Laporan Kasus Bedah Sinta
Laporan Kasus Bedah Sinta
Laporan Kasus Bedah Sinta
CA Mammae Sinistra
Disusun Oleh :
NPM: 1102013273
Pembimbing :
Penulis
BABI
PENDAHULUAN
I. IDENTITAS PASIEN
c. Usia : 51 tahun
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
B. Keluhan Tambahan
Benjolan pada payudara sejak 3 bulan SMRS, serta terdapat benjolan pada
ketiak kiri sejak 2 bulan SMRS. Kulit di payudara kiri mengeras dan
mengeluarkan nanah sejak 2 bulan SMRS, terasa gatal di sekitar luka.
C. Tanda Vital
b. Nadi : 92 x/menit
c. Pernafasan : 22 x/menit
d. Suhu : 36,7o C
e. VAS : 4/10
D. Status Generalis
a. Kepala : Normocephal
E. Status Lokalis
Mamma Sinistra
KIMIA KLINIK
Ureum 114 13 – 43 mg/dL
Kreatinin 1,2 0,51 – 0,95 mg/dL
SGOT 189 < 32 U/L
SGPT 40 < 31 U/L
Glukosa Darah Sewaktu 188 <140 mg/dL
Natrium 121 136 – 146 mmol/L
Kalium 3,6 3,5 – 5,0 mmol/L
Klorida 91 95 – 106 mmol/L
SEROLOGI
Anti HIV Non reaktif Non reaktif
Anti HCV Non reaktif Non reaktif
HBsAg Non reaktif Non reaktif
Finding :
Cor CRT < 50%, Aorta baik.
Pulmo : corakan bronkovaskuler baik
Diafragma, sinus dan tulang baik.
Conclusion :
Kesimpulan :
- Fibroadenoma mamma
- Fibrokistik mamma
VIII. TATALAKSANA
a. Non-Medikamentosa
- Bed rest
- Rawat luka
b. Medikamentosa
- Injeksi Omeprazole 2 x 40 mg IV
- Injeksi Tramadol 3 x 10 mg IV
c. Tindakan
IX. PROGNOSIS
- Nadi: 90 kali/menit
- Spo2 : 98 %
- Suhu: 36,7℃
Pemeriksaan Fisik:
- Mata : CA +/+, SI +/+
- Leher : terdapat pembesaran KGB 2 buah, dengan ukuran 2 cm x 2
cm, konsistensi keras, batas tegas, permukaan tidak rata, terfiksir,
sukar di gerakan.
- Payudara : terdapat luka tertutup verban, rembes darah dan disertai
nyeri
A
Tumor mammae dextra susp. Keganasan
P
- Rawat luka
- Injeksi Ranitidine 2 x 50 mg IV
- Nadi: 90 kali/menit
- Spo2 : 98 %
- Suhu: 36,8℃
Pemeriksaan Fisik:
- Mata : CA +/+, SI +/+
- Leher : terdapat pembesaran KGB 2 buah, dengan ukuran 2 cm x 2
cm, konsistensi keras, batas tegas, permukaan tidak rata, terfiksir,
sukar di gerakan.
- Payudara : terdapat luka tertutup verban, rembes darah dan disertai
nyeri
A
Tumor mammae dextra susp. Keganasan
P - Rawat luka
- Injeksi Ranitidine 2 x 50 mg IV
- Nadi: 88 kali/menit
P - Rawat luka
- Injeksi Tramadol 3 x 10 mg IV
- Injeksi Ondansentron 2 x 50 mg IV
- Nadi: 95 kali/menit
- Suhu: 36,7℃
Pemeriksaan Fisik:
- Mata : CA +/+, SI +/+
- Leher : terdapat pembesaran KGB 2 buah, dengan ukuran 2 cm x 2
cm, konsistensi keras, batas tegas, permukaan tidak rata, terfiksir,
sukar di gerakan.
- Payudara : terdapat luka tertutup verban, rembes darah dan disertai
nyeri
A
CA Mammae sinistra
P - Rawat luka
- Injeksi Tramadol 3 x 10 mg IV
- Injeksi Omeprazole 2 x 40 mg IV
I. ANATOMI PAYUDARA
A. axillaries, dan A. intercostal. Vena aksilaris, vena thoracica interna, dan vena
intercostals 3-5 mengalirkan darah dari kelenjar mamma. Vena aksilaris
terbentuk dari gabungan vena brachialis dan vena basilica, terletak di medial atau
superficial terhadaop arteri aksilaris, menerima juga 1 atau 2 cabang pectoral
dari mammae.Setelah vena ini melewati tepi lateral dari iga pertama, vena ini
menjadi vena subclavia. Di belakang, vena intercostalis berhubungan dengan
sistem vena vertebra dimana masuk vena azygos, hemiazygos, dan accessory
hemiazygos, kemudian mengalirkan ke dalam vena cava superior. Ke depan,
berhubungan dengan brachiocephalica. Melaui jalur pertama dan kedua,
metastasis ca mammae dapat mencapai paru-paru. Melalui jalur ketiga,
metastasis dapat ke tulang dan system saraf pusat.
Nodus limfe aksila terletak pada jaringan lemak aerola pada aksila, jumlah
limfe nodus bervariasi tergantung pada ukuran pasien. Limfe nodus axilla
digambarkan sebagai tiga level berdasarkan anatomi dan hubungannya terhadap
m. pectoralis minor. Level I terletak pada bagian lateral sampai baras lateral dari
1. Mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas sampai
ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan
progesteron yang dipengaruhi ovarium dan juga hormon hipofise, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
2. Perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan
menstruasi, payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal, kadang-kadang timbul
benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang
menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri, begitu menstruasi mulai
semuanya berkurang.
3. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul, duktus
alveolus berploliferasi dan hipofise anterior memicu laktasi. Air susu di
produksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan
melalui duktus ke puting susu.
Menopause mengakibatkan involusi dan penurunan elemen epitel dari
payudara. Perubahan juga melibatkan peningkatan deposisi lemak, hilangnya
jaringan penyambung dan hilangnya unit lobus. Lobul persisten, hyperplasia dari
epitel ductal dan pembentukan kista dapat terjadi akibat pengaruh hormone
ovarium eksogen, biasanya pada terapi pengganti hormone postmenopause.
III. DEFINISI
IV. EPIDEMIOLOGI
VI. PATOGENESIS
Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering terjadi
pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan
sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan
menginvasi stroma. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba,
biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah
cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika
penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit
ulserasi Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung
kejaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
a. Ekspresi gen pada kanker payudara
Terdapat dua tipe reseptor esterogen, alpha dan beta (ERα and Erβ).
Berbagai jaringan mengekspresikan reseptor ini dimana payudara, ovarium
dan endometrium mengekspresikan Erα dan ginjal, otak, paru-paru dan
beberapa organ lain mengekspresikan Erβ. Peran Erβ pada karsinogenesis
masih kontroversial, disisi lain peran Erα telah dipastikan.
Kedua subtype ER membawa DNA binding domain dan terdapat
pada nucleus dan sitosol. Ketika esterogen masuk ke dalam sel, ia akan
melekat pada ER dan kompleks akan berpindah ke nucleus mengakibarkan
produksi dari protein transkirpsi yang menginduksi perubahan pada sel.
karena sifat proliferatif estrogen, stimulasi selulernya dapat memiliki
konsekuensi negatif pada pasien yang mengekspresikan reseptor ini dalam
jumlah besar secara intraseluler
b. Peran esterogen pada pertumbuhan dan progress kanker payudara
Nipple discharge
Gejala pada 70% pasien berupa benjolan (biasanya tidak nyeri) pada
payudara. Gejala yang kurang umum dikeluhkan yaitu, nyeri pada payudara,
nipple discharge; erosi, retraksi, pembesaran dan gatal pada nipple. Kemerahan,
keras, pembesaran atau penyusutan dari payudara juga dapat dijumpai. Gejala
yang jarang muncul sebagai gejala awal dapat berupa massa pada ketiak atau
pembengkakkan pada lengan. Nyeri tulang, jaundice, penurunan berat badan
dapat terjadi akibat metastasis.
Tanda yang umum ditemukan adalah perubahan kulit (pembengkakkan,
kemerahan atau perbedaan yang dapat terlihat pada satu atau kedua payudara),
pembesaran atau perubahan bentuk payudara, iritasi kulit atau dimpling.
Perubahan penampilan pada satu atau kedua putting, nyeri umum atau
terlokalisir pada payudara, nipple retraksi (tertarik kedalam), nipple discharge
(selain dari ASI) dan benjolan pada payudara. Pada kanker payudara benjolan
atau massa biasanya keras, padat dan memiliki batas yang kurang jelas.
Metastasis cenderung melibatkan kelenjar getah bening regional, yang
mungkin teraba. Satu atau dua kelenjar getah bening aksila yang bergerak, tidak
nyeri tekan, tidak tegas, berdiameter 5 mm atau kurang, sering ditemukan dan
umumnya tidak bermakna. Pembesaran KGB yang tegas atau keras yang lebih
besar dari 1 cm merupakan ciri khas metastasis. Nodus aksila yang melekat pada
kulit atau jaringan yang lebih dalam menunjukkan penyakit tahap lanjut
(setidaknya tahap III).
a. Anamnesis
Status generalis
Status lokalis
- Massa tumor:
o Lokasi
o Ukuran
o Konsistensi
o Bentuk
o Keluhan
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
Mamografi Payudara
4. Gambaran stelata.
2. Bertambahnya vaskularisasi
USG Payudara
3. Tepi hiperekoik
- Fibroadenoma
- Intraductal papilloma
- Lipoma
- Fat necrosis
IX. TATALAKSANAAN
a. Pembedahan
1. Mastektomi
- Dcis
- Prosedur onkoplasti
b. Terapi Sistemik
1. Kemoterapi
- KGB aksilla yang diangkat 1-3 yang mengandung sel tumor dari
sediaan diseksi aksilla yang adekuat dengan factor resiko
kekambuhan, antara lain derajat tinggi (diferensiasi jelek) atau invasi
limfo vaskuler
Radioterapi paliatif
Stadium Tatalaksana
Stadium 0 (TIS/T0, Terapi definitid pada T0 bergantung pada pemeriksaan
N0M0) histopatologi. Lokasi didasarkan pada hasil pemeriksaan
radiologi
Stadium dini/ Dilakukan tindakan operasi:
operable (stadium I
dan II) Breast conserving therapy (BCT), indikasi:
- Tumor tidak lebih dari 3 cm
- Atas permintaan pasien
- Memenuhi persyaratan: tidak multiple dan/atau
mikrokalsifikasi luas dan/atau terletak sentral,
ukuran T dan payudara seimbang untuk tindakan
kosmetik, bukan ductal carcinoma in situ (DCIS)
atau lobular carcinoma in situ (LCIS)
Terapi kemoterapi adjuvant bila:
- Grade III
- TNBC
- Ki 67 bertambah kuat
- Usia muda
- Emboli limfatik dan vascular
- KGB >3
Terapi radiasi adjuvant bila:
- Setelah tindakan BCT
- Tepi sayatan dekat / tidak bebas tumor
- Tumor sentral/ medial
Follow Up
Keterangan: Y: bila ada keluhan *Pemeriksaan Laboratorium: Darah Perifer
Lengkap, Fungsi Liver **Pemeriksaan Tumor Marker: Ca15.3, CEA, MSA
X. PENCEGAHAN
Prevensi primer agar tidak terjadi kanker payudara saat ini memang masih
sulit; yang bisa dilakukan adalah dengan meniadakan atau memperhatikan
beberapa faktor risiko yang erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker
payudara seperti berikut : (level -3 )
Pencegahan sekunder adalah melakukan skrining kanker payudara.Skrining
kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk menemukan abnormalitas
yang mengarah pada kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang
tidak mempunyai keluhan. Tujuan dari skrining adalah untuk menurunkan angka
morbiditas akibat kanker payudara dan angka kematian.Pencegahan sekunder
merupakan primadona dalam penanganan kanker secara keseluruhan.
Skrining untuk kanker payudara adalah mendapatkan orang atau kelompok
orang yang terdeteksi mempunyai kelainan/abnormalitas yang mungkin kanker
payudara dan selanjutnya memerlukan diagnosa konfirmasi. Skrining ditujukan
untuk mendapatkan kanker payudara dini sehingga hasil pengobatan menjadi
efektif; dengan demikian akan menurunkan kemungkinan kekambuhan ,
menurunkan mortalitas dan memperbaiki kualitas hidup(level -3).
Beberapa tindakan untuk skrining adalah :
3. Mammografi Skrining
XI. PROGNOSIS
Dari tahun 1990 hingga 2015, tingkat kematian akibat kanker payudara di
Amerika Serikat menurun 39%. Penurunan terjadi pada wanita yang lebih muda
dan lebih tua, tetapi telah melambat di antara wanita yang lebih muda dari 50
sejak 2007. Penurunan angka kematian akibat kanker payudara dianggap
mewakili kemajuan dalam deteksi dini dan peningkatan modalitas pengobatan.
Perkiraan tahun 2018 adalah 41.040 kematian akibat kanker payudara (40.920
pada wanita, 480 pada pria).
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society. 2019. Breast Cancer Facts & Figures 2019-2020. Atlanta:
American Cancer Society, Inc.
Chalasani, P. dkk. 2020. Breast Cancer Treatment and Management. [online]
https://emedicine.medscape.com/article/1947145-treatment
Doherty GM. 2015. Current Diagnosis and Treatment Surgery 14 th Edition. New
York: Mc Graw Hill
Firasi, AA., Yudhanto, E., 2016. Hubungan Usia terhadap Derajat Diferensiasi
Kanker Payudara pada Wanita. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 5(4). P327-336
Humaera, R., Mustofa, S., 2017. Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma
Mammae Stadium 2. Jurnal Medula Unila. 7 (2). P103-107
Kemenkes. 2018. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Kanker
Payudara
Shah R, Rosso K, Nathanson SD. 2014. Pathogenesis, Preventiom, Diagnosis and
Treatment of Breast Cancer. World Journal of Clinical Oncology. 5(3). P283-98
Sparano, JA. Dkk. 2020. Breast Cancer Staging. [online]
https://emedicine.medscape.com/article/2007112-overview