Kel 1 Teorema Fermat Dan Wilson

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI TEORI BILANGAN

Teorema Fermat dan Teorema Wilson


Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Bilangan
Dosen Pengampu:
Minggani Fitriana, M. Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Aviatuz Sa’adah (20842021A000641)
2. Nailur Rahman (20842021A000645)
3. Mohammad Ridwan (20842021A000650)
4. Titin Chariroh (20842021A000651)
5. Siti Nur Aisyah (20842021A000654)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


STKIP PGRI SUMENEP
Tahun Ajaran 2020-2021
Rangkuman Materi Teori Bilangan
Sub Materi Teorema FERMAT dan Teorema WILSON

A. Teorema Fermat
Tujuan dari teorema fermat adalah untuk menguji sebuah keprimaan suatu bilangan bulat
n dengan cara membaginya dengan sejumlah bilangan prima yang ≤ √ n . Tentu cara ini
kurang efektif untuk menguji keprimaan bilangan bulat yang besar, karena itu terdapat
metode lain yang dikenal dengan Teorema Fermat.

Teorema 1 :

Jika ( a , m )=1 maka residu residu terkecil modulo m dari barisan :


a , 2 a , 3 a , … …(m−1)a adalah suatu permutasi dari 1 ,2 , 3 , … …(m−1).

Bukti :
Perhatikan barisan bilangan : a , 2 a , 3 a , … …(m−1)a a.......................(1)
Bilangan-bilangan pada barisan ini tidak ada satupun yang kongruen modulo m dengan o
. Selanjutnya kita harus membuktikan bahwa bilangan-bilangan suku-suku pada baarisan
(1) masing-masing kongruen modulo m dengan tepat satu dari 1 ,2 , 3 , … …(m−1).
Andaikan ada dua suku dari barisan (1) yang kongruen modulo m misalnya :
ra ≡ sa ( mod m ) dengan 1 ≤r < s< m.
Karena ( a , m )=1 maka kita dapat melenyapkan a dari kekongruenan itu, sehingga
diperoleh r ≡ s( mod m) tetapi karena ra dan sa adalah suku-suku dari barisan (1) maka r
dan s adalah residu–residu terkecil modulo m sehingga r =s. Hal ini bertentangan
(kontradiksi) dengan pengandaian bahwa 1 ≤r < s< m, maka pengandaian tersebut tidak
benar. Jadi jika ada suku barisan 1 yang kongruen modulo m ini berarti bahwa suku-suku
dalam barisan (1) masing- masing kongruen modulo m dengan tepat satu dari
1 ,2 , 3 , … …(m−1)......... terbukti.
 Contoh 1 :
Perhatikan barisan bilangan 4 , 8 ,12 , 16 , 20 ,24.
Residu–residu terkecil mod 7 dari masing-masing suku dari barisan ini adalah:
4 ≡ 4(mod 7)
8 ≡1(mod 7)
12 ≡5(mod 7)
16 ≡2(mod 7)
20 ≡6 (mod 7)
24 ≡ 3(mod 7)
Tampak pada enam kekongruenan tersebut bahwa residu-residu terkecil modulo 7
dari suku-suku pada barisan: 4 , 8 ,12 , 16 , 20 ,24 adalah suatu permutasi dari
1 ,2 , 3 , 4 ,5 , 6. Jika semua bilangan pada ruas kiri dari 6 kekongruenan ini dikalikan,
maka hasilnya akan kongruen modulo 7 derngan hasil kali semua bilangan pada ruas
kanannya, yaitu :
4.8 .12 .16 .20.24 ≡4.1 .5 .2.6 .3(mod 7)
4 6 ( 1.2.3 .4 .5 .6 ) ≡1.2 .3.4 .5.6 ( mod 7 )
4 6 .6 ! ≡6 !( mod 7)
4 6 ≡1(mod 7)

Teorema 2: (Fermat Litle Theorem)

Jika p suatu bilangan prima dan a adalah bilangan bulat yang tidak habis dibagi
dengan p , gcd ⁡( a , p)=1 maka a p−1 ≡1( mod p)

ap
Maksud dari a p−1artinya a p . a−1 ⇒
a
Bukti :
Ambil sembarang bilangan prima p dan bilangan bulat a sedemikian ( a , p )=1, maka
menurut teorema 1 residu-residu terkecil modulo p dari : a , 2 a , 3 a , … …( p−1) a adalah
suatu permutasi dari 1 ,2 , 3 , … …( p−1), sehingga hasil kali-hasil kalinya akan kongruen
modulo p juga, yaitu :
a , 2 a , 3 a , … … ( p−1 ) a≡ 1 ,2 , 3 , … … ( p−1 ) (mod p)
a p−1 ( 1.2 .3.... ( p−1 ) ) ≡ ( p−1 ) ! (mod p)
a p−1 .( p−1) ! ≡( p−1)! (mod p)
Karena p dan ( p−1 ¿ ! saling prima maka kita dapat melenyapkan ( p−1 ¿ ! dari
kekongruenan terakhir ini sehingga diperoleh a p−1 ≡1( mod p).............. terbukti
 Contoh 2 :
Apakah 3 dan 5 termasuk bilangan prima atau bukan jika kita mengambil a=2
dengan menggunakan teorema little fermat ?
Jawab :
Disini kita mengambil nilai a=2
karena gcd ( 3,2 ) =1 dan gcd ( 5,2 ) =1 untuk p=3
23−1=4 ≡1(mod 3)
3
Karena 3 habis membagi 4−1=3 (yaitu, =1). Karena 3 memenuhi teorema
3
fermat, maka 3 adalah bilangan prima.
Untuk p=5
25−1=16 ≡1(mod 5)
15
Karena 5 habis membagi 16−1=15 (yaitu, =3 ). Karena 5 memenuhi teorema
5
fermat, maka 5 adalah bilangan prima.

Teorema 3 :

Jika p suatu bilangan prima maka a p ≡ a(mod p), untuk setiap bilangan bulat a.

Bukti :
Ambil sembarang bilangan prima p dengan sembarang bilangan a, maka ( a , p )=1 atau
( a , p )= p
Apakah ada kemungkinan lain antara gcd dari a dan p ?
Jika ( a , p )=1, maka menurut teorema 2 diperoleh bahwa a p−1 ≡1( mod p) Selanjutnya
jika kedua ruas dikalikan a, maka diperoleh a p ≡ a ( mod p )
Jika ( a , p )= p maka p∨a sehingga a ≡ a ( mod p ) dan a p ≡ a ( mod p )
Jadi a p ≡ a ( mod p )
Contoh Penggunaan Teorema Fermat :
 Contoh 4
Berapa sisa pembagian 538 dibagi 11 ?
Jawab :
Menurut teorema fermat 510 ≡1(mod 11) yaitu hasil dari a p−1 ≡1(mod p)
Diketahui : jika a=5 dan p=11. Dan gcd ( 5,11 )=1
Menurut teorema little fermat
511−1 ≡1( mod 11)
510 ≡1( mod 11)
Sehingga 538 ≡(5¿¿ 10)3+8 (mod 11) ¿
538 ≡(5¿¿ 10)3 . 58 (mod 11) ¿
538 ≡(5¿¿ 10)8 .(5 ¿¿ 2)4 (mod 11)¿ ¿
Selanjutnya
538 ≡ ( 1 )3 ¿
538 ≡ ( 1 )3 .(3)4 ( mod 11)
538 ≡1.(81)(mod 11)⇒ 81 ( mod 11 ) =4
38
5 ≡ 4( mod 11)
Jadi dapat disimpulkan bahwa sisa pembagian 538 dibagi 11 adalah 4
 Contoh 5
Apakah 117 merupakan bilangan prima atau komposit ?
Jawab :
Misalkan kita ambil a=2 (boleh a yang lain).
Kita akan memeriksa kebenaran 2117 ≡2( mod 117).
Selanjutnya 2117 =2(7 )( 16)+5=(2¿¿ 7)16 (55)¿ dan 27=128 ≡ 11(mod 117),
sehingga
2117 ≡11(16) .25 (mod117 )
≡ ( 121 )8 ( 2 )5 (mod 117)
≡ ( 4 )8 ( 2 )5 (mod 117)
≡ ( 2 )21 (mod 117 )
≡(2¿¿ 7)3 (mod 117) ¿
≡(11)3 (mod 117)
≡ 4 ×11 (mod 117)
≡ 44( mod 117)
Karena 2117 2≡(mod 117) maka 117 bukan bilangan prima tetapi komposit. Dan
kenyataannya memang 117 = 13 × 9

Teorema 4 :

Jika p dan q adalah bilangan-bilangan prima yang berlainan sedemikian hingga


a p ≡ a(mod q ) dan a q ≡ a(mod p), maka a pq ≡ a(mod pq)

Bukti :
Diketahui a p ≡ a(mod q ) dan a q ≡ a(mod p) dengan p ≠ q.
Akan dibuktikan a pq ≡ a(mod pq)
Menurut teorema 3, karena p suatu bilangan prima maka(a¿ ¿ q) p ≡ aq (mod p)¿.
Selanjutnya, karena diketahui bahwa
a pq ≡ a(mod p). ini berarti bahwa
p∨(a¿¿ pq−a) ¿………………..(1)
Menurut teorema 3 lagi, karena q suatu bilangan prima maka (a¿ ¿ p)q ≡a p (mod q)¿
maka kekongruenan tersebut menjadi a pq ≡ a(mod q). Ini berarti bahwa
q∨(a¿¿ pq−a)¿………………..(2)
Dari 1 dan 2 disimpulkan bahwa pq∨a(mod pq)
 Contoh 6 :
Tunjukkan bahwa 2340 ≡1(mod 341)
Jawab :
341=11.31
210 ≡ 1024=31.33+1, sehingga
210 ≡ 1(mod 31)
211 ≡2( mod 31)
210 ≡ 1024=31.33+1, sehingga
210 ≡ 1(mod 11), jika kedua ruas dipangkatkan 3, maka
(2¿¿ 10)3 ≡ 13( mod 3)¿
230 ≡ 1(mod 11)
231 ≡ 2¿ )

Menurut teorema 4,
211 ≡2( mod 31) dan 231 ≡ 2(mod 11), karena 11 dan 31 adalah bilangan prima, maka :
(2¿¿ 11)31 ≡2(mod 11.31)¿
2341 ≡2( mod 341), jika kedua ruas dibagi dengan 2, maka diperoleh :
2340 ≡1(mod 341)
Sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa 341 suatu bilangan prima karena memiliki
lebih dari dua faktor, yaitu 1, 11, 31 dan 341.
B. Teorema Wilson

Teorema 5 : Teorema Wilson

Jika p suatu bilangan prima, maka ( p−1 ) ! ≡−1(mod p)

Contoh :
Misalkan p=7, tunjukkan bahwa 6 ! ≡ 6(mod 7) atau 6 ! ≡−1(mod7)
Jawab :
Perhatikan barisan bilangan 2 sampai 5. Hasil kali pasangan modulo 7 adalah

7−3
2.4 ≡ 1(mod 7) dan 3.5 ≡1(mod 7) jadi diperoleh =2dan kekongruenan. Hasil kali
2
semuan bilangan pada rusa kiri akan kongruen modulo7 dengan 1 yaitu :
2.3 .4 .5 ≡1(mod 7) ⟹1 ×2 ×3 × 4 × 5× 6 ≡6 (mod 7) jadi 6 ! ≡ 6(mod 7) atau ditulis
dengan 6 ! ≡−1( mod7)

REFERENSI :
Youtube. https://youtu.be/zF6R5DSqQY8

Anda mungkin juga menyukai