Tugas KDK II Riana L.tobing

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Sistem Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis

Teknologi Untuk Meningkatkan Asuhan Keperawatan

Riana Silvia Casuarina L.Tobing

[email protected]

Latar Belakang:

Dokumentasi keperawatan merupakan integral dari asuhan keperawatan,


dokumentasi keperawatan merupakan salah satu fungsi yang paling penting dari
perawat. Disini ditulis segala informasi tentang klien sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Melalui dokumentasi
perawat dapat memutuskan tindakan yang tepat untuk klien. Dokumentasi asuhan
keperawatan hal yang penting dan mendasar karena mendukung perawat dalam
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang berkualitas
sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kinerja dan daya saing dirumah
sakit. Rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
berbagai macam keluhan yang disampaikan oleh pasien. Masyarakat paling
mudah mengingat kualitas pelayananyang tidak memuaskan mulai dari pelayanan
administrasi atau waktu yang terbuang karena perawat mencari data-data medis
pasien. Banyak faktor penyebab yang sering dialami oleh pihakrumah sakit karena
sistem informasi yang belum terkelola dengan baik yaitu pencatatan yang
berulang-ulang sehingga banyak yang menyebabkan duplikasi data, data yang
belum terintegrasi atau masih tersebar, pencatatan data yang masih manual
sehingga banyak juga terdapat kesalahan dan informasi yang terlambat disebarkan
(Olsen, 2013). Teknologi informasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari di
jaman yang sangat modern ini. Peranan teknologi pada aktivitas manusia saat ini
memang begitu besar. Berkat teknologi berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh
manusia. Hal tersebut akan juga berpengaruh pada keinginanan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dengan adanya kemajuan
teknologi. Dengan demikian perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan yang
holistik tentunya harus dapat menyesuaikan pelayanan asuhan tersebut dengan
kemajuan teknologi yang ada. Dalam era revolusi digital, suara, data, dan gambar

1
yang dapat dikirim dalam berbagai bentuk menuntut kita untuk selalu
meningkatkan perkembangan teknologi dengan percepatan informasi. Perawat
sebagai salah satu tenaga kesehatan yagn berperan aktif dalam merawat pasien
memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dengan menggunakan suatu teknologi
informasi diharapakan pelayanan akan lebih praktis dan mudah bagi pasien dan
juga perawat. Sistem informasi secara luas dianggap sebagai kunci untuk
meningkatkan kualitaspelayanan kesehatan Kegunaan sistem informasi yaitu
menyimpan data tentang semua kegiatan yang tujuan utamanya adalah untuk
mempromosikan, memulihkanatau mempertahankan kesehatan. Sistem informasi
dalam keperawatan merupakan dasar ilmu pengetahuan yang mengintegrasikan
ilmu komputer dalam mengelola data, dan pengetahuan dalam praktek
keperawatan.

Tujuan:

Untuk mengetahui sistem pendokumentasian asuhan keperawatan berbasis


teknologi, mengetahui perkembangan pengetahuan perawat terhadahap
pendokumentasian dan mengidentifikasi pengaruh sistem teknologi informasi
pada manajemen data dan proses informasi dalam layanan keperawatan untuk
meningkatkan asuhan keperawatan.

Metode:

Artikel Ilmiah ini berdasarkan tinjauan sistematik dari beberapa artikel jurnal
penelitian yang dipublikasi pada basis elektronik menggunakan metode tersearch
dan analisis dari berbagai sumber seperti buku teks, buku referensi jurnal, dan e-
book, dengan menggunakan Google Scholar,Portal Garuda dan Jurnal
Keperawatan Indonesia. yang berhubungan dengan sistem
pendokumentansian,perkembangan pengetahuan perawat terhadap
pendokumentasian berbasis teknologi yang berpengaruh pada sistem teknologi
informasi pada manajemen data dan proses informasi dalam layanan keperawatan
untuk meningkatkan asuhan keperawatan. Dari berbagai sumber informasi
digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang berhubungan dengan

2
Sistem Pendokumentasian oleh Perawat di rumah sakit. Identifikasi jurnal terkait
topik yang diangkat diindentifkasi melalui abstrak penelitian Bila sesuai dengan
topik terkait maka dapat dipertimbangkan untuk dijadikan sebagai referensi.

Hasil:

Kegiatan pendokumentasian berdampak pada peningkatan mutu pelayanan asuhan


keperawatan yang diberikan. Pendokumentasian keperawatan bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pemberihan asuhan keperawatan. Jika pendokumentasian
dilaksanakan sesuai dengan standart format akan berdampak bagi kualitas
pemberian asuhan keperawatan salah satunya meningkatkan mutu pelayanan yang
diberikan ke pasien,selain itu juga untuk mengontrol asuhan keperawatan yang
diberikan juga dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum pada
perawat yang melaksanakan pendokumentasian. Sistem Manajemen Informasi
Teknologi telah menjadi media yang efektif dalam kegiatan sehari-hari, termasuk
dalam pemberian layanan kesehatan dan khususnya bagi layanan keperawatan,
Dengan sistem infomasi teknologi memfasilitasi perawat untuk lebih
meningkatkan efesiensi dan kualitas pelayanan pasien menjadi lebih baik dengan
meminimalkan waktu untuk melengkapi administrasi pasien, dan kegiatan inti
lainnya dari manual menjadi komputerisasi. Sistem Informasi teknologi dalam
keperawatan juga bertujuan untuk menjaga keamanan dan kerahasiaan data
pasien, memberikan dan menerima informasi yang bermanfaat bagi profesi
lainnya yang terkait dalam layanan kesehatan pasien, dan juga dapat mendukung
proses keperawatan. Sistem informasi dalam keperawatan merupakan komponen
kunci dalam pemberian asuhan keperawatan modern. Sistem informasi dalam
keperawatan merupakan dasar ilmu pengetahuan yang mengintegrasikan ilmu
komputer dalam mengelola data dan pengetahuan dalam praktek keperawatan.
Komputer akan membuat pekerjaan perawat menjadi lebih mudah dan
memberikan kesempatan untuk mengerjakan tugas-tugas professionalnya, serta
mengurangi resiko pencatatan berulang. Pelayanan keperawatan yang berkualitas
hanya dapat diwujudkan dengan pemberianpelayanan yang professional Sistem
informasi merupakan salah satu atribut yang bermanfaat dalam meringankan
proses dokumentasi dalam perawatan sekaligus menciptakan sejumlah

3
tantangandokumentasi baru Pelatihan merupakan faktor yang dominan
mempengaruhi perawat dalam kelengkapan dokumentasi.Sebagai pelaksana
pelayanan kesehatan, rumah sakit juga sangat terbantu dengan adanya sistem
dokumentasi keperawatan secara elektronik karena dapat menyediakan akses yang
cepat dalam memberikan informasi, meminimalkan potensi kehilangan atau
informasi yang rusak, menekan anggaran biaya yang dikeluarkan. Dapat
mengurangi resiko kesalahan dalam melakukan intervensi, membantu dalam
memenuhi pertanggungjawaban dokumentasi melalui akurasi informasi dan data
pasien, memudahkan data epidemiologi, meningkatkan komunikasi dalam
pertukaran informasi serta koordinasi diantara perawat dan anggota tim kesehatan
lainya, meningkatkan keselamatan pasien dengan mengurangi kesalahan medis
(John et al, 2016).

Pembahasan :

Kegiatan sehari-hari keperawatan cukup beragam, terdiri atas tugas inti, pelayanan
asuhan keperawatan kepada pasien yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
dan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai dengan proses perawatan, dan
pelayanan administrasi keperawatan lainnya yang dapat berupa pendataan pasien,
penggunaan obat-obatan, manajemen lingkungan, dokumentasi dan komunikasi
dengan profesional lain. Sistem informasi keperawatan berbasis komputer yang
digunakan oleh perawat menjadi dukungan yang positif dalam pekerjaan sehari-
hari. Dalam pada penggunaan aplikasinya, sistem informasi keperawatan dapat
berdiri sendiri atau lebih sering menjadi bagian dari rekam medis klinis elektronik
(EMR) yang akan memungkinkan perawat memberi akses atau informasi klinis
untuk dan dari profesi kesehatan lainnya. Finkelman (2019) menyebutkan bahwa
perawat dituntut untuk aktif dibidang informatika sebagai spesialisasi dan sebagai
bagian dari tanggung jawab mereka yang lain. Seorang perawat dapat bertugas
dikomite informatika atau berpartisipasi dalam perencanaan untuk implementasi
rekam medis elektronik; jika perawat memiliki keahlian informatika tingkat
lanjut, perawat dapat memimpin atau membantu perencanaan, implementasi, dan
evaluasi informatika organisasi utama. Nursing Informatics Nursing Group
mendefenisikan Informatika keperawatan/Nursing Information (NI) sebagai

4
bidang khusus yang berkembang pesat dalam bidang sains dan praktik
keperawatan yang terintegrasi informasi dan pengetahuannya dengan manajemen
informasi dan teknologi komunikasi untuk mempromosikan kesehatan
masyarakat, keluarga, dan komunitas di seluruh dunia”(American Medical
Informatics Association, 2015). Dari jurnal-jurnal yang dilakukan pengkajian di
simpulkan bahwa percepatan perkembangan pelayanan kesehatan yang berbasis
komputerisasi, menuntut perawat untuk terus bergerak dan menyesuaikan
kemampuan, pengetahuan dalam bidang sistem informasi teknologi, yang pada
akhirnya akan mampu memberikan efesiensi dan peningkatan kualitas layanan
keperawatan, mampu menjaga keamanan dan kerahasiaan data pasien, dan sistem
informasi teknologi juga memberikan dukungan pada proses keperawatan.
Dokumentasi merupakan segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat
dijadikan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (Potter,
2005). Penggunaan dokumentasi keperawatan secara elektronik dapat selalu
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi, sehingga dapat
meningkatkan harapan hidup klien dan mengurangi resiko kesalahan dalam
melakukan tindakan kepada klien. Dokumentasi keperawatan memudahkan dalam
pengambilan keputusan serta menyediakan informasi yang mudah di akses, dapat
meminimalkan potensi kehilangan atau kerusakan catatan perkembangan klien,
meningkatkan pertukaran informasi dan koordinasi antara perawat atau tim
kesehatan lain, dokumentasi dapat mudah diaudit, membantu meningkatkan
keakuratan data klien, dapat mengakses kemajuan perkembangan kesehatan klien
serta mengurangi biaya perawatan (Kelley et al, 2011).

1. Meningkatkan efesiensi dan kualitas pelayanan pasien yang lebih baik


Dalam jurnal Information and Communication Technology in the Role of
Information System of Healthcare Facility in the Slovak Republic,
dijelaskan bahwa EHealth Memberikan kesempatan untuk mendapatkan
data dari Pasien, fasilitas medis, dan rumah sakit untuk satu tempat di tim
yang sama. Ini Memastikan kualitas dan keamanan pelayanan,
kelangsungan layanan, dan biaya talangan. Seperti diketahui di berbagai
negara, e-health adalah salah satu cara untuk membuat pekerjaan lebih
mudah dan lebih efektif. (Gavurová Beáta, 2019

5
2. Menjaga keamanan dan kerahasiaan data pasien Keamanan dan
kerahasiaan data pasien merupakan hal yang penting diperhatikan untuk
menjaga kepercayaan pasien pada pemberi layanan kesehatan. Untuk itu,
Electronic Health Record (EHR) menjadi sumber daya informasi pada
perawatan pasien untuk dokter dan dokumentasi keperawatan yang
merupakan bagian penting dari perawatan pasien secara komprehensif.
Memastikan privasi dan keamanan informasi kesehatan adalah komponen
kunci untuk membangun kepercayaan yang dibutuhkan untuk
mewujudkan potensi manfaat pertukaran informasi kesehatan elektronik.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat dan akurat
Procter Paula and Ian Woodburn (2012) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa perawat merupakan profesi yang sangat dekat
dengan pasien karena terus menerus memberi pelayanan selama 24 jam
sehari. Sehingga mereka menjadi dasar utama, arus masuknya informasi
pasien ke dalam sistem manajemen informasi dalam perawatan kesehatan.
Namun, peran ini akan menjadi sukses jika perawat memiliki pengetahun
tentang sistem informasi teknologi yang baik, memiliki pengetahuan
tentang manajemen, keterampiran kepemimpinan dan output informasi
yang relevan dengan kondisi pasien. Maka, semakin baik pengetahuan
perawat tentang pentingnya sistem informasi teknologi maka semakin
baik pula informasi kesehatan dalam rekam jejak perawatan kesehatan
pasien. Untuk itu, menjadi penting seorang perawat paham dan mampu
menjalankan aplikasi teknologi informasi dalam setiap kategori kegiatan
yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
4. Mendukung Proses Keperawatan Sebagai bagian dari sistem pelayanan
kesehatan keperawatan memiliki proses pemberian Asuhan Keperawatan
yang dimulai dari tahap perencanaan, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi yang setiap tahapan prosesnya memerlukan
pencatatan dan pendokumentasian sebagai bukti tindakan pelayanan yang
diberikan. Dan dengan sistem informasi teknologi pencatatan dokumentasi
keperawatan dapat dilakukan dalam bentuk digital atau komputerisasi,
seperti yang telah didefenisikan oleh The American Nurses Association

6
(ANA) bahwa Nursing Informatics (NI): merupakan Keperawatan
Informatika dengan spesialisasi keperawatan yang terintegrasi dengan
ilmu pengetahuan, ilmu komputer, dan informasi pengetahuan yang
mengidentifikasi, mengumpulkan, mengolah, dan mengelola data juga
informasi yang mendukung praktik keperawatan, administrasi pendidikan,
penelitian, dan perluasan pengetahuan keperawatan. ANA juga
mendukung penerapan standar penggunaan bahasa keperawatan (Murphy
Judy, 2010). Proses pendokumentasian keperawatan yang merupakan
pelaporan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perawat,
memerlukan input data yang detail dan teliti, untuk itu sistem informasi
teknologi yang menjadi alat dalam pencatatan pendokumetasian
keperawatan, diharapkan mampu meningkatkan keakuratan data yang
dilaporkan.

Dokumentasi keperawatan secara elektronik ini menggunakan sistem keamanan,


kerahasiaan serta hak akses. Memastikan privasi dan keamanan informasi klien
dengan menekankan pada penggunaan akses melaui password, akses informasi
diberikan untuk orang yang berwenang saja (Blair &Barbara Smith, 2012).
Catatan sistem pendokumentasian elektronik berisi masalah, demografi pasien,
obat-obatan, dan catatan kemajuan, simbol vital, riwayat kesehatan masa lalu, data
laboratorium, imunisasi, dan laporan radiologi. Beberapa manfaat penting dalam
pendokumentasian elektronik termasuk kemampuan untuk dengan mudah
mengakses dokumen yang terkomputerisasi dan meninggalkan pencatatan manual
yang sangat mungkin sulit untuk dibaca atau adanya kesalahpahaman karena
penulisan yang tidak jelas. Hal ini dapat menimbulkan kesalahan dalam rekam
medis. Sistem pendokumentasian elektronikdiharapkan dapat meningkatkan nilai
perawatan dan meminimalkan biaya pada tingkat sistem penyediaan layanan
kesehatan. Tiga fungsi utama ini termasuk pertukaran informasi kesehatan,
instrumen penunjang pengambilan keputusan klinis, dan advis dokter yang
terkomputerisasi. Pendokumentasian elektronik yang menggunakan instrumen
dukungan pengambilan keputusan medis secara empiris dikaitkan dengan
peningkatan kepatuhan terhadap strategi klinis berbasis bukti dan perawatan yang
efisien. Terlepas dari tujuan ideal penyedia layanan kesehatan, beberapa faktor

7
dapat memberikan hasil dalam pengalaman pasien yang tidak berpegang pada
prinsip panduan praktik terbaik. Namun, perawat berada dalam posisi yang lebih
baik dengan menggunakan sistem ini sehingga dapat menawarkan layanan yang
efektif (Menachemi & Taleah 2011, dalam Kamau, Nancy, 2015).

Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) :

Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat


lunak yang dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan.
Paket perangkat lunak ini mempunyai program-program atau modul-modul yang
dapat membentuk berbagai fungsi manajemen keperawatan. Kebanyakan SIMK
mempunyai modul-modul untuk:

1) Mengklasifikasikan pasien
2) Pambentukan saraf
3) Penjadwalan
4) Catatan personal
5) Laporan bertahap
6) Pengembangan anggaran
7) Alokasi sumber dan pengendalian biaya
8) Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan
9) Pengendalian mutu
10) Catatan pengembangan staf
11) )Model dan simulasi untuk pengembilan keputusan
12) Rencana strategi
13) Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
14) Evolusi program

Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan personal, dan
laporan bertahap sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan menurut kriterianya.
Informasi klasifikasi pasien dihitung berdasarkan formula beban kerja. Juga
susunan pegawai yang dibutuhkan dan susunan pegawai yang sebenarnya dapat
dibuat. SIMK dan komputer dapat membuat perawatan pasien lebih efektif dan
ekonomis. Perawat-perawat klinis menggunakannya untuk mengatur perawatan

8
pasien, termasuk di dalamnya sejarah pasien, rencana perawatan, pemantauan
psikologis dan tidak langsung, catatan kemajuan perawatan dan peta kemajuan.
Hal ini dapat dilakukan di semua kantor/ruang perawat. Perawat-perawat klinis
dapat menggunakan SIMK untuk mengganti sistem manual pada pencatatan data.
Hal ini dapat mengurangi biaya sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas
dari perawatan. Dengan sistem informasi usia, manajer perawat dapat
merencanakan karier untuk mereka sendiri dan perawat klinis mereka. Karier baru
di SIMK mungkin satu jawaban untuk perawat.

Sistem Informasi Keperawatan berbasis Komputer :

Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan


asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan
evaluasi berikut dengan dokumentasinya. Pendokumentasian Keperawatan
merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan
keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan
bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada
pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara
profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan. Masalah yang sering muncul
dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak
perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan
keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai
pendokumentasian yang lengkap. Saat ini masih banyak perawat yang belum
menyadari bahwa tindakan yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Selain
itu banyak pihak menyebutkan kurangnya dokumentasi juga disebabkan karena
banyak yang tidak tahu data apa saja yang yang harus dimasukkan, dan bagaimana
cara mendokumentasi yang benar. Kondisi tersebut di atas membuat perawat
mempunyai potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian pada
pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan pada khususnya.
Selain itu dengan tidak ada kontrol pendokumentasian yang benar maka
pelayanan yang diberikan kepada pasien akan cenderung kurang baik, dan dapat
merugikan pasien.

9
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di
Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Sistem
informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu
keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses
pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989). Sedangkan menurut
ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan
legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan
tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan
keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru,
meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan
memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan.

10
Penutup:

Dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan secara akurasi sangat


penting karena dokumentasi merupakan alat komunikasi yang efektif dan juga
merupakan bukti hukum jika suatu saat ditemukan suatu masalah yang
berhubungan dengan kejadian yang terdapat dalam catatan keperawatan.
Informasi yang diberikan berupa dokumentasi kepada tenaga kesehatan lain atau
teman sejawat adalah informasi yang akurat dan apabila kualitas dari
pendokumentasian asuhan kepe rawatan itu baik artinya perawat mampu
melaksanakan tugasnya dengan produktivitas yang tinggi. Pencatatan data pasien
yang lengkap dan akurat akan memberikan kemudahan bagi perawat dalam
membantu pasien menyelesaikan masalah keperawatan pasien dan juga dapat
mengetahui sejauh mana masalah pasien dapat teratasi. Hal inilah yang akan
meningkatkan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan. Sistem informasi
adalah sistem yang menghasilkan informasi yang berguna dimana sistem tersebut
menggunakan berbagai macam teknologi, sistem informasi yang menggunakan
komputer disebut sistem informasi berbasis komputer dampak dari teknologi
informasi menuntuk perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan untuk dapat
mengembangkan teknologi informasi dalam keperawatan yang tujuanya untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan di Indonesia saat
ini masih tertinggal dengan negara lain serta perhatian negara terhadap standar
fasilitas kesehatan dalam pengaruhnya terhadap hasil perawatan pasien juga masih
kurang untuk membenahi sistem tersebut juga diperlukan inovasi-inovasi dalam
pelayanan kesehatan melalui teknologi sistem informasi.

11
Daftar Pustaka

Amalia, Malini, H., & Yulia, S. (2018). Kepuasaan Perawat Terhadap Kualitas
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer. Jurnal
Keperawatan Indonesia,2(3),169-179.

Arizal, Budiharto, I., & Nurfianti, A. (2019). Analisa Perencanaan Penerapan


Sistem Informasi dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit
Universitas Tanjung Pura. BIMIKI,7(2),19-29

Astarimi, M. I. A. (2018). Efektivitas Modifikasi Dokumentasi Keperawatan.


Jurnal Ners LENTERA,6(1),42-48.

Gunawan. (2016). Faktor-Fator Yang Mempengaruhi Penerimaan Perawat


Melakukan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer. Jurnal
Pendidikan,1(10),1926-1934.

Mulyani, I., Zamzami E. M., & Zendrato, N. (2019). Pengaruh Sistem Teknologi
Informasi Pada Manajemen Dat Dan Informasi Dalam Layanan Keperawatan.
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, 9(2),137-142.

Putra, C. S. (2019). Peranan Teknologi Informasi Dala Pelayanan Keperawatan Di


Rumah Sakit. Jurnal SIMTIKA,2(3),28-31.

Pramithasari, I. D. (2016). Gambaran Kinerja Perawat Dalam Mendokumentasian


Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer Di RSUD Banyumas. Jurnal
Keperawatan Muhammdiyah,1(1),40-48.

Risdianty, N., Wijayanti, C.D. (2019). Evaluasi Penerimaan Sistem Teknologi


Rekam Media Elektronika Dalam Keperawatan. Corolus Journal Of Nursing,
2(1),28-36.

Saputra, C., Arif Y., & Yeni, F. (2020). ANDRA’S NURSING SYSTEM
APPLICATION (ANNISA) DALAM UPAYA MENINGKATKAN
PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG DOKUMENTASI
KEPERAWATAN. Jurnal Keperawatan Silampari,4(1), 20-30.

12
Simamora, R. (2009). Dokumentasi Proses Keperawatan.

Simamora, R. H., Purba, J. M., Bukit, E. K., & Nurbaiti, N. (2019). Penguatan
Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalui Pelatihan
Layanan Prima. JPPM (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan
Masyarakat), 3(1), 25-31.

Sulastri., Sari, N. K. (2018). Metode Pendokumentasian Eletronik Dalam


Meningkatkan Kualitas Pelayanan Keperawatan. Jurnal Kesehatan, 9(3),497-502.

Tarigan, R., Handiyani, H. (2019). Manfaat Implementasi Dokumentasi Asuhan


Keperawatan Berbasis Komputerisasi Dalam Meningkatkan Mutu Asuhan
Keperawata. Jurnal Ilmu Kesehatan,8(2).110-116.

13

Anda mungkin juga menyukai