Perlengkapan Industri Pariwisata - Fajar Utama Giri - 202033121335 - D5
Perlengkapan Industri Pariwisata - Fajar Utama Giri - 202033121335 - D5
Perlengkapan Industri Pariwisata - Fajar Utama Giri - 202033121335 - D5
OLEH
NAMA : Fajar Utama Giri
NPM : 202033121335
KELAS : D5
Dalam kaitannya dengan ekonomi, jumlah persediaan barang barang dan pelayanan jasa-jasa
memungkinkan adanya perjalanan dan penginapan bagi wisatawan-wisatawan. Ditinjau dari segi
ekonomi nasional industri pariwisata adalah merupakan sektor produksi barang-barang dan
pelayanan jasa-jasa yang diperuntuk kan bagi tujuan pariwisata. Dan dalam istilah ekonominya,
pariwisata menyatakan dirinya dalam semua karakteristiknya sebagai sebuah pasar, sebab jumlah
adanya dan potensinya peralat an serta perlengkapan pariwisata merupakan persediaan, dan me
lalui mekanisme harga-harga sudah seyogianya persediaan dan permintaan ini selalu menjadi
seimbang.
Untuk mendapat gambaran lebih baik mengenai teori pariwisata sebagai sektor ketiga dalam
prinsip produksi ekonomi, maka perlu dibahas faktor yang tergolong sebagai objek dalam industri
pariwisata, yang merupakan alat dan perlengkapan yang disebut dalam bahasa asingnya travel
plant. Penggolongan Usaha Industri Pariwisata mempunya bentuk yang dalam garis besarnya
dapat dibagi dua, yaitu:
Kedua bentuk perlengkapan industri pariwisata ini sudah barang tentu mempunyai fungsi dan arti
sama pentingnya bagi perekonomian suatu negeri, sebab kedua-duanya termasuk dalam golongan
sektor ketiga dalam prinsip ekonomi. Maka itu perlu kiranya dipelajari perlengkapan industri
pariwisata ini dari segi kegiatannya yang dalam garis besarnya dapat dibagi sebagai berikut:
A. Transportasi
Transportasi atau pengangkutan yang menentukan jarak dan waktu dalam perjalanan adalah salah
satu unsur utama langsung yang merupakan tahap dinamis gejala-gejala pariwisata. Ia
menyebabkan bergeraknya seluruh roda industri pariwisata, mulai dari tempat sang wisatawan
mulai melangkah menuju ke tempat-tem pat di mana objek pariwisata berada sampai ia kembali
lagi ke tempat asal semula itu.
Adapun alat dan perlengkapan transportasi ini dalam kategorinya dibagi sebagai berikut:
- Di danau, seperti misalnya di Danau Toba, di danau-danau di negeri Swiss, Italia Utara
dan se bagainya, di mana biasanya dilakukan pelayaran-pelayaran untuk bersenang-
senang, bertamasya, berolahraga dan sebagainya.
- Di sungai, seperti misalnya Sungai Musi, Kapuas, Barito, Rheine, Danube, Seine, Nil,
Gangga, Yang Sekiang dan sebagainya, di mana dilakukan pelayaran-pelayaran untuk
bersenang-senang sepanjang sungai yang dapat dilayari, seperti halnya di danau
- Di laut, di mana pengangkutan ini dapat dibagi tiga, yaitu pelayaran teratur atau pelayaran
biasa, pelayaran pesiar atau cruise dan pelayaran penyeberangan dengan fery atau
hidrofoil. Pelayaran teratur atau disebut pula pelayaran regular menjamin pula transportasi
bagi wisatawan dalam negeri (domestik) maupun luar negeri, seperti misalnya pelayaran-
pelayaran ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Irian Jaya dan
Singapura, sedangkan di luar negeri rute yang biasa dipergunakan oleh wisatawan adalah
misalnya Lin New York - Cherbourg Southampton Rotterdam - Bremenhaven, Lin
Amerika Latin - Inggris Raya, Lin Timur Jauh Mesir Italia dan sebagainya. Tetapi
sebaliknya pelayaran pesiar atau terkenal dengan nama cruise adalah dalam
keseluruhannya bersifat kepariwisataan, di mana kapal-kapal khusus disediakan untuk
berlayar menuju ke tempat-tempat objek pariwisata dari satu tempat ke tempat lain.
Pelayaran penyeberangan dengan fery atau hidrofoil, seperti hainya pelayaran teratur,
selain untuk melayani keperluan umum dalam rute-rute biasa, juga menjamin transportasi
bagi wisatawan wisatawan, seperti misalnya untuk menyeberangi Selat Sunda Merak
Bakahuni). Selat Madura (Surabaya Kamal), Selat Bali (Banyuwangi Gilimanuk), Selat
Lombok (Pandangbai - Lembar), Kanai antara Inggris dan Perancis, antara Jerman dan
Skandinavia, Italia dan Yunani, antara Hongkong dan Makau, dan lain-lain sebagainya.
Pada dewasa ini, pengangkutan dengan peswat udara menduduki tempat paling istimewa, maka
perlengkapan industry pariwisata dengan alat pengangkutan semacam ini makin terasa dibutuhkan.
Lebih-lebih bagi negara yang berwilayah yang jarak tempuh ke satu tempat ke tempat lainnya jauh.
Dalam peraturan pokok pengusahaan hotel di Indonesia, Surat Keputusan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia No. SK.241/H/70 Tahun 1970, tentang hotel ini tercantum batasan sebagai
berikut: "Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk penginapan (akomodasi)
serta menyajikan hidangan dan fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum, yang memenuhi syarat-
syarat comfort dan bertujuan komersial. Bentuk, susunan, tata ruangan, dekorasi, peralatan dan
perlengkapan bangunan hotel dan akomodasi, sanitasi, higiene, estetika, keamanan dan
ketentraman, serta secara umum dapat memberikan sasaran nyaman (comfort) dan khusus untuk
kamar-kamar tamu dapat menjamin adanya ketenangan pribadi (privacy) untuk para tamu hotel."
Bagaimanapun bunyi suatu definisi hotel yang dipakai oleh ahli-ahli maupun pemerintah, namun
suatu tempat untuk sementara bagi mereka yang sedang mengadakan perjalanan adalah mutlak
perlu. Tempat sementara ini boleh saja disebut hotel atau apa saja asalkan dapat memenuhi syarat-
syarat tertentu untuk menjamin kebutuhan unggal sementara dimaksud di atas. Tempat sementara
ini perlu bagi orang yang mengadakan perjalanan, dan dalam dunia pariwisata pada dewasa ini
merupakan kebutuhan kompleks. Namun ditinjau dari segi ekonomi modern pembagian dan
penggolongan tempat sementara ini perlu untuk di gariskan bagi tujuan-tujuan yang bersifat
ilmiah, ekonomis, sosial maupun praktis Pada lazimnya klasifikasi hotel dapat dibagi menurut :
Berdasarkan kenyamanan (comfort) dan harga yang menimbul kan adanya hotel kelas
deluks, kelas satu, kelas dua dan kelas tiga. Di Prancis sudah secara populer hotel kelas
deluks disebut hotel kelas bintang empat. menurut lamanya seseorang tamu tinggal
menginap, maka hotel dibagi menjadi hotel musiman (seasonal hotel) di mana para tamu
atau suatu keluarga tertentu tinggal untuk jangka waktu tertentu pula, hotel transit (transit
hotel) yang hanya menyediakan kamar dan makan pagi, diperuntukkan para tamu yang
sedang mengadakan persinggahan sementara, yang biasanya terdapat di kota-kota besar,
dekat pelabuhan atau lapangan udara, hotel residensi (residential hotel) yang menerima
tamu untuk tinggal dalam jangka waktu agak panjang tetapi tidak menetap:
Menurut letaknya, maka hotel dapat dibagi menjadi hotel kota, hotel pegunungan, hotel
pantai dan hotel di pedalaman
Menurut kesibukan lalu-lintas, maka hotel dapat dibagi menjadi hotel stasiun atau hotel
terminus, hotel pelabuhan (laut maupun udara), hotel lintas (highway hotel) yang terletak
di pinggir jalan raya lintas di mana seorang berkendaraan mobil pada waktu mengadakan
perjalanan panjang dapat menginap dan dapat memarkir atau menyimpan mobilnya
sementara ia beristi rahat di tempat itu (hotel semacam ini biasanya juga disebut motel)
Menurut jumlah kamar yang tersedia dalam suatu hotel, maka hotel itu dapat dibagi
menjadi hotel kecil, hotel menengah dan hotel besar (di negara-negara Eropa sebuah hotel
yang menye diakan 100 kamar ke atas sudah dapat dikatakan hotel besar. sedangkan di
Amerika Serikat hotel besar sekurang-kurangnya menyediakan 500 kamar ke atas. Di
Indonesia hotel yang me miliki kamar 10 sampai dengan 49 disebut hotel kecil, yang
memiliki kamar 50 sampai dengan 100 disebut hotel menengah, sedangkan yang memiliki
kamar 100 ke atas disebut hotel besar),
Menurut pemiliknya, maka hotel dapat digolongkan menjadi hotel perorangan, hotel
kepunyaan keluarga, hotel perusahaan bersama dan hotel negara (pemerintah).
Menurut plan yang dilaksanakan, maka hotel dapat dibagi dua yaitu hotel penuh atau full
hotel (dengan apa yang disebut American plan, yang berarti menyediakan makanan
lengkap, sarapan, makan siang dan malam yang diperhitungkan bersama sama dengan sewa
kamar);
Menurut jangka waktu perusahaan beroperasi, maka hotel dapat dibagi dalam klasifikasi
perusahaan dibuka sepanjang tahun, dibuka hanya setengah tahun misalnya hanya pada
musim panas dan musim dingin, dibuka hanya untuk satu musim, misalnya hanya musim
panas atau hanya musim dingin.
Indonesia sebagai negara muda usia dalam dunia industri pariwisata menentukan suatu klasifikasi
bagi hotel-hotel berdasar kan kenyamanan (comfort) dan fasilitas-fasilitas yang dimiliki nya,
jumlah kamar, peralatan yang tersedia serta mutu pelayanan, dalam lima golongan, yang
dinyatakan dengan tanda bintang. Golongan tertinggi dengan tanda bintang lima sedangkan golong
an terendah dengan tanda bintang satu. Tanpa bintang disebut Hotel Melati.
Penentuan golongan hotel-hotel menurut tanda bintang ini dinyatakan dengan sertifikat yang
dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pariwisata, Departemen Perhubungan RI, yang dilakukan 3
(tiga) tahun sekali dengan tata cara pelaksanaannya ditentukan oleh Direktur Jenderal Pariwisata
sendiri.
Sesungguhnya hotel adalah suatu perusahaan yang dijalankan atas dasar suatu organisasi yang
menyediakan dan menyapkan barang-barang serta pelayanan yang dijual Barang barang yang
dimaksudkan adalah barang barang telah jadi dari bahan bahan mentah yang diapkan dalam suatu
dapur, kemudian disajikan untuk para tamu. Di samping itu juga menyediakan dan menyaj kan
barang barang kebutuhan sehari hari, seperti minuman, kue, rokok alat alat kosmetik dan keperluan
wanita sehari hari dan sebagainya Dan yang dimaksudkan dengan pelayanan adalah penyewaan
kamar dan instalasi lain seperti ruang sidang, lobby, tamanan, kolam renang, lapangan tenis,
bowling, golf dan sebagainya.
Di masa lampau di Indonesia tempat sementara bagi mereka yang sedang mengadakan perjalanan
dibagi dalam garis besarnya menjadi dua golongan, yaitu pertama hotel dan losmen, yang
selanjutnya berdasarkan keputusan Pemerintah (c.q. Jawatan Harga), penginapan yang
menyediakan makanan disebut hotel dan yang tidak disebut losmen. Tetapi di negara-negara lain
pembagian golongan ini ditentukan pada fungsi dan kenyamanan yang disaji kan secara menonjol
oleh suatu perusahaan yang dinamakan hotel. Dan untuk menjamin tertib dan lancarnya tugas-
tugas suatu peru sahaan sebagai hotel, maka oleh keputusan Perserikatan Pemilik Hotel-hotel
Internasional yang mengadakan kongresnya di War sawa pada tahun 1926 telah dirumuskan
pedoman dasar bagi suatu perusahaan yang disebut hotel sebagai berikut:
Di Tanah Air kita sebenarnya sejak lama hotel bukanlah me rupakan satu-satunya alat dan
perlengkapan industri pariwisata dalam bentuk akomodasi untuk tempat sementara bagi mereka.
yang mengadakan perjalanan jauh. Masih ada pula tempat-tempat sementara lain yang dapat
dipergunakan sebagai pengganti hotel. bagi mereka yang membutuhkan tinggal sebentar-sebentar
selama mengadakan perjalanan. Kita kenal dengan nama-nama penginap an, losmen,
pesanggrahan, guesthouse, mess dan sebagainya, wa laupun kelengkapan peralatan dan
pelayanannya tidak selengkap dan semewah apa yang dapat diberikan oleh hotel. Sebenamya
bukanlah nama "hotel" itu yang terpenting, melainkan kegunaan nya sebagai suatu tempat di mana
seseorang dapat tinggal se mentara. Dalam dunia kepariwisataan dalam bahasa teknis - disebut
akomodasi tambahan atau dalam bahasa asingnya 'supple mentary accommodation’.
Akomodasi tambahan ini sesungguhnya ada di mana-mana di kolong langit ini. Ia memberi
kesempatan kepada setiap orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk tinggal sementara
menurut pilihannya dan sesuka hatinya. Sebab, akomodasi tam bahan ini sewanya jauh lebih
murah, tidak mengadakan peraturan peraturan ketat yang sangat mengikat bergeraknya para tamu
seperti di hotel, di mana umpamanya pakaian pada waktu-waktu tertentu harus dikenakan menurut
peraturan. Sudah barang tentu keenakannya tidak seperti dalam hotel, namun suasana yang tim bul
daripadanya mendekatkan tamu kepada suasana kehidupan biasa tanpa formalitas, seperti di rumah
sendiri saja.
Oleh badan kerja sama ekonomi Eropa Organization for European Economic Co-operation
(OEEC) akomodasi tambahan ini diakui kegunaan dan kepentingannya, baik ditinjau dan sudut
ekonomi, politik, budaya maupun sosial. Lebih-lebih dari segi kehidupan dunia industri pariwisata.
Bagi kita di Indonesia yang sedang membangun industri pariwisata, akomodasi tambahan ini
hendaknya menjadi perhatian kita secara sungguh-sungguh. Alasan nya, akomodasi tambahan ini
dapat memberi penampungan wisa tawan-wisatawan lebih banyak jumlahnya, lebih murah, lebih
praktis dan lebih populer, teristimewa bagi mereka yang tergolong ekonomi lemah tetapi ingin dan
perlu mengadakan perjalanan. Khususnya bagi wisatawan domestik. Untuk mendapat gambaran
umum tentang akomodasi tambahan ini, ada baiknya di sini di turunkan beberapa catatan atau
definisi singkat, baik yang ter dapat di Indonesia maupun di negeri-negeri lain:
- Pension adalah hotel kecil menyediakan makan pagi bagi tetamu. dengan tarif tertentu.
Perlengkapannya diatur menurut tingkat dan kepentingan tamunya. Perusahaan
penginapan dengan makan dalam bentuk kecil ini biasanya hanya menempati satu atau dua
lantai suatu bangunan bertingkat. Tidak menyediakan ruangan umum.
- Herberg atau inn penginapan dalam bentuk sederhana banyak terdapat di Eropa, biasanya
menyediakan minuman belaka, tempatnya di daerah pinggiran kota atau di daerah
pedalaman.
- Hospiz penginapan di pegunungan, terutama di daerah wilayah pegunungan Alpen, juga
merupakan penginapan yang diselenggarakan oleh badan-badan sosial keagamaan seperti
gereja-gereja.
- Kurhotel atau kurpension (kata kur berasal dari kata cura yang berarti batan) adalah atau
pension yang terletak di wilayah daerah wisata kesehatan, yang tunduk kepada ketentuan
ketentuan yang berlaku di daerah tujuan wisata tersebut. Banyak di antaranya
menyediakan pemandian yang mengandung mineral dan pengobatan khusus menurut
petunjuk dokter ahli.
- Schutzhutte adalah penginapan penginapan di daerah pegunung an Alpen, dipergunakan
oleh wisatawan wisatawan untuk mem perlindungi din dari serangan angin ribut, topan
dan salju, terutama oleh para olah ragawan ski dan pekerja-pekerja di daerah pegunungan
tersebut.
- Apartemen adalah penginapan untuk jangka waktu agak lama, misalnya pada waktu
musim panas atau musim libur, di mana ke cuali kamar tidur juga menyediakan kamar
duduk, kamar mandi, ruang muka dan kadang-kadang perlengkapan memasak atau dapur
Ini sering dipergunakan oleh rombongan yang hendak berpartisipasi dalam sebuah pekan
raya, pesta olahraga, bursa ekonomi dan sebagainya dengan jalan men-charter-nya.
- Sanatorium adalah tempat peristirahatan atau petirahan yang menyediakan penginapan dan
hidangan makanan diet bagi wisata wan wisatawan yang menderita penyakit tertentu.
- Bungalow adalah bangunan-bangunan atau rumah-rumah yang menyediakan atau
mungkin pula tidak dapat menyediakan ma kanan, terletak di pinggiran kota atau di
daerah-daerah luar kota. Di India bungalow ini juga disebut dakbungalow.
- Pondok atau cottage adalah penginapan dengan bangunan. bangunan stil lokal dengan
bahan-bahan lokal pula. Lokasi dan lingkungannya pun dibuat demikian rupa sehingga
menjelmakan suasana lokal, tetapi tanpa meninggalkan kenyamanan (comfort), kebersihan
dan kesehatan sebagai persyaratan mutlak.
- Mess adalah penginapan dengan atau tanpa makan, disediakan bagi pejabat-pejabat resmi
dari salah satu instansi, jawatan atau perusahaan tertentu dengan perhitungan pembayaran
yang murah dan diatur tersendiri oleh instansi, jawatan atau perusahaan yang bersangkutan
sendiri.
- Homestay adalah rumah rumah penduduk setempat di suat daerah tujuan wisata yang
dipergunakan sebagai penginapan se mentars bagi wisatawan wisatawan tergolong orang
berpendapatan sedang atau ekonomi lemah, atau apa yang lazim disebut kaum Appies
Mereka tinggal sementara bersama sama masyarakat setempat dengan cara makan, minum
dan hidup mereka disesuai kan dengan situasi dan lingkungan setempat.
- Ryokan penginapan ala Jepang yang khas menurut adat istiadat negen tersebut, di mana
perlengkapan serta pelayanannya dise suaikan benar benar dengan tata cara kehidupan
Jepang, seperti upacara minum teh, duduk bersimpuh ngenakan kimono dan sebagainya.
bersila di lantai, mengenakan kimono dan sebagainya
- Minshuku adalah penginapan semacam losmen di daerah pesisir dalam lingkungan
wilayah pedesaan para nelayan Jepang. Asal mulanya adalah perkampungan nelayan, dan
kaum wisatawan yang ingin mengetahui peri kehidupan yang masih serba asli datang
menginap di rumah-rumah nelayan yang disebut minshuku, yang mirip dengan homestay
yang terdapat di Kuta-Bali.
- Motel perkataan motel adalah singkatan atau akronim dari motor hotel yang mula-mula
terdapat di Amerika Utara. Pengi napan ini dipergunakan untuk melayani kebutuhan
wisatawan wisatawan yang sedang mengadakan perjalanan sepanjang jalan lin tas
(highway). Yang paling utama adalah disediakannya tempat parkir atau garase mobil
beserta kelengkapan untuk menservis mobil termasuk bahan bakar secukupnya selama
sang wisatawan beristirahat di tempat tersebut. Juga tersedia kamar tidur, makan an dan
perlengkapan memasak (dapur) tersendiri bila dikehendaki oleh wisatawan yang
membawa keluarganya bepergian.
- Hostel atau asrama penginapan yang dipergunakan oleh pemuda pemuda dan pemudi-
pemudi secara terpisah sendiri-sendiri untuk waktu tertentu, yang juga menyediakan
makanan atas sewa dan harga semurah mungkin. Untuk pembangunan dan pengurusan
nya, biasanya diserahkan kepada badan-badan sosial yang dike kola atas dasar tanpa
mencari untung secara komersial (non comercial), sedangkan pembiayaannya juga
mendapat bantuan dari badan-badan sosial dan pemerintah. Ini sangat penting artinya
dalam memupuk rasa cinta akan mengadakan perjalan bagi kemajuan pendidikan serta
pengalaman mereka sebagai anggota masyarakat yang kelak menjadi harapan bangsa di
berbagai bidang
- Perkemahan dalam bahasa asingnya disebut camping, adalah tempat yang agak luas
diperuntukkan bagi mereka yang sedang mengadakan perkemahan dengan tanpa dipungut
bayaran. Tempat ini mempunyai staf administrasi dengan peraturan-peraturan ter tentu
untuk menyelesaikan segala sesuatu mengenai fasilitas fasilitas serta kebutuhan-
kebutuhan bagi mereka yang hendak berkemah. Di tempat itu lalu didirikan kemah-kemah,
diatur se cara bersama-sama dengan mereka yang berkemah. Berkemah atau camping ini
juga disebut dalam bahasa teknisnya ber-caravan.
- Pusat peristirahatan dalam bahasa asingnya disebut holiday centre merupakan kelompok
bangunan-bangunan yang merupakan kesatuan unit, tempat beristirahat mempunyai
akomodasi baik untuk perorangan maupun rombongan, di mana secara kesatuan
mempunyai tempat makan, hiburan dan fasilitas-fasilitas olah raga dan rekreasi lainnya.
- Rumah istirahat dalam bahasa asingnya holiday homes, perumah an di pedesaan, atau di
tepi pantai atau di lereng gunung di Eropa yang disediakan oleh organisasi bantuan untuk
keperluan ke keluarga. Keluarga yang hendak membutuhkan rumah istirahat ini di musim
libur dapat menghubungi pengelola dengan sewa sangat murah dan disetujui kedua belah
pihak secara berdamai.
- Foresterie bangunan yang terletak di pinggir hutan atau di lereng gunung dengan perabotan
sederhana, yang juga menyediakan makanan, disewakan kepada orang-orang atau kafilah
yang tinggal untuk beberapa hari dalam perjalanan mereka melintasi hutan, gunung atau
perbatasan.
Perusahaan Pangan
Unsur utama dalam perusahaan pangan atau catering trade adalah apa yang disebut ahli-ahli
gastronomi, yaitu seni makanan dan seni minuman, atau ilmu masak memasak. Gastronomi inilah
merupakan salah satu sumber daya tarik bagi wisatawan manca negara untuk mengadakan
perjalanan derigan harapan dapat makan enak, minum enak dan tidur nyenyak.
Contoh yang baik umpamanya adalah seni makanan & minuman Prancis yang dimuat dalam Guide
Michelin yang menyebabkan orang suka pada makanan dan minuman negeri tersebut. Sudah
barang tentu gastronomi yang dimaksud adalah seni makanan dan minuman menurut standar
internasional, artinya digemari oleh setiap orang dari berbagai bangsa berlatar belakang kebiasaan
makan dan mi num yang berbeda-beda tetapi tetap suka dan dapat menikmati makanan dan
minuman hasil olahan gastronomi ini. Dan ini meli. puti pula tata cara penghidangan dan
pelayanannya. Di Indonesia, gastronomi yang diperkenalkan kepada dunia luar adalah apa yang
dinamakan rijstafel ala Hotel des Indes di Jakarta sebelum Perang Dunia Kedua, di mana
dihidangkan nasi putih bersama lauk-pauk Indonesia disajikan ala tradisional Jawa di mana
sederetan pelayan pelayan datang bergiliran dengan masing-masing jenis lauk ter sebut
menghampiri meja makan sambil menawarkan kepada tamu kalau-kalau jenis yang dibawanya
berkenan di hati sang tamu. Sempat pula gastronomi rijst-travel Indonesia ini menjadi populer di
kalangan wisatawan wisatawan dari negeri-negeri Eropa Barat, khususnya orang-orang Belanda,
Belgia, Prancis dan Jerman.
Dalam hubungannya dengan dunia kepariwisataan, gastrono mi menurut standar manca negara
dimaksud adalah tiada lain dari pada dapur yang baik, penyajian dan tata pelayanan yang baik
pula. Dengan kata lain, gastronomi bukanlah hanya terdiri dari suatu hasil karya seni masak-
memasak belaka, umpamanya terdiri dari sepiring besar ayam atau daging atau ikan dimasak indah
dan lezat serta ditata rapi di atas meja makan, melainkan juga tata cara menghidangkan dan
menyajikan serta memberi pelayanan kepada tamu yang hendak menikmati makanan tersebut.
Karenanya kita jumpai gastronomi nasional di berbagai negeri sesuai dengan iklim dan
kebudayaannya. Adalah menjadi tugas industri pariwisata untuk mempopulerkan masakan daerah
atau makanan nasional serta makanan khusus (specialty) suatu negeri berikut dengan tata cara
menghidangkan dan melayaninya.
Berbicara mengenai tata cara menghidangkan dan melayani santapan untuk tamu, orang-orang
Inggris sesungguhnya memang teguh memegang tradisi keluarga mereka. Tradisi ini juga dibawa
ke dalam suasana hotel atau restoran, yang menyebabkan kebiasa an tersebut menjadi suatu sistem
pelayanan bagi tamu atau lang ganan. Dalam sistem ini. hidangan dan piring-piring diletakkan
dekat pramubakti kepala yang dibantu oleh pramubakti-pramu bakti. Pramubakti kepala
mengambil tempat sebagai kepala keluarga. Ialah yang merencanakan dan mengatur piring untuk
setiap tamu.
Letak piring-piring dan hidangan direncanakan sedemikian rupa di atas mejanya sendiri dengan
cara yang menarik hati. Mana kala tamu sukar menetapkan pilihannya pramubakti kepala deng an
cepat bertindak membantu sang tamu untuk menentukan pilihannya, terutama sekali dalam hal
hidangan-hidangan rumit. Kemudian makanan disajikan di atas piring tamu dengan cara yang baik
sehingga menimbulkan selera makan yang besar. Di kala pra mubakti melayani sendirian, ia
mengambil inisiatif untuk menya jikan hidangan secara terpisah-pisah. Tetapi ketika ia berdua,
hidangan pokok disajikan kepada tamu dari mejanya sendiri, yang lalu disusul dengan hidangan
tambahan secara berkeliling sehingga sang tamu dapat memilih kehendaknya sendiri. Semua
hidangan disajikan dua kali, disiapkan di meja pramubakti kepala, tetapi dekat dengan tempat sang
tamu. Untuk menjaga selera yang tetap besar pada sang tamu, pramubakti selalu menyediakan
piring hangat, dan selalu siap membantu sang tamu dengan ramah, sopan dan hati-hati tidak
ubahnya seperti kepala keluarga suatu famili Inggris.