Barisan Dan Deret Geometri Fiks

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BARISAN DAN DERET GEOMETRI


Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Telaah Materi Matematika 2
Dosen Pengampu:
Kurratul Aini, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Titin Chariroh (20842021A000651)


2. Siti Nur Aisyah (20842021A000654)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


STKIP PGRI SUMENEP
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT.atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman
kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sumenep, 07 April 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. Barisan Geometri..........................................................................................................................2
B. Deret Geometri..............................................................................................................................4
C. Deret Geometri Tak Berhingga...................................................................................................9
D. Penerapan Konsep Barisan dan Deret Geometri.....................................................................12
E. Aplikasi atau Penerapan Barisan dan Deret Geometri............................................................14
BAB III.....................................................................................................................................................21
PENUTUP................................................................................................................................................21
A. Kesimpulan..................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Barisan dan Deret merupakan salah satu materi yang ada dalam pelajaran matematika
dikelas XI. Materi ini bertujuan untuk membekali siswa tentang konsep pola barisan dan
deret yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Kompetensi yang diharapkam
dalam materi Barisan dan deret adalah : (1) mengidentifikasi pola barisan dan deret
bilangan, (2) menerapkan konsep barisan dan deret aritmatika, (3) menerapkan konsep
barisan dan deret geometri. Barisan dan deret merupakan materi yang sering keluar disetiap
ujian nasional bahkan ujian masuk perguruan tinggi. Oleh karena itu, kemampuan
pemahaman konsep siswa untuk memahami barisan dan deret sangat penting ditanamkan
agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan dengan baik.

Kaidah barisan dan deret dapat digunakan untuk memudahkan penyelesaian perhitungan,
misalnya bunga bank, kenaikan produksi, dan laba atau rugi suatu usaha. Untuk
menyelesaikan persoalan tersebut, kita harus dapat membedakan apakah persoalan tersebut
termasuk barisan aritmatika, barisan geometri, deret aritmatika ataupun deret geometri.
Kemudian kita dapat menyelesaikan persoalan tersebut menggunakan rumus-rumus yang
berlaku.

Pada makalah ini akan dijelaskan mengenai konsep Barisan dan Deret Geometri. Selain
itu juga berisi tentang beberapa contoh soal mengenai barisan dan deret geometri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang Dimaksud dengan Barisan Geometri?
2. Apa yang Dimaksud dengan Deret Geometri Geometri?
3. Apa yang Dimaksud dengan Deret Geometri Tak Berhingga?
4. Bagaimana Konsep Penerapan Barisan dan Deret Geometri?
5. Bagaimana Aplikasi atau Penerapan Barisan dan Deret Geometri?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui dan Memahami Barisan Geometri.
2. Untuk Mengetahui dan Memahami Deret Geometri Geometri.
3. Untuk Mengetahui dan Memahami Deret Geometri Tak Berhingga.
4. Untuk Mengetahui dan Memahami Konsep Penerapan Barisan dan Deret Geometri.
5. Untuk Mengetahui dan Memahami Aplikasi atau Penerapan Barisan dan Deret Geometri.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Barisan Geometri
Secara umum, barisan geometri adalah suatu barisan bilangan yang setiap sukunya
diperoleh dari suku sebelumnya dikalikan dengan suatu bilangan tetap (konstan). Bilangan
yang tetap tersebut dinamakan rasio (pembanding) dan dinotasikan dengan r .
Perhatikan contoh barisan-barisan berikut ini :
a. 3,6,12,24 , …
1 1
b. 2,1 , , , …
2 4
c. 2 ,−4,8 ,−16 , …
Barisan di atas merupakan contoh barisan geometri. Untuk barisan di atas berturut-turut
dapat dihitung rasionya sebagai berikut.
6 12 24
a. , , =2. Jadi, nilai r =2
3 6 12
1 1
1 2 4 1 1
b. , , = Jadi, nilai r =
2 1 1 2 2
2
−4 8 −16
c. , , =−2 Jadi, nilai r =−2
2 −4 8
Dengan demikian, dapat disimpulkan jika U 1 ,U 2 , … , Un barisan geometri dengan Un
adalah rumus ke-n, berlaku

Un
r=
U n−1

Rumus umum suku ke-n barisan geometri dengan suku pertama (U 1) dinyatakan a dan
rasio r , dapat diturunkan sebagai berikut.
U 1=a
U 2=U 1 ×r =ar
2
U 3=U 2 × r=ar
3
U 4 =U 3 ×r =ar
⋮⋮

2
n−2 n−1
U n =U n−1 × r=ar ×r =ar
Dengan demikian, diperoleh barisan geometri a , ar , ar 2 , … , ar n−1. Jadi rumus umum suku
ke-n (U n ) barisan geometri adalah

n−1
U n =ar

Keterangan :
a=¿ suku pertama
r =¿ rasio
n=¿ banyaknya suku
Contoh :
1. Carilah suku pertama, rasio, dan suku ke-7 dari barisan geometri berikut.
a. 2 , 6 ,18 , 54 , …
1
b. 9 ,−3 ,1 , , …
3
Penyelesaian
a. 2 , 6 ,18 , 54 , …
Dari barisan geometri di atas, diperoleh
Suku pertama : a=2
U2 6
Rasio : r = = =3
U1 2
Karena rumus suku ke-n barisan geometri adalah
n−1
U n =ar
U 7 =2(3¿¿ 7−1) ¿
¿ 2 ×729
¿ 1.458
1
b. 9 ,−3 ,1 , , …
3
Dari barisan ini, diperoleh
Suku pertama : a=9
U 2 −3 −1
Rasio : r = = =
U1 9 3
Suku ke-7:

3
n−1
U n =ar

( )
7−1
−1
U 7 =9
3

¿ 9(
3 )
6
−1

¿ 9(
729 )
1

9 1
¿ =
729 81
2. Tiga bilangan membentuk barisan geometri. Jumlah ketiga bilangan itu 21 dan hasil
kalinya 216. Tentukan ketiga bilangan itu.
Penyelesaian
a
Pemisalan yang mudah untuk barisan geometri adalah , a dan ar .
r
a
Jumlah ketiga bilangan itu adalah 21 maka +a+ ar=21
r
a
Hasil kali ketiga bilangan adalah 216 maka × a ×ar =216
r
3
⇔ a =216
Karena a 3=216 , diperoleha=6 . Kemudian, substitusikan nilai a=6 ke persamaan
a
+a+ ar=21 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
r
6
+ 6+ ( 6 ) r =21 … … ….. ( kedua ruas dikalikan dengan r )
r
2
⇔ 6−15 r +6 r =21 r … … … … …(kedua ruas dibagi 3)
⇔ 2r 2 −5 r+ 2=0
⇔ ( 2r −1 )( r −2 )=0
1
⇔ r= atau r=2
2
1
Dari persamaan di atas, diperoleh r = dan r=2
2
1
Untuk r = dan a=6 , ketiga bilangan tersebut 12 , 6 , dan3.
2
Untuk r =2 dan a=6 , ketiga bilangan tersebut 3,6 , dan 12.

4
B. Deret Geometri
Jika U 1 ,U 2 , U 3 , …U n merupakan barisan geometri maka U 1 +U 2 +U 3 +… +U n adalah deret
geometri dengan U n =a r n−1. Rumus umum untuk menentukan jumlah n suku pertama dari
deret geometri dapat diturunkan sebagai berikut.
Misalkan Sn notasi dari jumlah n suku pertama.
Sn=U 1+U 2+U 3+ …+ U n
n−2 n −1
Sn=a+ar + …+a r +a r … … … … … … ..(1)
Jika kedua ruas dikalikan r , diperoleh
rS n=ar+ a r 2 +a r 3 +…++ a r n−1 +a r n … … … … … … ..(2)
Dari selisih persamaan (1) dan (2), diperoleh
2 3 n−1 n
rS n=ar+ a r +a r +…++ a r +a r
n−2 n −1
Sn=a+ar + …+a r +a r
n
rS n−S n=−a+ a r
( r −1 ) Sn =a ( r n −1 )

a ( r −1 )
n
Sn =
r−1
Jadi, rumus umum jumlah n suku pertama dari deret geometri adalah sebagai berikut
a ( r n−1 )
Sn = ,untuk r > 1
r−1
a ( 1−r )
n
Sn = ,untuk r < 1
1−r
Keterangan:
Sn=¿ jumlah n suku pertama
a=¿suku pertama
r =¿ rasio
n=¿ banyak suku

Contoh
Tentukan jumlah dari deret geometri berikut :
a. 2+ 4+8+16 +… (8 suku)
b. 12+6+3+ 1,5+ … (6 suku)

5
Penyelesaian
a. 2+ 4+8+16 +… (8 suku)
Dari deret tersebut, diperoleh
a=2
4
r = =2 , dimana ( r >1 )
2
Jumlah deret sampai 8 suku pertama, berarti n=8
a ( r −1 )
n
Sn =
r−1
2 ( 28−1 )
S8 =
2−1
S8 =2(256−1)
S8 =510
Jadi, jumlah 8 suku pertama dari deret tersebut adalah 510.
b. 12+6+3+ 1,5+ … (6 suku)

Dari deret tersebut, diperoleh

a=12

6 1
r= = , dimana ( r <1 )
12 2

Jumlah deret sampai 6 suku pertama, berarti n=6

( ( ))
6
1
a 1−
2
Sn =
1
1−
2

S6 =
(
12 1−
64
1
=
12 ) ( ) ( 6316 ) = 189
63
64
=
3
16 189
= =23 , 6
1 1 1 1 8
1−
2 2 2 2

Jadi, jumlah 6 suku pertama dari deret tersebut adalah 23,6.

6
Contoh
Diketahui deret 3+32 +33 +...+3 n=363. Tentukan:
a. suku pertama
b. banyak suku
c. rasio
Jawab:
Deret 3+32 +33 +...+3 n=363
Suku pertama: a=3
U 2 32
Rasio: r = = =3
U1 3
Untuk Sn=363
Karena r =3>1, kita gunakan rumus
a ( r n−1 )
Sn =
r−1
3 ( 3 −1 )
n
363=
3−1
363=3n+1−3
n +1
3 =729
3n +1=36
Dengan demikian, diperoleh n+1 6 atau n=5. Jadi, banyak suku dari deret tersebut adalah
5.

Contoh
Carilah n terkecil sehingga Sn >1.000 pada deret geometri 1+4 +16+64 +.. .
Jawab:
Dari deret tersebut, diketahui
a=1
r =4 (r >1)
sehingga jumlah n suku pertamanya dapat ditentukan sebagai berikut.

7
a ( r n−1 )
Sn =
r−1
1 ( 4 −1 )
n
Sn=
4−1
4n −1
Sn=
3
Nilai n yang mengakibatkan Sn >1.000 adalah
4 n−1
> 1000
3
n
4 >3001
Jika kedua ruas dilogaritmakan, diperoleh
n
log 4 > log 3.001
n log 4 > log 3.001
log 3.001
n>
log 4
n>5,78 (dibulatka menjadi 6)
Jadi, nilai n terkecil agar Sn >1.000 adalah 6 .

Contoh
Tentukan rumus jumlah n dari deret 1+11111+1111+…
Penyelesaian:
Jika kalian perhatikan sekilas, deret ini bukan merupakan deret aritmetika maupun
geometri. Namun, coba perhatikan penjabaran berikut.
1+11+111+1111+ …=1 9 × 9 ( 1+11+111+1111+... )
1
¿ × ( 9+99+999+ 9999+… )
9
1
¿ × ( ( 10−1 ) + ( 100−1 )+ (1000−1 ) + ( 10000−1 ) +… )
9
1
¿ × ( ( 10+100+1000+… ) −( 1+ 1+ 1+ … ) )
9

((
10 × ( 10 −1 )
) )
n
1
¿ × −( n ×1 )
9 10−1

8
1
¿ ×
9 ((
10 n+1−10
10−1 )
−( n ×1 ) )
¿ ×
9 (
1 10n+1−9 n−10
9 )
C. Deret Geometri Tak Berhingga
Deret geometri yang tidak dapat dihitung banyak seluruh sukunya disebut deret geometri
tak berhingga. Perhatikan deret geometri berikut.
a. 1+2+4 +8+ …
b. 5 – 10+20 – 40+…
c. 1+1 2+ 1 4+…
d. 9 – 3+ 1 – 13+.. .
Deret-deret di atas merupakan contoh deret geometri tak berhingga.
Dari contoh a dan b , rasionya berturut-turut adalah 2 dan – 2 . Jika deret tersebut
diteruskan maka nilainya akan makin besar dan tidak terbatas. Deret yang demikian disebut
deret divergen, dengan ¿ r ∨¿1 . Sebaliknya, dari contoh c dan d , rasio masingmasing deret
1 −1
dan . Dari contoh c dan d , dapat kita hitung pendekatan jumlahnya. Deret tersebut
2 3
dinamakan deret konvergen dengan ¿ r ∨¿1 . Pada deret konvergen, jumlah suku-sukunya
tidak akan melebihi suatu harga tertentu, tetapi akan mendekati harga tertentu. Harga
tertentu ini disebut jumlah tak berhingga suku yang dinotasikan dengan S∞ . Nilai S∞
merupakan nilai pendekatan (limit) jumlah seluruh suku ( Sn ) dengan n mendekati tak
berhingga. Oleh karena itu, rumus deret tak berhingga dapat diturunkan dari deret geometri
dengan suku pertama a , rasio r , dan n → ∞.
lim a ( 1−r )
n

n→∞
S∞ =lim S ∞=
n →∞ 1−r
Karena deret konvergen ( ¿ r∨¿1 ) , untuk n → ∞ maka r n → 0 sehingga
lim a ( 1−r n ) lim a−a r n
n→∞ n →∞ a−0 a
S∞ = = = =
1−r 1−r 1−r 1−r
Jadi, rumus jumlah deret geometri tak berhingga adalah
a
S∞ = , dengan∨r∨¿ 1
1−r
9
Contoh
Tentukan jumlah tak berhingga suku dari deret berikut.
1 1 1
a. 1+ + + +.. .
2 4 8
1 1
b. 22+1 + 2 + 4 +…

Jawab:
1 1 1
a. 1+ + + +.. .
2 4 8
Dari deret tersebut diketahui
1
a=1 dan r =
2
a 1 1
S∞ = = = =2
1−r 1 1
1−
2 2
1 1
b. 2+1+ + + …
2 4
1 1
Perhatikan deret 2+1+ + + …
2 4
1
Dari deret tersebut, diperoleh a=2 dan r =
2
a 2 2
S∞ = = = =4
1−r 1 1
1−
2 2

1 1 4
Jadi, 2+1+ + + …=2 =16
2 4

Contoh
Suku pertama suatu deret geometri adalah 2 dan jumlah sampai tak berhingga adalah 4 .
Carilah rasionya.
Penyelesaian
Dari soal di atas, unsur-unsur yang diketahui adalah a=2 dan S∞ =4 .
Kita substitusikan ke dalam rumus

10
a
S∞ =
1−r
2
4=
1−r
1
1−r=
2
1
r=
2
1
Jadi, rasionya adalah .
2

Contoh
3
Sebuah bola jatuh dari ketinggian 10 m dan memantul kembali dengan ketinggian kali
4
tinggi sebelumnya. Pemantulan berlangsung terus-menerus sehingga bola berhenti.
Tentukan jumlah seluruh lintasan bola.
Penyelesaian:
U 0 =10
3
r=
4
3
U 1= × 10 m
4
30
U 1= m
4

Sn=10+ 2 S ∞
U1
Sn=10+ 2×
1−r
30
4
Sn=10+2×
3
1−
4
Sn=10+ 2× 3
Sn=70 m
Dengan cara lain:

11
Misalnya suatu benda dijatuhkan dari ketinggian H 0 secara vertikal dan memantul ke atas
a
dengan tinggi pantulan kali dari ketinggian semula maka panjang lintasan pantulan ( H )
b
hingga berhenti dirumuskan dengan:

H= ( b−a
b+ a
)H 0

(Coba kalian buktikan rumus tersebut.)


Dengan menggunakan cara ini, diketahui a=3 , b=4 dan H 0 =10 m.
Jadi,

H=( b−a
b+ a
)H 0

H=(
4−3 )
3+ 4
×10

H=7 × 10
H=70 m

D. Penerapan Konsep Barisan dan Deret Geometri


Kaidah barisan dan deret dapat digunakan untuk memudahkan penyelesaian perhitungan,
misalnya bunga bank, kenaikan produksi, dan laba/rugi suatu usaha. Untuk menyelesaikan
persoalan tersebut, kita harus dapat membedakan apakah persoalan tersebut termasuk
barisan aritmetika, barisan geometri, deret aritmetika ataupun deret geometri. Kemudian,
kita dapat menyelesaikan persoalan tersebut menggunakan rumus-rumus yang berlaku.
Contoh
Setiap awal bulan Nyoman menabung Rp 50.000,00 di suatu bank yang memberikan bunga
1 % per bulan. Pada tiap akhir bulan, bunganya ditambahkan pada tabungannya. Berapakah
uang Nyoman di bank itu pada akhir tahun ke−1 jika ia tidak pernah mengambil
tabungannya sampai akhir tahun ke−1 ?
Penyelesaian:

Misalkan tabungan awal adalah Rp 50.000,00.

Pada akhir bulan ke−1

Jumlah uang Nyoman adalah sebagai berikut.

12
Bunga yang ia peroleh ¿ 50.000 ×1 %=50.000× 0,01

uang Nyoman ¿ 50.000+ ( 50.000 ×0,01 )

¿ 50.000 ( 1+ 0,01 )

¿ 50.000(1,01)

Pada akhir bulan ke-2

Uang yang sudah dimasukkan sejak bulan ke−1 adalah jumlah uang pada akhir bulan ke−1
ditambah bunga sehingga diperoleh

50.000 ( 1,01 )+ ( 50.000 ( 1,01 ) ×1 % )=50.000 ( 1,01 )( 1+0,01 )

2
¿ 50.000 ( 1,01 )

Uang yang dimasukkan pada awal bulan ke−2 menjadi

50.000+ ( 50.000 ×1 % )=50.000 (1+ 0,01 )

¿ 50.000(1,01)

Jadi, jumlah uang Nyoman pada akhir bulan ke−2 adalah

2
50.000 ( 1,01 )+ 50.000 ( 1,01 )

Pada akhir bulan ke-3

Uang yang sudah dimasukkan sejak bulan ke−1 adalah

50.000 ( 1,01 ) + ( 50.000 ( 1,01 ) ×1 % ) =50.000 ( 1,01 ) (1+ 0,01)


2 2 2

2
¿ 50.000 ( 1,01 ) (1,01)

3
¿ 50.000 ( 1,01 )

Uang yang dimasukkan pada awal bulan ke−2menjadi

50.000(1,01)+(50.000(1,01)× 1 %)=50.000(1,01)(1+0,01)

13
¿ 50.000(1,01)(1,01)

2
¿ 50.000 ( 1,01 )

Uang yang sudah dimasukkan pada awal bulan ke−3menjadi

50.000+(50.000× 1% )=50.000(1+1 %)

¿ 50.000 ( 1,01 )

Jadi, jumlah uang Nyoman pada akhir bulan ke−3 adalah

50.000 ( 1,01 )+ 50.000 ( 1,01 )2 +50.000 ( 1,01 )3

Demikian seterusnya, sampai akhir bulan ke−12.

Dari hasil perhitungan sampai bulan ke-3, dapat disimpulkan bahwa jumlah uang tabungan
Nyoman adalah

50.000(1,01)+ 50.000 ( 1,01 ) +50.000 ( 1,01 ) +...+50.000 ( 1,01 ) =50.000 {1,01+(1,01)2+(1,01)3+...+(1,01)12 }


2 3 12

Deret 1,01+(1,01)2 +(1,01)3+ ...+(1,01)12 merupakan deret geometri dengan

a=1,01 ,

r =1,01

n=12

Maka,

1,01 ( (1,01 )2 −1 )
S12 =
1,01−1

1,01 ( 0,127 )
S12 =
0,01

S12 =12,827

14
Oleh karena itu, jumlah uang Nyoman setelah 1 tahun adalah
50.000 {1,01+ ( 1,01 )2+ ( 1,01 )3 + …+ ( 1,01 )12}=50.000 ×12,827=641.350

Jadi, jumlah uang Nyoman setelah 1 tahun adalah Rp 641.350,00

E. Aplikasi atau Penerapan Barisan dan Deret Geometri


1. Pertumbuhan
Deret geometri takhingga yang tidak mempunyai nilai disebut Deret Divergen
sedangkan Deret geometri takhingga yang mempunyai nilai disebut Deret Konvergen
Contoh : Perkembangbiakan bakteri, Pertumbuhan penduduk
Rumus Pertumbuhan Geometri :
n n
M n=M o ( 1+i ) atau M n=M 0 . r
Dimana :
M n=¿ Jumlah/Nilai suatu objek setelah n waktu
M o=¿ Jumlah/Nilai suatu objek mula-mula
i=¿ Persentase pertumbuhan
r =¿ Ratio pertumbuhan ( r >1 )
n=¿ jangka waktu pertumbuhan

Contoh:
Suatu koloni bakteri akan membelah menjadi dua setiap lima menit. Jika pada
permulaan terdapat 90 bakteri, maka tentukanlah jumlah bakteri setelah setengah jam ?

Penyelesaian:
Diketahui :
M o=90

15
r =2
30
n= =6
5
Ditanya : M n=… ?
Jawab :
n
M n=M 0 . r
6
M 6=90× 2
M 6=90× 64
M 6=5760
Jadi, jumlah bakteri setelah setengah jam adalah 5760 bakteri
2. Peluruhan
Deret geometri takhingga yang tidak mempunyai nilai disebut Deret Divergen
sedangkan Deret geometri takhingga yang mempunyai nilai disebut Deret Konvergen
Contoh : Penurunan nilai jual mobil, Penurunan jumlah populasi hewan
Rumus Peluruhan Geometri
M n=M o ( 1−i )n atau M n=M 0 . r n
Dimana :
M n=¿ Jumlah/Nilai suatu objek setelah n waktu
M o=¿ Jumlah/Nilai suatu objek mula-mula
i=¿ Persentase pertumbuhan
r =¿ Ratio pertumbuhan ( r <1 )
n=¿ jangka waktu pertumbuhan

Contoh:
Sebuah mobil dibeli dengan harga Rp.200.000.000. Jika setiap tahun harganya
mengalami penyusutan 20% dari nilai tahun sebelumnya, maka tentukanlah harga
mobil itu setelah dipakai selama 5 tahun

16
Penyelesaian:
Diketahui :
M o=200.000 .000
i=20 %=0,2
n=5
Ditanya : M n=… ?
Jawab :
n
M n=M o ( 1−i )
5
M 5=200.000 .000 ( 1−0,2 )
M 5=200.000 .000 ( 0,8 )5
M 5=200.000 .000 ( 0,32768 )
M 5=65.536 .000
Jadi, harga mobil itu setelah dipakai selama 5 tahun adalah Rp 65.536.000
3. Bunga Majemuk
Salah satu apliksai barisan dan deret pada bidang ekonomi adalah pada
perhitungan bunga pada simpanan uang di bank atau koperasi atau lembaga lain
sejenisnya.
Bunga Majemuk (Barisan geometri) yaitu metoda pemberian imbalan jasa bunga
simpanan yang dihitung berdasarkan besar modal atau simpanan pada periode bunga
berjalan
Rumus :
M n=M o ( 1+i )n
Dimana :
M n=¿ Nilai modal simpanan setelah periode ke-n

17
M o=¿ Nilai modal awal simpanan
i=¿ Persentase bunga simpanan
n=¿ Periode pembungaan

Contoh
Pak Ahmad memerlukan tambahan modal untuk usahanya berdagang makanan,
sehingga ia meminjam uang dikoperasi “Maju Jaya” sebesar Rp . 4.000.000 dengan
imbalan jasa berupa bunga sebesar 2 % dari pokok pinjaman per-bulan. Jika pak
Ahmad akan melunasi pinjaman itu beserta bunganya setelah 6 bulan, maka
tentukanlah total pengembalian pak Ahmad
Penyelesaian
Diketahui :
M o=40.000 .000
i=2 %=0,02
n=6
Ditanyakan :
Jawab :
n
M n=M o ( 1+i )
M 6=40.000.000 ( 1+0,02 )6
M 6=40.000.000 ( 1,12 )
M 6=4.480.000
Jadi total pengembalian pak Ahmad adalah Rp . 4.480.000 ,−¿

Contoh
Santi menyimpan uangnya di sebuah bank sebesar Rp .2.000 .000 . Setelah tiga tahun
uang tabungan Santi menjadi Rp .2.662 .000. Jika bank tersebut menerapkan sistem
bunga majemuk, berapa persenkah per-tahun bunga bank tersebut ?
Penyelesaian
Diketahui :
M o=2.000 .000
M n=2.662 .000

18
n=3
Ditanya : i=… ?
Jawab :
n
M n=M o ( 1+i )
3
2.662 .000=2.000 .000 ( 1+ i )
2.662.000 3
= (1+i )
2.000.000
1,331=( 1+i )3
3 3
1,1 =( 1+i )
1+i=1,1
i=1,1−1
i=0,1
Jadi, persentase bunga bank adalah 10 %
4. Anuitas
Anuitas bukan hal yang baru dalam kehidupan ekonomi semisal pembayaran sewa
rumah, atau angsuran kredit (motor, rumah, bank, dll) atau pun uang tabungan kita di
bank yang setiap bulan mendapatkan bunga, semuanya contoh konkret dari anuitas.
Ada dua macam anuitas, yaitu :
a. Anuitas Pasti yaitu anuitas yang tanggal pembayarannya mulai dan terakhirnya
pasti. Contoh: KPR, kredit bank, kredit mobil, dll.
b. Anuitas Tidak Pasti, yaitu anuitas yang jangka pembayarannya tidak pasti.
Contohnya pembayaran santunan asuransi kecelakaan.
Anuitas adalah rangkaian pembayaran atau penerimaan yang sama jumlahnya dan
harus dibayarkan atau yang harus diterima pada tiap akhir periode atas sebuah
pinjaman atau kredit. Jika suatu pinjaman akan dikembalikan secara anuitas, maka ada
tiga komponen yang menjadi dasar perhitungan yaitu :
a. Besar pinjaman
b. Besar bunga
c. Jangka waktu dan jumlah periode pembayaran

19
Anuitas yang diberikan secara tetap pada setiap akhir periode mempunyai dua
fungsi yaitu membayar bunga atas hutang dan mengangsur hutang itu sendiri.
Sehingga konsepnya :
Anuitas = Bunga atas hutang + Angsuran hutang
Jika utang sebesar M o mendapat bunga sebesar b per bulan dan anuitas sebesar A,
maka dapat ditentukan :
 Besar bunga pada akhir periode ke−n
Bn=( 1+b )n−1 ( b . M − A ) + A
 Besar angsuran pada akhir periode ke−n
n−1
An =( 1+ b ) ( A−bM )
 Sisa hutang pada akhir periode ke−n
n
M n=( 1+b ) M − ( b)
A A
+
b
Besar anuitas untuk membayar hutang sebesar M o dengan bunga sebesar b
perbulan selama n bulan adalah :
b . M o ( 1+ b )n
A=
( 1+b )n−1
Contoh
Sebuah pinjaman sebesar Rp 20.000.000,00 akan dilunasi secara anuitas tahunan
sebesar Rp 4.000 .000,00 . Jika suku bunga 5 % per tahun, besar angsuran, bunga, dan
sisa hutang tahun ketiga adalah?
Penyelesaian :
M =20.000 .000
A=4.000 .000
b=5 %
n=3
 Angsuran
n−1
An =( 1+ b ) ( A−bM )
A3 =( 1+ 0,05 )3−1 ( 4.000.000−( 0,05 ) 20.000 .000 )
A3 =( 1,05 )2 ( 4.000.000−1.000.000 )

20
A3 =( 1,1025 )( 3.000 .000 )
A3 =3.307.500
 Bunga
n−1
Bn=( 1+b ) (b . M − A)+ A
3−1
B3=( 1+0,5 ) ( 0,05 ×20.000 .000−4.000.000 )+ 4.000 .000
2
B3=( 1,5 ) (−3.000 .000 )+ 4.000 .000
B3=−3.307 .000+ 4.000 .000
B3=692.500
 Sisa Hutang

(−bA )+ Ab
M n=( 1+b )n

M =( 1+0,05 ) ( 20.000.000−
0,05 )
3 4.000 .000 4.000 .000
3 +
0,05
M 3=( 1,157625 ) (−60.000 .000 ) +80.000 .000
M 3=10.542 .500

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Barisan geometri adalah suatu barisan bilangan yang setiap sukunya diperoleh dari suku
sebelumnya dikalikan dengan suatu bilangan tetap (konstan). Bilangan yang tetap tersebut
dinamakan rasio (pembanding) dan dinotasikan dengan r .
Jika U 1 ,U 2 , … , Un barisan geometri dengan Un adalah rumus ke-n, berlaku

Un
r=
U n−1

Rumus umum suku ke-n (U n ) barisan geometri adalah

n−1
U n =ar

Rumus umum jumlah n suku pertama dari deret geometri adalah sebagai berikut
a ( r n−1 )
Sn = ,untuk r > 1
r−1

a ( 1−r n )
Sn = ,untuk r < 1
1−r

Rumus jumlah deret geometri tak berhingga adalah


a
S∞ = , dengan∨r∨¿ 1
1−r
Penerapan atau Aplikasi Barisan dan Deret Geometri
1. Pertumbuhan
Deret geometri takhingga yang tidak mempunyai nilai disebut Deret Divergen
sedangkan Deret geometri takhingga yang mempunyai nilai disebut Deret Konvergen
Rumus Pertumbuhan Geometri :
n n
M n=M o ( 1+i ) atau M n=M 0 . r
2. Peluruhan
Deret geometri takhingga yang tidak mempunyai nilai disebut Deret Divergen
sedangkan Deret geometri takhingga yang mempunyai nilai disebut Deret Konvergen
Rumus Peluruhan Geometri
n n
M n=M o ( 1−i ) atau M n=M 0 . r

22
3. Bunga Majemuk
Bunga Majemuk (Barisan geometri) yaitu metoda pemberian imbalan jasa bunga
simpanan yang dihitung berdasarkan besar modal atau simpanan pada periode bunga
berjalan
Rumus :
M n=M o ( 1+i )n
4. Anuitas
Ada dua macam anuitas, yaitu :
a. Anuitas Pasti yaitu anuitas yang tanggal pembayarannya mulai dan terakhirnya
pasti. Contoh: KPR, kredit bank, kredit mobil, dll.
b. Anuitas Tidak Pasti, yaitu anuitas yang jangka pembayarannya tidak pasti.
Contohnya pembayaran santunan asuransi kecelakaan.
Anuitas yang diberikan secara tetap pada setiap akhir periode mempunyai dua
fungsi yaitu membayar bunga atas hutang dan mengangsur hutang itu sendiri.
Sehingga konsepnya :
Anuitas = Bunga atas hutang + Angsuran hutang
Jika utang sebesar M o mendapat bunga sebesar b per bulan dan anuitas sebesar A,
maka dapat ditentukan :
 Besar bunga pada akhir periode ke−n
n−1
Bn=( 1+b ) (b . M − A)+ A
 Besar angsuran pada akhir periode ke−n
n−1
An =( 1+ b ) ( A−bM )
 Sisa hutang pada akhir periode ke−n

M n=( 1+b ) M −
n
( b)
A A
+
b
Besar anuitas untuk membayar hutang sebesar M o dengan bunga sebesar b
perbulan selama n bulan adalah :
n
b . M o ( 1+ b )
A=
( 1+b )n−1

23
DAFTAR PUSTAKA

Rosihan Ari Y, Indriyastuti. 2009. Khazanah Matematika 3 : untuk Kelas XII SMA / MA
Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Istiqomah. 2020. Modul Pembelajaran Barisan dan Deret Matematika Umum Kelas XI.
Mataram: Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS dan DIKMEN.

24

Anda mungkin juga menyukai