Nomor 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Gambar 6.

Diagram kromatogram sampel 2

Dari grafik dapat diketahui bahwa vitamin C pada sampel 2 memiliki Retention Time
(RT) yaitu 1,389 menit, luas area 1.612.603 unit luas area, sementara ketinggian puncak
grafik / peak berada pada 0,275041 AU atau 275.041 µAU. % Area pada sampel adalah
100%. Larutan vitiamin c yang dibuat pada sampel 2 adalah sebesar 300 g/1000 ml atau 300

1
g/l atau 300.000 ppm Sementara kemurnian sampel adalah 100%. Jadi pada sampel yang ke
dua kadar asam askorbat juga murni 100%

Gambar 7. Diagram kromatogram sampel 3

Dari gambar 7 dapat diketahui bahwa vitamin C pada sampel 3 memiliki 2 jenis
peak, Retention Time (RT) peak pertama yaitu 1,387 menit, yang mirip dengan asam
askorbat seerti pada standard dan larutan sampel 1 dan 2, serta ditemukan peak yang kedua
yaitu pada menit ke 3,504. Ini membuktikan ada analit lain yang ditemukan pada sampel ini
12
selain asam askorbat. luas area untuk peak yang diduga asam askorbat adalah 1.062.275 unit
luas area, sementara ketinggian puncak grafik / peak berada pada 0,174760 AU atau 174.760

13
µAU. % Area pada sampel adalah 198.75 %. Larutan vitiamin c yang dibuat pada sampel 3
adalah sebesar 300 g/1000 ml atau 300 g/l atau 300.000 ppm Namun kemurnian sampel
adalah 98,75 %. Artinya pada sampel yang ke tiga, kandungan tidak murni asam askorbat
namun ada analit lain sebesar 1,25%.
Vitamin C (asam askorbat, askorbat, AA) adalah senyawa organik yang larut dalam
air yang terlibat dalam banyak proses biologis. Vitamin C telah banyak digunakan dalam
sediaan farmasi dan kosmetik untuk melindungi tubuh terhadap oksidasi. Namun sediaan
farmasi biasanya mengandung berbagai eksipien yang mungkin muncul, serta kemungkinan
adanya degradasi produk atau menstabilkan agen antioksidan untuk vitamin C. Metode
HPLC memiliki keuntungan karena dianggap sensitif dan merupakan metode selektif
sehingga cocok untuk penentuan zat aktif dalam suatu sediaan farmasi seperti vitamin C.
Dalam pemeriksaan kemurnian menggunaan HPLC beberapa vitamin C yang
tersedia di pasar yaitu sampel 1 (tablet hisap VICE), sampel 2 (Tablet hisap Vitacimin) dan
sampel 3 (Tablet vitamin C IPI), maka dapat diperoleh hasil bahwa sampel 1 dan 2 murni
asam askorbat 100% sementara sampel 3 98,75%.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan
1. HPLC atau High Performance Liquid Chromatography adalah suatu jenis pemeriksaan
untuk mengidentifikasi secara kualitatif dan kuantitatif suatu molekul dengan cara
memisahkan analit berdasarkan kepolarannya dan kemudian dideteksi dengan
menggunakan prinsip kromatografi (pemisahan) yaitu dengan menggunakan fase gerak
cair yang dialirkan melalui kolom yang merupakan fase diam menuju ke detektor dengan
bantuan pompa.
2. Untuk mengidentifikasi suatu analit yang ingin diperiksa keberadaannya ataupun
jumlahnya dalam sampel, maka diperlukan beberapa standar dengan berbagai konsentrasi
untuk menentukan RT dari suatu analit tertentu. RT atau Retention Time adalah waktu
ketika injeksi sampel memasuki kolom hingga terdeteksi.
3. Hasil kromatografi HPLC disebut kromatogram. sumbu X mewakili waktu retensi atau
Retention Time(RT) sedangkan sumbu Y untuk absorbansi unit. Dari kromatogram akan
terlihat grafik parabola dengan satu atau beberapa puncak atau peak yang menunjukkan
adanya suatu analit yang terdeteksi. Untuk menghitung konsentrasi dapat digunakan luas
area di bawah puncak peak atau ketinggian peak. Namun para ahli menyarankan untuk
lebih menggunakan luas area karena nilainya lebih stabil. Dengan membandingkan luas
area absorbansi tiap standart terhadap konsentrasinya, maka dapat ditentukan korelasi dan
persamaannya sehingga dapat dihitung konsentrasi analit yang sama dalam suatu suatu
larutan dengan memasukkan dalam persamaan tersebut.
4. Informasi lain dalam kromatogram yaitu % area yang berfungsi untuk meliha kemurnian
dari sampel. Terkadang bila sampel tdak murni maka akan muncul beberapa puncak,
persentasi luas area di bawah puncak dari analit yang diperiksa dibandingkan jumlah luas
area semua puncak yang terbentuk, menentukan proporsi dari analit tersebut dalam
larutan. Larutan murni memiliki % area 100%
5. Dalam praktikum ini digunakan larutan standard dari asam askorbat 1000 ppm, 500 ppm,
250 ppm, 125 ppm, 62,5 ppm serta 31,25 ppm.
6. Pemeriksaan HPLC dilakukan terhadap 3 jenis vitamin C yang terjual di pasaran yaitu
sampel 1 (tablet hisap VICE), sampel 2 (Tablet hisap Vitacimin) dan sampel 3 (Tablet
vitamin C IPI). Diperoleh hasil bahwa sampel 1 dan 2 murni asam askorbat 100%
sementara sampel 3 kemurniannya sebesar 98,75%.

SARAN
1. Penting untuk teliti dalam persiapan alat dan bahan, penggerusan, menimbang,
mengencerkan, penggunaan semua alat seperti labu erlenmeyer, mikropipet, vial,
memasukkan sampel ke dalam vial melalui micropore dan lainnya untuk mendapatkan
larutan standar yang tepat serta hasil pengukuran sampel yang benar.
2. Penting untuk dipelajari lebih dahulu selain tahapan kerja, penggunaan alat dan bahan
namun juga hasil yang nantinya diharapkan sehingga praktikum dapat berjalan efektf dan
efisien

Referensi
1. http://www.waters.com/webassets/cms/support/docs/71500142102rb1.pdf
2. http://www.vtpup.cz/common/manual/Extern_QUINTA-
ANALYTICA_Waters_2695D_manual1_EN.pdf
3. https://arycho.files.wordpress.com/2012/04/skema-hplc1.jpg
4. Mitić SS, Kostić DA, Nasković- Đokić DC & Mitic MN. 2011. Rapid and Reliable HPLC Method
for the Determination of Vitamin C in Pharmaceutical Samples. Tropical Journal of
Pharmaceutical Research. 10(1): 105-111

Anda mungkin juga menyukai