Jurnal - Optimasi Berat Konstruksi Sekat Melintang Kapal Dengan Variasi Penegar Sekat

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No.

2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G136

Optimasi Berat Konstruksi Sekat Melintang


Kapal dengan Variasi Penegar Sekat
Alfath Lathiful Ikhwan, M. Nurul Misbah
Departemen Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) , Surabaya, 60111
e-mail: [email protected], [email protected]

Abstrak—Sekat merupakan salah satu konstruksi di kapal yang Overdesign dihindari dalam mendesain kapal, karena
secara umum berfungsi sebagai pemisah antara kompartemen hal ini membuat kapal menjadi lebih berat dan ini
atau ruangan di kapal. Menurut aturan konstruksi standar menyebabkan kapal menjadi tidak efisien lagi baik dari segi
IACS, ada beberapa sekat yang wajib dipasang pada kapal,
teknis maupun ekonomis. Begitu pula dalam mendesain
seperti sekat tubrukan, sekat kamar mesin, dan sekat buritan
(stern tube). Dalam mendesain konstruksi sekat yang optimal, konstruksi sekat melintang kapal (transverse watertight
haruslah dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan direct bulkhead), haruslah dibuat seoptimal mungkin. Sekat
calculation untuk mengetahui kekuatan struktur sekat tersebut, melintang kapal selain berfungsi sebagai tembok pemisah
untuk selanjutnya dapat diputuskan apakah optimasi masih yang kedap air pada kapal, juga berfungsi untuk menambah
dapat dilakukan dengan mengecilkan ukuran penegar sekat kekuatan konstruksi kapal. Oleh karena itu dalam proses
atau merubah susunan struktur sekat tersebut. Apabila
optimasi desain struktur sekat, haruslah dianalisa dengan
konstruksi sekat optimal, maka berat sekat menjadi minimum,
sehingga akan menurunkan biaya produksi juga. Hal ini dapat lebih dalam dan menyeluruh lagi tentang persebaran tegangan
menguntungkan terutama bagi industri galangan kapal. Oleh dan keterkaitannya dengan berat konstruksinya. Oleh karena
karena itu pada penelitian ini akan dilakukan optimasi berat itu, pada penelitian ini akan coba dilakukan analisis kekuatan
konstruksi sekat melintang. Metode optimasi yang digunakan konstruksi pada sekat melintang pada kapal tanker 6500
adalah “optimization by design trial and error”, yaitu dengan LTDW (Long Tonnage Dead Weight) untuk mendapatkan
menentukan variasi dan batasan optimasi dari pertimbangan
berat konstruksi yang paling minimum dengan
desainer sendiri. Dalam penentuan variasi dan batasan tersebut,
akan berpedoman pada ilmu di bidang teknik perkapalan. Dan mempertimbangkan aspek tegangan izin dari aturan kelas.
untuk direct calculation dalam proses optimasi, akan
menggunakan metode elemen hingga (FEM) dibantu software. II. TINJAUAN PUSTAKA
Dari hasil penelitian optimasi sekat melintang, didapatkan
bahwa variasi struktur sekat melintang yang paling ringan A. Sekat Kapal (Bulkhead)
adalah sekat dengan variasi jarak penegar 600 mm, 1 penumpu Sekat pada kapal berdasarkan posisinya dapat dibagi
horizontal, dengan ukuran profil desain custom, yaitu seberat menjadi 2, yaitu sekat memanjang (longitudinal bulkhead)
9045,4 kg, dengan tegangan maksimum yang terjadi sebesar dan sekat melintang (transverse bulkhead). Sekat kapal
174,6 MPa dan berat yang lebih ringan sebesar 1,47% (134,7 kg)
dari konstruksi sekat melintang data asli. Adapun sekat memiliki 3 fungsi utama, yaitu membagi badan kapal menjadi
tersebut menggunakan profil bulb yang dapat menurunkan ruangan-ruangan yang kedap air, menambah kekuatan
berat konstruksi sekat hingga 3,26% lebih ringan jika melintang kapal, dan mencegah menjalarnya api saat terjadi
dibandingkan profil unequal legs angles dan 5,96% jika kebakaran. Jika ditinjau dari fungsinya, sekat melintang kapal
dibandingkan profil equal legs angles dengan susunan struktur dapat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu sekat kedap
konstruksi sekat yang sama. air, sekat kedap minyak, sekat untuk keperluan akomodasi,
dan sekat berlubang (swash bulkhead) untuk mengatasi
Kata Kunci—Metode Elemen Hingga, Optimasi, Pelat
Berpenegar, Sekat, Tegangan. sloshing dan free surface effect muatannya[1].
B. Optimasi Desain Engineering
I. PENDAHULUAN
Dalam desain teknik (engineering design), banyak hal

D ALAM proses mendesain kapal, seorang desainer kapal


harus mampu mendesain kapal sesuai apa yang
dibutuhkan oleh owner dan juga nantinya desain tersebut
yang harus dipertimbangkan selain memastikan bahwa desain
tersebut bekerja sesuai fungsinya. Optimasi pada engineering
design tidak selalu merupakan fungsi minimalisasi, seperti
haruslah memenuhi peraturan konstruksi badan klasifikasi contohnya dalam mendesain robot pengangkat (lift robot),
dan peraturan statutori oleh IMO (International Maritime kita ingin memaksimalkan beban yang dapat diangkat oleh
Organization) yang menyangkut keselamatan dan keamanan robot tersebut, sehingga kita gunakan metode optimasi fungsi
kapal, kargo serta penumpang. Dalam mendesain konstruksi maksimum.
suatu kapal, seorang desainer kapal juga harus Adapun dalam proses penelitian ini, metode optimasi yang
mempertimbangkan banyak hal, seperti memastikan agar akan digunakan adalah metode optimization by design trial
desain konstruksi yang digunakan memenuhi standar and error. Desainer pertama kali harus menentukan set of
kekuatan konstruksi yang disyaratkan kelas, memastikan agar input yang akan digunakan dalam proses optimisasi yang
tidak terjadi overdesign pada struktur (desain yang terlalu dirasa akan menghasilkan output yang lebih baik. Adapun
kuat dan berlebihan pada kapal) dan juga harus series of input yang dimaksud adalah berupa variables,
mempertimbangkan kemudahan proses produksi komponen objectives, dan constraints. Proses desain dengan metode ini
kapal tersebut agar harga produksi tetap ekonomis.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G137

biasanya akan berakhir seiring habisnya waktu atau uang kebebasan translasi). Opsi bentuk elemen segitiga degenerasi
yang dialokasikan untuk desain tersebut [2]. Adapun ukuran hanya dapat digunakan sebagai elemen pengisi dalam
penegar dan penumpu pada sekat dapat diturunkan apabila pembuatan mesh. Elemen SHELL sangat cocok untuk
dilakukan direct calculation dan masih memenuhi standar aplikasi linier, rotasi besar, dan/atau non-linier dengan
kelas[3]. regangan besar. Perubahan ketebalan shell dicatat dalam
analisis non-linier. Di domain elemen, skema integrasi penuh
C. Analisis Tegangan dan Berat Sekat Melintang Kapal
maupun sebagian didukung oleh elemen ini. Elemen SHELL
Sekat melintang kapal yang dianalisis terdiri dari 2 tipe, juga bertanggung jawab atas efek pengikut (load stiffness)
yaitu: transverse flat stiffened bulkhead dan transverse dari tekanan yang didistribusi[5].
corrugated bulkhead. Adapun variasi yang diberikan untuk
flat stiffened bulkhead adalah variasi penumpu (dengan atau
tanpa penumpu) dan untuk variasi corrugated bulkhead
adalah dari sudut corrugated bulkheadnya (45°, 55°,
64.36°dan 65°). Dan tegangan terkecil terjadi pada
corrugated bulkhead sudut 45° dan untuk berat konstruksi
minimum adalah corrugated bulkhead sudut 64.36°[1].
Namun untuk variasi susunan konstruksi penegar pada flat
stiffened bulkhead belum dilakukan, dan akan menjadi topik
bahasan pada jurnal ini.
D. Metode Elemen Hingga (FEM) Gambar 2. Elemen BEAM[5]
Metode elemen hingga adalah suatu metode numerik
Elemen BEAM cocok untuk menganalisis struktur balok
perhitungan yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai
yang ramping hingga agak tebal. Unsur ini didasarkan pada
persoalan mekanika dengan geometri yang kompleks.
teori balok Timoshenko yang mencakup efek deformasi
Persoalan perancangan dapat diselesaikan dengan cara
geser. Elemen ini memberikan opsi untuk melengkung
matematis dan numeris. Untuk benda-benda yang
(warping) yang tidak terkendali (unrestrained) dan
mempunyai bentuk yang tidak teratur, penyelesaiannya akan
terkendali(restrained) sepanjang penampangnya. Elemen ini
sulit menggunakan cara matematis, sehingga perlu cara baru,
adalah elemen balok dua node linear, kuadrat, atau kubik
yaitu menggunakan cara numerik, yang dalam
dalam 3-D. Elemen BEAM memiliki enam atau tujuh derajat
perkembangannya disebut sebagai metode elemen hingga.
kebebasan di setiap node (dapat dilihat pada Gambar 2). Ini
Metode elemen hingga membagi geometri menjadi bagian-
termasuk translasi di arah x, y, dan z dan rotasi dalam sumbu
bagian kecil yang disebut sebagai elemen hingga. Proses
x, y, dan z. Tingkat ketujuh kebebasan (besarnya warping)
pembagian suatu kontinu menjadi elemen hingga ini dikenal
adalah opsional. Elemen ini sangat cocok untuk aplikasi
sebagai proses diskretisasi, sehingga elemen hingga
nonlinear regangan linier, rotasi besar, dan/atau regangan
merupakan pendekatan bagian demi bagian dengan
besar[5].
menggunakan polinomial yang mana masing-masing
terdefinisi pada daerah (elemen) yang kecil dan dinyatakan
III. PENGUMPULAN DATA
dalam harga-harga titik simpul dari fungsi tersebut[4].
Adapun dalam analisis ini menggunakan model 2 dimensi. Adapun pada penelitian kasus optimasi bulkhead ini, data
Meshing pada elemen pelat menggunakan elemen SHELL asli kapal yang akan digunakan adalah menggunakan data
dan penegar menggunakan elemen BEAM. konstruksi Kapal Tanker 6500 LTDW, seperti yang dapat
dilihat pada Gambar 3.

Gambar 1. Elemen SHELL [5]

Elemen SHELL cocok untuk menganalisis struktur shell


yang memiliki ketebalan tipis hingga sedang. Ini adalah
elemen empat node dengan enam derajat kebebasan di setiap Gambar 3. Data Konstruksi Sekat Kapal Tanker 6500 LTDW
nodenya: translasi arah x, y, dan z, dan rotasi di sumbu x, y,
dan z (dapat dilihat pada Gambar 1). (Jika opsi membran
digunakan, elemen tersebut hanya memiliki derajat
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G138

IV. PERHITUNGAN LOAD CSR UNTUK FEM


Pada direct calculation dengan FEM untuk keperluan
optimasi penegar sekat, akan menggunakan load
(pembebanan) berupa tekanan statis tangki pada salah satu
sisi sekat. Tekanan statis tangki yang terjadi pada kapal
tanker disebabkan oleh fluida, yaitu salah satunya oleh
muatannya sendiri berupa minyak (oil). Adapun dalam
melakukan analisis nantinya akan digunakan besaran tekanan
statis tangki sesuai peraturan kelas, sebagai berikut :
Nilai untuk tank testing pressure diambil dari yang terbesar
dari rumus dibawah ini[6]:
Gambar 5. Persebaran Beban Statis Tangki Berbentuk Trapesium
Pin-test = ρsw g ztest (kN/m2) (1)
V. OPTIMASI JENIS PROFIL PENEGAR
Pin-test = ρsw g ztk + Pvalve (kN/m2) (2) A. Desain Modulus Penegar Serupa Untuk 3 Variasi Profil
Dimana : Dalam optimasi jenis profil penegar, akan digunakan
ztest : Jarak vertikal dari load point ke titik terjauh dari ukuran modulus sesuai data asli kapal, untuk selanjutnya
berikut ini, dalam meter: dilakukan desain profil penegar dengan besar modulus yang
(a) Top of overflow serupa untuk 3 jenis variasi profil, antara lain: Profil Bulb,
(b) 2.4 m diatas top of tank Unequal Legs Angle Bar (UAB) dan Equal Legs Angle Bar
ztk : Jarak vertikal dari titik tertinggi tangki (tidak termasuk (EAB).
small hatchways) ke load point.
Tabel 2.
ρsw : massa jenis air laut, 1.025 tonnes/m3 Desain Modulus Penegar Sekat Untuk Variasi Jenis Profil
g : percepatan gravitasi, 9.81 m/s2 Jenis Profil Dimensi Profil Modulus Penampang
Pvalve : sebesar pressure relief valve, tidak kurang dari 25 Bulb HP 200 x 9 77,8 cm3
kN/m2 UAB L 180 x 100 x 10 77,8 cm3
EAB L 191 x 8 77,8 cm3

B. Desain Sekat dan Analisis Tegangan dengan FEM


Setelah mendesain profil penegar, selanjutnya perlu
dianalisis tegangan yang terjadi pada model sekat untuk tiap
variasi jenis profil penegar tersebut. Analisis tegangan
dengan FEM dibantu dengan software, yaitu menggunakan
load berupa fungsi ketinggian sumbu Y, yang telah dihitung
sebelumnya pada Tabel 1. Adapun kondisi batasnya adalah
fixed support pada sekeliling sisi model 2D Bulkhead. Untuk
pelat dimodelkan dengan elemen SHELL dan penegar
dimodelkan dengan elemen BEAM. Untuk material data yang
digunakan adalah baja KA36 mild steel. Hasilnya adalah
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 4. Jarak z dan h Untuk Perhitungan Beban Statis Tangki Untuk tegangan ekivalen yang terjadi harus dipastikan
Perhitungan rumus dilakukan berulang untuk mengecek berada dibawah tegangan izin kelas. Adapun tegangan izin
tekanan statis tangki pada dasar tangki dan pada puncak yang disyaratkan ClassNK untuk sekat melintang, dihitung
tangki (dapat dilihat pada Tabel 1), untuk selanjutnya dibuat menggunakan rumus:
load (pembebanan) berupa fungsi besar terhadap ketinggian 175
berbentuk trapesium, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 𝜎𝑒 = (3)
𝐾
4.
Tabel 1. Dimana :
Perhitungan Load Beban Tekanan Statis Tangki σe : equivalent stress
Deskripsi Input K : Material factor (mild steel = 1)
Tekanan Statis Tangki (Pada Dasar Tangki) Dari ketiga model, seluruhnya memenuhi standar tegangan
ρsw (massa jenis air laut) 1,025 ton/m3
g (percepatan gravitasi) 9,81 m/s2 izin (hasil tegangan dapat dilihat pada Tabel 3), sehingga
ztest (dari titik beban ke puncak tangki + 2.4m) 10,7 m selanjutnya akan dilakukan perbandingan berat konstruksi
ztk (dari titik beban ke puncak tangki) 8,3 m sekat, untuk menentukan jenis profil yang paling optimal
Pvalve (tekanan katup pressure relief min. = 25 KPa) 25 KPa untuk digunakan dalam sekat melintang.
Pin-test (Tekanan statis tangki) 108,46 KPa
Tekanan Statis Tangki (Pada Puncak Tangki) Tabel 3.
ρsw (massa jenis air laut) 1,025 ton/m3 Hasil Analisis Tegangan Ekivalen Dengan FEM
g (gravity acceleration) 9,81 m/s2 Model Tegangan Ekivalen
ztest (from load point to top tank + 2.4m) 2,4 m Model Sekat Profil Bulb 172,96 MPa
ztk (from load point to top tank) 0m Model Sekat Profil UAB 173,8 MPa
Pvalve (pressure relief valve min. = 25 KPa) 25 KPa Model Sekat Profil EAB 162,76 MPa
Pin-test (Static tank testing pressure) 25,0 KPa
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G139

VI. OPTIMASI VARIASI JARAK PENEGAR,


JUMLAH PENUMPU, DAN DESAIN
CUSTOM/KATALOG
A. Penomoran Model
Adapun variasi yang digunakan adalah 5 variasi jarak
penegar sekat (600 mm, 650 mm, 700 mm, 750 mm dan 800
mm), 2 variasi jumlah penumpu horizontal sekat (1 dan 2
buah penumpu) dan variasi desain ukuran profil custom atau
dengan katalog sehingga total model adalah sebanyak 20
model. Berikut adalah penomoran modelnya:
1. Model 1.1 (variasi: 600 mm, 2 penumpu horizontal,
(a) desain profil custom)
2. Model 2.1 (variasi: 650 mm, 2 penumpu horizontal,
desain profil custom)
3. Model 3.1 (variasi: 700 mm, 2 penumpu horizontal,
desain profil custom)
4. Model 4.1 (variasi: 750 mm, 2 penumpu horizontal,
desain profil custom)
5. Model 5.1 (variasi: 800 mm, 2 penumpu horizontal,
desain profil custom)
6. Model 6.1 (variasi: 600 mm, 1 penumpu horizontal,
desain profil custom)
7. Model 7.1 (variasi: 650 mm, 1 penumpu horizontal,
desain profil custom)
(b) 8. Model 8.1 (variasi: 700 mm, 1 penumpu horizontal,
desain profil custom)
9. Model 9.1 (variasi: 750 mm, 1 penumpu horizontal,
desain profil custom)
10. Model 10.1 (variasi: 800 mm, 1 penumpu horizontal,
desain profil custom)
11. Model 1.2 (variasi: 600 mm, 2 penumpu horizontal,
desain profil katalog)
12. Model 2.2 (variasi: 650 mm, 2 penumpu horizontal,
desain profil katalog)
13. Model 3.2 (variasi: 700 mm, 2 penumpu horizontal,
desain profil katalog)
14. Model 4.2 (variasi: 750 mm, 2 penumpu horizontal,
desain profil katalog)
(c)
Gambar 6. Hasil analisis tegangan dengan FEM (a) model dengan profil bulb,
15. Model 5.2 (variasi: 800 mm, 2 penumpu horizontal,
(b) model dengan profil UAB, dan (c) model dengan profil EAB desain profil katalog)
16. Model 6.2 (variasi: 600 mm, 1 penumpu horizontal,
C. Perbandingan Berat Sekat desain profil katalog)
Pada ketiga model yang telah dianalisis tegangan tadi, akan 17. Model 7.2 (variasi: 650 mm, 1 penumpu horizontal,
dihitung beratnya modelnya menggunakan software FEM desain profil katalog)
yang sama. Hasilnya adalah seperti yang dapat dilihat pada 18. Model 8.2 (variasi: 700 mm, 1 penumpu horizontal,
Tabel 4. desain profil katalog)
Tabel 4. 19. Model 9.2 (variasi: 750 mm, 1 penumpu horizontal,
Perbandingan Berat Sekat Melintang desain profil katalog)
Model Berat Sekat 20. Model 10.2 (variasi: 800 mm, 1 penumpu horizontal,
Model Sekat Profil Bulb 9180,1 kg desain profil katalog)
Model Sekat Profil UAB 9490,9 kg
Model Sekat Profil EAB 9762,9 kg B. Menghitung Bulkhead Scantlings Dengan Rumus Kelas
Hasilnya adalah berat sekat yang teringan terdapat pada Bulkhead Scantlings terdiri dari perhitungan tebal pelat
variasi jenis profil bulb, yaitu sebesar 9180,1 kg, sehingga minimum, modulus minimum penegar sekat, dan modulus
akan digunakan untuk optimasi dengan variasi selanjutnya, minimum penumpu sekat. Adapun untuk menghitung tebal
yaitu jarak penegar, jumlah penumpu, dan profil desain pelat minimum sekat digunakan rumus:
custom/katalog. Ch 29.2.1 : Tebal dari structural members pada cargo oil
tanks dan deep tanks seperti bulkhead plating, floors, girders,
struts dan brackets tidak boleh kurang dari Tabel 5 yang
mana disesuaikan dengan panjang kapal.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G140

Tabel 5. C2 : K/18 (Untuk transverse bulkhead)


Tebal Minimum
C3 : Ditentukan dari Tabel 7, berdasarkan jenis ujung
L (m)
Thickness sambungan:
≥ <
105 8 Tabel 7.
105 120 8,5 Nilai dari C3
120 135 9 One end
135 150 9,5 Soft Supported
150 165 10 Rigid
The other end fixity by girders or
165 180 10,5 fixity by Snip
by lug-
180 195 11 bracket
bracket connection
195 225 11,5 Rigid fixity by bracket 0,70 1,15 0,85 1,30
225 275 12 Soft fixity by bracket 1,15 0,85 1,30 1,15
275 325 12,5 Supported by girders or
325 375 13 0,85 1,30 1,00 1,50
lug-connection
375 13,5 Snip 1,30 1,15 1,50 1,50

Ch 29.4.1 : Tebal untuk bulkhead plating tidak boleh Catatan:


kurang dari nilai yang terbesar yang didapat dari perhitungan 1. Rigid fixity by bracket, berarti terdapat sambungan tetap
rumus, dengan mensubstitusikan nilai h, dengan h1, h2 dan h3: (fixed) antara penegar dengan double bottom, atau penegar
sebanding pada planes atau bracket yang berdampingan, atau
t = C1 C2 S(√h) + 3,5 (mm) (4) sambungan tetap lain yang setara.
Dimana : 2. Soft fixity by bracket, berarti terdapat sambungan antara
S : Jarak antar penegar (m) beams, frames, dll. yang bersilangan posisinya dan bracket.
h1 : Jarak vertikal dari ujung bawah pelat yang ditinjau K : Koefisien sesuai dengan jenis baja yang digunakan (mild
hingga ke top of hatchway. steel = 1.0)
h2 : 0.85(h1+ Δh) Tabel 8.
Hasil Perhitungan Modulus Minimum Untuk Penegar
Δh = 16/L(lt-10) + 0.25(bt-10) (m) (5) Model Jarak Penegar Jml. Penumpu Modulus Minimum
1 600 mm 2 306,2 cm³
Dimana : 2 650 mm 2 331,7 cm³
lt : panjang tangki (m), masukkan 10 meter apabila lt<10 3 700 mm 2 357,2 cm³
meter 4 750 mm 2 382,7 cm³
bt : lebar tangki (m), masukkan 10 meter apabila bt<10 meter 5 800 mm 2 408,3 cm³
6 600 mm 1 513,7 cm³
h3 : 0.3√L 7 650 mm 1 556,5 cm³
C1 : Koefisien panjang kapal 8 700 mm 1 599,3 cm³
Bernilai 1.0, untuk kapal L kurang dari sama dengan 230 m 9 750 mm 1 642,1 cm³
Bernilai 1.07, untuk kapal L lebih dari sama dengan 430 m 10 800 mm 1 685,0 cm³
Untuk L diantara dua nilai tersebut, dapat menggunakan Adapun untuk menghitung modulus minimum penumpu
interpolasi linear sekat digunakan rumus:
C2 : Untuk transverse bulkhead Ch 13.2.6 Section modulus Z dari penegar tidak boleh
C2: 3.6√K kurang dari hasil perhitungan dengan rumus berikut:
K : Koefisien sesuai dengan jenis baja yang digunakan (mild
steel = 1.0) Z = 4,75 S h l2 (cm3) (6)
Tabel 6. Dimana:
Hasil Desain Tebal Pelat S : Lebar area yang didukung oleh girder
Tebal Pelat (mm) h : Jarak vertikal dari midpoint of l, hingga ke top of
Model
Lajur 1 Lajur 2 Lajur 3
bulkhead pada centerline.
1-3 11 10 9
4-5 12 11 10 l : Panjang girder, diukur diantara tumpuan girder yang
6-8 11 10 9 berdekatan. Panjang l dapat dimodifikasi sesuai dengan
9-10 12 11 10 1.1.16. Apabila terdapat brackets dengan curved free edges,
panjang lengan efektif bracket diperhitungkan sebagai b
Adapun untuk menghitung modulus minimum penegar
seperti di Gambar.
sekat digunakan rumus:
Ch 29.5.2 Section modulus Z dari penegar tidak boleh Tabel 8.
kurang dari hasil perhitungan dengan rumus berikut: Hasil Perhitungan Modulus Minimum Untuk Penumpu
Model Jml. Penumpu Modulus Penumpu Minimum
Z = 125 C1 C2 C3 S h l2 (cm3) (6) 1-5 2 3309,5 cm³
6-10 1 3769,7 cm³
Dimana:
S : Jarak antar penegar (m) C. Desain Profil Penegar dan Penumpu Awal
h : jarak dari mid-point stiffener ke top of hatchway Adapun dilakukan desain awal ukuran profil sementara,
C1 : Koefisien panjang kapal untuk kemudian diaplikasikan ke model untuk dilakukan
Bernilai 1,0, untuk kapal L kurang dari sama dengan 230 m direct calculation dengan FEM, untuk proses optimasi
Bernilai 1,07, untuk kapal L lebih dari sama dengan 430 m pengecilan modulus penegar. Berikut adalah hasil desain
Untuk L diantara dua nilai tersebut, dapat menggunakan awal ukuran penegar sebelum optimasi:
interpolasi linear
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G141

Tabel 9. pada Tabel 13 disajikan rekapitulasi berat konstruksi sekat


Desain Ukuran Awal Penegar Sekat
tiap model.
Model Jenis Profil Dimensi Profil Modulus Desain
1 Profil Bulb HP 230 x 11 321,8 cm3 Tabel 12.
2 Profil Bulb HP 240 x 10 358,8 cm3 Rekapitulasi Berat Konstruksi Sekat
3 Profil Bulb HP 240 x 12 365,1 cm3 Model Berat Sekat Rentang Dari Tegangan Izin
4 Profil Bulb HP 240 x 13 391,4 cm3 1.1 9099,9 kg 0,03%
5 Profil Bulb HP 260 x 10 417,3 cm3 2.1 9115,7 kg 1,59%
6 Profil Bulb HP 280 x 11 517,1 cm3 3.1 9149,3 kg 1,98%
7 Profil Bulb HP 280 x 13 564,0 cm3 4.1 9709,2 kg 5,13%
8 Profil Bulb HP 300 x 11 611,9 cm3 5.1 9784,3 kg 0,51%
9 Profil Bulb HP 300 x 12 647,7 cm3 6.1 9045,4 kg 0,18%
10 Profil Bulb HP 320 x 12 742,5 cm3 7.1 9397,8 kg 0,35%
8.1 9456,3 kg 0,05%
Dan untuk ukuran profil penumpu horizontal yang didesain 9.1 10235,0 kg 5,93%
adalah sebagai berikut: 10.1 10944,0 kg 0,81%
1.2 9180,1 kg 1,17%
Tabel 10. 2.2 9192,7 kg 2,75%
Desain Ukuran Penumpu Sekat 3.2 9224,2 kg 3,14%
Model Dimensi Profil Modulus Minimum 4.2 9790,5 kg 6,33%
1-5 T 700x12 + 250x15 3572,76 cm3 5.2 9856,1 kg 0,54%
6-10 T 800x12 + 200x15 3774,18 cm3 6.2 9137,8 kg 1,30%
7.2 9497,4 kg 1,14%
D. Direct Calculation FEM dan Optimasi Ukuran Penegar 8.2 9549,3 kg 0,26%
9.2 10331,0 kg 6,11%
Pada seluruh model tadi, dilakukan direct calculation
10.2 11045,0 kg 0,97%
dengan FEM agar dapat mengetahui tegangan maksimum
yang terjadi pada sekat. Hal ini bertujuan untuk keperluan F. Analisis dan Pembahasan Hasil Optimasi
optimasi, dimana penulis menentukan batasan optimasi yaitu Pada Tabel 13 dapat dilihat rekapitulasi berat konstruksi
dengan batasan tegangan izin yang terjadi pada sekat harus modal sekat melintang. Untuk model 1.1-10.1 merupakan
berada direntang 10% dibawah tegangan izin (157,5 MPa – model dengan desain ukuran penegar secara custom,
175 MPa). Apabila tegangan maksimum pada model sekat sedangkan untuk model 1.2-10.2, menggunakan ukuran
masih berada diluar rentang tersebut, maka ukuran penegar penegar pasaran (katalog). Oleh sebab itu, perbandingan berat
sekat dianggap masih terlalu kuat, dan masih bisa dikecilkan akan dipisah antara model 1.1-10.1, dan model 1.2-10.2.
modulus penegarnya (dioptimasi). Untuk load (pembebanan) Untuk grafik perbandingan berat dapat dilihat pada Gambar
yang digunakan sama seperti running sebelumnya, yaitu 8.
beban tekanan statis tangki, dan kondisi batasnya juga adalah Pada Tabel 13 dapat dilihat juga rentang tegangan yang
fixed support pada seluruh ujung model sekat. Untuk rekap terjadi pada tiap model terhadap tegangan izin. Dikarenakan
hasil analisis tegangan dengan FEM dapat dilihat pada Tabel batasan optimasi yang digunakan pada penelitian ini adalah
12. tegangan yang terjadi harus berada di rentang 10% dibawah
Tabel 11. tegangan izin, maka tegangan yang terjadi dapat bervariasi
Data Rekapitulasi Tegangan asalkan berada di rentang yang sudah ditetapkan. Hal ini
Model Modulus Desain Tegangan dapat digunakan sebagai informasi tambahan untuk tolok
1.1 197,8 174,94 MPa ukur tingkat optimasi yang digunakan pada tiap model.
2.1 210,0 172,21 MPa
3.1 222,1 171,53 MPa Semakin kecil rentang terhadap tegangan izin, maka optimasi
4.1 234,2 166,03 MPa yang dilakukan semakin bagus, dan berat konstruksi sekatnya
5.1 315,1 174,10 MPa semakin ringan pula. Jika diamati lebih dalam, pada model
6.1 279,2 174,69 MPa 1.1-10.1, untuk sekat melintang teringan terdapat pada model
7.1 361,8 174,39 MPa
8.1 490,7 174,92 MPa 6.1 dengan rentang tegangan izin sebesar 0,18%, sedangkan
9.1 603,7 164,62 MPa rentang tegangan izin yang terkecil terdapat pada model 1.1
10.1 858,4 173,58 MPa yaitu sebesar 0,03%. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun
1.2 206,0 172,96 MPa rentang tegangan dari tegangan izin menentukan tingkat
2.2 218,5 170,18 MPa
3.2 231,0 169,50 MPa optimasi berat sekat, namun hal ini bukanlah faktor utama,
4.2 243,5 163,92 MPa melainkan hanya salah satu faktor pertimbangan.
5.2 326,2 174,06 MPa Pada Gambar 7, dapat dilihat bahwa untuk model dengan
6.2 289,5 172,73 MPa variasi 2 buah penumpu horizontal sekat dan profil desain
7.2 373,9 173,01 MPa
8.2 512,5 174,54 MPa custom, berat sekat mengalami kenaikan seiring dengan
9.2 620,6 164,30 MPa bertambahnya jarak penegar.
10.2 879,5 173,30 MPa Adapun berat sekat mengalami kenaikan secara drastis
pada model dari jarak penegar dari model 700 mm ke 750
E. Perbandingan Berat Sekat
mm, dengan kenaikan berat sebesar 559,9 kg. Model sekat
Setelah seluruh tegangan memenuhi kriteria optimasi dan teringan terdapat pada model 1.1, dengan variasi jarak 600
tegangan izin oleh kelas, maka selanjutnya akan mm, yaitu sebesar 9099,9 kg.
dibandingkan berat konstruksi sekat seluruh model yang Pada Gambar 8, dapat dilihat bahwa untuk model dengan
dihitung menggunakan software FEM yang sama. Berikut variasi 1 buah penumpu horizontal sekat dan profil desain
custom, berat sekat mengalami kenaikan seiring dengan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G142

bertambahnya jarak penegar, dengan kenaikan berat terbesar Adapun kenaikan berat sekat paling besar terjadi pada
yaitu sebesar 778,7 kg. Model sekat teringan terdapat pada kenaikan jarak penegar dari model 700 mm ke 750 mm,
model 6.1, dengan variasi jarak 600 mm, yaitu sebesar 9045,4 dengan kenaikan berat sebesar 566,3 kg. Model sekat
kg. Adapun jika dibandingkan secara keseluruhan dengan teringan terdapat pada model 1.2, dengan variasi jarak 600
model 1.1-5.1 yang menggunakan variasi 2 penumpu mm, yaitu sebesar 9180,1 kg.
horizontal, model sekat melintang teringan tetaplah berada Pada Gambar 10, dapat dilihat bahwa untuk model dengan
pada model 6.1, namun model dengan variasi 1 penumpu variasi 1 buah penumpu horizontal sekat dan profil desain
horizontal sekat, tidaklah selalu lebih ringan jika katalog, berat sekat mengalami kenaikan seiring dengan
dibandingkan dengan model dengan variasi 2 penumpu bertambahnya jarak penegar, dengan kenaikan berat terbesar
horizontal sekat dengan jarak penegar yang sama. yaitu sebesar 778,7 kg. Model sekat teringan terdapat pada
model 6.2, dengan variasi jarak 600 mm, yaitu sebesar 9137,8
kg. Adapun jika dibandingkan secara keseluruhan dengan
model 1.2-5.2 yang menggunakan variasi 2 penumpu
horizontal, model sekat melintang teringan tetaplah berada
pada model 6.2, namun model dengan variasi 1 penumpu
horizontal sekat, tidaklah selalu lebih ringan jika
dibandingkan dengan model dengan variasi 2 penumpu
horizontal sekat dengan jarak penegar yang sama. Hal ini
dapat dilihat pada model 5.2 jika dibandingkan dengan model
10.2, terlihat bahwa model 10.1 dengan variasi 1 penumpu
sekat jauh lebih berat daripada model 5.2 dengan 2 penumpu
horizontal sekat yaitu sebesar 1188,9 kg.
Gambar 7. Grafik Berat Sekat Untuk Model 1.1 – 5.1

Gambar 10. Grafik Berat Sekat Untuk Model 6.2 – 10.2


Gambar 8. Grafik Berat Sekat Untuk Model 6.1 – 10.1
Jika dibandingkan antara sekat dengan menggunakan
Hal ini dapat dilihat pada model 5.1 jika dibandingkan profil desain custom dan profil pasaran, hasilnya tentu lebih
dengan model 10.1, terlihat bahwa model 10.1 dengan variasi ringan profil desain custom, karena didesain seoptimal
1 penumpu sekat jauh lebih berat daripada model 5.1 dengan mungkin tanpa mempertimbangkan ukuran umum yang biasa
2 penumpu horizontal sekat yaitu sebesar 1159,7 kg. Adapun dijual di pasaran. Sehingga, untuk sekat model 1.1-10.1 tentu
untuk model dengan variasi profil katalog, grafik berat jauh lebih ringan daripada sekat model 1.2-10.2, dan untuk
sekatnya hampir sama seperti model dengan desain, karena model sekat teringan dari seluruh model adalah model 6.1,
pada dasarnya profil katalog dipilih yang ukuran modulus yaitu sebesar 9045,4 kg.
profilnya mendekati nilai modulus profil desain custom. Pada
Gambar 9, dapat dilihat bahwa untuk model dengan variasi 2 VII. KESIMPULAN
buah penumpu horizontal sekat dan profil desain katalog,
Variasi jenis profil penegar yang paling ringan untuk
berat sekat mengalami kenaikan seiring dengan
digunakan sebagai penegar sekat melintang adalah jenis
bertambahnya jarak penegar.
profil bulb, yang menghasilkan berat konstruksi sekat sebesar
9180,1 kg, yang lebih ringan dari variasi lain yaitu sekat
dengan profil penegar Unequal Legs Angle Bar (sebesar
3,26% lebih ringan) dan sekat dengan profil penegar Equal
Legs Angle Bar (sebesar 5,96% lebih ringan).
Untuk sekat melintang dengan variasi jarak penegar,
penumpu horizontal dan desain profil custom dan katalog,
berat konstruksi sekat minimum terdapat pada model sekat
melintang ukuran profil custom, dengan variasi jarak penegar
600 mm dan 1 penumpu horizontal, yaitu sebesar 9045,4 kg,
lebih ringan sebesar 1,47% (134,7 kg) dari model sekat
melintang data asli kapal.
Gambar 9. Grafik Berat Sekat Untuk Model 1.2 – 5.2
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 8, No. 2, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G143

DAFTAR PUSTAKA C. Japan: ClassNK, 2018.


[4] R. d. Cook, Concepts and Applications of Finite Element Analysis, 4th
[1] A. Ardianus, S. H. Sujiatanti, and D. Setyawan, “Analisa Kekuatan ed. Madison: John Wiley & Sons, Inc., 2002.
Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen [5] SHARCNET, “Element Help,” 2016. [Online]. Available:
Hingga,” J. Tek. ITS, vol. 6, no. 2, pp. 186–192, 2018. www.sharcnet.ca. [Accessed: 11-Jun-2019].
[2] A. R. Parkinson, R. J. Balling, and J. D. Hedengren, Optimization [6] IACS, Rules for the Survey and Construction of Steel Ships Part CSR-
Methods for Engineering Design - Applications and Theory. 2013. T. Japan: ClassNK, 2018.
[3] ClassNK, Rules for the Survey and Construction of Steel Ships Part

Anda mungkin juga menyukai