Proposal Usaha Tefa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyusun Proposal Permohonan
Bantuan Program Teaching Factory Tahun 2019.
Proposal ini disusun sebagai bahan acuan bagi Pemerintah dalam memberikan
bantuan tersebut, sehingga dapat menjalankan proses kegiatan belajar mengajar
secara efektif dan efisien serta dapat mencapai sasaran yang diinginkan yaitu
meningkatnya kualitas dan skill peserta didik.
Segala saran, kritik dan pendapat untuk khazanah kemajuan bersama kami terima
dengan lapang dada. Bimbingan dan arahan dari semua pihak dalam kemajuan
pendidikan sangat kami harapkan sehingga dapat meningkatnya indeks
Pendidikan di Desa Kendayakan Kecamatan Terisi Kabupaten Indramayu.
Sebagai makhluk Allah SWT yang pasti memiliki kekurangan, perkenankanlah
Kami memohon maaf apabila proposal ini jauh dari kesempurnaan. Semoga
kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi yang berkepentingan,
amin.

Jember, 25 Mei 2021


Kepala Sekolah,

Moh. Mufti Ali, S.E


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pentingnya penyediaan sumberdaya manusia (SDM) yang terampil dan
siap kerja diwujudkan pemerintah melalui kebijakan peningkatan mutu
Pendidikan kejuruan yang memberi perhatian pada Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) yang lebih berorientasi pada permintaan pasar tenaga kerja masyarakat
ekonomi ASEAN (MEA), dan mempersiapkan para lulusan dengan pembekalan
karakter kewirausahaan (entrepreneurship) yang bersinergi erat dengan industry
sebagai mitra utama dalam penerapan Teaching Factory. Pengalaman dari
sejumlah industri yang telah bekerja sama dengan beberapa SMK yang telah
menerapkan pola pembelajaran seperti Teaching Factory, unit produksi, dan
sejenisnya, medapatkan respon positif dari Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI)
atas peningkatan kualitas lulusannya. Hubungan kerjasama antara SMK dengan
industri dalam pola pembelajaran Teaching Factory akan berdampak positif untuk
meningkatkan kerjasama (partnership) secara sistematis dan terencana didasarkan
pada posisi win-win solution. Penerapan pola pembelajaran Teaching Factory
merupakan sinkronisasi dunia pendidikan kejuruan dengan dunia industri,
sehingga terjadi check and balance terhadap proses pendidikan pada SMK untuk
menjaga dan memelihara keselarasan (link and match) dengan kebutuhan pasar
kerja. Kualitas guru pada kompetensi keahlian di SMK, saat ini menjadi trending
topic permasalahan yang belum menemukan jalan keluarnya, dimana mayoritas
dari mereka masih kurang memiliki pengalaman kerja industry yang memadai.
Melalui pembelajaran pola Teaching Factory yang - 2 -hakekatnya memboyong
sistem industry sebagai pendekatan pembelajaran di SMK diharapkan terjadi
transfer teknologi dari industry, yang pada gilirannya kualitas guru akan
meningkat. Pola pembelajaran Teaching Factory dirancang berbasis produksi
barang/jasa dengan mengadopsi dan mengadaptasi standar mutu dan prosedur
kerja industri, akan memberi pengalaman pembelajaran kompetensi tambahan
terutama soft skill seperti etos kerja disiplin, jujur, bertanggungjawab,
kreatifinovatif, karakter kewirausahaan, bekerjasama, berkompetisi secara cerdas
dan sebagainya. Kompetensi tersebut sangat sulit diperoleh melalui pendidikan
kejuruan yang diselenggarakan secara konvensional, yang pada pembelajarannya
hanya dilaksanakan sampai pada pencapaian kompetensi keahlian sebagai hard
skill.

B. Maksud dan Tujuan


1. Mempersiapkan lulusan SMK untuk siap kerja dan pelaku wirausaha
2. Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan kompetensinya
3. Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing
4. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja
5. Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK
6. Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja,
serta membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang actual
7. Memberikan kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih
keterampilannya sehingga dapat membuat keputusan tentang karir yang
akan dipilih.

C. Tim Pelaksana

STRUKTUR ORGANISASI TEACHING FACTORY


SMK ISLAM BUSTANUL ULUM PAKUSARI
TAHUN 2021
NO NAMA TUGAS/JABATAN
1. Penanggung Jawab
2. Ketua
3. Bandahara
4. Logistik dan Sarana-Prasarana
5. Pemasaran
6. Quality Kontrol
7. Program Keahlian bisnis daring dan
Pemasaran

BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM

A. Mekanisme/Strategi Pelaksanaan
Pembelajaran teaching factory adalah model pembelajaran di SMK
berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di
industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di
industri.Pelaksanaan teaching factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri
sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK.
Pelaksanaan teaching factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah,
pemerintah daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan,
implementasi maupun evaluasinya. Pelaksanaan teaching factory sesuai Panduan
TEFA Direktorat PMK terbagi atas 4 model , dan dapat digunakan sebagai alat
pemetaan SMK yang telah melaksanakan TEFA. Adapun model tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Model pertama, Dual Sistem dalam bentuk praktek kerja industri yaitu
pola pembelajaran kejuruan di tempat kerja yang dikenal sebagai
experience based training atau enterprise based training.
2. Model Kedua, Competency Based Training (CBT) atau pelatihan berbasis
kompetensi merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada pengembangan dan peningkatan keterampilan dan
pengetahuan peserta didik sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Pada
metode ini, penilaian peserta didik dirancang sehingga dapat memastikan
bahwa setiap peserta didik telah mencapai keterampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan pada setiap unit kompetensi yang ditempuh.
3. Model ketiga Production Based Education and Training (PBET)
merupakan pendekatan pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi yang
telah dimliki oleh peserta didik perlu diperkuat dan dipastikan
keterampilannya dengan memberikan pengetahuan pembuatan produk
nyata yang dibutuhkan dunia kerja (industri dan masyarakat).
4. Model keempat, Teaching factory adalah konsep pembelajaran berbasis
industri (produk dan jasa) melalui sinergi sekolah dan industri untuk
menghasilkan lulusan yang kompeten dengan kebutuhan pasar.
Tujuan Pembelajaran Teaching Factory
1. Mempersiapkan lulusan SMK menjadi pekerja, dan wirausaha;
2. Membantu siswa memilih bidang kerja yang sesuai dengan
kompetensinya.
3. Menumbuhkan kreatifitas siswa melalui learning by doing.
4. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.
5. Memperluas cakupan kesempatan rekruitmen bagi lulusan SMK
6. Membantu siswa SMK dalam mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja,
serta membantu menjalin kerjasama dengan dunia kerja yang aktual, dll
7. Memberi kesempatan kepada siswa SMK untuk melatih keterampilannya
sehingga dapat membuat keputusan tentang karier yang akan dipilih.
Tujuan yang selaras tentang pembelajaran teaching factory (Sema E. Alptekin,
Reza Pouraghabagher, atPatricia McQuaid, and Dan Waldorf; 2001) adalah:
1. Menyiapkan lulusan yang lebih profesional melalui pemberian konsep
manufaktur moderen sehingga secara efektif dapat berkompetitif di
industri.
2. Meningkatkan pelaksanaan kurikulum SMK yang berfokus pada konsep
manufaktur moderen.
3. Menunjukan solusi yang layak pada dinamika teknologi dari usaha yang
terpadu
4. Menerima transfer teknologi dan informasi dari industri pasangan terutama
pada aktivitas peserta didik dan guru saat pembelajaran.
5. Sintaksis Teaching Factory
Pembelajaran teaching factory dapat menggunakan sintaksis PBET/PBT atau
dapat juga menggunakan sintaksis yang diterapkan di Cal Poly-San Luis Obispo
USA (Sema E. Alptekin: 2001) dengan langkah-langkah:
1. Merancang produk
2. Membuat prototype
3. Memvalidasi dan memverifikasi prototype
4. Membuat produk masal
Berdasarkan hasil penelitian,Dadang Hidayat (2011) mengembangkan
langkahlangkah pembelajaran Teaching Factory sebagai berikut :
1. Menerima Order
2. Menganalisis order
3. Menyatakan Kesiapan mengerjakan order
4. Mengerjakan order
5. Mengevaluasi produk
6. Menyerahkan order
BAB III
DESAIN PEMBELAJARAN

Pendekatan Pembelajaran
Kurikulum diformulasikan untuk menyiapkan individu-individu supaya bias
memenuhi kualifikasi yang dituntut oleh pasar lapangan kerja berdasar pada
kompetensi berbasis pelatihan (CBT) yang dikembangkan oleh K-13 menjadi
empat kompetensi, strategi pencapaian kompetensi meliputi basic skill,
intermediate dan advance. Rumusan kurikulum dimulai dari penentuan
Kualifikasi berdasar pada level KKNI, jenjang karir diformulasikan pada level-2.
KKNI sebagai tenaga yang menguasai kurang dari 44 unit materi kompetensi
(UMK). Formulasi pekerjaan dibagi pada tiga level. Kompetensi level 1. Sense of
quality (pelaksana muda) tingkat 2 Kompetensi level 2 sense of effesiency
(pelaksana madya) dan tingkat 3 production oriental (pelaksana utama).
Durasi program pendidikan diselenggarakan 3 Tahun berdasarkan kodefikasi
spektrum K- 13 seri 2016 yang akan di komfilasi dengan pendekatan CBT . K13
meliputi lingkup kelompok A,B,C1,C2 dan C3 . dan yang akan direkayasa
meliputi dasar program keahlian ( C2 ) dan paket keahlian kendaraan ringan
(C3 ) .bidang keahlian teknologi dan rekayasa , program keahlian program
otomotif dan paket keahlian teknik kendaraan ringan (Kode 42) materi terdiri dari
4 tingkat kecapan yaitu (1) kompetensi sikap spiritual , (2) sikap sosial , (3)
pengetahuan , dan (4) keterampilan . kompetensi diekstrak melalui CBT menjadi
3 domain terdiri dari Knowledge , skill dan attitude . kompetensi tersebut dicapai
melalui proses pembelajaran intra kulikuler , kokurikuler, dan ekstra kulikuler
dengan focus pada penguasaan fungsional skill dan extra fungsional skill .
Rumusan extrafungsional skill diarah kan pada penguasaan kompetensi sikap
spiritual yaitu , “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya “.
Sedangkan rumusan kompetensi sikap social , “ menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur , disiplin , tanggung jawab , peduli ( gotong royong , kerjasama ,
toleran , damai ) , santun , responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia “ .
kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung(indirect
teaching) yaitu keteladanan , pembiasaan , dan budaya sekolah ,dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dankondisi peserta
didik .
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan kedalam
prosespembelajaran berlangsung , dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

B. Strategi dan metode pembelajaran


Tingkat 1
Penekanan pendidikan dan pelatihan pada “Sense of quality” dan pembentukan
karakter atau “mentality building“ (disiplin, jujur, motivasi, kerja tinggi ,
ketekunan dan ketabahan), siswa diharapkan mengerti akan kualitas dengan
proses yang dilakukan dikerja bangku sebagai basic training seperti pekerjaan las
dasar , pemahaman gambar , pengukuran dan toleransi.
Tingkat 2
Penekanan pendidikan dan pelatihan pada “sense of efficiency” dalam proses
pelaksanaanya , siswa dituntut untuk dapat melakukan proses kerja dengan benar ,
dengan waktu pengerjaan yang cepat dan hasil ynag berkualitas . siswa diharuskan
membuat rencana kerja (work preperation) sebelum melaksanakan urutan proses
kerja , melaksanakan prosedur umum di bengkel-bengkel bidang keahlian yang
akan dipakai dalam proses pengajarannya. pendidikan dan pelatihan yang
dilakukan meliputi :
1. Pemeliharaan Personal Computer
2. Pemeliharaan Hadware
3. Pengaplikasian Software
Tingkat 3
Proses pendidikan dan pelatihan mengacu pada service , maintenance , repair dan
production oriented , penyelenggaraan program dan pelatihan didekatkan pada
proses kerja yang sesungguhnya (benda kerja harus memenuhi tutunan costumer),
pada kerja service (maintenance and Repare) berkala , juga diberikan materi
pengayaan dengan melihat tuntunan industri (market oriented).
C. Substansi Pembelajaran
Terdiri dari 2 (dua) kelompok besar yaitu kelompok substansi instruktional dan
non instruksional . substansi instruksional adalah substansi pembelajaran yang
dirancang dan terstruktur sebagai substansi kurikulum . substansi non
instruksional berisihal – hal yang berkaitan dengan kompetensi kunci, program
kecakapan hidup,lingkungan hidup,narkoba dan lain sebagainya yang di rancang.
Tetapi tidak terstruktur sebagai substansi kurikulum substansi instruksional di
kelompokan dalm program normatif, adaptif, dan produktif,di rancang dengan
pendekatan kompetensi dan di kemas dalam bentuk modul. Kompetensi kunci
adalah suatu kemampuan untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan
kesituasi yang baru, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
kebutuhan dan jenis pekerjaan . kompetensi kunci merupakan kompetensi yang
mendukung pelaksanaan semua jenis pekerjaan , mencakup pengetahuan dan
keterampilan yang bersifat generik. jenis kompetensi kunci yang seperti tercantum
dalam table berikut :
Tabel 3 Daftar kompetensi kunci
No Kompetensi Kunci
1 Mengumpulkan , menganalisis dan mengorganisasikan data
2 Mengomunikasikan ide dan informasi
3 Merencana dan mengorganisir kegiatan
4 Bekerja dengan orang lain dalam suatu tim
5 Menggunakan idea dan teknik matematika
6 Mengatasi masalah
7 Penggunaan teknologi
8 Pemahaman budaya

D. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu


Kurikulum dinas digunakan 100% dengan penambahan dan pengurangan hasil
analisis yang disebut responsi. Penambahan dan pengurangan yang terjadi di
sesuaikan dengan prospek industri yang disebut dengan kurikulum implementasi
dan kurikulum alternatif adapun penambahan akan terjadi fokus pada materi
normatif dan adaptif meliputi materi matematika, fisika,kimia,bahasa (mafikib)
dipersiapkan bagi mereka yang akan melanjutkan pendidikan .dengan
menggunakan prinsip mastery learning , siswa yang sudah tuntas dengan daya
serap lebih dari 80% diberi pengayaan (enrichmen) sedang siswa yang belum
tuntas (daya serap kurang dari 80%) diberi remedial teaching hingga mencapai
taraf tuntas.

Model Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang bisa digunakan pada pembelajaran paket keahlian
teknik kendaraan ringan yaitu dengan problem basee learning (PBL). Dengan
memberikan masalah atau kasus yang relevan dengan materi pembelajaran kepada
siswa.

BAB IV
PENILAIAN PEMBELAJARAN
A. Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil bbelajar siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dalam kurikulum 2013 didasarkan pada prinsip sebagai berikut :
1. Objectif, penilaian berbasis pada standar dan tidal dipengaruhi faktor
subjectif penilai
2. Terpadu, penilaian dilakukan secara terencana dan menyatu pada
pembelajaran
3. Ekonomois, dilakukan secara efisiensi dan efektif dalam
perencanaannpelaksanaan dan pelaporan
4. Transparan, dapat dipertanggung jawabkan pada pihak lain
5. Edukatif, bersifat mendidik
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam melakukan penilaian yaitu
menggunakan Penilaian Acua Kriteria (PAK) yang didasarkan pada Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM).
KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh
satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi
Dasar (KD) yang akan dicapai, daya dukung dan karakteristik peserta didik.
B. Teknik dan Instrumen Penilaian
Penilaian siswa dapat dilakukan dengan melihat aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Aspek pengetahuan dapat menggunakan teknik ujian
secara teori tertulis maupun lisan. Keterampilan bisa dilakukan penilaian dengan
cara memberikan lembar kerja (job sheet) kepada siswa. Aspek sikap bisa
dilakukan dengan cara melihat sikap siswa pada saat melakukan pekerjaan.
C. Pengolahan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Pengolahan hasil penilaian yaitu dilakukan dengan cara menggabungkan hasil
penilaian aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Apabila siswa telah
melewati KKM maka dilakukan pengayaan. Tapi apabila siswa belum mencapai
KKM maka siswa tersebut dapat melakukan remedial pada aspek tertentu yang
nilainya dianggap kurang.
BAB V
MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
A. Media Pembelajaran
Media merupakan sarana untuk membantu dalam proses belajar mengajar
sehingga akan tercapai tingkat efisiensi dan efektifitas yang tinggi. Hal ini
bertujuan untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan.
Media yang digunakan dalam mata pelajaran produktif Komputer & Jaringan
yaitu
berupa Perangkat Komputer & Jaringan dengan peralatan penunjang lainnya.
B. Sumber Belajar
Banyak sumber belajar yang digunakan dalam pelajaran produktif diantaranya
yaitu modul, buku sumber, manual book sepeda motor bahkan internet.
BAB VI
PENUTUP
Proposal Kompetensi Keahlian Teknik Komputer & Jaringan SMK Nusantara
Terisi
yang telah tersusun ini akan menjadi acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pada paket keahlian teknik Komputer & Jaringan. Dalam kenyataan
pelaksanaannya membutuhkan kerja sama personil tim dalam urusan kurikulum
dan
seluruh warga SMK Nusantara Terisi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
(tupoksi)
masing – masing maka akan mendukung kelancaran proses pembelajaran dan
tercapainya visi, misi dan tujuan sekolah.
Akhirnya atas kerja sama semua pihak dalam penyusunan dan perencanaan
program kerja ini, kami mengucapkan terima kasih. Semoga Allah SWT selalu
membimbing dan meridhoi usaha serta ibadah kita semua.

Anda mungkin juga menyukai