Tugas KDK II Riana L.tobing
Tugas KDK II Riana L.tobing
Tugas KDK II Riana L.tobing
Latar Belakang:
1
yang dapat dikirim dalam berbagai bentuk menuntut kita untuk selalu
meningkatkan perkembangan teknologi dengan percepatan informasi. Perawat
sebagai salah satu tenaga kesehatan yagn berperan aktif dalam merawat pasien
memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dengan menggunakan suatu teknologi
informasi diharapakan pelayanan akan lebih praktis dan mudah bagi pasien dan
juga perawat. Sistem informasi secara luas dianggap sebagai kunci untuk
meningkatkan kualitaspelayanan kesehatan Kegunaan sistem informasi yaitu
menyimpan data tentang semua kegiatan yang tujuan utamanya adalah untuk
mempromosikan, memulihkanatau mempertahankan kesehatan. Sistem informasi
dalam keperawatan merupakan dasar ilmu pengetahuan yang mengintegrasikan
ilmu komputer dalam mengelola data, dan pengetahuan dalam praktek
keperawatan.
Tujuan:
Metode:
Artikel Ilmiah ini berdasarkan tinjauan sistematik dari beberapa artikel jurnal
penelitian yang dipublikasi pada basis elektronik menggunakan metode tersearch
dan analisis dari berbagai sumber seperti buku teks, buku referensi jurnal, dan e-
book, dengan menggunakan Google Scholar,Portal Garuda dan Jurnal
Keperawatan Indonesia. yang berhubungan dengan sistem
pendokumentansian,perkembangan pengetahuan perawat terhadap
pendokumentasian berbasis teknologi yang berpengaruh pada sistem teknologi
informasi pada manajemen data dan proses informasi dalam layanan keperawatan
untuk meningkatkan asuhan keperawatan. Dari berbagai sumber informasi
digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang berhubungan dengan
2
Sistem Pendokumentasian oleh Perawat di rumah sakit. Identifikasi jurnal terkait
topik yang diangkat diindentifkasi melalui abstrak penelitian Bila sesuai dengan
topik terkait maka dapat dipertimbangkan untuk dijadikan sebagai referensi.
Hasil:
3
tantangandokumentasi baru Pelatihan merupakan faktor yang dominan
mempengaruhi perawat dalam kelengkapan dokumentasi.Sebagai pelaksana
pelayanan kesehatan, rumah sakit juga sangat terbantu dengan adanya sistem
dokumentasi keperawatan secara elektronik karena dapat menyediakan akses yang
cepat dalam memberikan informasi, meminimalkan potensi kehilangan atau
informasi yang rusak, menekan anggaran biaya yang dikeluarkan. Dapat
mengurangi resiko kesalahan dalam melakukan intervensi, membantu dalam
memenuhi pertanggungjawaban dokumentasi melalui akurasi informasi dan data
pasien, memudahkan data epidemiologi, meningkatkan komunikasi dalam
pertukaran informasi serta koordinasi diantara perawat dan anggota tim kesehatan
lainya, meningkatkan keselamatan pasien dengan mengurangi kesalahan medis
(John et al, 2016).
Pembahasan :
Kegiatan sehari-hari keperawatan cukup beragam, terdiri atas tugas inti, pelayanan
asuhan keperawatan kepada pasien yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
dan dokumentasi asuhan keperawatan sesuai dengan proses perawatan, dan
pelayanan administrasi keperawatan lainnya yang dapat berupa pendataan pasien,
penggunaan obat-obatan, manajemen lingkungan, dokumentasi dan komunikasi
dengan profesional lain. Sistem informasi keperawatan berbasis komputer yang
digunakan oleh perawat menjadi dukungan yang positif dalam pekerjaan sehari-
hari. Dalam pada penggunaan aplikasinya, sistem informasi keperawatan dapat
berdiri sendiri atau lebih sering menjadi bagian dari rekam medis klinis elektronik
(EMR) yang akan memungkinkan perawat memberi akses atau informasi klinis
untuk dan dari profesi kesehatan lainnya. Finkelman (2019) menyebutkan bahwa
perawat dituntut untuk aktif dibidang informatika sebagai spesialisasi dan sebagai
bagian dari tanggung jawab mereka yang lain. Seorang perawat dapat bertugas
dikomite informatika atau berpartisipasi dalam perencanaan untuk implementasi
rekam medis elektronik; jika perawat memiliki keahlian informatika tingkat
lanjut, perawat dapat memimpin atau membantu perencanaan, implementasi, dan
evaluasi informatika organisasi utama. Nursing Informatics Nursing Group
mendefenisikan Informatika keperawatan/Nursing Information (NI) sebagai
4
bidang khusus yang berkembang pesat dalam bidang sains dan praktik
keperawatan yang terintegrasi informasi dan pengetahuannya dengan manajemen
informasi dan teknologi komunikasi untuk mempromosikan kesehatan
masyarakat, keluarga, dan komunitas di seluruh dunia”(American Medical
Informatics Association, 2015). Dari jurnal-jurnal yang dilakukan pengkajian di
simpulkan bahwa percepatan perkembangan pelayanan kesehatan yang berbasis
komputerisasi, menuntut perawat untuk terus bergerak dan menyesuaikan
kemampuan, pengetahuan dalam bidang sistem informasi teknologi, yang pada
akhirnya akan mampu memberikan efesiensi dan peningkatan kualitas layanan
keperawatan, mampu menjaga keamanan dan kerahasiaan data pasien, dan sistem
informasi teknologi juga memberikan dukungan pada proses keperawatan.
Dokumentasi merupakan segala sesuatu yang tercetak atau tertulis yang dapat
dijadikan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (Potter,
2005). Penggunaan dokumentasi keperawatan secara elektronik dapat selalu
berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi, sehingga dapat
meningkatkan harapan hidup klien dan mengurangi resiko kesalahan dalam
melakukan tindakan kepada klien. Dokumentasi keperawatan memudahkan dalam
pengambilan keputusan serta menyediakan informasi yang mudah di akses, dapat
meminimalkan potensi kehilangan atau kerusakan catatan perkembangan klien,
meningkatkan pertukaran informasi dan koordinasi antara perawat atau tim
kesehatan lain, dokumentasi dapat mudah diaudit, membantu meningkatkan
keakuratan data klien, dapat mengakses kemajuan perkembangan kesehatan klien
serta mengurangi biaya perawatan (Kelley et al, 2011).
5
2. Menjaga keamanan dan kerahasiaan data pasien Keamanan dan
kerahasiaan data pasien merupakan hal yang penting diperhatikan untuk
menjaga kepercayaan pasien pada pemberi layanan kesehatan. Untuk itu,
Electronic Health Record (EHR) menjadi sumber daya informasi pada
perawatan pasien untuk dokter dan dokumentasi keperawatan yang
merupakan bagian penting dari perawatan pasien secara komprehensif.
Memastikan privasi dan keamanan informasi kesehatan adalah komponen
kunci untuk membangun kepercayaan yang dibutuhkan untuk
mewujudkan potensi manfaat pertukaran informasi kesehatan elektronik.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat dan akurat
Procter Paula and Ian Woodburn (2012) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa perawat merupakan profesi yang sangat dekat
dengan pasien karena terus menerus memberi pelayanan selama 24 jam
sehari. Sehingga mereka menjadi dasar utama, arus masuknya informasi
pasien ke dalam sistem manajemen informasi dalam perawatan kesehatan.
Namun, peran ini akan menjadi sukses jika perawat memiliki pengetahun
tentang sistem informasi teknologi yang baik, memiliki pengetahuan
tentang manajemen, keterampiran kepemimpinan dan output informasi
yang relevan dengan kondisi pasien. Maka, semakin baik pengetahuan
perawat tentang pentingnya sistem informasi teknologi maka semakin
baik pula informasi kesehatan dalam rekam jejak perawatan kesehatan
pasien. Untuk itu, menjadi penting seorang perawat paham dan mampu
menjalankan aplikasi teknologi informasi dalam setiap kategori kegiatan
yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
4. Mendukung Proses Keperawatan Sebagai bagian dari sistem pelayanan
kesehatan keperawatan memiliki proses pemberian Asuhan Keperawatan
yang dimulai dari tahap perencanaan, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi yang setiap tahapan prosesnya memerlukan
pencatatan dan pendokumentasian sebagai bukti tindakan pelayanan yang
diberikan. Dan dengan sistem informasi teknologi pencatatan dokumentasi
keperawatan dapat dilakukan dalam bentuk digital atau komputerisasi,
seperti yang telah didefenisikan oleh The American Nurses Association
6
(ANA) bahwa Nursing Informatics (NI): merupakan Keperawatan
Informatika dengan spesialisasi keperawatan yang terintegrasi dengan
ilmu pengetahuan, ilmu komputer, dan informasi pengetahuan yang
mengidentifikasi, mengumpulkan, mengolah, dan mengelola data juga
informasi yang mendukung praktik keperawatan, administrasi pendidikan,
penelitian, dan perluasan pengetahuan keperawatan. ANA juga
mendukung penerapan standar penggunaan bahasa keperawatan (Murphy
Judy, 2010). Proses pendokumentasian keperawatan yang merupakan
pelaporan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perawat,
memerlukan input data yang detail dan teliti, untuk itu sistem informasi
teknologi yang menjadi alat dalam pencatatan pendokumetasian
keperawatan, diharapkan mampu meningkatkan keakuratan data yang
dilaporkan.
7
dapat memberikan hasil dalam pengalaman pasien yang tidak berpegang pada
prinsip panduan praktik terbaik. Namun, perawat berada dalam posisi yang lebih
baik dengan menggunakan sistem ini sehingga dapat menawarkan layanan yang
efektif (Menachemi & Taleah 2011, dalam Kamau, Nancy, 2015).
1) Mengklasifikasikan pasien
2) Pambentukan saraf
3) Penjadwalan
4) Catatan personal
5) Laporan bertahap
6) Pengembangan anggaran
7) Alokasi sumber dan pengendalian biaya
8) Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan
9) Pengendalian mutu
10) Catatan pengembangan staf
11) )Model dan simulasi untuk pengembilan keputusan
12) Rencana strategi
13) Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
14) Evolusi program
Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan personal, dan
laporan bertahap sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan menurut kriterianya.
Informasi klasifikasi pasien dihitung berdasarkan formula beban kerja. Juga
susunan pegawai yang dibutuhkan dan susunan pegawai yang sebenarnya dapat
dibuat. SIMK dan komputer dapat membuat perawatan pasien lebih efektif dan
ekonomis. Perawat-perawat klinis menggunakannya untuk mengatur perawatan
8
pasien, termasuk di dalamnya sejarah pasien, rencana perawatan, pemantauan
psikologis dan tidak langsung, catatan kemajuan perawatan dan peta kemajuan.
Hal ini dapat dilakukan di semua kantor/ruang perawat. Perawat-perawat klinis
dapat menggunakan SIMK untuk mengganti sistem manual pada pencatatan data.
Hal ini dapat mengurangi biaya sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas
dari perawatan. Dengan sistem informasi usia, manajer perawat dapat
merencanakan karier untuk mereka sendiri dan perawat klinis mereka. Karier baru
di SIMK mungkin satu jawaban untuk perawat.
9
Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di
Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Sistem
informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu
keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses
pengambilan informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung
pelaksanaan asuhan keperawatan (Gravea & Cococran,1989). Sedangkan menurut
ANA (Vestal, Khaterine, 1995) sistem informasi keperawatan berkaitan dengan
legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan pengetahuan
tentang standar dokumentasi, komunikasi, mendukung proses pengambilan
keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru,
meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan
memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan.
10
Penutup:
11
Daftar Pustaka
Amalia, Malini, H., & Yulia, S. (2018). Kepuasaan Perawat Terhadap Kualitas
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Berbasis Komputer. Jurnal
Keperawatan Indonesia,2(3),169-179.
Mulyani, I., Zamzami E. M., & Zendrato, N. (2019). Pengaruh Sistem Teknologi
Informasi Pada Manajemen Dat Dan Informasi Dalam Layanan Keperawatan.
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, 9(2),137-142.
Saputra, C., Arif Y., & Yeni, F. (2020). ANDRA’S NURSING SYSTEM
APPLICATION (ANNISA) DALAM UPAYA MENINGKATKAN
PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG DOKUMENTASI
KEPERAWATAN. Jurnal Keperawatan Silampari,4(1), 20-30.
12
Simamora, R. (2009). Dokumentasi Proses Keperawatan.
Simamora, R. H., Purba, J. M., Bukit, E. K., & Nurbaiti, N. (2019). Penguatan
Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Melalui Pelatihan
Layanan Prima. JPPM (Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan
Masyarakat), 3(1), 25-31.
13