Kak FS Pasitallu

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

DINAS PERHUBUNGAN Jl. R.E. MARTADINATA NO.

9
BENTENG - KEPULAUAN SELAYAR

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


KEGIATAN PEMBANGUNAN, PENERTIBAN IZIN PEMBANGUNAN DAN
PENGOPERASIAN PELABUHAN PENGUMPAN LOKAL PENYUSUNAN
DOKUMEN (FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN LAUT LOKAL PULAU
PASITALLU DI KECAMATAN TAKABONERATE, KABUPATEN KEPULAUAN
SELAYAR)

PROGRAM : PENGELOLAAN PELAYARAN

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : TERSUSUNNYA LAPORAN

JENIS KELUARAN (OUTPUT) : LAPORAN HASIL FEASIBILITY STUDY


PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT LOKAL
PULAU PASITALLU DI KEC. TAKABONERATE
KAB. KEPULAUAN SELAYAR

VOLUME KELUARAN (OUTPUT) : 1 (SATU) DOKUMEN

SATUAN UKURAN KELUARAN : LAPORAN


(OUTPUT)

KAK - 1
TAHUN ANGGARAN 2023

FEASIBILITY STUDY PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT LOKAL PULAU


PASITALLU DI KECAMATAN TAKABONERATE, KABUPATEN KEPULAUAN
SELAYAR

SISTEMATIKA KAK

A. Latar Belakang

B. Maksud dan Tujuan

C. Penerima Manfaat

D. Strategi Pencapaian Keluaran

E. Biaya Yang Diperlukan

F. Waktu Pencapaian Keluaran

KAK - 2
A. LATAR BELAKANG

1. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;
d. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
e. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1993 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan;
j. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : Kp 432 Tahun 2017 Tentang
Rencana Induk Pelabuhan Nasional;
k. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 85 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan Penyeberangan;;
l. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 2006 tentang Pedoman
Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan;
m. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun 2004 Tentang
Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan;
n. Peraturan Menteri LH Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Amdal;
o. Keputusan Presiden, Keputusan Menteri dan Peraturan Pemerintah lainnya
yang khusus mengatur wilayah studi tertentu.

2. GAMBARAN UMUM.
Pelabuhan merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi yang
diperlukan untuk mencukupi kebutuhan bongkar muat arus barang dan
penumpang. Dengan adanya pelabuhan ini diharapkan dapat dipenuhi
kebutuhan bongkar muat arus barang dan penumpang yang menunjang
pembangunan/perkembangan wilayah belakangnya. Dengan demikian,
pembangunan pelabuhan bukanlah merupakan kegiatan yang berdiri sendiri,
tapi berkaitan erat dengan aspek-aspek ekonomi dan sosial yang berada dalam
jangkauan pelayanan angkutan pelabuhan tersebut.
Pengembangan pelabuhan laut lokall secara prinsip dapat memperlancar
mobilisasi dan distribusi kebutuhan pokok, kendaraan maupun orang serta
memperlancar pelaksanaan program pemerintah di kawasan wilayah yang
bersangkutan. Dampak peningkatan aksesibilitas transportasi adalah
KAK - 3
peningkatan kinerja ekonomi di kawasan yang terhubungkan oleh transportasi
tersebut. Namun demikian, peningkatan aksesibilitas transportasi memerlukan
pengembangan sarana dan prasarana pendukungnya.
Kemungkinan-kemungkinan pengembangan dan review terkait rencana induk
yang ada perlu dilakukan agar pembangunan fasilitas pelabuhan laut lokal di
masa akan datang dapat dilakukan secara sistematis dan terencana.
Sehubungan dengan uraian tersebut, maka dalam rangka pengembangan
sarana dan prasarana pelaabuhan laut local untuk menghubungkan wilayah di
atas, perlu dilakukan studi yang mendalam, baik secara mikro maupun secara
makro.
Studi yang dilakukan secara makro, adalah menyangkut kondisi sosial ekonomi
pada masa kini serta kecenderungannya dimasa datang yang meliputi potensi
potensi dan permasalahan-permasalahan yang ada, yakni pengaruhnya
terhadap daerah belakang (hinterland), seperti perdagangan, kemungkinan-
kemungkinan sistem perhubungan laut yang berpengaruh terhadap angkutan,
kebijaksanaan (wisdom) dan kebijakan (policy) yang diterapkan, baik yang
berasal dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Studi-studi makro
dilaksanakan dalam berbagai kegiatan seperti studi pendukung, studi studi
kelayakan, studi masterplan, studi lingkungan, dll.
Studi mikro (detil) yang dilakukan adalah dengan menentukan lokasi pelabuhan
yang aman dari pengaruh dan sifat-sifat perairan (angin, gelombang, arus
pasang surut dan lain-lain), kedalaman kolam pelabuhan, alur pelayaran,
kriteria-kriteria navigasi, pemenuhan terhadap standar-standar keselamatan
yang berlaku, termasuk didalamnya perumusan dokumen-dokumen pra
konstruksi, penilaian konstruksi dan kegiatan sipil pelabuhan lainnya.

3. ALASAN KEGIATAN DILAKSANAKAN


Feasibility Study (FS) di Pulau Pasitallu Kab. Kepulauan Selayar perlu dilakukan
mengingat :
 Transportasi tujuan ke pulau pulau disetiap kecamatan sampai saat ini masih
menggunakan pelabuhan rakyat untuk sandar dan labuh.
 Rencana pembangunan laut lokal di kepulauan belum memiliki perencanaan,
baik FS, Master Plan dan DED, untuk rencana pembangunan konstruksinya.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan Penyusunan Feasibility Studi (FS) adalah untuk persiapan
Pembangunan Pelabuhan Laut Lokal Pulau Pasitallu di Kecamatan Takabonerate
Kabupaten Selayar Prov. Sulawesi Selatan yang terukur dan terarah dalam upaya
penyelenggaraan pelayanan transportasi laut yang handal dan memenuhi syarat
kelancaran operasional seta keselamatan pelayaran.

Tujuan dari pekerjaan Feasibility Study (FS) Pelabuhan Laut Lokal di Pulau
Pasitallu Kecamatan Takabonerate Kepulauan Selayar adalah untuk mendapatkan
feasibility (kelayakan) pembangunan pelabuhan.

C. PENERIMA MANFAAT

Dinas Perhubungan Kab. Kepulauan Selayar mendapatkan suatuKAKarahan -4


pembangunan fasilitas pelabuhan Pelabuhan Laut Lokal di Pulau Pasitallu
Kecamatan Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar akibat dorongan akan
kebutuhan transportasi yang lebih baik dari dan antar Kecamatan kepulauan serta
kecamatan daratan di Kab. Kepulauan Selayar sehingga nampak rincian detil terkait
pembangunan peningkatan fasilitas pelabuhan laut lokal di Kepulauan. Arahan ini
akan digunakan sebagai dasar untuk rencana pengembangan fasilitas pelabuhan
laut lokal, yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

D. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN

1. KELUARAN
Keluaran pekerjaan (Output) pekerjaan kegiatan ini adalah :
A. Penyusunan Dokumen Kelayakan Pelabuhan Laut Lokal, meliputi :
1. Identifikasi dan memperkirakan potensi demand, kebutuhan
pengembangan, indikasi lokasi pengembangan, indikasi biaya fisik dan
pola implementasi pengembangan transportasi berdasarkan survey
maupun studi sebelumnya;
2. Identifikasi tingkat kelayakan teknis, kelayakan ekonomi, kelayakan
finansial dan kelayakan operasional berdasarkan survey dan studi
sebelumnya;
3. Penentuan karakteristik kapal/sarana yang cocok diterapkan pada
lintasan;
Laporan Penyusunan Feasibilty Study (FS) terdiri dari:
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Antara
3. Laporan Akhir
4. Executive Summary
5. Soft Copy (CD)

B. Penyusunan Survey Teknis terinci, meliputi :


1. Pelaksanaan dan analisa survey topografi dan bathymetri;
2. Penelitian terhadap faktor oceanografi, cuaca dan iklim terhadap
konstruksi pelabuhan;
3. Membuat dokumentasi foto awal.

Sasaran (Outcome) dari FS, Pembangunan Pelabuhan Laut Lokal di Pulau


Pasitallu Kecamatan Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar adalah
terpenuhinya aspek teknis dan keselamatan dalam perencanaan,
pembangunan dan pengoperasian pelabuhan laut lokal.

Batasan Kegiatan:
Ruang lingkup substansi FS, Pembangunan Pelabuhan Laut Lokal di Pulau
Pasitallu Kecamatan Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar mengacu
pada Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 2006 tentang
Pedoman Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan dan
peraturan terkait lainnya.

Indikator Keluaran:
Terselenggaranya kegiatan dokumen FS, Pembangunan Pelabuhan
KAK - 5Laut
Lokal di Pulau Pasitallu Kecamatan Takabonerate Kabupaten Kepulauan
Selayar.
2. CARA PENCAPAIAN KELUARAN
a. Metode Pelaksanaan Kontraktual sebagaimana diatur dalam
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah beserta perubahannya dan aturan turunannya serta
peraturan Menteri Perhubungan Nomor 79 Tahun 2015 tentang Persyaratan
Penyedia Barang/ Jasa di Lingkungan Kementerian Perhubungan dan
Pendampingan terhadap Proses Pemilihan Penyedia Barang/ Jasa;
b. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan pekerjaan FS, Pembangunan Pelabuhan Laut Lokal di Pulau
Pasitallu Kecamatan Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar
bertempat di Dinas Perhubungan Kab. Kepulauan Selayar.

3. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Pekerjaan dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu :
A. Pelaksanaan Survey
a. Survey Pendahuluan meliputi:
• Inventarisasi sosial ekonomi, inventarisasi kebijakan pemerintah dan
daerah terkait, inventarisasi stakeholder dan aspirasi stakeholders
mengenai kebijakan pembangunan pelabuhan;
• Analisa dan evaluasi terhadap perkiraan permintaan transportasi
sampai 25 tahun yang akan datang;
• Survey Lokasi berupa survey lahan, batas kepemilikan lahan dan
status lahan, estimasi tapak awal dermaga, estimasi kebutuhan
lahan, ketersediaan patok pengukuran (benchmark) dan penilaian
atas alternatif lokasi dermaga;
• Survey harga satuan setempat untuk bahan material konstruksi
berdasarkan dokumen harga satuan yang diterbitkan oleh instansi
pemerintah maupun asosiasi konstruksi;
• Survey harga satuan untuk bahan/material/peralatan/personil yang
bersifat khusus atau spesifik di quarry maupun di pabrik/distributor
barang terdekat.
b. Survey Topografi
• Pengikatan secara horizontal dan vertikal terhadap titik tetap
utama (referensi benchmark) pengukuran bathymetri dan
penempatan serta pengukuran titik tetap lainnya dan titik bantu
(control point);
• Menentukan titik tetap (referensi) yang diperlukan untuk mengikat
benda benda, bangunan dan lain-lain yang dianggap perlu untuk
dimasukan dalam peta topografi dan bathymetri;
• Pengukuran ketinggian permukaan tanah daratan (topografi);
• Pengukuran detail batas lahan, batas bangunan, penggunaan
lahan, jalan, jembatan, maupun fenomena fisik bentang alam
(jurang, parit, sungai, dll) di sekitar rencana lokasi pembangunan
dermaga;
• Areal yang disurvey meliputi radius 1,0 kilometer dari estimasi
KAK - 6
tapak dermaga;
• Analisis hasil pengukuran topografi, kemudian menggambarkannya
dalam bentuk peta topografi dengan skala 1:1000;
• Peralatan yang dipergunakan antara lain Theodolite,
Waterpass dan sebagainya yang memenuhi, yang mempunyai
derajat ketelitian yang tinggi berdasarkan hasil koreksi terakhir dari
yang berwenang dan siap pakai;
• Personil yang mempergunakan peralatan tersebut harus
cukup berpengalaman dan bertanggung jawab.
c. Survei Bathymetri
• Pembuatan titik tetap utama (referensi benchmark) yang
merupakan titik awal pengukuran arah horizontal dan vertikal.
Titik tetap (referensi benchmark) tersebut ditetapkan dan diikatkan
vertikal dengan pengukuran pasang surut (peilschaal) di perairan
yang ditentukan. Benchmark juga diikatkan dengan menggunakan
pengukuran horizontal poligon dan GPS. Titik ini harus ditempatkan
ditempat yang aman dan mudah terlihat. Titik referensi tersebut
diukur berdasarkan sistem koordinat geografis;
• Pemeruman (kedalaman air) dengan referensi kedudukan air
surut terendah (LLWS) sesuai dengan pengikatan pasang surut
(peilschaal);
• Pengukuran dan penggambaran garis pantai berdasarkan
kedudukan air pasang tertinggi (HHWS) dan kedudukan air surut
terendah (LLWS);
• Penandaan (marking) posisi benda-benda yang dapat
mengganggu pelayaran dalam koordinat geografis;
• Pengamatan arus simultan, arus dominan sedimentasi, abrasi
sedimen melayang (suspended sediment);
• Penelitian gelombang perairan, gelombang pecah dan gelombang
utama (dominan);
• Penelitian pasang surut pada peilschaal minimal 15 piantan
(kontinyu) dengan interval bacaan minimal 30 menit;
• Mencari dan meneliti data dari instansi lain yang bersangkutan
untuk dipergunakan sebagai pembanding;
• Menggambarkan seluruh data hydrography tersebut dalam
butir-butir di atas dalam bentuk peta;
• Membuat gambar-gambar potongan/profil untuk tempat-
tempat yang dianggap penting;
• Survey bathymetri dilakukan dalam areal dengan radius 2 mile
dari tapak dermaga, termasuk penelitian access fairway selebar 50
m sejauh 2 mile;
• Peralatan yang dipergunakan antara lain Theodolite, Wild To,
Echo Sounder, GPS (Global Position System) dan Sextant yang
memenuhi syarat (TOR) dan mempunyai ketepatan dan ketelitian
yang tinggi.
B. Analisis dan Penyajian Data
1. Analisis Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Laut Lokal di Pulau Pasitallu
Kecamatan Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar;
 Analisis dan pemodelan kebutuhan transportasi pelabuhan laut local;
KAK - 7
 Analisis dan pemodelan kebutuhan transportasi penyeberangan;
 Analisis peningkatan fasilitas dan operasi pelabuhan penyeberangan;
 Analisis kelayakan lokasi dan ketersediaan lahan pengembangan;
 Analisis manfaat pengembangan fasilitas pelabuhan
terhadap perkembangan ekonomi wilayah;
 Analisis manfaat pengembangan fasilitas pelabuhan terhadap
biaya ekonomi transportasi dan faktor kemudahan transportasi•
Analisis finansial terkait operasionalisasi fasilitas pelabuhan
penyeberangan yang dikembangkan;
 Estimasi pengaruh pengembangan fasilitas pelabuhan terhadap
aspek lingkungan fisik dan non fisik;
 Penyusunan skenario pembangunan berdasarkan prioritas
kebutuhan fasilitas yang dikembangkan.
2. Pembuatan peta
 Peta Wilayah Kerja meliputi Peta Propinsi, Peta Kabupaten, Peta
Lintas dan Inzet Peta Lokasi;
 Peta Batimetri dengan sistem grid Lintang Bujur dan sistem grid
Kartesian skala 1:5.000;
 Peta Bahaya Pelayaran Sekitar Pelabuhan dengan sistem grid lintang
bujur skala 1:5.000;
 Peta Topografi dengan sistem grid Kartesian skala 1:1.000;
 Peta Batas Lahan dan Penggunaan Lahan dengan sistem grid skala
1:1000;
 Laporan Pengamatan Pasang Surut meliputi tipe pasang
surut, ketinggianketinggian referensi pasang surut dan koefisien pasang
surut;
 Laporan Pengamatan Arus, Angin dan Gelombang meliputi arus,
angin dan gelombang dominan dalam waverose dan windrose serta
peramalannya dalam kurun waktu minimal 25 tahunan.
 Laporan Pengamatan Garis Pantai meliputi letak abrasi dan
sedimentasi, arah sedimentasi atau abrasi dan estimasi perubahan
garis pantai minimal 25 tahunan.
C. Rekomendasi pembangunan

4. PERSYARATAN BADAN USAHA


Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 8 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemenuhan
Sertifikat Standar Jasa Kontruksi Dalam Rangka Mendukung Kemudahan
Perizinan bagi Pelaku Usaha dan Jasa Kontruksi maka untuk Kegiatan
Penyusunan Dokumen Study Kelayakan (Feasibility Study) Pelabuhan Laut
Lokal di Pulau Madu Kecamatan Pasilambena Kepulauan Selayar dilaksanakan
oleh Bidang Usaha dengan klasifikasi Sipil dan Subklasifikasi RK 003 yaitu
Jasa Rekayasa Teknik Sipil Transportasi.

5. KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Dalam pelaksanaannya, kegiatan Penyusunan Feasibility Study (FS) Pelabuhan
Laut Lokal di Pulau Pasitallu Kecamatan Takabonerate Kepulauan Selayar
membutuhkan beberapa orang Tenaga Ahli yang terorganisir dibawah
pimpinan seorang Team Leader.
KAK - 8
Tenaga Ahli:
1) Ahli Transportasi (Team Leader)
Kualifikasi pendidikan S1 Teknik Sipil/Transportasi/Dermaga dengan
pengalaman kerja 5 (lima) tahun pada bidang yang sejenis.
Melakukan koordinasi semua kegiatan tim agar sasaran dapat tercapai,
bertindak sebagai pejabat penghubung antara tim dan pemberi kerja,
bekerjasama dengan anggota tim lainnya menentukan metoda dan format,
jenis data yang diperlukan untuk analisis, menentukan desain standard
dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
Selain tugas utama sebagai team leader mempunyai tugas tambahan dalam
analisis transportasi, dengan tugas dan tanggung jawab:
- merancang survey permintaan perjalanan transportasi danau
- menganalisis hasil survey
- memproyeksikan permintaan jasa transportasi danau.
SKA Minimal yang Dipersyaratkan :
- Ahli Teknik Dermaga – Madya (Kode : 208)

2) Ahli Ekonomi Pembangunan


Kualifikasi S1 Ekonomi Pembangunan dengan pengalaman kerja profesional
minimal 5 tahun dalam ekonomi pembangunan, dengan tugas dan tanggung
jawab:
- merancang survey kondisi ekonomi wilayah kajian
- menganalisis hasil survey
- menyusun analisis kelayakan ekonomi dan kelayakan finansial
- menganalisis (bersama Ahli Transportasi) pengaruh hasil proyeksi
ekonomi terhadap proyeksi permintaan jasa transportasi
SKA Minimal yang Dipersyaratkan :
- SKA tidak dipersyaratkan

Tenaga Pendukung:
1) Surveyor Pengukuran
Lulusan D3 Teknik Sipil dengan pengalaman sebagai surveyor pengukuran
bathimetri dan topografi, serta olah data dengan pengalaman minimal 2
Tahun.
2) Administrasi
Lulusan D3 Sekretaris/Administrasi dengan pengalaman sebagai tenaga
administrasi minimal 1 Tahun.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Harga Perkiraan Sendiri (HPS) pekerjaan FS, Pembangunan Pelabuhan Laut Lokal
Pulau Pasitallu Kecamatan Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar sebesar
Rp. 156,900,000- (Seratus Lima Puluh Enam Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah)
dan dibiayai dari dana yang bersumber dari APBD Dinas Perhubungan TA. 2023.
Rincian biaya sebagaimana terlampir.

F. WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


KAK - 9
Waktu pelaksanaan dijadwalkan 90 (sembilan puluh) hari. Keluaran kegiatan berupa
tersusunnya dokumen Study Kelayakan (Feasibility Study) Pembangunan Dermaga
Pelabuhan Laut Lokal Pulau Pasitallu Kecamatan Takabonerate Kabupaten
Kepulauan Selayar harus dapat dicapai dalam satu tahun anggaran dengan jenis
kontrak yaitu Lumpsun. Jadwal pelaporan pekerjaan adalah sebagai berikut:

Rencana Jadwal Pelaksanaan


No. Rencana Kegiatan I II III Ket
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahapan Persiapan dan Desk Study
2 Laporan Pendahuluan
Estimasi dan Proyeksi Demand-Supply
3 Pelabuhan Penyeberangan
4 Analisis Kelayakan dan Perencanaan
5 Survey Pengukuran Tapak
6 Laporan Antara
Perumusan Konsep Pengembangan
7 Pelabuhan Penyeberangan
Penyusunan Konsep Kegiatan dan
8 Skenario Operasional Pelabuhan
Perumusan Rencana Tapak Kawasan
9 Pelabuhan Penyeberangan
10 Draft Laporan Akhir
11 Tahapan Finalisasi
12 Laporan Akhir

Benteng, 23 Februari 2023


Dibuat Oleh
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Drs. SUARDI
Nip. 19670705 19940310 1 020

KAK - 10

Anda mungkin juga menyukai