Dwi Priyana - PDGK4202 - TMK2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : DWI PRIYANA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 858031933

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4202/ PEMBELAJARAN IPA DI SD

Kode/Nama UPBJJ : 47/ PONTIANAK

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban no 1

Pengertian Proses dan Keterampilan


Pendekatan proses atau keterampilan proses merupakan cohtoh pendekatan yang berorientasi pada peserta
didik. Proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan
dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi
komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian. Keterampilan berarti
kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil
tertentu, termasuk kreativitias.
Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan Keterampilan Proses adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pembentukan
keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan
memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan olah
perbuatan (fisik). Pengertian lain tentang pendekatan keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang
dirancang agar peserta didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori
dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah peserta didik sendiri.
Komponen Keterampilan Proses
Komponen-komponen keterampilan proses, atau sub-sub keterampialn proses sains.
1) Pengamatan
Pengamatan merupakan salah satu keterampilan proses dasar. Keterampilan pengamatan menggunakan
lima indera yaitu penglihatan, pembau, peraba, pengecap dan pendengar. Apabila peserta didik
mendapatkan kemampuan melakukan pengamatan dengan menggunakan beberapa indera, maka kesadaran
dan kepekaan mereka terhadap segala hal disekitarnya akan berkembang.Pengamatan yang dilakukan hanya
menggunakan indera disebut pengamatan kualitatif, sedangkan pengamatan yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur disebut pengamatan kuantitatif.

2) Klasifikasi
Klaslifikasi adalah proses yang digunakan ilmuwan untuk mengadakan penyusunan atau pengelompokan atas
objek-objek atau kejadian-kejadian.Keterampilan klasifikasi dapat dikuasai bila peserta didik telah dapat
melakukan dua keterampilan berikut ini.

 Mengidentifikasi dan memberi nama sifat-sifat yanng dapat diamati dari sekelompok objek yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasi.
 Menyusun klasifikasi dalam tingkat-tingkat tertentu sesuai dengan sifat-sifat objek. Klasifikasi
berguna untuk melatih peserta didik menunjukkan kesamaan perbedaan dan hubungan timbal
baliknya.

3) Inferensi
Inferensi adalah sebuah pernyataan yang dibuat berdasarkan fakta hasil pengamatan.Hasil inferensi
dikemukakan sebagai pendapat seseorang terhadap sesuatu yang diamatinya. Pola pembelajaran untuk
melatih keterampilan proses inferensi, sebaiknya menggunakan teori belajar konstruktivisme,
sehingga peserta didik belajar merumuskan sendiri inferensinya.

4) Prediksi
Prediksi adalah ramalan tentang kejadian yang dapat diamati diwaktu yang akan datang. Prediksi
didasarkan pada observasi yang cermat dan inferensi tentang hubungan antara beberapa kejadian yang
telah diobservasi.
Perbedaan inferensi dan prediksi adalah: Inferensi harus didukung oleh fakta hasil observasi,
sedangkan prediksi dilakukan dengan meramalkan apa yang akan terjadi kemudian berdasarkan data
pada saat pengamatan dilakukan.
5) Komunikasi
Komunikasi didalam keterampilan proses berarti menyampaikan pendapat hasil keterampilan proses
lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Dalam tulisan bisa berbentuk rangkuman, grafik, tabel,
gambar, poster dan sebagainya. Keterampilan berkomunikasi ini sebaiknya selalu dicoba di kelas,
agar peserta didik terbiasa mengemukakan pendapat dan berani tampil di depan umum.
6) Identifikasi Variabel
Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah pada
suatu situasi tertentu.Besaran kualitatif adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam satuan
pengukuran baku tertentu. Besaran kuantitatif adalah besaran yang dinyatakan dalam satuan
pengukuran baku tertentu misalnya volume diukur dalam liter dan suhu diukur dalam Celcius.
Keterampilan identifikasi variabel dapat diukur berdasarkan tiga tujuan pembelajaran berikut.

 Mengidentifikasi variabel dari suatu pernyataan tertulis atau dari deskripsi suatu eksperimen.
 Mengidentifikasi variabel manipulasi dan variabel respon dari deskripsi suatu eksperimen.
 Mengidentifikasi variabel kontrol dari suatu pernyataan tertulis atau deskripsi suatu
eksperimen.
 Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variabel yang sama pentingnya, yaitu variabel
manipulasi, variabel respon dan variabel kontrol.Variabel manipulasi adalah suatu variabel
yang secara sengaja diubah atau dimanipulasi dalam suatu situasi.Variabel respon adalah
variabel yang berubah sebagai hasil akibat dari kegiatan manipulasi. Sedangkan variabel
kontrol adalah variabel yang sengaja dipertahankan konstan agar tidak berpengaruh terhadap
variable respon.
 7) Definisi Variabel Secara Operasional
 Mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu
variabel itu diukur.Definisi operasional variabel adalah definisi yang menguraikan bagaimana
mengukur suatu variabel. Definisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan
dan pengamatan apa yang akan dicatat dari suatu eksperimen. Keterampilan ini merupakan
komponen keterampilan proses yang paling sulit dilatihkan karena itu harus sering di ulang-
ulang.
 8) Hipotesis
 Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan
tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terdapat variabel respon.
Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya
digunakan dalam merumuskan masalah yang akan diteliti (Nur, 1996). Hipotesis dapat
dirumuskan secara induktif dan secara deduktif.Perumusan secara induktif berdasarkan data
pengamatan, secara deduktif berdasarkan teori. Hipotesis dapat juga dipandang sebagai
jawaban sementara dari rumusan masalah.
 9) Interpretasi Data
 Keterampilan interpretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan
mendeskripsikan data.Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang
mudah dipahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-
ratakan.Data yang sudah dianalisis baru diiterpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam
bentuk pernyataan.Data yang diinterpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa
kecenderungan.

10) Eksperimen
 Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Suatu
eksperimen akan berhasil jika variabel yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan
dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan kondisi-kondisi yang akan
dikontrol sudah tepat.

JAWABAN NO 2
Model Penggalan (Fragmented) adalah model pembelajaran konvensional (umumnya) yang
terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan
keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru
yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya
tersendiri dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah
dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.
Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content), prediksi (thinking skill),
dan peta konsep (organizing skill). Yang merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep
ketrampilan berpikir, dan keterampilan mengorganisir.
Kelemahan model ini: siswa tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan
serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini antara lain: guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang
keahliannya dan dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap
pengajaran.

Materi 2: Connected (Keterhubungan)


Pengertian model connected
Model Keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata
pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan konsep dapat
dikaitkan secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat memfokuskan sub-sub yang saling berkaitan.
Pembelajaran terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty adalah keterkaitan
dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar
keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada
satu semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
Model pembelajaran ini menyajikan hubungan yang eksplisit di dalam suatu mata pelajaran
yaitu menghubungkan satu topik dengan topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu
keterampilan dengan keterampilan yang lain, satu tugas ke satu tugas yang berikutnya.
Pada pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar untuk menghubungkan
bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-
bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi
prasyarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi satu menjadi
prasyarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang bermakna.
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor
masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan
pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru dan
siswa, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh
pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun
pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor
siswa yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran.
Instrumental input merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected,
berdasarkan pada undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan
SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan
yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan
dari masyarakat baik moral maupun material.
Contoh:
 Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual
beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
 Guru menghubungkan konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan,
pembagian, rasio, dan sebagainya.

Kelebihan Model Keterhubungan (Connected)


Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh gambaran secara
menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-
konsep pokok dikembangkan terus-menerus. Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected)
adalah sebagai berikut:
a. Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi adalah peserta didik
memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek
tertentu.
b. Peserta didik dapat mengembangkan konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga
terjadilah proses internalisasi.
c. Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat memungkinkan bagi peserta didik
untuk mengkaji, mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus
menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam memecahkan
masalah.
d. Adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran
yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan peserta didik diberi kesempatan untuk
melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Hadisubroto, dalam Trianto mengemukakan keunggulan dan kelemahan model
keterhubungan (connected). Keunggulan dari model ini adalah :
a. Dengan adanya hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi, peserta didik-
peserta didik mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa aspek tertentu
mereka pelajari secara lebih mendalam
b. Konsep-konsep kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat dicerna
oleh peserta didik
c. Kaitan-kaitan dengan sejumlah sasaran di dalam satu bidang studi memungkinkan peserta didik
untuk dapat mengkonseptualisasi kembali dan megasimilasi gagasan secara bertahap
d. Pembelajaran terpadu model keterhubungan tidak mengganggu kurikulum yang seang berlaku.

Kekurangan Model Keterhubungan (Connected)


Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai berikut
:
a. Masih kelihatan terpisahnya antar bidang studi, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara
mata pelajaran (interdisiplin). (Hadisubroto, dalam Trianto)
b. Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari pelajaran tetap saja terfokus
tanpa merentangkan konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,
c. Memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha untuk mengembangkan keterhubungan
antar bidang studi menjadi terabaikan.
d. Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan
bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.

Materi 3: Nested (sarang)


Model Sarang (Nested) adalah model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah
materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi.
Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses,
sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada kemudian
dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. model ini dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan
selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu
kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga
cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui aktivitas yang
telah terstruktur.
Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Nested (Tersarang)
a. Holistic
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi.
Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijaksana di dalam
menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.

b. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas,
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang
disebut skemata. Hal ini akan berdampak kepada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.
Siswa mampu menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang
muncul di dalam kehidupannya.
c. Otentik
Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan
konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Mereka memahami
dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar pemberitahuan guru.Informasi dan pengetahuan
yang diperoleh sifatnya menjadi lebih otentik. Misalnya, hokum pemantulan cahaya diperoleh
siswa melalui kegiatan eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan
katalisator, sedang siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru
memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas seoptimal mungkin
untuk mencapai tujuan tersebut.
d. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosianal guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan
mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk
terus menerus belajar.
Disamping itu pembelajaran terpadu menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses
pembelajaran. Selain mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat
berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

Langkah – langkah model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan (nested)


Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) mengikuti
tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.

1. Tahap Perencanaan
a. Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal. Seperti contoh yang diberikan
Fogary (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan bahasa dapat dipadukan keterampilan
berpikir dengan keterampilan sosial. Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat
dipadukan keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.
b. Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari masing-masing
keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit pembelajaran.
c. Menentukan sub keterampilan yang dipadukan
Secara umum Keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu: (1) keterampilan
berpikir, (2) keterampilan sosial, dan (3) keterampilan mengorganisasi.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus (indikator)
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub keterampilan yang telah dipilih dirumuskan tujuan
pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan
tujuan pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi; audience, baehaviour, condition dan
degree.
e. Menentukan langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan
yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

Dalam Depdiknas (1996:6), prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu, meliputi:


a. Guru hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan pembelajaran.
Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan siswa menjadi pelajar mandiri
b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut
adanya kerja sama kelompok
c. Guru perlu akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam
proses perencanaan.

Tahap pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran, menurut


Muchlas (2002:7), tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topic dalam
pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan beberapa model pembelajaran. Oleh
karena itu, guru harus memahami model-model pembelajaran terpadu dengan baik.
3. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil pembelajaran.
Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:6) hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi
pembelajaran terpadu.
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi
lainnya
b. Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.

Kelebihan model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan (Nested)


Kemampuan siswa lebih diperkaya lagi karena selain memperdalam materi juga aspek
keterampilan seperti berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda
yang berguna kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
a. Guru dapat memadukan beberapa ketrampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran.
b. Pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan mengumpulkan
sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa.
c. Pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi
berfikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan
d. Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan
penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan kurikulum secara luas.

Kelemahan model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan (Nested)


Kelemahan model ini adalah dalam hal perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan
kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola
pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya
bergeser prioritasnya pada keterampilan. Model nested ini muncul dari kealamiahannya. Dengan
mengumpulkan dua, tiga, atau empat target belajar dalam satu latihan mungkin membingungkan
siswa jika pengumpulan ini tidak dilakukan secara hati-hati. Prioritas konseptual dari latihan mungkin
menjadi tidak jelas karena siswa diarahkan untuk melakukan banyak tugas belajar pada waktu yang
bersamaan. Model nested ini sangat cocok digunakan guru yang mencoba menanamkan keterampilan
berpikir dan keterampilan kooperatif dalam latihan-latihan mereka. Menjaga tujuan isi tetap pada
tempatnya, sementara menambahkan fokus berpikir dan keterampilan sosial, akan meningkatkan
pengalaman belajar secara keseluruhan.

JAWABAN NO 3
Media pembelajaran sangat berpengaruh untuk peserta didik dalam memahami senuah materi. Tanpa
media, pembelajaran tidak akan berjalan sesuai yang diinginkan. Sebagai seorang guru, harus mampu
membuat sesuatu dari apapun menjadi sebuah bahan yang bisa dijadikan sebagai media.

Di zaman sekarang kebanyakan guru hanya memanfaatkan buku sebagai bahan media, Jadi jika
media lainnya tidak dipakai atau kurang minta dalam menggunakannya.

Menurut psikologi, orang yang belajar tanpa mempraktekannya itu akan dapat memahami atau
mengingat dalam jangka terlalu lama. Tetapi, orang yang belajar setelah itu dipraktekan maka akan
lebih mudah dicerna dan akan selalu diingat dalam pikirannya (tidak mudah lupa).

Seorang guru yang kurang memanfaatkan media dengan suatu pembelajaran akan berdampak buruk
bagi peserta didik dan gruu dianggap gagal atau kurang berhasil dalam mendidik, karena materi yang
diberikan kurang dipahami oleh peserta didik.

guru tidak dapat menggunakan media dalam satu bahan saja, misalnya hanya memakai buku. Guru
harus memakai lebih dari satu media agar lebih efektif dalam pembelajaran, misalnya buku, spidol,
penghapus, dan papan tulis.

Media pembelajaran juga dapat mengasah kreatifitas seorang guru, banyak sekali manfaat dari media
pembelajaran apabila seorang guru mampu memanfaatkannya.

Dari judul diatas media pembelajaran sangat kurang dimanfaatkan oleh seorang guru, karena guru-
guru kurang menfaatkan media dalam sebuah pembelajaran disebut juga kurangnya kreatifitas dalam
mengajar. Seorang guru tidak juga hanya terpaku pada sebuah materi dalam pembelajaran tetapi juga
harus mampu menggunakan

media dan memanfaatkan dengan baik agar peserta didik mampu memahami materi dengan baik dan
benar.
Solusi bagi guru yang kurang minat dalam menggunakan media pembelajaran ialah belajar kembali
tentang kreatifitas dalam diri agar dapat mengembangkan bahan-bahan apa saja yang dapat dibuat,
kemudian guru harus belajar media yang dibuat agar guru tersebut dapat memahami dan menemukan
arti pentingnya sebuah media.

Sebagai contoh dalam materi dan media pembelajaran tentang hukum Faraday: Cara mengajar
seorang guru;

Jelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan hukum Faraday, Hukum faraday ialah sebuah
gaya gerak yang dapat menjadikan sebuah energi listrik Membuat risuman dipapan tulis.
Menampilkan sebuah video tentang pembuatan media dari bahan bekas sebagai contoh dari hukum
faraday, misalnya penggunaan dinamo, baling-baling kipas, kabel dan lampu.

Kalau mau lebih bagus lagi guru harus membawa bahan yang ada divideo tersebut dan
menyerahkannya kepada peserta didik, guru menjelaskan cara perangkaian media yang ingin dibuat
tersebut, terus catat dipapan tulis agar siswa lebih mudah memanfaatkannya.

Dari permisalan yang dipaparkan diatas maka peserta didik akan lebih menguasai materi yang
diberikan. Apabila peserta didik kurang memahami contohkan lagi materi tersebut dalam kehidupan
sehari-hari contohkan penerapan baling-baling air untuk menjadikannya sebagai aliran listrik di desa-
desa.
Jadi, kreatifitas guru dalam membuat media pemmbelajaran sangat berpengaruh untuk pemahaman
peserta didik.

Cara lain dari seorang guru agar dapat memanfaatkan media pembelajaran ialah kenali barang-barang
yang ada di kelas beserta kegunaannya, kenali karakteristik seorang siswa apakah siswa tersebut
dapat memahami materi tanpa penggunaan media yang sedikit atau harus menggunakan media yang
banyak. Jika guru tidak mengenali maka guru tersebut.

Kesimpulan, media pembelajaran sangat penting untuk seorang guru. Kereatifitas seorang guru sangat
berpengaruh pada pemahaman peserta didik. Ajarkan peserta didik menggunakan metode yang
mudah, contohkan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pahami karakteristik seorang siswa agara dapat lebih mudah materi, gunakan dan manfaatkan media
sebaik mungkin.
Dalam Hadist diriwayatkan bahwa " Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China".

JAWABAN NO 4

Pembelajaran merupakan kegiatan inti dalam proses pendidikan, karena melalui kegiatan belajar ini
diharapkan dapat dicapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku
dalam diri siswa, juga menjadi harapan semua pihak agar setiap siswa mencapai hasil belajar yang
sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Proses pembelajaran terjadi karena ada
tujuan yang hendak dicapai. Akan tetapi banyak seorang guru gagal dalam pembelajaran, seperti
banyak siswa yang tidak mencapai tujuan yang diharapkan.

Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pembelajarannya berhasil. Salah satu faktor
yang dapat membawa keberhasilan itu, adalah adanya perencanaan pembelajaran yang dibuat guru
sebelumnya. Melalui perencanaan yang maksimal, seorang guru dapat menentukan strategi apa yang
digunakan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Perencanaan dapat menghindarkan kegagalan
pembelajaran.

Pembelajaran sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa pasti akan menghadapi beberapa
masalah pembelajaran. Hal tersebut akan berdampak pada kegagalan pembelajaran. Melalui
perencanaan yang baik, setidaknya dapat mengantisipasi atau meminimalisir permasalahan-
permasalahan yang nantinya akan muncul, sehingga pembelajaran berjalan normal dan keberhasilan
pembelajaran tercapai.

Perencanaan dapat membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis Proses pembelajaran tidak
berlangsung seadanya, akan tetapi berlangsung secara terarah dan terorganisir. Dengan demikian guru
dapat menggunakan waktu secara efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran dan keberhasilan
pembelajaran. Hal tersebut dapat berlangsung melalui perencanaan pembelajaran yang baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apa yang dimaksud
Perencanaan Pengajaran/Perencanaan Pembelajaran?Bagaimana bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menurut KTSP? Bagaimana bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menurut Kurikulum 2013? Bagaimana bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut
Surat Edaran Mendikbud No.14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan RPP?

II. PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pengajaran

Perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan perumusan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan pembelajaran, metode yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, bahan
materi yang akan disajikan, cara menyampaikannya, persiapan alat atau media yang digunakan.
Perencanaan pembelajaran menjadikan guru dapat mempersiapkan dan menentukan tindakan apa
yang akan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif.

Wina Sanjaya menyatakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan
hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan
perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut
dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil akhir dari proses
pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen dan dokumen tersebut dapat dijadikan
sebagai acuan dan pedoman dalam melaksnakan proses pembelajaran.

Bunghart dan Trull dalam ( Sagala : 2003) menyatakan bahwa ?Perencanaan adalah awal dari semua
proses yang rasional, daan mengandung sifat optimisme yang didasarkan atas kepercayaan bahwa
akan dapat mengatasi berbagai macam permasalahan dalam konteks pembelajaran. Perencanaan
pembelajaraan yang diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media
pembelajaran, pengunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokassi waktu yang
akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang
ditentukan?.

Pengertian tentang perencanaan pembelajaran dikemukakan oleh Nana Sudjana (1998, 2000:61) yang
mengemukakan bahwa perencanaan pembelajaran adalah kegiatan memproyeksikan tindakan apa
yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan
(mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaraan, sehingga arah kegiatan (tujuan ), isi
kegiatan (materi) , cara penyampaaian kegiatan ( metode dan teknik ) serta bagaimana mengukurnya
(evaluasi) menjadi jelas dan sistematis?. Ini berarti perencanaan pembelajaran pada dasarnya
mengatur dan menetapkan komponen-komponen tujuan, bahan, metode atau teknik, serta evaluasi
atau penilaian.

Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: ?Perencanaan proses pembelajaran
meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar?.

Dalam al-Qur?an QS. al-Hasyr (59) :18

Terjemahnya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ; dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Quraish Shihab dalam tafsir ?al-Misbah?, menafsirkan bahwa ayat tersebut berbicara mengenai
perencanaan. Beliau mengatakan bahwa kata ?waltandzur? nafsumma koddamat lighod?, mempunyai
arti bahwa manusia harus memikirkan terhadap dirinya dan merencanakan dari segala apa yang
menyertai perbuatan selama hidupnya, sehingga ia akan memperoleh kenikmatan dalam kehidupan
ini.

Ayat al-Qur?an diatas menekankan tentang proses pencapaian tujuan dari perencanaan yang tidak
boleh melihat hanya di satu waktu saja. Di ayat tersebut Allah menegaskan kepada orang-orang
beriman bahwa sebagai bentuk takwa kepada-Nya, kita haruslah memperhatikan segala perbutan yang
dilakukan. Hal ini sejalan dengan prinsip dasar perencanaan dimana tujuan dalam pelaksanaan
perencanaan adalah tujuan jangka panjang dan berkelanjutan serta orientasi pelaksanaannya pun harus
memiliki pengaruh positif, termasuk dalam melaksanakan perencanaan pembelajaran sebelum
pembelajaran dilakukan.

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus
adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terdiri dari 3 (tiga) dokumen. Dokumen 1
yang disebut Buku I, dokumen 2 disebut Buku II, dan dokumen 3 disebut Buku III.. Buku I KTSP
sekurang-kurangnya berisi Visi, Misi, Tujuan, Pengaturan Beban Mengajar dan Kalender Pendidikan
Satuan Pendidikan, Buku II KTSP berisi Silabus yang idealnya dikembangkan oleh satuan pendidikan
apabila sudah mampu mengembangkan sendiri. Buku III KTSP berisi RPP (Rencana Perangkat
Pembelajaran) yang harus disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan potensi peserta didik, minat
dan bakat peserta didik dalam pembelajaran. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 halaman 3, bahwa Buku II KTSP sudah disusun oleh pemerintah.
Adapun Buku I merupakan tanggung jawab kepala madrasah/sekolah, dan Buku III tanggung jawab
masing-masing guru/tenaga pendidik.

Dalam menyusun KTSP acuan yang paling utama ialah bahwa sekolah harus mengutamakan potensi
peserta didik, perkembangan zaman, tantangan, kebutuhan dan lingkungan peserta didik secara
umum. Peserta didik harus dijadikan tujuan utama atau pusat untuk mengembangkan potensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul karimah, menjadi
siswa yang kreatif, inovatif, cakap, kreatif, mandiri, berwawasan global dan tentunya demokratis dan
tanggung jawab.

Selanjutnya prinsip penyusunan KTSP harus memperhatikan berbagai karakter peserta didik yang
berasal dari lingkungan/daerah heterogen, jenjang pendidikan dan jenis pendidikan, tidak ada
diskriminatif terhadap agama, suku dan ras. KTSP harus lebih relevan dengan kebutuhan kehidupan
yang sedang dan akan dihadapi oleh peserta didik.

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan
untuk mencapai kompetensi lulusan. Standar proses berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada
satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hu?kum Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses
pembelajaran, penilaian hasil pem?belajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
ter?laksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompe?tensi dasar (KD), indikator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
Silabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK,
KD, ma?teri pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pen?capaian kompetensi, penilaian,
alokasi waktu, dan sum?ber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lu?lusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum
Ting?kat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan
oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa
sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan
Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang
ber?tanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung
jawab di bidang pen?didikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang me?nangani urusan
pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses bahwa RPP dijabarkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap
guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru
merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan
pendidikan.

Komponen RPP adalah:

1. Identitas mata pelajaran, meliputi:

a. Satuan pendidikan

b. Kelas,

c. Semester

d. Program studi,

e. Mata pelajaran atau tema pelajaran,

f. Jumlah pertemuan.

2. Standar kompetensi

merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan


pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester
pada suatu mata pelajaran.

3. Kompetensi dasar,

adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran

4. Indikator pencapaian kompetensi


adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan

5. Tujuan pembelajaran

menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar.

6. Materi ajar,

memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai
dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi

7. Alokasi waktu

ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar

8. Metode pembelajaran

digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap
indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

9. Kegiatan pembelajaran

a. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran

b. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan
tindaklanjut

10. Penilaian hasil belajar

Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian
kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar

Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi
ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013

Kurikulkum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yaitu KTSP. Menurut
Latifah, kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill
yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan. Kedudukan kompetensi yang
semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari
kompetensi. Selain itu pembelajaran lebih integratif tematik dalam semua mata

JAWABAN NO 5

Integrated (Keterpaduan)
Pembelajaran integrated (terpadu) merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata
pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
secara utuh, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti
bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari
melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata
pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Model integrated (terpadu) melihat kurikulum menggunakan kaleidoskop. Topik interdisiplin
(antar mata pelajaran) ditata kembali diantara konsep yang sama/mirip dan munculnya pola dan
rancangan. Melalui pendekatan antar matapelajaran, model integrated memadukan/mencampurkan
empat mata pelajaran utama dengan menemukan persamaan ketrampilan, konsep, dan sikap pada
keseluruhannya. Model pembelajaran integrated (terpadu) mempunyai ciri khusus yakni memadukan
sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda tetapi inti topiknya sama. Pada model ini tema yang
berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam
tahap perencanaan program. Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep, keterampilan dan sikap
yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa bidang studi, selanjutnya dipilih beberapa konsep,
keterampilan, dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara
berbagai bidang studi.
Pada tahap awal guru hendaknya membentuk tim antar bidang studi untuk menyeleksi
konsep-konsep, keterampilan-keterarnpilan, dan sikap-sikap yang akan dibelajarkan dalam satu
semester tertentu untuk beberapa bidang studi, Langkah berikutnya dipilih beberapa konsep,
keterampilan, dan sikap yang mernpunyai keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara
beberapa bidang studi. Bidang studi yang diintegrasikan misal matematika seni dan bahasa, dan
pelajaran sosial.
Prinsip Dasar Model Pembelajaran Integrated
Menurut Ujang Sukandi, dkk (2001:109), pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual,
dekat dengan dunia siswa, dan ada kaitannya dengan dunia siswa, dan ada kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa materi
pelajaran. Menurut Ujang Sukandi, dkk. secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dengan
diklasifikasikan menjadi :
a. Prinsip penggalian tema

Prinsip penggalian merupakan prinsip utama (fokus) dalam pembelajaran terpadu. Tema-
tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan dengan menjadi target utama dalam
pembelajaran. Dalam penggalian tema ini terdapat beberapa persyaratan, diataranya:
1. Tema hendaknya tidak terlalu luas, dan mudah untuk dipadukan dengan banyak mata pelajaran.
2. Tema harus bermakna dan tema tersebut harus memberikan bekal untuk belajar selanjutnya.
3. Tema harus sesuai dengan tingkat perkembangan psikologis anak.
4. Tema yang berkembang harus mewadahi sebagian besar minat anak.
5. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa otentik yang terjadi di
dalam rentang waktu belajar.
6. Tema yang dipilih harus mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan masyarakat
(asas relevansi).
7. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

b. Prinsip pengelolaan pembelajaran

Pengelolaan pembelajaran akan optimal apabila guru mampu menempatkan dirinya dalam
keseluruhan proses sebagai fasilitator dan moderator. Menurut Prabowo [2000], bahwa guru dapat
berlaku sebagai berikut:
1. Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses
belajar mengajar.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut
adanya kerja sama kelompok.
3. Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam
perencanaan.

c. Prinsip Evaluasi

Terdapat beberapa langkah-langkah positif dalam pelaksanaan evaluasi yang terdapat pada
pembelajaran terpadu ini, diantaranya: Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi
diri (Self evaluation/ self assesement ) di samping bentuk evaluasi lainnya.

d. Prinsip Reaksi

Dampak pengiring (Nurturant effect) yang penting bagi pelaku secara sadar belum tersentuh
oleh guru dalam KBM. Karena itu guru di tuntut agar mampu merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran sehingga tercapai secara tuntas tujuan-tujuan pembelajaran. Guru harus bereaksi
terhadap aksi siswa dalam semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan ke
suatu kesatuan yang utuh dan bermakna. Dalam hal-hal yang seperti ini dan guru hendaknya
menemukan kiat-kiat untuk memunculkan kepermukaan.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Integrated
Adapun langkah dan tahapan dalam pembelajaran terpadu model integrated, yaitu:
1. Langkah guru merancang program rencana pembelajaran dengan mengadakan penjajakan tema
dengan cara curah pendapat (brain stroming).
2. Tahap pelaksanaan melakukan kegiatan:
a. Proses pengumpulan informasi
b. Pengelolaan informasi dengan cara analisis komparasi dan sintesis
c. Penyusunan laporan dapat dilakukan dengan cara verbal,gravisi, victorial, audio, gerak, dan
model.
3. Tahap kulmunasi dilakukan dengan:
a. Penyajian laporan (tertulis, oral, unjuk kerja, produk)
b. Penilaian meliputi proses dan produk dengan menggunakan prosedur formal dan informal
dengan tekanan pada penilaian produk. Model ini merupakan pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan antar bidang studi, yaitu dengan cara menggabungakan bidang studi
dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang
saling tumpang tindih didalam beberapa bidang studi.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Integrated


Kelebihan Model Integrated, yaitu:
1. Adanya kemungkinan pemahaman antar bidang studi, karena dengan memfokuskan pada isi
pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat
mencakup banyak dimensi, sehingga siswa, pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan
berkembang.
2. Model integrasi membangun pemahaman di seluruh mata pelajaran sehingga menambah
pengetahuan.
3. Memberi kemudahan kepada siswa dalam mempelajari materi yang berkaitan karena fokus
terhadap isi pelajaran.
4. Satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi, sehingga siswa menjadi kaya akan pengetahuan
dari apa yang telah diajarkan guru melalui model integrated.
5. Memotivasi siswa dalam belajar.

Kekurangan Model Integrated, yaitu:


1. Terletak pada guru, yaitu guru harus menguasai konsep, sikap, dan keterampilan yang
diperioritaskan.
2. Penerapannya, yaitu sulitnya menerapkan tipe ini secara penuh.
3. Tipe ini memerlukan tim antar bidang studi, baik dalam perencanaannya maupun
pelaksanaannya.
4. Pengintegrasian kurikulurn dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang studi menuntut
adanya sumber belajar yang beraneka ragam.

Anda mungkin juga menyukai