Kaka Gorontalo

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN STUDI REVITALISASI ALUR PELAYARAN


PELABUHAN PENYEBERANGAN GORONTALO

KEMENTERIAN : KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK


NEGARA/LEMBAGA INDONESIA
UNIT ESELON I/II : DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN
DARAT/DIREKTORAT TRANSPORTASI
SUNGAI, DANAU, DAN PENYEBERANGAN
PROGRAM : PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN
TRANSPORTASI DARAT
HASIL (OUTCOME) : MENINGKATNYA KINERJA PELAYANAN
TRANSPORTASI DARAT
KEGIATAN : PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN
TRANSPORTASI SUNGAI, DANAU, DAN
PENYEBERANGAN
INDIKATOR KINERJA : TERSUSUNNYA LAPORAN
KEGIATAN
JENIS KELUARAN : KEBIJAKAN BIDANG SARANA DAN
(OUTPUT) PRASARANA
VOLUME KELUARAN : 1 (SATU)
(OUTPUT)
SATUAN UKUR : DOKUMEN PERENCANAAN TEKNIS
KELUARAN (OUTPUT) BIDANG SARANA DAN PRASARANA

SATUAN KERJA DIREKTORAT TRANSPORTASI SDP


TAHUN 2021
A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari pelaksanaan kegiatan ini adalah:
a) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
b) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
c) Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan;
d) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
e) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Angkutan di Perairan;
f) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan
Maritim;
g) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 112 Tahun 2017 tentang Pedoman dan
Proses Perencanaan di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
h) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 125 Tahun 2018 tentang Pengerukan dan
Reklamasi;
i) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 122 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Perhubungan; dan
j) Peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur ruang lingkup kegiatan ini.

2. Gambaran Umum
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas
tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar
muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi. Pelabuhan memegang peranan
kunci bagi keluar masuknya barang maupun orang dari satu kawasan atau negara
sehingga mampu mendorong laju pertumbuhan perekonomian kawasan tersebut.
Mengingat kedudukannya yang sangat penting tersebut, maka harus diciptakan suatu pola
operasi pelabuhan dengan baik sehingga mampu memberikan pelayanan yang efisien dan
efisien.
Pelabuhan penyeberangan terbagi atas wilayah perairan dan daratan yang masing-masing
didukung dengan fasilitas pokok dan penunjang. Wilayah perairan terdiri atas alur
pelayaran, bangunan pengamaman pelabuhan, kolam pelabuhan, sarana bantu navigasi,
dermaga serta fasilitas sandar kapal. Sementara itu untuk wilayah daratan meliputi area
ticketing, jembatan timbang, terminal penumpang, area parkir, kantor penyelenggara
pelabuhan serta fasilitas-fasilitas lain yang mendukung aktifitas di wilayah daratan. Pola
operasi pelabuhan yang efektif dan efisien dapat dilaksanakan salah satunya dengan
baiknya kondisi fasilitas daratan maupun perairan dari pelabuhan itu sendiri.
Alur Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar dan bebas hambatan
pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari. Permasalahan utama dari
penyediaan alur pelayaran yang aman bagi kapal adalah munculnya sedimentasi pada
dasar dan pinggir dari sungai/kolam pelabuhan. Sedimentasi merupakan permasalahan
kompleks sehingga memerlukan penanganan yang terarah dan berkesinambungan.
Masalah penggundulan hutan di hulu sungai, jenis material tanah serta badan sungai yang
berkelok – kelok merupakan sedikit dari banyak permasalahan yang memicu tingginya
sedimentasi sungai. Dalam mengatasi hal ini tentunya diperlukan perencanaan yang
cermat dan terpadu serta kerjasama yang solid antar institusi terkait. Penanganan
sedimentasi jangka pendek yang paling umum dan mudah dilaksanakan adalah
pengerukan. Melalui pengerukan dapat dilakukan rekayasa terhadap bentuk dasar perairan
sehingga diperoleh dimensi (lebar dan kedalaman) sesuai dengan yang dibutuhkan.
Namun, pengerukan tidak bersifat permanen. Kegiatan ini perlu dilaksanakan secara
kontinyu agar dimensi alur tetap terjaga. Sehingga untuk solusi sedimentasi yang lebih
baik, kegiatan pengerukan harus dibarengi dengan usaha pengelolaan kawasan hulu dan
pinggir sungai maupun dengan penambahan bangunan – bangunan pelindung yang dapat
memperlambat laju sedimentasi
Provinsi Gorontalo dengan ibukotanya di Kota Gorontalo terletak pada bagian utara Pulau
Sulawesi tepatnya pada pada 0° 19′ 00” - 1° 57′ 00” LU dan 121° 23′ 00” - 125° 14′ 00”
BT dan secara administratif berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah
barat, Provinsi Sulawesi Utara di sebelah timur, sebelah utara dengan Laut Sulawesi dan
sebelah selatan dibatasi oleh Teluk Tomini.
Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo terletak di Kota Gorontalo dan melayani angkutan
penyeberangan dari Gorontalo menuju Provinsi Sulawesi Tengah, yakni lintas
penyeberangan Gorontalo – Pagimana sepanjang 95 Mil oleh KMP. Moinit yang
berukuran 1.068 GT serta lintas penyeberangan Gorontalo – Wakai – Ampana sepanjang
149 Mil oleh KMP. Tuna Tomini yang berukuran 546 GT masing – masing sebanyak tiga
trip per minggu dengan selang satu hari. Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo mengalami
permasalahan pada alur masuk dan kolam pelabuhan, yaitu terjadinya pendangkalan pada
kolam pelabuhan sehingga mengganggu olah gerak kapal untuk sandar dan bongkar muat
di pelabuhan. Sehingga dalam rangka mengoptimalkan kualitas operasional dan
pelayanan di Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo maka perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan fungsi dari kolam dan alur pelayaran di Pelabuhan Penyeberangan
Gorontalo, untuk itu perlu dilaksanakan Penyusunan Studi Revitalisasi Alur Pelayaran
Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo sebagai langkah awal dalam perencanaan
peningkatan fungsi kolam dan alur pelayaran tersebut.

B. PENERIMA MANFAAT

Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah pemerintah pusat, pemerintah daerah, penyedia
dan pengguna jasa angkutan penyeberangan.

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah kontraktual berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


a) Tahapan Pelaksanaan
Pekerjaan ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
1) Persiapan
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja, maka diperlukan suatu
persiapan dan perencanaan pekerjaan yang baik, meliputi:
(a) Persiapan administrasi
Bertujuan untuk memenuhi kelengkapan administrasi yang diperlukan selama
pekerjaan berlangsung. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:
(1) Surat Perjanjian Kerja;
(2) Surat Tugas; dan Laporan.
(b) Persiapan sumber daya
Bertujuan untuk menyiapkan semua bahan dan personil yang akan dilibatkan
dalam pekerjaan. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:
(1) Bahan habis pakai; dan
(2) Tenaga ahli dan tenaga pendukung sesuai bidangnya.
(c) Persiapan teknis
Bertujuan untuk menyiapkan rincian teknis sebagai acuan di dalam
menyelesaikan pekerjaan. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:
(1) Perumusan rinci diagram alir tahapan pekerjaan;
(2) Penyusunan petunjuk teknis rinci prosedur pelaksanaan tiap bagian
kegiatan;
(3) Penyusunan distribusi tugas dan tanggung jawab SDM pada tiap kegiatan;
(4) Penyusunan matriks jadwal dan pelaksanaan kegiatan rinci serta
pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras yang akan digunakan.

2) Survei pengumpulan data, antara lain:


(a) Survei pendahuluan, meliputi:
(1) Peninjauan lapangan dan identifikasi permasalahan; dan
(2) Pengumpulan data sekunder.
(b) Wawancara dengan pihak terkait, meliputi:
(1) Pemerintah pusat;
(2) Pemerintah daerah;
(3) Operator kapal;
(4) Operator pelabuhan; dan
(5) Pengguna jasa angkutan penyeberangan.
(c) Survei data primer dan investigasi, meliputi:
(1) Aspirasi dan kebijakan;
(2) Kegiatan transportasi penyeberangan;
(3) Topografi dan batimetri;
(4) Pasang surut muka air laut;
(5) Kecepatan arus air laut;
(6) Sedimentasi kolam; dan
(7) Kondisi lingkungan hidup.

3) Analisis data, antara lain:


(a) Analisis karakteristik alur-pelayaran, meliputi:
(1) Kedalaman terhadap alur pelayaran di Pelabuhan Penyeberangan
Gorontalo; dan
(2) Pasang surut muka air laut, kecepatan arus dan sedimentasi.
(b) Analisis karakteristik lalu lintas kapal, meliputi:
(1) Ukuran kapal paling besar yang beroperasi di mencakup panjang, lebar,
dan sarat air/draft;
(2) Pola lalu lintas kapal; dan
(3) Perkiraan dampak pelayaran kapal terhadap kelestarian lingkungan.
(c) Analisis rencana pelaksanaan pengerukan, meliputi:
(1) Desain alur-pelayaran;
(2) Metode pengerukan;
(3) Pemilihan jenis alat keruk;
(4) Kelestarian lingkungan;
(5) Zona rencana pengerukan;
(6) Perhitungan rencana volume keruk;
(7) Perhitungan rencana anggaran biaya; dan
(8) Lokasi pembuangan (dumping area).

4) Pengujian sampel sedimen kolam pelabuhan penyeberangan di laboratorium untuk


mendapatkan parameter-parameter sedimen.

5) Pembuatan gambar desain


(a) Desain teknis, meliputi:
(1) Layout (peta batimetri);
(2) Profil potongan memanjang dan melintang;
(3) Lebar alur dan kedalaman sesuai dengan ukuran kapal yang beroperasi;
(4) Alignment alur-pelayaran;
(5) Slope kemiringan alur-pelayaran; dan
(6) Lokasi dan titik koordinat geografis area yang dikeruk.
(b) Gambar desain dibuat dalam format AutoCAD (“.dwg”) dan dicetak berwarna
di kertas ukuran A3 dengan skala yang sesuai. Jarak antara titik potongan
melintang (cross section) adalah 10 meter.

6) Pembuatan laporan
Laporan hasil studi dibuat dalam bentuk hardcopy dan softcopy serta terdiri dari
beberapa tahap laporan sebagai berikut:
(a) Laporan Pendahuluan
Hardcopy Laporan Pendahuluan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan
dicetak berwarna serta diserahkan selambat-lambatnya 21 (dua puluh satu)
hari kalender terhitung sejak tanggal kontrak. Selanjutnya dilakukan rapat
pembahasan laporan dengan pihak terkait. Laporan Pendahuluan sekurang-
kurangnya memuat pendahuluan, metodologi, tinjauan pustaka, gambaran
umum wilayah, rencana kerja tahap selanjutnya, dan dokumentasi lapangan.
(b) Laporan Antara
Hardcopy Laporan Antara dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dan dicetak
berwarna serta diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari
kalender terhitung sejak tanggal kontrak. Selanjutnya dilakukan rapat
pembahasan laporan dengan pihak terkait. Laporan Antara sekurang-
kurangnya memuat pendahuluan, metodologi, tinjauan pustaka, gambaran
umum wilayah, hasil pengumpulan data dan analisis, rencana kerja tahap
selanjutnya, serta dokumentasi lapangan.
(c) Konsep Laporan Akhir
Hardcopy Konsep Laporan Akhir dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dan
dicetak berwarna serta diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus lima
puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal kontrak. Selanjutnya dilakukan
rapat pembahasan laporan dengan pihak terkait. Konsep Laporan Akhir
sekurang-kurangnya memuat pendahuluan, metodologi, tinjauan pustaka,
gambaran umum wilayah, hasil pengumpulan data dan analisis, kesimpulan
dan rekomendasi, dokumentasi lapangan, serta dokumen tender (Rencana
Kerja dan Syarat-syarat, Rencana Anggaran Biaya, Daftar Kuantitas dan
Harga/Bill of Quantity, dan Gambar Desain).
(d) Laporan Akhir
Hardcopy Laporan Akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan dicetak
berwarna serta diserahkan selambat-lambatnya 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender terhitung sejak tanggal kontrak. Laporan Akhir merupakan hasil
finalisasi dari tahap laporan sebelumnya. Laporan Akhir sekurang-kurangnya
memuat pendahuluan, metodologi, tinjauan pustaka, gambaran umum wilayah,
hasil pengumpulan data dan analisis, kesimpulan dan rekomendasi,
dokumentasi lapangan, serta dokumen tender (Rencana Kerja dan Syarat-
syarat, Rencana Anggaran Biaya, Daftar Kuantitas dan Harga/Bill of Quantity,
dan Gambar Desain).
(e) Ringkasan Eksekutif
Hardcopy Ringkasan Eksekutif dibuat sebanyak 15 (sepuluh) eksemplar dan
dicetak berwarna serta diserahkan selambat-lambatnya 180 (seratus delapan
puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal kontrak. Ringkasan Eksekutif
merupakan hasil ringkasan dari Laporan Akhir. Ringkasan Eksekutif
sekurang-kurangnya memuat pendahuluan, hasil pengumpulan data dan
analisis, kesimpulan dan rekomendasi, serta dokumentasi lapangan.
(f) Digital Versatile Disc (DVD)
Dibuat sebanyak 5 (lima) keping dan berisi softcopy dari seluruh tahap laporan
dengan format Microsoft Office Word Document (“.doc”) dan Adobe Acrobat
Document (“.pdf”), bahan paparan rapat pembahasan dengan format Microsoft
Office PowerPoint (“.ppt”) dan gambar desain format Autocad (“.dwg”).
Untuk softcopy dari seluruh peta dibuat dengan format data geospasial
Shapefile (“.shp”).

7) Peralatan kerja
Peralatan kerja yang diperlukan dalam kegiatan ini antara lain: Theodolite,
Echosounder, Global Positioning System (GPS), Handy Talky (HT), Current
Meter, dan Grab Sampler.

b) Kebutuhan Tenaga Ahli


Dalam pelaksanaan kegiatan ini dibutuhkan beberapa orang tenaga ahli dan tenaga
pendukung yang terorganisir dibawah pimpinan seorang ketua tim dengan persyaratan
sebagaimana dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

Durasi
Jenjang Pengalaman Jumlah
No. Keahlian Kerja
Pendidikan Kerja (Tahun) (Orang)
(Bulan)
I. Tenaga Ahli
Pascasarjana/ Ahli Sipil (Ketua Tim) Pascasarjana: 5/ 6
1 1
Sarjana Sarjana: 8
2 Teknik Sipil 1 6
3 Transportasi 1 3
4 Ahli Geodesi/Geoteknik 1 4
Sarjana 5
5 Ahli Kelautan 1 2
6 Ahli Lingkungan 1 2
7 Engineer Estimator 1 2
II. Tenaga Pendukung
1 Juru Gambar (AutoCAD) 1 6
2 Tenaga Survey 2 1
3 Operator Komputer 1 6
4 Tenaga Administrasi 1 6

Adapun tanggung jawab kerja masing-masing tenaga ahli adalah sebagai berikut:
1) Ahli Teknik Sipil (Ketua Tim)
(a) Bertindak sebagai pejabat penghubung antara tim tenaga ahli dan pemberi
kerja;
(b) Mengkoordinir aktivitas tim dalam melaksanakan pekerjaan baik di kantor
maupun di lapangan;
(c) Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan, memonitor kemajuan pekerjaan,
mengarahkan anggota tim dalam menyiapkan laporan;
(d) Melakukan evaluasi terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan;
(e) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dan bertanggung
jawab terhadap hasil pekerjaan;
(f) Melakukan pengumpulan data sekunder yang berkaitan dengan pekerjaan
dan bekerjasama dengan anggota tim lainnya dan berkoordinasi dengan
pihak terkait.
2) Ahli Teknik Sipil
(a) Melakukan survei dan analisis transportasi penyeberangan
(b) Melakukan pengumpulan data sekunder yang berkaitan dengan transportasi
penyeberangan; dan
(c) Bekerjasama dengan anggota tim lainnya dan berkoordinasi dengan pihak
terkait.
3) Ahli Transportasi
(a) Melakukan survei dan analisis transportasi penyeberangan
(b) Melakukan pengumpulan data sekunder yang berkaitan dengan transportasi
penyeberangan; dan
(c) Bekerjasama dengan anggota tim lainnya dan berkoordinasi dengan pihak
terkait.
4) Ahli Geodesi/Geoteknik
(a) Melakukan survei dan analisis batimetri dan topografi;
(b) Melakukan survey, pengumpulan dan analisa data yang menyangkut dengan
pekerjaan tanah dan bekerjasama dengan anggota tim lainnya dan
berkoordinasi dengan pihak terkait.
5) Ahli Kelautan
(a) Melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan kondisi
hidrooceanografi yang mempengaruhi aspek pemeliharaan dan perawatan
kolam pelabuhan;
(b) memberikan saran dan rekomendasi terhadap permasalahan yang berkaitan
dengan aspek hidrooceanografi dan bekerjasama dengan anggota tim
lainnya dan berkoordinasi dengan pihak terkait.
6) Ahli Lingkungan
(a) Melakukan survei dan analisis dampak rencana kegiatan terhadap
lingkungan hidup di sekitar lokasi;
(b) Melakukan pengumpulan data sekunder yang berkaitan dengan lingkungan
hidup dan bekerjasama dengan anggota tim lainnya dan berkoordinasi
dengan pihak terkait.
7) Ahli Engineering Cost Estimate
(a) Melakukan survei dan analisis harga satuan dan volume pekerjaan
berdasarkan harga pasar bahan dan upah setempat serta peraturan tentang
standar biaya;
(b) Melakukan pengumpulan data sekunder yang berkaitan dengan Engineering
Cost Estimate dan bekerjasama dengan anggota tim lainnya dan
berkoordinasi dengan pihak terkait.

c) Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:
Bulan
No Tahap Pelaksanaan
I II III IV V VI
1. Tahap persiapan dan desk study  
Survey Pendahuluan dan
2.  
Pengumpulan Data Sekunder
3. Laporan Pendahuluan  
Survey topografi, batimetri,
4.  
perairan dan penyelidikan tanah
5. Pembuatan peta hasil survey    
6. Laporan Antara    
Pembuatan gambar detail
7.      
konstruksi
8. Pemodelan Sedimen    
Estimasi volume pekerjaan, analisa
harga satuan, referensi harga, biaya
9.    
dan pentahapan pelaksanaan
pekerjaan
10. Draft Laporan Akhir      
11. Laporan Akhir  

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN

Kurun waktu pencapaian keluaran kegiatan ini adalah 180 (Seratus delapan puluh) hari
kalender dalam satu tahun anggaran.
E. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran kegiatan ini adalah sebesar
Rp. 1.281.000.000,00 (Satu milyar dua ratus delapan puluh satu juta rupiah) dan
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) TA. 2020. Adapun rincian
biaya sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagaimana tercantum dalam lampiran
KAK ini.

Jakarta, Maret 2021,


DIREKTUR TRANSPORTASI SUNGAI
DANAU DAN PENYEBERANGAN

TTD

Anda mungkin juga menyukai