4375 Id

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Subscribe to DeepL Pro to translate larger documents.

Visit www.DeepL.com/pro for more information.


E-ISSN 2541-1233 53

Majalah Ilmiah Pengkajian Industri


(Jurnal Riset dan Inovasi Industri)

Vol. 16, No.2 Agustus 2022 - (53-61)

Laman muka jurnal: https://ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI/index

Pengaruh Penempatan Padeye pada Pengangkatan Blok Kapal


Andi Mursid Nugraha Arifuddin1* , Muhammad Uswah Pawara1
1 Departemen Teknik Perkapalan, Institut Teknologi Kalimantan, Indonesia
*E-mail Korespondensi: [email protected]

ABSTRACTS ARTIKLEINFO
Riwayat Artikel:
Saat ini, konstruksi kapal baja di Indonesia didominasi oleh metode Diterima 01 Maret 2022
konstruksi blok lambung. Metode ini dapat mengurangi jam kerja karena Direvisi 22 Maret 2022
Diterima 24 Maret 2022
kapal dibuat dengan membagi lambung kapal menjadi beberapa bagian/blok,
sehingga dapat dikerjakan secara paralel. Setelah pekerjaan selesai pada
blok-blok ini dan kemudian dilanjutkan ke lambung utama untuk dirakit,
Kata kunci:
operasi pengangkatan dilakukan pada blok-blok tersebut selama proses
Padeye,
pemasangan ini. Pengangkatan blok-blok kapal harus direncanakan dengan
Blok
aman agar tidak terjadi kerusakan. Salah satu yang harus diperhatikan adalah
Kapal,
posisi padeye. Penempatan atau pemasangan padeye pada blok selama
Pengangka
operasi pengangkatan memainkan peran penting dalam deformasi dan
tan,
tegangan kerja struktur blok. Konsekuensi jika hal ini tidak diperhatikan,
Deformasi, Stres.
dapat menyebabkan ketidaksejajaran pada jalur sambungan las pada blok
kapal akibat deformasi dan tegangan plastis yang berlebihan. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan penempatan padeye yang
menghasilkan deformasi dan tegangan struktur yang minimum. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kekakuan yang diaplikasikan
dalam program komputer. Pada penelitian ini, telah diketahui bahwa struktur
pada blok kapal mengalami deformasi dan tegangan pada setiap posisi
padeye. Berdasarkan simulasi dari 23 posisi padeye, posisi optimal pad eye
berada pada posisi 10 pada simulasi 2 dengan deformasi koordinat x, y, dan z
berturut-turut sebesar 7 mm, 2 mm, dan 7 mm. Secara umum, pada kasus ini
terlihat struktur deck girder dan longitudinal beam dominan mengalami
deformasi dan tegangan yang tinggi di beberapa posisi.

© 2022 Tim pengembang jurnal Majalah Ilmiah Pengkajian Industri

PENDAHULUAN galangan kapal [1].


Namun, dalam metode ini, galangan kapal harus
Pergeseran metode pembangunan kapal dari menyediakan fasilitas pengangkatan dengan berbagai
metode konvensional menjadi metode product work ukuran Safe Working Load (SWL) untuk melakukan
breakdown structure (PWBS) telah menjadi tren di operasi pengangkatan panel dan blok yang berat selama
galangan kapal Indonesia. Metode PWBS dapat proses perakitan. Faktor penting yang harus
mengurangi jam kerja dalam proses pembangunan diperhatikan saat operasi pengangkatan adalah posisi
kapal dengan menerapkan teknik Hull block padeye. Letak padeye yang tidak tepat pada blok kapal
construction method (HBCM). Konsep HBCM adalah akan menyebabkan deformasi ketika blok kapal
pembagian lambung dan bangunan atas kapal menjadi diangkat oleh crane [2]. Pengangkatan blok kapal
beberapa blok dengan pengerjaan paralel. Dengan merupakan proses yang sensitif karena balok
demikian, jam kerja selama pembangunan kapal dapat pengangkat harus dipasang pada posisi dan orientasi
dikurangi. Tujuan dari metode ini adalah untuk yang benar [3]. Selain itu, pada proses penggabungan,
meningkatkan kolaborasi di antara semua departemen operasi erection dan pergantian blok dapat
di galangan kapal, dan sebagai konsekuensinya, menyebabkan interferensi antara blok dengan wire
meningkatkan produktivitas ropes pada
E-ISSN 2541-1233 54

*Penulis Korespondensi | Andi Mursid Nugraha Arifuddin|🖂 [email protected]


©Penulis 2022 Diterbitkan oleh BRIN. Artikel ini merupakan artikel akses terbuka.
E-ISSN 2541-1233 55
kapal No.
crane [4]. Hal lain yang harus diperhatikan dalam hal 47. Selain itu, tegangan lentur dan geser pada balok akan
ini adalah kelebihan beban dan gangguan antara blok diinvestigasi dalam studi ini dan dibandingkan dengan
kapal dan tali, yang mengakibatkan kerusakan besar tegangan yang diijinkan menurut aturan klasifikasi
[5].

Gambar 1. Padeye di Blok Kapal.


Selain itu, perlu diperhatikan bahwa tegangan yang
bekerja pada balok dapat melebihi tegangan yang
diijinkan dari material. Padeye adalah pengait antara
balok dan sling crane, seperti yang terlihat pada
Gambar 1. Variabel lain yang harus diperhatikan
dalam operasi pengangkatan adalah ukuran pelat
padeye, sudut sling yang ideal, dan diameter sling.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk
mencari posisi optimal dari pedeye. Sebagai contoh,
posisi pedeye yang optimal dari pengangkatan bottom
portside block pada bagian inner bottom yang sejajar
dengan posisi side girder dengan menggunakan FEM
[6]. Penelitian lainnya, pengaturan padeye dengan
menggunakan metode algoritma genetika untuk
mendapatkan posisi yang aman telah dilakukan oleh
Ming le Seung et. Al [7], dimana pada penelitian
tersebut menunjukkan distribusi deformasi dan
tegangan pada blok pelat tipis setelah perputaran dan
pengangkatan. Analisis kekuatan struktur pada
pengangkatan anjungan lepas pantai mengalami rasio
tegangan yang tinggi pada komponen balok sehingga
membutuhkan penambahan ketebalan [8]. Seung dkk.,
telah menginvestigasi pengaruh pengangkatan dan
pembubutan blok kapal terhadap tegangan struktur
dengan menggunakan dinamika multibody fleksibel 2D
[2]. Selanjutnya, Rizal dkk., 2014 melakukan studi
tentang operasi pengangkatan dan desain padeye pada
deck jacket wellhead tripod platform menggunakan
floating crane barge [9]. Sementara itu, studi mengenai
desain padeye dilakukan oleh Ardianto dkk., 2017
dengan membandingkan pengaruh bentuk padeye
simetris dan asimetris [10]. Berdasarkan penelitian-
penelitian sebelumnya, operasi pengangkatan pada
pembangunan kapal perlu dikaji lebih lanjut,
khususnya pada blok kapal yang berat
Pada penelitian ini, sebuah blok kapal akan
dimodelkan dalam program komputer dan kemudian
dilakukan simulasi penempatan padeye. Penelitian ini
bertujuan untuk mengestimasi deformasi struktur blok
dan kemudian membandingkannya dengan deformasi
yang diijinkan yang direkomendasikan oleh pedoman
IACS untuk penilaian pembangunan dan perbaikan

ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 56
METODE

Data Kapal
Sebagai studi kasus, sebuah kapal tunda
akan diinvestigasi dalam penelitian ini. Kapal
tersebut merupakan kapal tunda dengan metode
blok penarik dengan sistem rangka melintang.
Kapal tersebut berada di PT. XYZ, dimana
lambung dan bangunan atas kapal dibagi
menjadi beberapa bagian blok, seperti yang
terlihat pada Gambar
2. Dimensi utama kapal ini adalah sebagai berikut:

Jenis Kapal : Kapal Tunda Pelabuhan


LOA : 29,00 meter
B : 9,60 meter
T : 4,38 meter
T : 3,50 meter

Material yang digunakan pada kapal ini adalah


baja ringan dengan grade A oleh BKI dengan sifat
material sebagai berikut:

Modulus Young (E) 210000


N/mm2Rasio Racun (√ : 0,3
Tegangan luluh (Se) : 235
N/mm2Tegangan tarik (Su) 400 - 520
N/mm2 Modulus Geser : 80
kN/mm2

Gambar 2. Pengaturan Blok.


Berdasarkan Gambar 2, blok geladak lapis
2 adalah salah satu blok terbesar di kapal. Blok
ini tidak memiliki sekat memanjang pada garis
tengahnya. Selain itu, terdapat bukaan pada
bagian tengah yang dapat mengurangi
kekuatannya. Untuk itu, blok ini akan diteliti
karena diasumsikan rawan mengalami
deformasi, terutama pada bagian geladak ketika
blok tersebut diangkat. Letak blok berada pada
frame 12 sampai 31 dengan dimensi sebagai
berikut.
Panjang (L) : 9,5 meter
Lebar (W) : 9,6 meter
Tinggi (H) : 3,6 meter

ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 57
Pemodelan Struktur Kapal Model struktural adalah model rangka. Pelat yang
melekat pada rangka digunakan sebagai beban pada
Pada penelitian ini, pemodelan struktur rangka sambungan terdekat. Selain itu, harus dipertimbangkan
akan dilakukan pada perangkat lunak komputer. peran pelat terhadap kekuatan struktur atau yang
Berikut ini adalah langkah pertama dalam pemodelan disebut pelat efektif. Pelat efektif ini dipasang pada
struktur rangka sesuai dengan letak pelat pada kondisi nyata.
Dengan asumsi bahwa distribusi beban yang bekerja
1. Penentuan sumbu global dan lokal elemen. ditumpu pada pelat kapal, maka akan ditentukan letak
2. Penentuan koordinat gabungan sebagai batas momen yang sama dengan nol. Jarak antara titik
elemen. momen yang sama dengan nol akan dibandingkan
3. Penentuan dari itu elemen dalam dengan jarak yang tidak didukung pada frame.
struktur koordinat. Akhirnya, panjang penampang pelat efektif akan
diidentifikasi dengan menggunakan grafik luasan
efektif pada momen lentur maksimum, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3 [11].

Gambar 3. Grafik Luas Efektif Pelat terhadap Momen Lentur Maksimum.


Untuk beban yang digunakan dalam perhitungan luas Peraturan Volume 2 BKI 2021 digunakan untuk
pelat efektif, digunakan rumus beban geladak cuaca tegangan ijin struktur. Tegangan geser yang diijinkan
dan sideload sesuai dengan BKI: diperoleh dengan persamaan berikut:
80
Muatan di sisi kapal [12] : 𝜏= (3)
𝑘
𝑍
𝑃𝑠 = 10 ∙ (𝑇 - 𝑍) +𝑃
𝑜 ∙𝐶
𝐹
∙ (1 + ) (1) Untuk tegangan lentur yang
𝑇 diijinkan:
120
Muatan di dek cuaca kapal [12] : 𝜎= (4)
𝑘

𝑃 =𝑃 20 ∙𝑇
𝐶 (2) Di mana: k adalah faktor material
𝐷0 (10+𝑍-𝑇) 𝐻 𝐷

Untuk pembebanan pada model, digunakan berat blok


itu sendiri dengan berat total 26.46 ton. Setelah input
dari gambar konstruksi kapal selesai, maka hasil
pemodelan struktur dapat dilihat pada Gambar 4.

ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 58

Gambar 4. Struktur Rangka pada Blok Kapal.

Kondisi Batas (b)


Padeye ditempatkan pada sambungan antara
geladak gelagar memanjang dan geladak melintang
serta pada sisi geladak utama dalam operasi
pengangkatan lapisan, di mana setiap posisi
ditempatkan empat buah padeye. Dalam model struktur
lapisan, padeye didefinisikan sebagai penopang tetap.
Terdapat 23 posisi lifting lug pada operasi
pengangkatan di geladak utama dengan label 1 hingga
23.
Istilah untuk label penomoran pada posisi padeye:
1. Pelabelan nomor terkecil dimulai dari geladak
geladak 1, yang merupakan geladak terdekat
dengan geladak tengah di sisi kanan dan kiri
kapal. Kemudian dari geladak geladak 2 ke
bagian luar blok, seperti yang ditunjukkan pada
(c)
Gambar 5.
2. Pada satu gelagar geladak, label dengan nomor Gambar 5. Simulasi Penempatan Padeye pada Blok;
terkecil ditempatkan pada sambungan antara (a) Simulasi 1, (b) Simulasi 2, (c) Simulasi 3.
gelagar geladak dan gelagar melintang terluar.
3. Untuk semua posisi, akan dibagi menjadi tiga Metode Kekakuan
simulasi. Pada simulasi pertama, padeye
ditempatkan pada sambungan antara geladak Metode kekakuan adalah metode analisis struktur
geladak dan balok geladak melintang. Untuk yang dimana perpindahan pada titik-titik distrik diambil
kedua, padeye ditempatkan pada sambungan sebagai kuantitas yang tidak diketahui untuk ditentukan
antara geladak geladak dan balok geladak dalam proses formulasi analisis [13]. Metode ini sering
melintang. Terakhir, padeye ditempatkan pada disebut metode perpindahan, menggunakan matriks
sambungan antara frame dan balok geladak dalam analisis struktur [14]. Metode ini didirikan pada
melintang. tahun 1800-an. Tetapi metode ini telah berkembang
pesat dan mendapatkan popularitas dalam beberapa
tahun terakhir bersamaan dengan kemajuan komputasi
otomatis yang dapat menyederhanakan operasi
matematisnya [14].
Dalam metode ini, hubungan antara gaya dan
defleksi akan ditentukan dan dinyatakan sebagai
berikut
[13] :

{P}= [K] ∙ {δ} (5)

(a)

ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 59
Dimana {P} dan {δ} vektor gaya dan perpindahan Deformasi
masing-masing pada koordinat nodal elemen balok dan Pada simulasi 1, pedestal akan ditempatkan secara
[K] matriks kekakuan elemen. simetris pada sambungan antara geladak geladak I dan
balok geladak melintang yang diberi label 1 sampai
Metode ini juga disebut metode perpindahan, dengan 5 a (Gambar 5). Berdasarkan posisi simulasi 1,
karena analisis dimulai dengan defleksi. Dengan didapatkan deformasi maksimum untuk masing-masing
demikian, urutan kerjanya adalah sebagai berikut [13] : posisi, lihat Tabel 1.
1. Kompatibilitas: Mengidentifikasi hubungan
antara deformasi dan defleksi atau antara balok geladak melintang dan geladak 2,
menentukan deformasi yang terjadi pada yang memiliki jarak yang bervariasi karena posisi
elemen pada titik-titik diskrit akibat defleksi geladak yang tidak simetris. Berdasarkan variasi posisi
yang terjadi pada titik-titik struktur tersebut. tersebut, diperoleh deformasi maksimum, seperti yang
2. Persamaan hubungan antara tegangan dan ditunjukkan pada Tabel 2.
regangan; mengidentifikasi gaya-gaya internal
sebagai akibat dari deformasi pada elemen- Tabel 2. Deformasi Maksimum pada Simulasi 2.
elemen struktur setelah mendapat beban. Posisi Deformasi (mm)
3. Kesetimbangan; adalah langkah terakhir yang Kode X Y Z
mendefinisikan hubungan antara gaya 6 19 7 28
eksternal titik diskrit dan gaya atau 7 14 8 20
menentukan gaya eksternal yang tepat pada 8 11 8 15
akhir elemen yang diseimbangkan oleh gaya 9 8 3 10
dalam elemen titik diskrit. 10 7 2 7
11 9 4 9
12 15 7 17
HASIL DAN PEMBAHASAN 13 21 10 28
14 31 13 41
Tabel 1. Deformasi Maksimum pada Simulasi 1. 15 59 14 90
K o d e Posisi Deformasi (mm)
X Y Z Tabel 3. Deformasi Maksimum pada Simulasi 3.
1 62 40 52 Posisi Deformasi (mm)
2 30 28 32 Kode X Y Z
3 19 17 22 16 2 8 11
4 22 12 16 17 2 7 9
5 34 5 21 18 4 7 8
19 4 7 8
Untuk Simulasi 2nd , padeye berada di geladak 20 4 7 9
gelagar 2, yang berjarak 3400 mm dari gelagar tengah. 21 5 7 11
Posisi padeye divariasikan hingga 10 posisi yang diberi 22 5 7 12
kode nomor 6 hingga 15. Padeye ditempatkan pada
23 6 7 15
sambungan Analisis kekuatan struktur blok kapal
dilakukan dengan memperhitungkan deformasi, tekuk,
dan tegangan geser. Berdasarkan hasil simulasi Pada Simulasi 3rd , pad eye berada pada
sambungan antara balok geladak dan rangka, yang
penempatan padeye dengan menggunakan software
berjarak 4,6 meter dari gelagar tengah; ditempatkan
SAP. Hasil analisa kekuatan struktur kapal dibahas
secara simetris dan dimulai dari nomor 16 sampai 23,
sebagai berikut: seperti terlihat pada Gambar 5. Deformasi maksimum
yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3

ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 60

Gambar 6. Distribusi Deformasi Struktur pada Setiap Posisi Padeye.

Dari Tabel 1, 2, dan 3, deformasi maksimum 3.2 Stres


diperoleh pada posisi 1 untuk arah x dan y dengan nilai
masing-masing 62 dan 40 mm. Dan pada posisi 15 Untuk analisis kekuatan, ini mengacu pada
dengan nilai 90 mm untuk arah z. Sebaliknya, tegangan lentur dan geser yang diperoleh pada semua
deformasi minimum berada pada posisi 16 dan 17 simulasi. Tegangan diperiksa hanya pada elemen
untuk arah x dan 10 untuk arah y dan z, masing-masing konstruksi, tidak termasuk pedestal. Nilai kekuatan
dengan nilai 2, 2, dan 7 mm. Distribusi deformasi
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
struktur pada semua simulasi dapat dilihat pada
Gambar 6. Dari kurva tersebut terlihat bahwa
deformasi untuk ketiga arah menunjukkan tren naik- Tegangan Geser
turun. Secara umum, nilai deformasi berbeda untuk Tegangan geser yang diperoleh pada setiap posisi
semua posisi. Untuk mengidentifikasi apakah padeye dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan tabel
deformasi yang terjadi bersifat elastis atau plastis, hal tersebut, didapatkan bahwa tegangan geser minimum
ini dapat dikaitkan dengan nilai tegangan yang terdapat pada simulasi 3 pada posisi 16 sebesar 23,98
diperoleh pada analisis tegangan geser dan tekuk pada N/mm2. Sedangkan nilai maksimum pada simulasi 2
setiap posisi mata pad pada bagian berikut. pada posisi 15 sebesar 124,15 N/mm2. Secara
Jika dibandingkan dengan aturan IACS, beberapa keseluruhan, tegangan geser untuk semua posisi pada
nilai deformasi melebihi IACS No. 47 Standard for pedeye memenuhi standar BKI seperti yang tertera
Shipbuilding and Repair Quality [15], seperti yang pada Tabel 5, kecuali posisi 15 pada simulasi 2.
ditunjukkan pada Tabel 4. Kecenderungan tegangan geser untuk hampir semua
posisi yang memenuhi standar dipengaruhi oleh
Tabel 4. Standar Deformasi yang Diizinkan. momen inersia dan dimensi struktur yang cukup untuk
Deformasi (mm) menahan gaya geser akibat operasi pengangkatan.
Tid Item
Standar B a t Tegangan geser elemen struktur dapat dilihat pada
ak. a s Gambar 7.
1 Pelat cangkang - 4 8
Penghalang Tekanan Pembengkokan
bagian (cangkang
samping & bawah) Untuk nilai tegangan bending dapat dilihat pada
Pelat cangkang - 5 8 Tabel 6. Berdasarkan Tabel tersebut, tegangan bending
Bagian depan & maksimum terdapat pada simulasi 1 dan pada posisi 1
belakang sebesar 672,86 N
2 Pelat Tank Top 4 8 /mm2. Sedangkan nilai minimum terdapat pada
3 Dek kekuatan- 4 8 simulasi 2 dan pada posisi 10 sebesar 106,70 N/mm2.
bagian pararel Kecenderungan tegangan bending yang tidak
Dek kekuatan - Depan 6 9 memenuhi standar BKI seperti pada Tabel 6
& bagian buritan disebabkan oleh adanya momen akibat gaya gravitasi
Kekuatan - tertutup 7 9 yang ditimbulkan dari operasi pengangkatan. Distribusi
bagian tegangan lentur dapat dilihat pada Gambar 7.

ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 61

Gambar 7. Distribusi Tegangan pada Simulasi Penempatan Padeye Distribusi Tegangan pada Simulasi Penempatan Padeye.

Dari kurva pada Gambar 7, dapat dilihat bahwa tegangan lentur lebih besar daripada tegangan geser saat operasi
pengangkatan. Dari total 23 posisi, yang paling sesuai adalah posisi 10, dengan tegangan lentur yang paling kecil
dibandingkan yang lain. Sedangkan untuk tegangan geser, cenderung sama untuk semua posisi kecuali posisi 15.
Dengan demikian, posisi 10 direkomendasikan untuk menempatkan mata pad untuk operasi pengangkatan.

Tabel 5. Tegangan Geser pada Setiap Posisi Mata Kaki.

Padeye Tegangan
Kondisi Elemen
Posisi Geser (N/mm2)
Standar BKI Bekerja
1 80.00 62.57 Puas Balok geladak memanjang 1
2 80.00 55.44 Puas Penutup Hacthway 30
3 80.00 43.36 Puas Balok dek memanjang 2
4 80.00 44.57 Puas Balok geladak memanjang 1
5 80.00 64.00 Puas Penutup Haatcway 27
6 80.00 47.59 Puas Panjang Tengah. balok geladak
7 80.00 36.61 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 30
8 80.00 38.52 Puas Panjang Tengah. balok geladak
9 80.00 36.63 Puas Balok geladak memanjang 2
10 80.00 34.07 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 27
11 80.00 39.02 Puas Balok dek memanjang 2
12 80.00 42.71 Puas Balok dek memanjang 2
13 80.00 50.10 Puas Panjang Tengah. balok geladak
14 80.00 62.95 Puas Panjang Tengah. balok geladak
15 80.00 124.15 Tidak puas Gelagar & trans. Balok geladak 21
16 80.00 23.98 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
17 80.00 24.45 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
18 80.00 25.48 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
19 80.00 26.43 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
20 80.00 25.91 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
21 80.00 25.73 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
22 80.00 25.52 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
23 80.00 25.20 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16

ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 62

Tabel 6. Tegangan Lentur pada setiap Posisi Mata Kaki.

Padeye Tegangan Lentur (N/mm )2


Kondisi Elemen
Posisi Standar Bekerja
1 120.00 672.86 Tidak puas Penutup Haatcway 31
2 120.00 352.21 Tidak puas Balok geladak melintang 13
3 120.00 223.77 Tidak puas Balok gelagar 14
4 120.00 255.99 Tidak puas Penutup Haatcway 28
5 120.00 321.77 Tidak puas Penutup Haatcway 27
6 120.00 474.16 Tidak puas Balok geladak melintang 12
7 120.00 326.77 Tidak puas Balok geladak melintang 13
8 120.00 253.91 Tidak puas Balok geladak melintang 12
9 120.00 136.87 Tidak puas Balok geladak melintang 12
10 120.00 106.70 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 27
11 120.00 171.67 Tidak puas Balok geladak memanjang 2
12 120.00 184.80 Tidak puas Balok dek memanjang 2
13 120.00 236.86 Tidak puas Panjang Tengah. balok geladak
14 120.00 299.66 Tidak puas Gelagar & trans. Balok geladak 21
15 120.00 500.97 Tidak puas Gelagar & trans. Balok geladak 21
16 120.00 153.80 Tidak puas Balok geladak melintang 12
17 120.00 143.61 Tidak puas Balok geladak melintang 12
18 120.00 141.39 Tidak puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
19 120.00 146.50 Tidak puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
20 120.00 143.69 Tidak puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
21 120.00 142.58 Tidak puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
22 120.00 141.31 Tidak puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
23 120.00 139.03 Tidak puas Gelagar & trans. Balok geladak 16

KESIMPULAN
INFORMASI PENULIS
Simulasi penempatan padeye pada operasi
pengangkatan blok kapal telah dilakukan dengan Penulis yang Berkorespondensi
metode kekakuan. Dari simulasi tersebut didapatkan Email: [email protected]
beberapa hasil yang terdiri dari deformasi pada 3 arah Telepon: +62 85242335673
translasi, tegangan geser, dan tegangan tekuk blok Kontribusi Penulis
kapal. Dari 23 posisi yang disimulasikan, posisi 10 Semua penulis telah memberikan kontribusi yang sama untuk
merupakan posisi yang paling baik, karena memiliki karya ini.
deformasi pada ketiga arah translasi yang paling
minimum dan tegangan bending yang paling kecil. REFERENSI
Sedangkan tegangan geser cenderung sama di semua
posisi penempatan padeye. [1] Storch, Richard L., Colin P. M., Howard M.
Berdasarkan hasil simulasi, terbukti bahwa B., Richard C. M. Produksi Kapal: Edisi
deformasi cenderung lebih tinggi jika jarak Kedua. Maryland: Cornell Maritime Press.
longitudinal yang tidak ditumpu (jarak padeye) 1995
semakin besar. Tegangan lentur dibentuk oleh momen [2] Seung, Ho-Ham. Myung Il-Roh. Analisis
yang berkembang akibat lengan momen yang besar struktur domain waktu selama pergantian
terhadap berat konstruksi balok. Dengan demikian, dan pengangkatan blok menggunakan
posisi yang ideal adalah pada ruang dengan jarak yang fleksibel 2D
tidak ditumpu, memiliki lengan momen yang pendek, dinamika multibodi. Elsevier: Struktur
dan distribusi berat yang merata pada semua tumpuan. Kelautan 75.102841.2021
Studi lebih lanjut mengenai pengaturan padeye [3] Do-Hyun Chun․ Myung-Il Roh, Seung-Ho
dalam operasi pengangkatan blok kapal akan dilakukan Ham, Hye-Won Lee. Sebuah Studi tentang
dengan menggunakan metode elemen hingga (FEM) Metode untuk Menemukan Posisi
dan memeriksa deformasi translasi dan rotasi serta Kesetimbangan Awal Blok Pengangkat
kekuatan struktur konstruksi blok kapal. untuk Ereksi yang Aman. Jurnal
Masyarakat Arsitek Angkatan Laut Korea.
Vol. 55, No. 4, hal. 297-305, Agustus 2018.

ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 63
[4] Lee, Hyewon. Il Roh, Myung. Ho Ham,
Seung. Simulasi pergantian blok dengan [9] Rizal, Handayanu, J. J Soedjono. Studi
mempertimbangkan gangguan antara blok Analisis Lifting dan DesignPadeye pada
dan tali kawat dalam pembuatan kapal. pengangkatan Deck Jacket Wellhead Tripod
Elsevier: Otomasi dalam Konstruksi. 67.60- Platform menggunakan Floating
75. 2016. CraneBarge. Jurnal Teknik POMITS Vol. 1
[5] Wong Lee, Hye. Il Roh, Myung. Ho Ham, No.1. 1-
Seung. Simulasi ereksi blok dengan 6.2013.
mempertimbangkan kontak gesekan dengan [10] Ardianto, A. D. C., Sapto W. S., Mufti F. M.
tali kawat. Elsevier: Studi Perbandingan Desain Geometri Padeye
Teknik Kelautan. 217.107904. 2020. Simetri dan Tidak Simetri. Jurnal Integrasi
[6] Misbah, Muhammad N., Septia H. S., Donny Vol 9, No. 2. 97-105. 2017.
S., Rizky C. A., Satriyo R. Analisis [11] Hughes, Owen. Desain Struktural Kapal:
Struktural Pada Pengangkatan Blok Dalam Optimasi Berbasis Rasional, Berbantuan
Pembuatan Kapal Komputer, optimasi Pendekatan
Proses Konstruksi. MATEC Web of Lautan
Conferences 177, 01027. 2018. Teknik.2005.
[7] Min Lee, Sung. Il Roh, Myung. Su Kim, Ki. [12] Biro Klasifikasi Indonesia. Aturan untuk
Ho Ham, Seung. Desain Optimal Lug Lambung Kapal
Arrangement Berdasarkan Analisis Statis Jilid II. Jakarta: Indonesia.2021.
dan Dinamis untuk Pengangkatan Blok. [13] Soepartono, F.X., Boen T., Analisa Struktur
Jurnal Produksi dan Desain Kapal. J Ship Dengan Metode Matriks, UI-
Prod Des 34 Press, Jakarta.1987.
(02): 119-133.2018 [14] Weaver, Williams, Gere J. M., Alih Bahasa :
[8] Sugianto, Agus, Andi M. I. Analisis Ir. Wira, MSCE. Analisa Matriks untuk
Pengangkatan Anjungan Lepas Pantai Struktur Rangka, Edisi Kedua, Erlangga,
dengan Tipe Struktur Tiang Pancang Tetap Jakarta.1986.
(Fixed Platform) Berdasarkan ASD89. [15] Asosiasi Masyarakat Klasifikasi Internasional
Prosiding Konferensi AIP 1903, No. 47 Pembuatan dan Perbaikan Kapal
020023.2017. Standar Kualitas. IACS. 2010.

ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI

Anda mungkin juga menyukai