Makalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kelompok 8

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DOSEN PENGAMPU : Drs, ARIFIN SIREGAR, M.Pd.


KELAS : I EKSTENSI PGSD 2019
MATA KULIAH : PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 8 :

KIKI NATASYA 1193311076


NOVIA ALVIANI NUR 1193311169
ROBI GUSNANDA 1193311080
AJIJAH 1193311084

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis Ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Rancangan dan Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas” ini dengan baik dan lancar sehingga dapat dikumpul dengan tepat
waktu.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan, akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak masalah itu bisa teratasi. Maka dalam kesempatan ini
penulis tidak lupa mengucapkan banyak terimah kasih kepada:
1. Bapak Drs. Arifin Siregar, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas
yang memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun
hingga terselesaikannya makalah ini dengan tepat waktu. Penulis juga sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak sekali kekurangan-
kekurangan, baik pada cara penulisan maupun materi yang tertulis di dalamnya, mengingat akan
kemampuan yang penulis miliki masih sangat kurang dan masih perlu banyak latihan dan juga
bimbingan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan makalah ini.

Medan, 15 November 2021

Penulis

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................4

A. Latar Belakang .................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................5

C. Tujuan ..............................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................6

A. Merancang Penelitian Tindakan Kelas ..............................................................................6

B. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas .........................................................................7

C. Kelebihan dan Kekurangan Rancangan dan Pelaksanaan PTK ..........................................9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 12

B. Saran .............................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bentuk penelitian yang paling sesuai untuk
mengatasi berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru. Seorang guru yang
melaksanakan PTK akan memperoleh manfaat ganda, baik bagi dirinya, para siswanya, maupun
bagi institusi pendidikan. Bagi guru, PTK akan meningkatkan kualitas kinerjanya, meningkatkan
kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran, sekaligus meningkatkan kemampuan
dalam kegiatan pengembangan profesi, khususnya dalam kegiatan penelitian pendidikan. Bagi
siswa, dengan PTK, kualitas proses dan hasil belajarnya akan meningkat. Jika kemampuan guru
dan siswa meningkat, sekolah juga akan memperoleh keuntungan karena memiliki guru yang
profesional dan menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas.
Di samping itu, karya tulis hasil penelitian tindakan kelas akan bermanfaat bagi
peningkatan karier dan jabatan yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan guru. Misalnya,
untuk mengajukan usul kenaikan pangkat ke IV/b dan seterusnya, sebuah laporan PTK yang ditulis
dalam bentuk makalah dan cukup didokumentasikan di perpustakaan sekolah mendapatkan poin
4. Jika dalam satu tahun guru melaksanakan PTK satu kali, dalam tiga tahun guru tersebut sudah
dapat naik ke IV/b. Dalam aturan yang baru, kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan,
termasuk di dalamnya menulis laporan hasil penelitian, sudah diperhitungkan sejak golongan III/b.
Dalam Permenpan & RB Nomor 16 Tahun 2009 yang akan diberlakukan tahun 2013 dijelaskan
bahwa membuat karya tulis berupa laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya,
diseminarkan di sekolahnya, dan disimpan di perpustakaan, dihargai dengan angka kredit 4. Dalam
usul sertifikasi guru, PTK dihargai dengan nilai 10. Karya tulis hasil PTK juga dapat dimanfaatkan
sebagai naskah lomba karya tulis di berbagai kompetisi guru tingkat daerah maupun nasional.
Sayangnya, tidak semua guru mau dan mampu mempraktikkan PTK. Zubaidi, 2000 (dalam
Sukidin, 2008) mengemukakan lima kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan PTK: (1)
lemahnya pemahaman konsep dan prinsip-prinsip PTK, (2) kurang adanya program dan anggaran
dari pihak-pihak yang terkait untuk melaksanakan PTK bagi para guru, (3) belum
membudayanya reflecting thinking melalui portfolio (catatan seseorang tentang kinerjanya dari
waktu ke waktu yang dibuatnya sendiri dengan sejujur-jujurnya), (4) tidak adanya pembimbing
penelitian di sekolah, dan (5) mentalitas suka pada kemapanan daripada mengikuti perkembangan
(keluhan tidak memiliki waktu, menambah beban, lingkungan tidak mendukung, tidak ada dana,
dsb.)
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah merancang penelitian tindakan kelas ?


2. Bagaimanakah cara melaksanakan penelitian tindakan kelas ?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam rancangan dan pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ?
C. Tujuan

1. Dapat merancang penelitian tindakan kelas.


2. Dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas.
3. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam rancangan dan pelaksanaan
penelitian tindakan kelas.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Merancang Penelitian Tindakan Kelas

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK). Rancangan penelitian tindakan kelas dipilih karena masalah yang akan dipecahkan berasal
dari proses belajar mengajar. Menurut Harjodipuro dalam Burhan Elfanany penelitian tindakan
kelas (PTK) adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan dengan
mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik
tersebut dan mau untuk mengubahnya.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan tertentu yang dapat memperbaiki proses pembelajaran di kelas. Sedangkan
menurut Ebbut sebagaimana dikutip oleh Kunandar menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah
suatu kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok
pendidik dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka
mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Berdasarkan jenis penelitian sebagaimana dipaparkan sebelumnya, rancangan atau desain PTK
meliputi langkah-langkah:
1. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
2. Melaksanakan tindakan (acting)
Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan
tindakan kelas.
3. Melaksanakan pengamatan (observing)
Sebetulnya kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena
seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi, keduanya
berlangsung dalam waktu yang sama.
4. Mengadakan refleksi atau analisis (reflecting)
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika peneliti atau pendidik pelaksana sudah selesai
melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan pendidik lain atau teman sejawat untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
B. Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

PTK bukan hanya bertujuan mengungkapkan penyebab dari berbagai permasalahan


pembelajaran yang dihadapi seperti kesulitan siswa dalam mempelajari pokok-pokok bahasan
tertentu, tetapi yang lebih penting lagi adalah memberikan pemecahan masalah berupa tindakan
tertentu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Secara keseluruhan, pelaksanaan penelitian tindakan kelas terdapat empat langkah dalam satu
siklus pembelajaran yang harus terpenuhi. Keempat langkah ini terus berjalan sampai ditemukan
solusi atas permasalahan yang dihadapi. Keempat langkah dimaksud adalah :

1. Penetapan Fokus Permasalahan


Sebelum suatu masalah ditetapkan/dirumuskan, perlu ditumbuhkan sikap dan keberanian untuk
mempertanyakan, misalnya tentang kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dicapai selama
ini. Sikap tersebut diperlukan untuk menumbuhkan keinginan peneliti memperbaiki kualitas
pembelajaran. Tahapan ini disebut dengan tahapan merasakan adanya masalah. Jika dirasakan ada
hal-hal yang perlu diperbaiki dapat diajukan pertanyaan seperti di bawah ini.

1. Apakah kompetensi awal siswa yang mengikuti pelajaran cukup memadai?


2. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan cukup efektif?
3. Apakah sarana pembelajaran cukup memadai?
4. Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas?
5. Apakah suasana dalam proses belajar mengajar kondusif?

2. Perencanaan Tindakan
Setelah masalah dirumuskan secara operasional, perlu dirumuskan alternatif tindakan yang
akan diambil. Alternatif tindakan yang dapat diambil dapat dirumuskan ke dalam bentuk hipotesis
tindakan dalam arti dugaan mengenai perubahan yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan.
Perencanaan tindakan memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman yang
diperoleh di masa lalu dalam kegiatan pembelajaran/penelitian sebidang. Bentuk umum rumusan
hipotesis tindakan berbeda dengan hipotesis dalam penelitian formal.

Secara rinci, tahapan perencanaan tindakan terdiri atas kegiatan- kegiatan sebagai berikut.
1. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan masalah.
Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah,
kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan
guru.
2. Mentukan cara yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menjabarkan
indikator-indikator keberhasilan.
3. Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilaksanakan mencakup; (a) Bagian isi
mata pelajaran dan bahan belajarnya; (b) Merancang strategi dan langkah pembelajaran sesuai
dengan tindakan yang dipilih; serta (c) Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun
instrumen pengumpul data yang sesuai.

3. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
awal, inti, dan penutup diterapkan. Skenario tindakan harus dilaksanakan secara benar tampak
berlaku wajar. Pada PTK yang dilakukan guru, pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam
waktu antara 2 sampai 3 bulan. Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyesaikan sajian
beberapa pokok bahasan dan mata pelajaran tertentu. Berikut disajikan contoh aspek-aspek
rencana (skenario) tindakan yang akan dilakukan pada satu PTK.

1. Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan:
A, B, C, dan D.

2. Format tugas: pembagian kelompok kecil sesuai jumlah pokok bahasan, pilih ketua, sekretaris,
dll oleh dan dari anggota kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok dengan cara random,
dengan cara yang menyenangkan.

3. Kegiatan kelompok; mengumpulkan bacaan, melalui diskusi anggota kelompok bekerja/ belajar
memahami materi, menuliskan hasil diskusi dalam OHP untuk persiapan presentasi.

4. Presentasi dan diskusi pleno; masing-masing kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno
kelas, guru sebagai moderator, lakukan diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil pembelajaran.

5. Jenis data yang dikumpulkan; berupa makalah kelompok, lembar OHP hasil kerja kelompok,
siswa yang aktif dalam diskusi, serta hasil belajar yang dilaksanakan sebelum (pretes) dan setelah
(postes) tindakan dilak- sanakan.
4. Pengamatan
Pada saat pengamatan sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran,
akan sangat sulit apabila peneliti (guru) juga bertindak sebagai pengamat. Dua cara yang bisa
dilakukan untuk mengatasi kelemahan ini, pertama dengan menjamin obyektifitas reflesi atau
evaluasi atas pembelajaran dan yang kedua dengan memanfaatkan media informasi seperti kamera
CCTV. Pada umumnya peneliti (guru) memanfaatkan teman sejawat untuk membantu mengamati
kejadian-kejadian selama pembelajaran berlangsung.

5. Refleksi atau pantulan


Kegiatan ini merupakan kegiatan menelusuri kembali perjalanan pelaksanaan pembelajaran
dengan jalan mengingat-ngingat kejadian-kejadian yang terjadi selama pembelajaran. Kegiatan
refleksi biasanya dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai dilaksanakan.

Keempat tahap di atas merupakan satu siklus kegiatan, apabila telah ditemukan keberhasilan
dan hambatan maka peneliti diharapkan merancang kembali perencanaan untuk siklus berikutnya.
Pada siklus berikutnya tahapannya kembali lagi seperti diatas, berulang terus menerus sampai
ditemukan kepuasan karena telah mencapai tujuan yakni ketuntasan pembelajaran.

C. Kelebihan dan Kekurangan Rancangan dan Pelaksanaan PTK

Shumsky (1982) menyatakan kelebihannya antara lain:


1. Kerja sama dalam penelitian tindakan menimbulkan rasa memiliki. Kerja sama dalam
proyek penelitian tindakan mungkin memenuhi kebutuhan dalam kehidupan moderen.
Kerjasama memberikan kesempatan untuk menciptakan kelompok baru yang mendorong
lahirnya rasa keterkaitan.
2. Kerja sama dalam PTK mendorong kreatifitas dan pemikiran kritis. Dalam interaksi
dengan orang lain, seseorang akan menemukan bahwa setiap manusia memiliki kelebihan
dan kekurangan. Dengan demikian mereka mereka menerima dirinya sendiri secara wajar,
dan melalui kelompok mereka akan memiliki berbagai cara dalam memecahkan masalah,
banyak saran penyelesaian, banyak analisis kritis, situasi terbuka yang mendorong
kreatifitas dan pemikiran kritis.
3. Kerja sama meningkatkan kemungkinan untuk berubah. Mencoba sesuatu yang baru selalu
mengandung resiko, dan ketika kelompok menanggung resiko. Maka resiko perorangan
menjadi kecil. Dalam penelitian menunjukan dalam dinamika kelompok. Banyak individu
lebih cepat mengalami perubahan dibanding seseorang yang bukan anggota kelompok.
Pada hakikatnya manusia menginginkan perubahan yang progresif, sehingga melalui
penelitian ini akan mendorong individu anggota terlibat dalam perubahan konstruktif dan
progresif.
4. Kerja Sama dalam penelitian meningkatkan kesepakatan. Peneliti tidak merasa memiliki
semua fakta dan mengetahui sema jawaban. Peneliti mencoba mengumpulkan semua fakta,
dan secara cermat menilai dan menguraikan masalahnya. Peneliti harus peka terhadap
perasaan peneliti lain dan perasaan kelompok dalam mengambil tindakan. Mereka
membantu kelompok dalam konteks yang lebih luas dari situasi dan kemungkinan berbagai
penyelesaian. Melalui kerja sama dalam penelitin tindakan orang terlatih mencapai
kesepakatan dalam menyelesaikan masalah.

Kekurangannya :

1. Kekurangan pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar penelitian pada pihak
peneliti. Penelitian lazimnya dilakukan oleh praktisi seperti guru, kepala sekolah,
pengelola, pengawas yang selalu peduli terhadap ketimpangan atau kekurangan yang ada
pada situasi kerjanya dan bertindak umtuk memperbaikinya. Karena praktisi selalu akrab
dengan situasi praktis, mereka kurang dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan
teknik dasar penelitian. Hal ini semakin lemah karena perasaan praktisi (guru) bahwa
penelitian hanya dilakukan oleh masyarakat kampus yang bergelut dengan kegiatan ilmiah,
sehingga para praktisi pada umumnya kurang tertarik untuk melakukan penelitian.
Akibatnya mereka merasa tanpa pertolongan konsultan mereka tidak mampu
melaksanakan penelitian dan cenderung kurang dapat dipertanggung jawabkan secara
ilmiah.
2. Penelitian tindakan memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor
waktu ini dapat menjadi kendala besar. Praktisi yang akan melakukan penelitian tindakan
kelas harus membagi waktunya untuk melakukan tugas rutinnya dan untuk melakukan
penelitian. Akhirnya guru harus mengkonsentrasikan tidak hanya mengajar, akibatnya
atasan jarang memberikan ijin pada guru untuk melakukan penelitian
3. Kelemahan tentang konsepsi proses kelompok. Proses kelompok dapat berjalan dengan
baik sangat tergantung pada pemimpin kelompok yang demokratis, yaitu sesorang yang
memungkinkan para anggota mengandalkan jalannya diskusi. Untuk dapat berfungsi
sebagai pemimpin demokratis, sesorang dituntut peka terhadap kebutuhan dan keinginan
anggota-anggota kelompok dalam situiasi tertentu.
4. Kesulitan mengajak orang untuk mengadakan perubahan. Banyak orang berpandangan
perubahan adalah kerja keras, berubah dari kemapanan yang telah dinikmatinya, dan
perubahan melalui melalui penelitian tindakan kelas menuntut penyediaan tenaga,
pemikiran, dan waktu serta sikap baru. Selama orang sudah mapan dengan situasi kerjanya,
selam itu pula mereka sulit untuk diajak berubah, padahal tindakan menuntut kondisi yang
memungkinkan pelaksanaan penelitian tindakan. Kondisi-kondisi tersebut sebagai berikut:

a. kesediaan untuk mengakui kekurangan diri,


b. kesempatan yang memadai untuk melakukan sesuatau yang baru
c. dorongan untuk mengemukakan gagasan baru,
d. waktu yang tersedia untuk melakukan percobaan,
e. kepercayaan timbal balik antara orang-orang yang terlibat,
f. pengetahuan tentang dasar-dasar proses kelompok oleh peserta-peserta penelitian
(Hodgkonson, 1988).
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan
pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik
di sini berarti pihak yang terlibat (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan
dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui
tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki siuasi dan
kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.
Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan.
B. Saran

Demikian makalah ini kami susun. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak
terdapat kekurangan, oleh karena kritik dan saran yang membangun kami perlukan untuk
penyempurnaan makalah ini. Semoga bermanfaat bagi pembacanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/5946/6/BAB%20III.pdf
https://educatinalwithptk.wordpress.com/2012/11/14/prosedur-pelaksanaan-
penelitian-tindakan-kelas/
http://voice-teacher.blogspot.com/2015/06/4-langkah-pelaksanaan-
penelitian.html?m=1
https://arieslailiyah.blogspot.com/2020/10/kelebihan-dan-kekurangan-ptk.html
https://makalahnih.blogspot.com/2017/03/makalah-penelitian-tindakan-kelas.html

Anda mungkin juga menyukai