4375 Id
4375 Id
4375 Id
ABSTRACTS ARTIKLEINFO
Riwayat Artikel:
Saat ini, konstruksi kapal baja di Indonesia didominasi oleh metode Diterima 01 Maret 2022
konstruksi blok lambung. Metode ini dapat mengurangi jam kerja karena Direvisi 22 Maret 2022
Diterima 24 Maret 2022
kapal dibuat dengan membagi lambung kapal menjadi beberapa bagian/blok,
sehingga dapat dikerjakan secara paralel. Setelah pekerjaan selesai pada
blok-blok ini dan kemudian dilanjutkan ke lambung utama untuk dirakit,
Kata kunci:
operasi pengangkatan dilakukan pada blok-blok tersebut selama proses
Padeye,
pemasangan ini. Pengangkatan blok-blok kapal harus direncanakan dengan
Blok
aman agar tidak terjadi kerusakan. Salah satu yang harus diperhatikan adalah
Kapal,
posisi padeye. Penempatan atau pemasangan padeye pada blok selama
Pengangka
operasi pengangkatan memainkan peran penting dalam deformasi dan
tan,
tegangan kerja struktur blok. Konsekuensi jika hal ini tidak diperhatikan,
Deformasi, Stres.
dapat menyebabkan ketidaksejajaran pada jalur sambungan las pada blok
kapal akibat deformasi dan tegangan plastis yang berlebihan. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan untuk mensimulasikan penempatan padeye yang
menghasilkan deformasi dan tegangan struktur yang minimum. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kekakuan yang diaplikasikan
dalam program komputer. Pada penelitian ini, telah diketahui bahwa struktur
pada blok kapal mengalami deformasi dan tegangan pada setiap posisi
padeye. Berdasarkan simulasi dari 23 posisi padeye, posisi optimal pad eye
berada pada posisi 10 pada simulasi 2 dengan deformasi koordinat x, y, dan z
berturut-turut sebesar 7 mm, 2 mm, dan 7 mm. Secara umum, pada kasus ini
terlihat struktur deck girder dan longitudinal beam dominan mengalami
deformasi dan tegangan yang tinggi di beberapa posisi.
ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 56
METODE
Data Kapal
Sebagai studi kasus, sebuah kapal tunda
akan diinvestigasi dalam penelitian ini. Kapal
tersebut merupakan kapal tunda dengan metode
blok penarik dengan sistem rangka melintang.
Kapal tersebut berada di PT. XYZ, dimana
lambung dan bangunan atas kapal dibagi
menjadi beberapa bagian blok, seperti yang
terlihat pada Gambar
2. Dimensi utama kapal ini adalah sebagai berikut:
ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 57
Pemodelan Struktur Kapal Model struktural adalah model rangka. Pelat yang
melekat pada rangka digunakan sebagai beban pada
Pada penelitian ini, pemodelan struktur rangka sambungan terdekat. Selain itu, harus dipertimbangkan
akan dilakukan pada perangkat lunak komputer. peran pelat terhadap kekuatan struktur atau yang
Berikut ini adalah langkah pertama dalam pemodelan disebut pelat efektif. Pelat efektif ini dipasang pada
struktur rangka sesuai dengan letak pelat pada kondisi nyata.
Dengan asumsi bahwa distribusi beban yang bekerja
1. Penentuan sumbu global dan lokal elemen. ditumpu pada pelat kapal, maka akan ditentukan letak
2. Penentuan koordinat gabungan sebagai batas momen yang sama dengan nol. Jarak antara titik
elemen. momen yang sama dengan nol akan dibandingkan
3. Penentuan dari itu elemen dalam dengan jarak yang tidak didukung pada frame.
struktur koordinat. Akhirnya, panjang penampang pelat efektif akan
diidentifikasi dengan menggunakan grafik luasan
efektif pada momen lentur maksimum, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3 [11].
𝑃 =𝑃 20 ∙𝑇
𝐶 (2) Di mana: k adalah faktor material
𝐷0 (10+𝑍-𝑇) 𝐻 𝐷
ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 58
(a)
ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 59
Dimana {P} dan {δ} vektor gaya dan perpindahan Deformasi
masing-masing pada koordinat nodal elemen balok dan Pada simulasi 1, pedestal akan ditempatkan secara
[K] matriks kekakuan elemen. simetris pada sambungan antara geladak geladak I dan
balok geladak melintang yang diberi label 1 sampai
Metode ini juga disebut metode perpindahan, dengan 5 a (Gambar 5). Berdasarkan posisi simulasi 1,
karena analisis dimulai dengan defleksi. Dengan didapatkan deformasi maksimum untuk masing-masing
demikian, urutan kerjanya adalah sebagai berikut [13] : posisi, lihat Tabel 1.
1. Kompatibilitas: Mengidentifikasi hubungan
antara deformasi dan defleksi atau antara balok geladak melintang dan geladak 2,
menentukan deformasi yang terjadi pada yang memiliki jarak yang bervariasi karena posisi
elemen pada titik-titik diskrit akibat defleksi geladak yang tidak simetris. Berdasarkan variasi posisi
yang terjadi pada titik-titik struktur tersebut. tersebut, diperoleh deformasi maksimum, seperti yang
2. Persamaan hubungan antara tegangan dan ditunjukkan pada Tabel 2.
regangan; mengidentifikasi gaya-gaya internal
sebagai akibat dari deformasi pada elemen- Tabel 2. Deformasi Maksimum pada Simulasi 2.
elemen struktur setelah mendapat beban. Posisi Deformasi (mm)
3. Kesetimbangan; adalah langkah terakhir yang Kode X Y Z
mendefinisikan hubungan antara gaya 6 19 7 28
eksternal titik diskrit dan gaya atau 7 14 8 20
menentukan gaya eksternal yang tepat pada 8 11 8 15
akhir elemen yang diseimbangkan oleh gaya 9 8 3 10
dalam elemen titik diskrit. 10 7 2 7
11 9 4 9
12 15 7 17
HASIL DAN PEMBAHASAN 13 21 10 28
14 31 13 41
Tabel 1. Deformasi Maksimum pada Simulasi 1. 15 59 14 90
K o d e Posisi Deformasi (mm)
X Y Z Tabel 3. Deformasi Maksimum pada Simulasi 3.
1 62 40 52 Posisi Deformasi (mm)
2 30 28 32 Kode X Y Z
3 19 17 22 16 2 8 11
4 22 12 16 17 2 7 9
5 34 5 21 18 4 7 8
19 4 7 8
Untuk Simulasi 2nd , padeye berada di geladak 20 4 7 9
gelagar 2, yang berjarak 3400 mm dari gelagar tengah. 21 5 7 11
Posisi padeye divariasikan hingga 10 posisi yang diberi 22 5 7 12
kode nomor 6 hingga 15. Padeye ditempatkan pada
23 6 7 15
sambungan Analisis kekuatan struktur blok kapal
dilakukan dengan memperhitungkan deformasi, tekuk,
dan tegangan geser. Berdasarkan hasil simulasi Pada Simulasi 3rd , pad eye berada pada
sambungan antara balok geladak dan rangka, yang
penempatan padeye dengan menggunakan software
berjarak 4,6 meter dari gelagar tengah; ditempatkan
SAP. Hasil analisa kekuatan struktur kapal dibahas
secara simetris dan dimulai dari nomor 16 sampai 23,
sebagai berikut: seperti terlihat pada Gambar 5. Deformasi maksimum
yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3
ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 60
ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 61
Gambar 7. Distribusi Tegangan pada Simulasi Penempatan Padeye Distribusi Tegangan pada Simulasi Penempatan Padeye.
Dari kurva pada Gambar 7, dapat dilihat bahwa tegangan lentur lebih besar daripada tegangan geser saat operasi
pengangkatan. Dari total 23 posisi, yang paling sesuai adalah posisi 10, dengan tegangan lentur yang paling kecil
dibandingkan yang lain. Sedangkan untuk tegangan geser, cenderung sama untuk semua posisi kecuali posisi 15.
Dengan demikian, posisi 10 direkomendasikan untuk menempatkan mata pad untuk operasi pengangkatan.
Padeye Tegangan
Kondisi Elemen
Posisi Geser (N/mm2)
Standar BKI Bekerja
1 80.00 62.57 Puas Balok geladak memanjang 1
2 80.00 55.44 Puas Penutup Hacthway 30
3 80.00 43.36 Puas Balok dek memanjang 2
4 80.00 44.57 Puas Balok geladak memanjang 1
5 80.00 64.00 Puas Penutup Haatcway 27
6 80.00 47.59 Puas Panjang Tengah. balok geladak
7 80.00 36.61 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 30
8 80.00 38.52 Puas Panjang Tengah. balok geladak
9 80.00 36.63 Puas Balok geladak memanjang 2
10 80.00 34.07 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 27
11 80.00 39.02 Puas Balok dek memanjang 2
12 80.00 42.71 Puas Balok dek memanjang 2
13 80.00 50.10 Puas Panjang Tengah. balok geladak
14 80.00 62.95 Puas Panjang Tengah. balok geladak
15 80.00 124.15 Tidak puas Gelagar & trans. Balok geladak 21
16 80.00 23.98 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
17 80.00 24.45 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
18 80.00 25.48 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
19 80.00 26.43 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
20 80.00 25.91 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
21 80.00 25.73 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
22 80.00 25.52 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
23 80.00 25.20 Puas Gelagar & trans. Balok geladak 16
ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 62
KESIMPULAN
INFORMASI PENULIS
Simulasi penempatan padeye pada operasi
pengangkatan blok kapal telah dilakukan dengan Penulis yang Berkorespondensi
metode kekakuan. Dari simulasi tersebut didapatkan Email: [email protected]
beberapa hasil yang terdiri dari deformasi pada 3 arah Telepon: +62 85242335673
translasi, tegangan geser, dan tegangan tekuk blok Kontribusi Penulis
kapal. Dari 23 posisi yang disimulasikan, posisi 10 Semua penulis telah memberikan kontribusi yang sama untuk
merupakan posisi yang paling baik, karena memiliki karya ini.
deformasi pada ketiga arah translasi yang paling
minimum dan tegangan bending yang paling kecil. REFERENSI
Sedangkan tegangan geser cenderung sama di semua
posisi penempatan padeye. [1] Storch, Richard L., Colin P. M., Howard M.
Berdasarkan hasil simulasi, terbukti bahwa B., Richard C. M. Produksi Kapal: Edisi
deformasi cenderung lebih tinggi jika jarak Kedua. Maryland: Cornell Maritime Press.
longitudinal yang tidak ditumpu (jarak padeye) 1995
semakin besar. Tegangan lentur dibentuk oleh momen [2] Seung, Ho-Ham. Myung Il-Roh. Analisis
yang berkembang akibat lengan momen yang besar struktur domain waktu selama pergantian
terhadap berat konstruksi balok. Dengan demikian, dan pengangkatan blok menggunakan
posisi yang ideal adalah pada ruang dengan jarak yang fleksibel 2D
tidak ditumpu, memiliki lengan momen yang pendek, dinamika multibodi. Elsevier: Struktur
dan distribusi berat yang merata pada semua tumpuan. Kelautan 75.102841.2021
Studi lebih lanjut mengenai pengaturan padeye [3] Do-Hyun Chun․ Myung-Il Roh, Seung-Ho
dalam operasi pengangkatan blok kapal akan dilakukan Ham, Hye-Won Lee. Sebuah Studi tentang
dengan menggunakan metode elemen hingga (FEM) Metode untuk Menemukan Posisi
dan memeriksa deformasi translasi dan rotasi serta Kesetimbangan Awal Blok Pengangkat
kekuatan struktur konstruksi blok kapal. untuk Ereksi yang Aman. Jurnal
Masyarakat Arsitek Angkatan Laut Korea.
Vol. 55, No. 4, hal. 297-305, Agustus 2018.
ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI
E-ISSN 2541-1233 63
[4] Lee, Hyewon. Il Roh, Myung. Ho Ham,
Seung. Simulasi pergantian blok dengan [9] Rizal, Handayanu, J. J Soedjono. Studi
mempertimbangkan gangguan antara blok Analisis Lifting dan DesignPadeye pada
dan tali kawat dalam pembuatan kapal. pengangkatan Deck Jacket Wellhead Tripod
Elsevier: Otomasi dalam Konstruksi. 67.60- Platform menggunakan Floating
75. 2016. CraneBarge. Jurnal Teknik POMITS Vol. 1
[5] Wong Lee, Hye. Il Roh, Myung. Ho Ham, No.1. 1-
Seung. Simulasi ereksi blok dengan 6.2013.
mempertimbangkan kontak gesekan dengan [10] Ardianto, A. D. C., Sapto W. S., Mufti F. M.
tali kawat. Elsevier: Studi Perbandingan Desain Geometri Padeye
Teknik Kelautan. 217.107904. 2020. Simetri dan Tidak Simetri. Jurnal Integrasi
[6] Misbah, Muhammad N., Septia H. S., Donny Vol 9, No. 2. 97-105. 2017.
S., Rizky C. A., Satriyo R. Analisis [11] Hughes, Owen. Desain Struktural Kapal:
Struktural Pada Pengangkatan Blok Dalam Optimasi Berbasis Rasional, Berbantuan
Pembuatan Kapal Komputer, optimasi Pendekatan
Proses Konstruksi. MATEC Web of Lautan
Conferences 177, 01027. 2018. Teknik.2005.
[7] Min Lee, Sung. Il Roh, Myung. Su Kim, Ki. [12] Biro Klasifikasi Indonesia. Aturan untuk
Ho Ham, Seung. Desain Optimal Lug Lambung Kapal
Arrangement Berdasarkan Analisis Statis Jilid II. Jakarta: Indonesia.2021.
dan Dinamis untuk Pengangkatan Blok. [13] Soepartono, F.X., Boen T., Analisa Struktur
Jurnal Produksi dan Desain Kapal. J Ship Dengan Metode Matriks, UI-
Prod Des 34 Press, Jakarta.1987.
(02): 119-133.2018 [14] Weaver, Williams, Gere J. M., Alih Bahasa :
[8] Sugianto, Agus, Andi M. I. Analisis Ir. Wira, MSCE. Analisa Matriks untuk
Pengangkatan Anjungan Lepas Pantai Struktur Rangka, Edisi Kedua, Erlangga,
dengan Tipe Struktur Tiang Pancang Tetap Jakarta.1986.
(Fixed Platform) Berdasarkan ASD89. [15] Asosiasi Masyarakat Klasifikasi Internasional
Prosiding Konferensi AIP 1903, No. 47 Pembuatan dan Perbaikan Kapal
020023.2017. Standar Kualitas. IACS. 2010.
ejurnal.bppt.go.id/index.php/MIPI