CBR Evaluasi Pembelajaran
CBR Evaluasi Pembelajaran
CBR Evaluasi Pembelajaran
EVALUASI PEMBELAJARAN
DISUSUN OLEH
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya.. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis. Oleh sebab itu saya
selaku penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan tugas ini. Akhir
kata kami mengharapkan semoga tugas Critical Book Review ini dapat memberikan manfaat
sekaligus bisa menambah wawasan pembaca, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca,Terima Kasih.
Siti Nurhalizah
ii
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................14
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15
iii
A. Buku Utama
B. Buku Pembanding
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Informasi Bibliografi
a. Buku Utama
Judul : Evaluasi Pembelajaran
Penulis : 1. Drs.Asep Jihad, M.Pd.
2. Dr. Abdul Haris,M.Sc.
Penerbit : Multi Media
Tahun Terbit : 2008
b. Buku Pembanding
2. Rusydi Ananda, M. Pd
3. Dra. Rosnita, MA
ISBN : 978-602-1317-49-5
1
BAB II
2
fungsional dalam arti perubahan tersebut membawa pengaruh, makna dan manfaat
tertentu bagi siswa.
b. Pembelajaran
Pembelajaran,merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua
aspek,yaitu belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar
beorientasi pada apa yang harus dilakuan oleh guru sebagai pemberi pelajaran.
Rancangan Pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal,yaitu pembelajaran
diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan otentik, isi pembelajaran
harus didesain relevan dengan karakteristik siswa, menyediakan media dan sumber
belajar yang dibutuhkan dan penilaian hasil belajar terhadap siswa dilakukan secara
formatif sebagai diagnosis untuk menyediakan pengalaman belajar secara
berkesinambungan dan dalam bingkai belajar sepanjang hayat.
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar (Abdurrahman,1999). Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang
menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya
meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa (Hamilik,2005). Usman (2001) menyatakan bahwa hasil belajar
yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional
yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokkan ke dalam 3 kategori,yaitu
Domain Kognitif (Pengetahuan(Knowledge), Pemahaman (comprehension), Aplikasi
atau penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang baru, analisa, sintesa dan
evaluasi). Domain Kemampuan sikap(affective)yaitu menerima atau
memperhatikan,merespon,penghargaan,mengorganisasikan,mempribadi(mewatak).
Ranah Psikomotorik yaitu menirukan,manipufasi,keseksamaan,artikulasi,naturalisasi.
Ada dua kriteria yang bersifat umum menurut Sudjana(2004) kedua kriteria tersebut
adalah kriteria di tinjau dari sudut prosesnya dan kriteria ditinjau dari hasilnya.
3
dalam mengelola kegiatan, dengan mengintregasikan urutan kegiatan, cara
mengorganisasikan materi pembelajaran dan pembelajar, peralatan dan bahan serta
waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran,untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan, secara efektif dan efisien.
Metode Mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa yang kita ajar.Macam –macam metode mengajari antara lain
ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan. Model Pengajaran mempunyai makna
yang lebih luas daripada suatu strategi, metode, atau prosedur. Model mengajar dapat
diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun
kurikulum, mengatur materi peserta didik,dan memberi petunjuk kepada pengajar di
kelas dalam setting pengajaran atau setting lainnya.
Model pengajaran meliputi pendekatan suatu model pengajaran yang luas dan
menyeluruh. Contohnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah, kelompok-
kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati
oleh siswa dan guru. Ada beberapa model pembelajaran yaitu :
1. Model Pengajaran langsung
Model pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses
belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif
yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.Ciri-ciri
pengajaran langsung yaitu adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil
belajar, sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran dan sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya
pengajaran..
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ciri-ciri model
pengajaran kooperatif yaitu, untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar
dalam kelompok secara kooperatif, kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang terdiri
dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar
dalam tiap kelompokpun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda
pula, penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
Tujuan penerapan pembelajaran kooperatif yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.
4
3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah meliputi suatu pengajuan
pertanyaan atau masalh, memusatkan pada keterkaitan antar displin,penyeledikan
autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan.Pembelajaran berdasarkan
masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-
banyaknya kepada siswa. Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan untuk
membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan
masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik dan menjadi pembelajar yang
mandiri.
4. Model Pembelajaran Tematik
Pembelajaran termatik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema
untuk mengitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa. Ciri khas dari pembelajaran tematik adalah pengalaman dan
kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
usia sekolah dasar, kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, kegiatan belajar akan lebih
bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama,
membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa, menyajikan kegiatan belajar
yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering di temui dalam
lingkungannya.
5. Model Pembelajaran Kontekstual
Model Pembelajaran kontekstual merupakan rancangan pembelajaran yang
dibangun atas dasar asumsi bahwa knowledge is constructed by human
(Zahorik,1995). Atas dasar itu maka dikembangkan model pembelajaran konstruktivis
yang membuka peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk meberdayakan diri. Cara
belajar yang baik adalah dengan siswamengkonstruksi sendiri secara aktif
pemahamannya.
5
kegiatan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam
proses belajar mengajar. Fungsi evaluasi dibedakan menjadi dua yakni fungsi hasil
belajar dan fungsi evaluasi program pengajaran .
Fungsi evaluasi hasil belajar antara lain, fungsi formatif,fungsi sumatif.fungsi
diagnostik,fungsi selektif dan fungsi motivasi.Tujuan penilaian adalah untuk
mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan dan peningkatkan kegiatan
belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan
kegiatan belajar. Penilaian secara sistematis dan berkelanjutan untk menilai hasil
belajar siswa disekolah, mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan
kepada masyarakat dan mengetahui mutu pendidikan di sekolah (Kep.Mendiknas
No.012/U/2001).
Sistem penilaian dalam pembelajaran, baik pada penilaian berkelanjutan
maupun penilaian akhir, hendaknya dikembangkan berdasarkan sejumlah prinsip
yaitu menyeluruh, berkelanjutan, berorientasi pada indikator ketercapaian dan sesuai
dengan pengalaman belajar. Sesuai dengan kemampuan dasar yang ingin dicapai,
maka pengujian harus mencakup:
1. Proses belajar,yaitu seluruh pengalaman belajar yang dilakukan siswa.
2. Hasil belajar, yaitu ketercapaian setiap kemampuan dasar,baik kognitif, afektif,
maupun psikomotor yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan
pembelajaran tertentu.
6
instrumen mencakup kegiatan,menentukan tujuan,menyusun kisi-kisi,memilih bentuk
instrumen, dan menetukan panjang instrumen.
Langkah penyusunan instrumen nontest,yaitu instrumen untuk mengungkap
aspek Psikomotor dapat berupa tes tertulis , tes identifikasi, tes simulasi, tes contoh
kerja.. Instrumen untuk mengungkap aspek Afektif ada dua komponenafektif yang
penting untuk diukur yaitu sikap dan minat pada pembelajaran yang digunakan hanya
sikap dan minat terhadap pelajaran, karena keduanya ini sangat mempengaruhi hasil
belajar siswa.
Untuk menetukan keberhasilan siswa dalam sistem penilaian ini dilakukan
penskoran dan penentuan standar keberhasilan belajar. Secara khusus sistem penilaian
perlu memperhatikan keterkaitannya dengan ranah yang ada,yaitu ranah
kognitif,afektif dan psikomotor, ketiga ranah tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda.oleh karena itu teknik penskoran untuk ketiga ranah tersebut juga harus
dibedakan. Tes kognitif, ada beberapa model jenis tes yaitu penskoran untuk tes
bentuk objektif, penskoran untuk tes esai, penskoran tugas-tugas,pengukuran afektif
dan tes psikomotor. Tes lisan, pertanyaan lisan dapat digunakan untuk mengetahui
taraf serap peserta didik untuk masalah yang berkaitan dengan kognitif tingkat
berpikir untuk pertanyaan lisan dikelas cenderung rendah,seperti pengetahuan dan
pemahaman.
7
alat diagnosis yang membantu guru menetukann apakah seseorang perlu mengikuti
remedial atau pengayaan dan lain-lain. Rambu-rambu Penilaian Kelas, kriteria
penilaian kelas yaitu validitas, reliabilitas, terfokus pada kompetensi,
keseluruhan/komprehensif, objektivitas serta mendidik.
Teknik penilaian sikap dapat dilakuakn dengan beberapa cara atau teknik antara lain,
observasi perilaku,pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik penilaian proyek
merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu.dalam penilaian proyek ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu kemampuan pengelolaan, relevansi, keaslian.penilaian proyek dilakukan mulai
dari perencanaan, proses pengerjaan , sampai hasil akhir proyek. Teknik penilaian
produk adalah teknik penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk.Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. Teknik
penilaian portofolio merupakan teknik penilaian yang berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu.Dengan demikian teknik penilaian fortofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karyanya yaitu
karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, lukisan dan lain-lain. Teknik
penilaian diri merupakan teknik penilaian dimana pserta didik diminta untuk menilai
dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi
yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
8
a) Komponen Penyusunan Tes
Tujuan Tes
Tujuan tes yang penting adalah untuk : (a) mengetahui tingkat kemampuan
peserta didik, (b) mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, (c)
mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik (d) mengetahui hasil pengajaran, (e)
mengetahui hasil belajar, (f) mengetahui pencapaian kurikulum, (g) mendorong
peserta didik belajar, dan (h) mendorong guru agar mengajar yang lebih baik.
Seringkali tes digunakan untuk beberapa tujuan, namun tidak akan memiliki
keefektifan yang sama untuk semua tujuan.
Ditinjau dari tujuannya, ada empat macam tes yang banyak di gunakan di
lembaga pendidik, yaitu: (a) tes penempatan, (b) tes diagnostik, (c) tes formatif, dan
(d) tes sumatif. Sistem penilaian berbasis kompetensi pada umumnya menggunakan
tes diagnostik, formatif, dan sumatif.
Langkah Pengembangan Tes
Ada sembilan langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan tes hasil
atau prestasi belajar, yaitu: (a) menyusun spesifikasi tes, (b) menulis soal tes, (c)
menelaah soal tes, (d) melakukan uji coba tes, (e) menganalisis butir soal, (f)
memperbaiki tes, (g) merakit tes, (h) melaksanakan tes, dan (i) menafsirkan hasil tes.
Khusus mengenai uji coba tes, dalam penyususnan tes untuk mengukur prestasi hasil
pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru di kelas seperti ulangan harian, ulangan
umum, dan ulangan kenaikan kelas, tidak harus dilakukan secara tersendiri.
Pembakuan tes dilakukan melalui beberapa kali ujicoba.
9
1. pokok soal harus jelas
2. Pilihan jawaban homogen dalam arti isi.
3. panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama
4. tidak ada petunjuk jawaban benar
5. hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah
6. pilihan jawaban angka diurutkan
7. semua pilihan jawaban logis
8. jangan menggunakan negatif ganda
9. bahasa indonesia yang digunakan baku.
f. Bentuk Menjodohkan
soal bentuk menjodohkan atau memasangkan terdiri dari suatu premis, suatu
daftar kemungkinan jawaban, dan suatu petunjuk untuk menjodohkan masing-masing
premis itu dengan satu kemungkinan jawaban.
10
Komponen afektif ikut menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Paling
tidak ada dua komponen afektif yang penting untuk di ukur, yaitu sikap dan minat
terhadap suatu pelajaran.
11
Validitas prediksi, validitas ini dimaksudkan agar hasil tes mampu
memprediksi keberhasilan peserta didik di kemudian hari, misalnya ujian masuk atau
tes seleksi.
Validitas Empiris (Kriterium), validitas ini bertujuan untuk menentukan
tingkat kehandalan soal adalah validitas banding. Dalam penentuan tingkat validitas
butir soal digunakan korelasi product moment pearson dengan mengkorelasikan.
b. Keajegan Reliabilitas
Reliablitas soal merupakan ukuran yang menyatakan tingkat keajegan atau
kekonsistenan suatu soal tes. Untuk mengukur tingkat keajegan soal ini digunakan
perhitungan Alpha Cronbach.
BAB III
PEMBAHASAN CBR
A. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU
1. Kelebihan
a. Buku Utama
Terhitung dari pokok pembahasannya buku utama ada 7 bab.
Materi yang ada pada buku utama cara penjelasannya jelas dan tidak bertele-
tele / tidak merambat kemana-kemana.
Menggunakan kata-kata yang sederhana untuk dimengerti di kalangan
pelajar maupun dikalangan mahasiswa.
b. Buku Pembanding
Terhitung dari pokok pembahasannya buku pembanding ada 8 bab
Materi – materi yang dijelaskan dari buku pembanding lebih lengkap karena
dari bab 1- 8 itu berkesinambungan, dari pengertian evaluasi sampai syarat-
syarat tes yang baik dalam evaluasi pembelajaran.
Di setiap bab nya buku ini mempunyai soal-soal latihan untuk mengasah
pemahaman siswa.
Buku pembanding juga menggunakan kata-kata yang sederhana untuk
dimengerti di kalangan pelajar maupun dikalangan mahasiswa.
Tata penulisan pada buku ini rapi.
12
2. Kekurangan
a. Buku Utama
Di setiap bab nya buku ini tidak mempunyai rangkumann yang mencakup
seluruh materi pada perbabnya
Buku ini di setiap babnya tidak mempunyai soal untuk mengasah
kemampuan siswa.
Tata penulisan pada buku ini tidak rapi , dan banyak kata penulisan yang
salah.
b. Buku Pembanding
Materi-materi yang dijelaskan dari buku pembanding berkesinambungan
tetapi pada setiap babnya dalam pembahasannya tidak to the point
,pembahasannya lebih seperti mendeskripsikan jadi harus dibaca berulang-
ulang baru bisa paham inti sari dari pembahasan tersebut.
Di setiap bab nya buku ini tidak mempunyai rangkumann yang mencakup
seluruh materi pada perbabnya.
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada buku-buku yang telah saya review bisa ditarik kesimpulan bahwa
tercapainya tujuan penulis / pengarang dikarenakan bagi para pembaca tentunya akan
mengetahui lebih banyak ilmu dan wawasan terkait tentang evaluasi pembelajaran.
B. Saran
Tentu saya sebagai reviewer mengajukan saran bagi para pembaca agar
melakukan penelitian atau studi lebih lanjut yang berkenaan dengan pembahasan yang
ada di buku, karena buku adalah karangan manusia, bisa saja penulis / pengarang
tidak sempurna dalam pengaplikasian kalimat yang mereka tuangkan kedalam buku
14
utama dan buku pembanding. Dan tentunya saya menyarankan agar bagi para
pembaca untuk merekomendasikan sumber bacaan ini kepada mereka yang belum
mengetahui bahwa buku ini sangat bagus dijakikan referensi bacaan karena
terkandung sejumlah pembahasan yang sangat menarik dan dijadikan wadah
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Jihan, Asep. Dan Haris, Abdul. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Multi Media.
Asrul, Dkk. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Citapustaka Media.
15
16