Buku Saku Asi Eksklusif

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

BUKU SAKU ASI EKSKLUSIF

A. Definisi
ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain kepada
bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun bukan
berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif pemberian ASI
dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun.
ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, bersifat
ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan
makanan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta
tanpa tambahan makanan padat , seperti pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan
nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat (Prasetyono, 2009).

B. Manfaat ASI (WHO, 2016)


Menurut (WHO, 2016) pemberian ASI memiliki banyak manfaat bagi ibu dan bayi.
a. Manfaat ASI bagi bayi :
1. Sebagai perlindungan terhadap infeksi gastrointestinal
2. Menurunkan risiko kematian bayi akibat diare dan infeksi
3. Sumber energi dan nutrisi bagi anak usia 6 sampai 23 bulan
4. Mengurangi angka kematian di kalangan anak-anak yang kekurangan gizi.

b. Manfaat pemberian ASI bagi ibu :


1. Mengurangi risiko kanker ovarium dan payudara
2. Membantu kelancaran produksi ASI
3. Sebagai metode alami pencegahan kehamilan dalam 6 bulan pertama setelah
kelahiran
4. Membantu mengurangi berat badan lebih dengan cepat setelah kehamilan

Menurut (Astutik, 2014) pemberian ASI sangat bermanfaat bagi ibu, keluarga, dan
negara.
a. Manfaat ASI bagi ibu :
1. Mencegah perdarahan pasca persalinan
2. Mengurangi 3 risiko terjadinya anemia
3. Mengurangi risiko kanker ovarium dan payudara
4. Memperkuat ikatan batin seorang ibu dengan bayi yang dilahirkan
5. Sebagai salah satu metode KB badan sementara.
b. Manfaat ASI bagi keluarga :
1. Mudah pemberiannya seperti tidak perlu mencuci botol dan mensterilkan sebelum
digunakan
2. Menghemat biaya
3. Bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran keluarga.
c. Manfaat ASI bagi Negara :
1. Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak
2. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
3. Mengurangi devisa untuk membeli susu formula
4. Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa

C. Akibat Tidak Diberi ASI


Dampak ibu muda yang tidak memberikan ASI pada bayi akan menyebabkan
bayi berisiko terkena berbagai penyakit infeksi seperti infeksi saluran pernafasan,
infeksi telinga, daya imunitas rendah, berakibat pada generasi penerus yang kurang
cerdas, meningkatnya angka kesakitan, meningkatnya kematian anak, menambah
subsidi rumah sakit dan menambah devisa untuk membeli susu formula (Nugroho,
2011).

D. Waktu Menyusui Bayi


 Berikan ASI sesuai permintaan bayi, siang dan malam.
 Isapan yang sering dilakukan bayi (disertai dengan pelekatan yang baik) akan
menghasilkan lebih banyak ASI.
 Tangisan adalah tanda bayi sudah sangat lapar. Tanda-tanda awal bayi ingin
disusui adalah:
1. Gelisah
2. Membuka mulut dan menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan
3. Menjulur-julurkan lidah
4. Mengisap jari atau tangan
 Biarkan bayi selesai menyusu satu payudara sebelum memberikan payudara yang
lain. Bolak-balik memberikan satu payudara ke payudara yang lain akan
menyebabkan bayi tidak bisa mendapatkan ‘ASI akhir’. “ASI awal” memiliki
lebih banyak air dan bisa memuaskan dahaga bayi. “ASI akhir” lebih banyak
mengandung lemak dan dapat memuaskan rasa lapar bayi.
 Jika bayi sakit atau mengantuk, bangunkan dia untuk lebih sering menyusu.
 JANGAN gunakan botol, empeng atau cangkir minum. Barang-barang tersebut
sulit dibersihkan dan dapat menyebabkan bayi sakit

E. Teknik Menyusi
Posisi menyusui yang baik akan membantu anak dapat menghisap dengan baik
dan membantu Ibu untuk dapat memproduksi banyak ASI.
 Empat hal utama tentang posisi bayi adalah: lurus, menghadap payudara, dekat
dan ditopang.
1. Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus.
2. Ibu mendekap badan bayi dekat dengan tubuhnya.
3. Ibu menopang seluruh badan bayi, dan bukan hanya kepala atau bahu bayi.
4. Wajah bayi menghadap payudara dengan hidung menghadap puting.
 Ada beberapa cara untuk memposikan bayi ibu :
1. Posisi normal menyangga bayi (yang paling umum dilakukan).
2. Posisi di bawah lengan menyilang (baik untuk bayi kecil).
3. Posisi berbaring menyamping (baik untuk beristirahat sambil menyusui dan di
malam hari).
4. Posisi di bawah lengan/ketiak (digunakan setelah operasi Caesar, jika puting
susu Ibu sakit atau jika Ibu menyusui bayi kembar atau bayi yang mungil).

a. Posisi Badan Ibu dan Badan Bayi (DepKes RI, 2005, p.31)
1. Ibu duduk atau berbaring dengan santai
2. Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
3. Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara
4. Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
5. Dengan posisi seperti ini telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher
dan lengan bayi
6. Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan
lengan ibu.

b. Posisi Mulut Bayi dan Putting Susu Ibu (DepKes RI, 2005, pp.26-32)
1. Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang dibawah
(bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah
(bentuk gunting), dibelakang areola (kalang payudara)
2. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara
menyentuh puting susu, menyentuh sisi mulut puting susu.
3. Tunggu samapi bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah ke
bawah
4. Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu belakang
bayi bukan bagian belakang kepala
5. Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadapan- hadapan dengan
hidung bayi
6. Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit- langit mulut bayi
7. Usahakan sebagian aerola (kalang payudara) masuk ke mulut bayi, sehingga
puting susu berada diantara pertemuan langit- langit yang keras (palatum durum)
dan langit- langit lunak (palatum molle)
8. Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah
sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak dibawah kalang
payudara
9. Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi
10. Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi
dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal itu tidak perlu karena
hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu
11. Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus- elus bayi.
12. Cara Menyendawakan Bayi
 Letakkan bayi tegak lurus bersandar pada bahu ibu dan perlahan-lahan
diusap punggung belakang sampai bersendawa
 Kalau bayi tertidur, baringkan miring ke kanan atau tengkurap. Udara akan
keluar dengan sendirinya

c. Langkah – langkah Menyusui Yang Benar (DinKes, 2009)


1. Ibu mencucui tangan sebelum menyusui bayinya
2. Ibu duduk dengan santai dan nyaman, posisi punggung tegak sejajar punggung
kursi dan kaki diberi alas sehingga tidak menggantung
3. Mengeluarkan sedikit ASI dan mengoleskan pada puting susu dan aerola
sekitarnya
4. Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala terletak pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi terletak pada lengan
5. Ibu menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan meletakkan satu tangan bayi
dibelakang ibu dan yang satu didepan, kepala bayi menghadap ke payudara
6. Ibu memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada garis lurus
7. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang
dibawah serta tidak menekan puting susu atau areola
8. Ibu menyentuhkan putting susu pada bagian sudut mulut bayi sebelum menyusui
9. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi.
10. Ibu menatap bayi saat menyusui
11. Pasca Menyusui
 Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking di masukkan ke mulut
bayi melalui sudut mulut bayi atau dagu bayi ditekan ke bawah
 Setelah bayi selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada putting susu dan aerola, biarkan kering dengan sendirinya
12. Menyendawakan bayi dengan :
 Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggung ditepuk perlahan-lahan atau
 Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya di tepuk
perlahan-lahan.

F. Mitos ASI
G. Cara Memerah ASI
1. Pastikan bahwa tangan dan peralatan yang dipakai bersih.
2. Cuci tangan dengan sabun sebelum memerah.
3. Bersihkan dan rebus wadah yang akan dipakai untuk tempat ASI perah.
4. Bersikap santai.
5. Kadang-kadang ada baiknya untuk meremas payudara. Kain yang hangat dapat
membantu menstimulasi aliran ASI.
6. Letakkan ibu jari di atas daerah gelap di sekitar puting (areola) dan jari-jari yang
lain di sisi bawah payudara di belakang areola.
 Dengan ibu jari Anda dan dua jari pertama tekan sedikit ke dalam
payudara dan kemudian tekan dengan lembut ke arah daerah gelap
(areola).
 ASI mungkin akan mulai menetes, atau kadang-kadang mengucur.
Tampung ASI tersebut dalam wadah yang bersih.
 Jangan menggosok kulit, yang dapat menyebabkan lecet, atau memencet
puting susu, dapat menyebabkan susu berhenti mengalir.
 Putar ibu jari dan posisi jari dan tekan dan lepaskan di sekitar areola.
7. Perah dari satu payudara sekurang-kurangnya 3 sampai 5 menit sampai ASI
keluar, kemudian perah ASI dari payudara yang lainnya, kemudian ulangi
keduanya (total selama 20 sampai 30 menit).
8. Simpan ASI perah dalam wadah yang bersih dan ditutup. ASI dapat disimpan 6
sampai 8 jam di tempat yang sejuk dan bisa sampai 72 jam di dalam kulkas.

H. Penyimpanan ASI (IDAI, 2010)


1. ASI perah disimpan dalam lemari pendingin atau menggunakan portable cooler
bag
2. Untuk tempat penyimpanan ASI, berikan sedikit ruangan pada bagian atas wadah
penyimpanan karena seperti kebanyakan cairan lain, ASI akan mengembang bila
dibekukan.
3. ASI perah segar dapat disimpan dalam tempat/wadah tertutup selama 6-8 jam
pada suhu ruangan (26ºC atau kurang). Jika lemari pendingin (4ºC atau kurang)
tersedia, ASI dapat disimpan di bagian yang paling dingin selama 3-5 hari,
di freezer satu pintu selama 2 minggu, di freezer dua pintu selama 3 bulan dan di
dalam deep freezer (-18ºC atau kurang) selama 6 sampai 12 bulan.
4. Bila ASI perah tidak akan diberikan dalam waktu 72 jam, maka ASI harus
dibekukan.
5. ASI beku dapat dicairkan di lemari pendingin, dapat bertahan 4 jam atau kurang
untuk minum berikutnya, selanjutnya ASI dapat disimpan di lemari pendingin
selama 24 jam tetapi tidak dapat dibekukan lagi.
6. ASI beku dapat dicairkan di luar lemari pendingin pada udara terbuka yang cukup
hangat atau di dalam wadah berisi air hangat, selanjutnya ASI dapat bertahan 4
jam atau sampai waktu minum berikutnya tetapi tidak dapat dibekukan lagi.
7. Jangan menggunakan microwave dan memasak ASI untuk mencairkan atau
menghangatkan ASI.
8. Sebelum ASI diberikan kepada bayi, kocoklah ASI dengan perlahan untuk
mencampur lemak yang telah mengapung.
9. ASI perah yang sudah diminum bayi sebaiknya diminum sampai selesai,
kemudian sisanya dibuang

I. Cara Penyajian Susu Perah


1. Sehari sebelumnya ASI perah beku yang tersimpan di freezer dirutunkan ke
lemari pendingin. Tujuan agar pelelehan ASI perah beku mencair
J. Pelancar ASI
K. ASI BBLR

Anda mungkin juga menyukai