CBR Jalan Salwa Khairunnisa
CBR Jalan Salwa Khairunnisa
CBR Jalan Salwa Khairunnisa
OLEH :
Salwa Khairunnisa NIM : 5183311012
FAKULTAS TEKNIK
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat Nyalah,
sehingga Critical Book Report ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa saya juga
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya. Penyusunan Critical Book Report ini dilakukan
sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Perenc.dan pelaksaan konst. Jalan dan
jembatan.
Dan harapan saya semoga Critical Book Report ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi Critical Book Report agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................
B. Saran .......................................................................................................
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja masalah kerusakan permukaan jalan ?
2. Bagaimana cara pemeliharaan permukaan jalan?
3. Kerusakan permukaan jalan dapat diperbaiki dengan ?
4. Bagaimana perawatan permukaan jalan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa saja masalah kerusakan permukaan jalan
2. Untuk mengetahui material bagaimana cara pemeliharaan permukaan jalan
3. Untuk mengetahui cara memperbaiki kerusakan permukaan jalan
4. Untuk mengetahui bagaimana perawatan permukaan tanah
BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTITAS BUKU
a. Buku Utama
Judul Buku : Perkerasan Lentur Jalan Raya
Penulis : Silvia Sukirman
Penerbit : Nova
ISBN :-
Tahun : 1999
Kota : Bandung
Jumlah Hal : 241 Halaman
2. Distori (distortion)
Distorsi/perubahan bentuk dapat terjadi akibat lebanya tanah dasar, pemadatan yang
kurang pada lapis pondasi, sehingga terjadi tembahan pemadatan beban lalu lintas.
Distori (distorsion) dapat dibedakan atas :
a. Alur (ruts), yang terjadi pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Alur dapat
merupakan tempat menggenangkan air hujan jatuh diatas permukaan jalan,
mengurangi tingkat kenyamanan, dan akhirnya dapat timbul retak retak. Alur
disebabkan oleh lapis perkerasan yang kurang pada. Campuran aspal dengan
stabilitas rendah dapat pula menimbulkan deformasi plastis
b. Keriting (corrugation), alur yang terjadi melintang jalan. Dengan timbulnya
lapisan permukaan yang berkeriting ini pengemudi akan merasakan ketidak
nyamanan mengemudi. Penyebab kerusakan ini adalah rendahnya stabilitas
campuran dapat berasal dari terlalu tinggi kadar aspal, terlalu banyak agregat
halus, agregat berbentuk bulat dan licin, atau aspal yang dipergunakan
mempunyai penetrasi yang tinggi. Kerusakannya dapat diperbaiki dengan :
Jika lapis pemukaan yang berkeriting itu mempunyai lapis pondasi agregat,
perbaikan yang tepat adalah dengan menggaruk kembali, dicampur dengan
lapis pondasi, dipatkan kembali dan diberi lapis permukaan baru
Jika lapis permukaan dengan bahan pengikat mempunyai ketebalan <5cm,
maka lapis tipis yang mengalami keriting diangkat dan diberi lapis permukaan
yang beru
c. Sungkur (shoving), deformasi plastis yang terjadi setempat, ditempat kenderaan
sering berhenti, kelandaian curam, dan tikungan tajam. Kerusakan dapat terjadi
dengan/tanpa retak. Penyebab kerusakan sama dengan kerusakkan keriting.
Perbaikan dapat dilakukan dengan cara dibongkar dan dilapis kembali.
d. Amblas (grade depressions), terjadi setempat, dengan atau tanpa retak. Amblas
dapat terdeteksi dengan adanya air yang tergenang. Air tergenang ini dapat
meresap kedalan lepisan perkerasan yang akhirnya menimbulkan lubang.
Penyebab amblas adalah beban kenderaan yang melebihi apa yang derencanakan,
pelaksanaan yang kurang baik, atau penurunan bagian perkerasan dekarenakan
tanah dasar mengalami settlement.
Perbaikan dapat dilakukan dengan :
Untuk amblas yang kurang lebih 5cm, bagian yang rendah diisi dengan bahan
sesuai seperti lapen, lataston, laston
Untuk amblas yang lebih besar dari 5cm, bagian amblas dibongkar dan dilapis
kembali dengan lapis yang sesuai
e. Jembul (upheaval), terjadi setempat, dengan atau tanpa retak. Hal ini terjadi akibat
pengembangan tanah dasar pada tanah dasar ekspansip. Perbaikan delakukan
dengan membongkar bagian yang rusak dan melapisinya kembali.
A. KESIMPULAN
Penanganan konstruksi perkerasan bersifat pemeliharaan, penunjang, peningkatan,
ataupun rehabilitas dapat dilakukan dengan baik setelah kerusakan kerusakan yang timbul pada
perkerasan dievaluasi mengenai penyebab dan akibat kerusakan. Menurut manual pemeliharaan
jalan nomor : 03/MN/B/1983 yang dikeluarkan oleh direktorat jendral bina marga, kerusakan
jalan dapat dibedakan atas : Retak (cracking), Distorsi (distortion), Cacat permukaan
(disintegration), Pengausan (polished aggregate), Kegemukan (bleeding of flushing), Penurunan
pada bekas penanaman utilitas
B. SARAN
Saran kami sebagai penulis mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki oleh penulis, maka untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam lagi,
disarankan kepada pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang sifatnya membangun agar
sempurnanya laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA