LP Hil
LP Hil
LP Hil
DISUSUN OLEH :
NIM.S18158
KELAS S18C
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga
melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan
(R. Sjamsuhidayat & Wim de Jong, 2017).
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis
internus yang terletak disebelah lateral vasa epigastrika inferior, menyusuri
kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui anulus inguinalis
eksternus (Wijaya, A. S. & Putri, Y. M. (2013).
2. Etiologi
Beberapa etiologi/penyebab terjadinya hernia menurut Wijaya
(2013) adalah sebagai berikut :
a. Faktor kongenital
Pada pria terdapat suatu processus yang berasal dari
peritoneum parietalis, yang dalam masa intra uterin merupakan guide
yang diperlukan dalam desenskus testikulorm, processus ini
seharusnya menutup. Bila testis tidak sampai ke skrotum, processus ini
tetap akan terbuka, atau bila penurunan baru terjadi 1 – 2 hari sebelum
kelahiran, processus ini belum sempat menutup dan pada waktu lahir
masih tetap terbuka.
b. Faktor utama
Terjadi setelah operasi sebagai akibat gangguan penyembuhan
luka.
c. Faktor umur dan jenis kelamin
Orang tua lebih sering daripada anak muda, pria lebih banyak
dari pada wanita.
d. Faktor adipositas
Pada orang gemuk jaringan lemaknya tebal tetapi dinding
ototnya tipis sehingga mudah terjadi hernia.
e. Faktor kelemahan muskulo aponeurosis
Biasanya ditemukan pada orang kurus.
f. Faktor tekanan intra abdominal
Ditemukan pada orang-orang dengan batuk yang kronis, juga
pada penderita dengan kesulitan miksi seperti hypertrofi prostat,
gangguan defekasi, serta pada orang yang sering mengangkat berat.
3. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer (2017), manifestasi klinis hernia adalah sebagai
berikut :
a. Hernia inguinalis lateralis / indirekta
1) Adanya benjolan di selakangan/ kemaluan
2) Benjolan bisa hilang atau timbul dan mengecil
3) Timbul bila menangis, mengejan saat defekasi, mengangkat benda
berat
4) Dapat ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau mual muntah bila
terjadi komplikasi
5) Pada bayi dan anak-anak sering gelisah, banyak menangis dan
kadang perut kembung
b. Hernia inguinalis medialis / direkta
1) Terlihat adanya masa yang bundar pada annulus inguinalis eksterna
yang mudah mengecil bila tiduran
2) Tetap akan terdapat benjolan meskipun tidak mengejan
3) Mudah kencing karena buli-buli ikut membentuk dinding medial
hernia
4) Bila hernia ke skrotum maka hanya akan ke bagian atas skrotum
4. Patofisiologi dan Pathway
Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah
faktor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada
waktu kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga pertu
melalui kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang dapat
seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan
factor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup
panjang maka akan menonjol keluar dari annulus ingunalis ekstermus.
Apabila hernia ini berlanjut tonjolan akan sampai ke skrotum karena kanal
inguinalis berisi talis perma pada laki-laki, sehingga menyebakan hernia.
Hernia ada yang dapat kembali secara spontan maupun manual juga ada
yang tidak dapat kembali secara spontan ataupun manual akibat terjadi
perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi
hernia tidak dapat dimasukkan kembali (Erfandi, 2011).
Keadaan ini akan mengakibatkan kesulitan untuk berjalan atau
berpindah sehingga aktivitas akan terganggu. Jika terjadi penekanan
terhadap cincin hernia maka isi hernia akan mencekik sehingga terjadi
hernia strangulate yang akan menimbulkan gejala illeus yaitu gejala
abstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang
akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan
iskemik. Isi hernia ini akan menjadi nekrosis. Kalau kantong hernia terdiri
atas usus dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses
local atau prioritas jika terjadi hubungan dengan rongga perut. Obstruksi
usus juga menyebabkan penurunan peristaltikusus yang bisa menyebabkan
konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul gejala illeus yaitu perut
kembung, muntahdan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul lebih
berat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah (Erfandi, 2011).
Pathway
TIA meningkat
Hernia inguinal
Pembedahan
Insisi bedah
Terputusnya
Risiko Infeksi jaringan saraf
Kerusakan spasme
otot dan jaringan
Terputusnya
jaringan saraf Gangguan
Mobilitas Fisik
Nyeri akut
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang mengacu
pada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat
menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil
atau gagal (Deswani, 2011).
Pada tahap evaluasi, perawat dapat menemukan reaksi klien
terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan
apakah sasaran dari rencana keperawatan dasar mendukung proses
evaluasi. Selain itu, juga dapat menetapkan kembali informasi baru yang
ditunjukkan oleh pasien untuk mengganti atau menghapus diagnosa
keperawatan, tujuan atau intervensi keperawatan (Deswani, 2011).
Heffner & Scuhst. (2006). At a glance reproduction system. Alih bahasa Alimul
Azis, Hidayat. Jakarta: Erlangga.
Purnomo, B.B. (2011). Dasar-dasar urologi. Edisi ketiga. Jakarta: CV. Sagung
Seto.
Syamsuhidayat, R.., & Jong, W. (2017). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi.
Jakarta: EGC.