Pathway & Patofisiologi
Pathway & Patofisiologi
Pathway & Patofisiologi
varicella
Reaksi inflamasi
Pelepasan mediator kimia ( prostaglandin) Px. Mengatakan tidak mengetahui Replikasi di sel epidermal
penyakitnya
gangguan di hypotalamus vakuolisasi sel & lisis
suhu tubuh Kx khawatir dg kondisi Kx. Bertanya tentng terjadi makula terinfeksi
dan penularan penyakitnya dan pengobatan
timbul papula
Malaise
KELETIHAN
Patofisologi
cacar air (varicella) dimulai pada saat varicella-zoster virus (VZV) masuk ke tubuh melalui mukosa
saluran nafas atau orofaring. Pada fase viremia pertama terjadi penyebaran virus dari lokasi
masuknya virus menuju ke pembuluh darah dan limfe. Selanjutnya VZV akan berkembang biak di sel
retikuloendotelial. Pada kebanyakan kasus, virus dapat mengatasi mekanisme sistem imunitas tubuh
non-spesifik seperti interferon.
Fase viremia kedua terjadi 14-16 hari kemudian ketika virus kembali memasuki aliran darah. Pada
saat ini akan muncul demam dan malaise. Terjadi penyebaran virus ke seluruh tubuh, khususnya
kulit dan mukosa. Infeksi VZV pada lapisan Malphigi menghasilkan edema intraselular dan edema
interselular yang memberi gambaran khas pada bentuk vesikel. Pada keadaan normal siklus ini akan
berakhir setelah 3 hari akibat berhasilnya sistem kekebalan humoral dan selular spesifik. Timbulnya
penyulit diakibatkan kegagalan respons imun tubuh mengatasi replikasi dan penyebaran virus.
Paparan VZV pada individu dengan sistem imunitas yang baik menghasilkan kekebalan tubuh berupa
antibodi immunoglobulin G (IgG), immunoglobulin M (IgM) dan immunoglobulin A (IgA) yang
memberikan efek proteksi seumur hidup. Pada umumnya individu hanya mengalami satu kali infeksi
varicella sepanjang hidupnya. Jika terjadi infeksi VZV kembali mungkin berupa penyebaran ke kulit
pada herpes zoster.
Setelah infeksi primer, VZV diduga bersembunyi dalam fase latennya di ganglion dorsalis neuron
sensoris. Reaktivasi virus VZV menimbulkan sekumpulan gejala yang disebut herpes zoster atau
ruam saraf (shingles), yaitu berupa : lesi vesikuler pada kulit yang terdistribusi hanya pada dermatom
neuron sensoris tertentu. Reaktivasi virus VZV biasanya terjadi pada usia dewasa dan bertahun-
tahun setelah infeksi pertama cacar air. Penderita herpes zoster juga dapat menularkan cacar air
kepada orang lain, khususnya yang belum pernah menderita cacar air.
Daftar Pustaka
2. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit
Tropis. Edisi ke-1. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002. h. 152-159