Ebp Kritis Prone
Ebp Kritis Prone
Ebp Kritis Prone
KEPERAWATAN KRITIS
Judul Artikel :
Kelompok :5
1. Latar Belakang
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) memiliki mortalitas
yang tinggi yaitu 25-40%, bahkan dengan perbaikan dalam terapi suportif.
Ventilasi mekanis dengan posisi pronasi pertama kali ditemukan pada tahun
1970 dan telah dievaluasi dapat meningkatkan oksigenasi dan rekruitmen paru
pada pasien ARDS. Pada percobaan awal menunjukkan peningkatan
oksigenasi meskipun belum menunjukkan dapat menurunkan angka kematian.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa prone positioning (PP) dapat
meningkatkan rasio rata-rata Ratio of Arterial Oxygen Tension to The
Fraction of Inspired Oxygen (PaO2/FiO2) sebesar +35 mmHg dan mengurangi
mortalitas pada ARDS sedang hingga berat, terutama bila dikombinasikan
dengan Neuromuscular Blocker (NMB) dan ventilasi volume tidal rendah,
yang menurunkan risiko Ventilator-Induced Lung Injury (VILI). (Ding, et al.
2020) dan (Munshi, et al 2017)
2. PICO
a. P (Population)
Jurnal pertama meneliti 2.121 referensi hasil penelitian yang
dipublikasikan di MEDLINE, EMBASE, dan CENTRA dengan jumlah
populasi 2,129 pasien ARDS dengan 1,093 (51%) dilakukan posisi prone.
Populasi dalam jurnal kedua adalah seluruh pasien yang didiagnosis
ARDS sedang sampai berat yang dirawat di ICU pernafasan Januari 2018
sampai bulan April 2019 sebanyak 20 pasien. Dengan 10 pasien ARDS
sedang dan 10 pasien ARDS berat. 12 pasien diberikan HFNC+PP yang
mana 7 diantaranya membutuhkan peningkatan ke NIV, dan 2 diantara 7
pasien tersebut mendapatkan NIV+PP. HFNC tidak dilakukan pada 7
pasien yang mendapatkan terapi NIV+PP, serta 1 pasien membutuhkan
NIV+PP tanpa dilakukan PP saat HFNC ketika saat hanya diberikan
HFNC gagal.
b. I (Intervention)
Intervensi dalam jurnal pertama adalah pemberian posisi prone pada
pasien ARDS dengan ventilasi mekanis.
Intervensi pada jurnal kedua adalah pemberian PP pada pasien ARDS
sedang sampai berat yang sadar, memakai NIV atau HFNC, dan tidak
diintubasi. Empat intervensi yang diterapkan adalah (1) HFNC saja, (2)
HFNC + PP, (3) NIV saja, dan (4) NIV + PP. Pasien tetap menggunakan
PP dengan HFNC atau NIV setidaknya selama 30 menit; Jika pasien dapat
mentolerir PP dengan baik, PP akan bertahan sampai pasien merasa lelah
untuk mempertahankan posisi itu. PP dilakukan setidaknya dua kali sehari
selama 3 hari pertama setelah pasien masuk kriteria inklusi. Tidak ada
obat penenang yang digunakan selama PP. Para pasien dipantau oleh
terapis pernapasan samping tempat tidur dan perawat untuk kenyamanan
dan toleransi mereka terhadap PP setiap 15 menit. Pasien yang menerima
NIV menggunakan mode CPAP atau mode S/T tekanan saluran udara
positif bilevel (BiPAP Vision atau V60; Respironics Inc., Murrysville, PA)
melalui masker wajah oral-nasal. HFNC diatur dengan laju aliran maks 60
L/menit dan FiO2 maksimum 2 dari 0,9 melalui nasal kanul khusus.
c. C (Comparation)
Comparation dalam jurnal pertama adalah pemberian posisi supine
pada pasien ARDS dengan ventilasi mekanis.
Comparation dalam jurnal kedua adalah pasien ARDS sedang sampai
berat yang sadar, memakai NIV atau HFNC, tidak diintubasi dan tidak
diberikan PP.
d. O (Outcome)
Outcome jurnal pertama menemukan tingkat mortalitas yang lebih
rendah pada 12 jam atau lebih pemberian posisi prone pada pasien ARDS
sedang hingga berat (five trials; RR, 0.74; 95% CI, 0.56–0.99).
PaO2/FIO2 ratio pada hari ke 4 untuk semua pasien secara signifikan lebih
tinggi pada kelompok intervensi prone position (mean difference, 23.5;
95% CI, 12.4–34.5). Dapat disimpulkan bahwa Posisi pronasi cenderung
mengurangi angka kematian pasien dengan ARDS berat bila diterapkan
setidaknya 12 jam setiap hari dibandingkan dengan ventilasi mekanis
posisi supinasi.
Hasil penelitian pada jurnal kedua adalah Pemberian dini PP yang
dikombinasikan dengan HFNC atau NIV, khususnya pada pasien ARDS
sedang yang tidak diintubasi dan memiliki SpO2 >95 %, dapat
menghindarkan pasien dari kebutuhan intubasi. Hasil pemberian PP yang
dikombinasikan dengan NIV atau HFNC menurut toleransi waktu dan
kefektivitasannya untuk meningkatkan PaO2/FiO2 secara umum adalah
HFNC < HFNC+PP ≤ NIV < NIV+PP.
3. Tinjauan Kasus
Pasien Tn. G 66 tahun dengan diagnosa NSTEMI, gagal nafas, Acute Lung
Oedem, suspek udim laring, Acute Kidney Injury, tingkat kesadaran
komposmentis, TD: 170/89 mmHg,N: 92 RR:25, S: 37 C, SpO2: 92%
terpasang ETT on ventilator Mode ventilator SimV, Fi02: 80%, PEEP: 5, V
tidal: 563, IE rasio 1:2.
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan yaitu dengan memberikan tindakan pemberian
prone position kepada pasien. Pengukuran saturasi oksigen dilakukan sebelum
dan sesudah diberikan tindakan.
5. Hasil
Setelah dilakukan prone postition saturasi pasien meningkat menjadi 92% dari
yang sebelumnya 94%.
6. Diskusi
Pasien ARDS memerlukan tindakan untuk meningkatkan oksigenasi.
Tindakan yang dilakukan bisa dengan non farmakologi. Terapi
nonfarmakologi yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan pemberian
prone position. Distres pernafasan dapat disebabkan karena kurang
tersedianya oksigen dan atau kurangnya aliran darah (perfusi) ke berbagai
organ, secara klinis tampak bahwa pasien tidak dapat bernafas spontan dan
teratur. Dampaknya adalah hipoksia, hiperkarbia dan asidemia yang
selanjutnya akan meningkatkan pemakaian sumber energi dan mengganggu
sirkulasi. Salah satu kondisi patologis yang terjadi adalah kurang terbukanya
saluran supply oksigen. Pada posisi terlentang bobot tubuh akan menekan
sebagian organ paru-paru. Disisi lain dengan posisi tengkurap jalur pernafsan
akan lebih terbuka sehingga oksigen dapat lebih leluasa masuk ke paru-paru.
Selain itu dengan posisi tengkurap sebagian paru-paru yang awalnya tertutup
bisa terbuka sehingga dapat meningkatkan aliran oksigen dan diharapkan
dapat meningkatkan status oksigenasi pasien sebagi outcome nya.
7. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Posisi prone pada pasien ARDS dapat meningkatkan status oksigenasi.
b. Saran
Pemberian Prone position dapat dilakukan sebagai terapi suportif pada
pasien ARDS yang terpasang ventilasi mekanik untuk meningkatkan
status oksigenasi.
8. Daftar Pustaka
Ding, L., Wang, L., Ma, W., & He, H. (2020). Efficacy and safety of early
prone positioning combined with HFNC or NIV in moderate to
severe ARDS: A multi-center prospective cohort study. Critical
Care 24:28. doi: https://doi.org/10.1186/s13054-020-2738-5
Munshi, L., Sorbo, L., D., Adhikari, N., K., J., Hodgson, C., L., Wunsch, H.,
Meade, M., O., Uleryk, E., Mancebo, J., Pesenti, A., Ranieri, V.,
M., & Fan, E. (2017). Prone Position for Acute Respiratory
Distress Syndrome : A systematic review and meta analysis.
AnnalsATS Journal 14(4): 280-288. doi:
10.1513/AnnalsATS.201704-343OT