : terjadinya perubahan posisi pada penunjuk angka ukur sementara sensor
tidak memberikan / merasakan sinyal atau perbedaan.
6. Kepasifan : terjadi apabila sensor telah memberikan sinyal, namun penunjuk tidak
menunjukkan perubahan pada nilai ukur.
7. Kestabilan ke angka nol : kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika
sensor tidak lagi bekerja.
8. Pengambangan : suatu kondisi alat ukur dimana jarum penunjuk tidak menunjukkan
nilai ukur yang konstan. Dengan kata lain, penunjuk selalu berpindah posisi atau
bergerak.

Secara rinci dapat dilihat pentingnya ilmu metrologi untuk industri :


1. Dapat mengelola laboratorium pengukuran baik yang ada di industri maupun dibengkel
kerja pada pendidikan ketrampilan teknik.
2. Dapat menentukan dan memilih alat-alat ukur yang sesuai dengan obyek yang diukur.
3. Dapat mengkalibrasi dan memelihara alat-alat ukur sehingga alat ukur tetap terjamin
ketepatannya.
4. Dapat merendahkan biaya inspeksi semurah mungkin dengan penggunaan fasilitas yang
ada secara efektif dan efisien.
5. Dengan menguasai pengetahuan tentang metrologi, maka kita dapat membantu proses
quality control kemudian terjadi peningkatan produktifitas hasil kerja karena defect
yang dihasilkan bisa semakin kecil.
Metrologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran besaran
teknik, sedangkan Metrologi industri adalah ilmu dan teknologi yang mempelajari
pengukuran karateristik geometri suatu produk hasil proses produksi dengan menggunakan
alat ukur tertentu dan cara pengukuran tertentu untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
mendekati nilai sebenarnya.
 Beberapa jenis pengukuran dalam metrologi :
1. Pengukuran linear, suatu pengukuran besaran panjang yang menggunakan alat
ukur langsung yang telah terkalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh sacara
langsung.
Contoh : menggunakan mikrometer.

Gambar 1.1 Mikrometer


2. Pengukuran sudut, suatu pengukuran sudut yang menggunakan alat ukur sudut
yang telah terkalibrasi dan hasil pengukuran dapat diperoleh secara langsung.
Contoh : menggunakan busur bilah.

Gambar 1.2 Busur Bilah


3. Pengukuran profil, suatu pengukuran yang membandingkan bentuk suatu produk
dengan bentuk acuan (standar) pada layar dari alat ukur proyeksi. Contoh :
menggunakan profile proyector.

Gambar 1.3 Profile Proyector


4. Pengukuran ulir, suatu pengukuran yang mengukur jarak antar ulir pada suatu
produk. Contoh : menggunakan mikrometer ulir.

Gambar 1.4 Mikrometer Ulir


5. Pengukuran roda gigi, suatu pengukuran yang mengukur jarak antar pitch pada
roda gigi. Contoh : menggunakan mikrometer roda gigi.

Gambar 1.5 Mikrometer Roda Gigi


6. Pengukuran posisi, suatu pengukuran yang menggunakan sensor yang dapat
digerakkan dalam ruang yang digunakan untuk menentukan posisi. Contoh :
menggunakan coordinate measuring machine (CMM).

Gambar 1.6 Coordinate Measuring Machine


7. Pengukuran kerataan dan kedataran, suatu pengukuran yang mengukur kerataan
dan kedataran permukaan suatu produk,
Contoh : menggunakan square level.

Gambar 1.7 Square Level


8. Pengukuran kekasaran permukaan, suatu pengukuran yang mengukur kekasaran
permukaan suatu produk.
Contoh : menggunakan surface roughness tester.
Gambar 1.8 Surface Roughness Tester

 Cara-Cara Pengukuran Dalam Metrologi :


1. Pengukuran langsung, suatu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat
ukur langsung, dimana hasil pengukuran dapat langsung diperoleh.
Contoh : Jangka Sorong.
2. Pengukuran tak langsung, suatu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan
alat ukur pembanding, alat ukur standar dan alat ukur bantu. Contoh : Dial
Indicator.
3. Pemeriksaan kaliber batas, suatu pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur kaliber batas, dimana tidak mengukur dimensi suatu
produk tetapi untuk memeriksa apakah suatu produk berada didalam/diluar daerah
toleransinya.
Contoh : Kaliber Batas.
4. Membandingkan dengan bentuk standar atau acuan, suatu pengukuran yang
dilakukan dengan membandingkan bentuk produk yang dihasilkan dengan bentuk
standarnya/acuan.
Contoh : Profile Proyector.
5. Pengukuran geometri khusus, suatu pengukuran yang mempunyai metoda dan alat
ukur khusus.
Contoh : Surface Roughness Tester.
 Jenis-Jenis Alat Ukur, terbagi atas 2 :
1. Berdasarkan sifat, terbagi menjadi :
a) Berdasarkan sifat aslinya:
 Alat ukur langsung, suatu alat ukur yang dilengkapi dengan skala ukur
sehingga hasil pengukuran bisa langsung di baca atau diperoleh hasil
pengukuran.
Contoh: Jangka Sorong.
 Alat ukur pembanding, suatu alat ukur ini tidak bisa menunjukkan hasil
pengukuran dengan skala ukur, tetapi hanya bisa membandingkan ukuran
atau beda ukuran dari objek ukur. Misalnya: Dial Indicator.
 Alat ukur standar, suatu alat ukur yang dilengkapi dengan satu skala
nominal, tidak dapat memberikan hasil pengukuran secara langsung dan
digunakan untuk kalibrasi alat ukur lainnya. Misalnya: Blok Ukur.
 Alat ukur kaliber batas, suatu alat ukur yang berfungsi untuk menunjukkan
apakah dimensi suatu produk berada di dalam atau di luar daerah toleransi
produk tersebut. Misalnya: Kaliber Lubang dan Kaliber Poros
 Alat ukur bantu, suatu alat ukur bantu bukan merupakan alat ukur tetapi
mempunyai peranan penting dalam menentukan baik atau tidaknya hasil
pengukuran. Misalnya: Blok V.
b) Berdasarkan sifat turunannya, dibedakan atas :
 Alat ukur khas, suatu alat ukur yang mempunyai metode dan alat ukur
khusus. Contoh : Surface Roughness Tester.
 Alat ukur koordinat, suatu alat ukur yang menggunakan sensor yang dapat
digerakkan dalam ruang yang digunakan untuk menentukan posisi. Contoh
: Coordinate Measuring Machine (CMM).
2. Berdasarkan prinsip kerjanya, dibedakan atas :
 Alat ukur mekanik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip mekanik. Contoh
: neraca/timbangan dua lengan, dial indicator
 Alat ukur elektrik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip elektrik. contoh :
Multi Tester
 Alat ukur optik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip optik/cahaya.
Contoh : Profile Proyector
 Alat ukur pneumatik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip fluida (gas).
Contoh : Alat ukur tekanan udara pada ban
 Alat ukur hidrolik, suatu alat ukur yang menggunakan prinsip fluida (cair).
Contoh : Jembatan Timbang.

CARA KERJA DIAL GAUGE

Dial gauge atau Dial Indicator merupakan alat pengukuran yang mempunyai
ketelitian 0,01 mm. Oleh karenanya, dengan ketelitian yang sangat kecil maka kita harus
mempergunakan alat ini sesuai dengan aturan yang ada dalam pemakaiannya. Tujuannya
adalah agar hasil pengukuran yang kita lakukan mendapatkan hasil yang maksimal ( tidak
meleset ).
1. Metode Pengukuran
Metode yang benar dalam menggunakan alat ini yaitu posisi spindle harus tegak lurus
terhadap benda yang akan diukur. Tidak boleh miring sedikitpun, karena dapat
mempengaruhi hasil pengukuran.

Posisi pegukuran dial gauge dilihat dari depan


2. Cara Pengukuran Kebalingan ( Run Out ) Pada Poros

Pengukuran kebalingan poros menggunakan dial gauge

Adapun cara pengukuran kebalingan pada poros menggunakan dial gauge yaitu :
a. Bersihkan benda yang akan diukur, pastikan tidak ada karat ataupun kotoran yang
menempel.
b. Letakkan V - Block pada tempat yang rata.
c. Letakkan Poros pada V - Block dengan baik dan benar (bila perlu coba diputar-putar
menggunakan tangan)
d. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros (dengan cara ditekan sampai
jarum bergerak 1 atau 2 x putaran penuh)
e. Setting angka nol (putar angka nol ke arah jarum berhenti)
f. Putar pelan - pelan dial gauge mengguanakan tangan dan baca hasil pengukurannya.

3. Rumus Pembacaan Kebalingan


Setelah kita tahu dengan baik cara pengukurannya, maka kita juga harus mengetahui
rumus pembacaan kebalingan pada dial gauge. Adapun rumus kebalingan yaitu :

Positif + Negatif
2
Keterangan :
Positif : arah gerak jarum setelah angka Nol (bergerak ke kanan)
Negatif : arah gerak jarum sebelum angka Nol (bergerak ke kiri)
- Jarum bergerak ke kanan (+) maksimal sampai angka 10 nilainya (0, 10 mm)
- Jarum bergerak ke kiri (-) maksimal sampai angka 90 nilainya ( 0,10 mm ), bukan 0,
90 mm karena dihitung dari angka 0 ( nol ) ke kiri

Hasilnya : 0, 10 mm + 0, 10 mm = 0, 10 mm
2

4. Bagian-bagian
 Jarum Panjang :
Jarum panjang ini akan langsung bergerak jika bagian bidang sentuh tertekan oleh
benda kerja. Nilai pergerakan dari jarum panjang tersebut tergantung pada hasil kali
antara skala dengan angka yang di tunjuk jarum panjang dial gauge tersebut.
contohnya : dial gauge skala 0,01 mm, apabila jarum panjang menunjuk angka 10
berarti 0,01 x 10 = 0,1 mm.
 Jarum Pendek :
Jarum pendek akan bergerak satu step/ruas, jika jarum panjang berputar dari angka
nol sampai angka nol lagi (satu putaran). contohnya : nilai pergerakan satu ruas dari
jarum pendek adalah 0,01 mm x 100 = 1 mm (ini jika nilai skala 0,01 mm).
Jadi, jika jarum pendek berputar sampai satu putaran berarti 1 x 10 = 10 mm.
 Batas Toleransi :
Batas toleransi pada alat ini terdapat dua batas toleransi dan dapat digeser kekiri dan
kekanan sesuai dengan yang kita inginkan untuk melihat batas pergerakan jarum
panjang kekiri atau kekanan, ketika proses pengukuran benda kerja.
 Bidang sentuh benda kerja :
Bagian ini akan bergerak naik atau turun jika bersentuhan dengan permukaan benda
kerja saat benda kerja bergerak terhadap bidang sentuh tersebut. Jarum panjang akan
bergerak kearah kanan jika bidang sentuh bergerak kearah atas. Jarum panjang akan
bergerak kekiri jika bidang sentuh bergerak ke bawah.
5. Jenis-jenis
 Dial gauge dengan nilai skala 0,01 mm :
Jenis ini dapat dipakai untuk mengukur dengan batas ukuran hingga 10 mm.
 Dial gauge dengan nilai skala 0,01 mm :
Jenis ini memiliki batas ukur hingga 1 mm.
 Dial gauge dengan nilai skala 0,0005 mm :
Jenis ini memiliki batas ukur hingga 0,025 mm.

6. Cara Merawat
 Bersihkan dial indikator dari debu atau kotoran pada poros peraba atau batang
pengukur sebelum dan sesudah pemakaian.
 Dial indikator sebaiknya disimpan pada tempat yang aman dan jauh dari getaran-
getaran, karena dial indikator mudah pecah/rusak.
 Dial indikator sebaiknya disimpan ditempat yang suhu dan kelembabannya stabil.

CARA KERJA MIKROMETER SEKRUP

Mikrometer sekrup adalah alat pengukuran yang terdiri dari sekrup terkalibrasi dan
memiliki tingkat kepresisian 0.01 mm (10-5 m). Alat ini ditemukan pertama kali oleh
Willaim Gascoigne pada abad ke-17 karena dibutuhkan alat yang lebih presisi dari jangka
sorong. Penggunaan pertamanya adalah untuk mengukur jarak sudut antar bintang-bintang
dan ukuran benda-benda luar angkasa dari teleskop.
Meskipun mengandung kata “mikro”, alat ini tidak tepat digunakan untuk
menghitung benda dengan skala mikrometer. Kata “mikro” pada alat ini diambil dari
Bahasa Yunani micros yang berarti “kecil”, bukan skala mikro yang berarti 10-6.
 Bagian-Bagian Mikrometer Sekrup

 Poros Tetap (Anvil)


Bagian poros yang tidak bergerak. Objek yang ingin diukur ditempelkan di bagian
ini dan bagian poros geser didekatkan untuk menjepit objek tersebut.
 Poros Geser (Spindle)
Poros bergerak berbentuk komponen silindris yang digerakkan oleh thimble.
 Pengunci (Lock Nut)
Bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser.
 Sleeve
Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala
pengukuran. Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
 Thimble
Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.
 Ratchet
Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan pergerakan lebih
perlahan dibanding menggerakkan thimble.
 Rangka (Frame)
Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-komponen
lain mikrometer sekrup. Rangka mikrometer sekrup dibuat tebal agar kokoh dan
mampu menjaga objek pengukuran tidak bergerak, bergesar, atau berubah bentuk.

 Cara Menggunakan Mikrometer Sekrup


Prinsip kerja mikrometer sekrup adalah menggunakan suatu sekrup untuk
memperbesar jarak yang terlalu kecil untuk diukur secara langsung menjadi putaran
suatu sekrup lain yang lebih besar dan dapat dilihat skalanya.
Cara menggunakan mikrometer sekrup adalah:
1. Objek yang ingin diukur diletakkan menempel dengan bagian poros tetap.
2. Setelah itu, bagian thimble diputar hingga objek terjepit oleh poros tetap dan poros
geser.
3. Bagian ratchet dapat diputar untuk menghasilkan perhitungan yang lebih presisi
dengan menggerakkan poros geser secara perlahan.
4. Setelah yakin bahwa objek benar-benar terjepit diantara kedua poros, hasil
pengukuran dapat dibaca di skala utama dan skala nonius.

 Cara Membaca Mikrometer Sekrup


Pembacaan mikrometer sekrup dilakukan pada dua bagian, yaitu di skala utama
dan di skala nonius atau Vernier. Skala utama dapat dibaca di bagian sleeve dan skala
nonius dapat dibaca di bagian thimble.

1) Untuk skala utama, dapat dilihat bahwa posisi thimble telah melewati angka “5” di
bagian atas, dan pada bagian bawah garis horizontal telah melewati 1 strip. 0.5mm.
Artinya, pada bagian ini didapat hasil pengukuran 5 + 0.5 mm = 5.5 mm.
2) Pengukuran juga dapat dilakukan dengan prinsip bahwa setiap 1 strip menandakan
jarak 0.5mm. Dikarenakan terlewati 5 strip di atas garis horizontal dan 6 strip di
bawah garis horizontal, maka total jarak adalah (5+6) x 0.5mm = 5.5mm
3) Pada bagian kedua, terlihat garis horizontal di skala utama berhimpit dengan angka
28 di skala nonius. Artinya, pada skala nonius didapatkan tambahan panjang 0.28mm
4) Maka, hasil akhir pengukuran mikrometer sekrup pada contoh ini adalah 5.5 + 0.28
= 5.78mm. Hasil ini memiliki ketelitian sebesar 0.01 mm.

 Fungsi Mikrometer Sekrup


Mikrometer sekrup pada umumnya digunakan untuk mengukur diameter atau
ketebalan suatu benda yang ukurannya kecil. Seperti dijelaskan sebelumnya, alat ini
memiliki kepresisian 10x lipat dari jangka sorong sehingga dapat mengukur benda yang
lebih kecil tepatnya pada ketelitian 0,01 mm.
Penggunaan alat ini untuk mengukur panjang benda kurang umum digunakan,
karena umumnya panjang benda masih dapat diukur dengan baik di tingkat kepresisian
1 mm dan 0,1 mm, dimana masing-masing tingkat kepresisian dimiliki oleh penggaris
dan jangka sorong.
DAFTAR PUSTAKA

Fikri, Ikhsanul. 2016. “Teori Dasar Pengukuran”. (Online).


https://www.academia.edu/28239317/TEORI_DASAR_METROLOGI. (Diakses
pada tanggal 26 Februari 2020).

Iksotomtif. 2017. “Cara Benar Menggunakan Dial Gauge”. (Online).


https://www.lksotomotif.com/2017/11/cara-benar-menggunakan-dial-gauge.html
(Diakses pada tanggal 25 Febuari 2020).

Klikmro. 2017. “Dimensional Measuring (Metrologi) di Dunia Industri)”. (Online).


https://blog.klikmro.com/dimensional-measuring-metrologi-di-dunia-industri/.
(Diakses pada tanggal 25 Februari 2020).

Studiobelajar. 2015. “Mikrometer Sekrup”. (Online).


https://www.studiobelajar.com/mikrometer-sekrup/. (Diakses pada 26 Februari
2020).

Anda mungkin juga menyukai