Implementasi Taksonomi Bloom PBA (Nurul Dwi)
Implementasi Taksonomi Bloom PBA (Nurul Dwi)
Implementasi Taksonomi Bloom PBA (Nurul Dwi)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembeajran Pendidikan Bahasa Arab
Disusun Oleh :
Anderson (dalam Widodo 2006: 5) menjelaskan bahwa dimensi proses kognitif dalam
taksonomi Bloom yang baru secara umum sama dengan yang lama yang menunjukkan
adanya perjenjangan, dari proses kognitif yang sederhana ke proses kognitif yang lebih
kompleks. Namun penjenjangan pada taksonomi yang baru lebih fleksibel sifatnya. Artinya,
untuk dapat melakukan proses kognitif yang lebih tinggi tidak mutlak disyaratkan
penguasaan proses kognitif yang lebih rendah. Perubahan- perubahan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).
2. Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding (memahami). Pada
level 3, application diubah menjadi applying (menerapkan).
3. Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
4. Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan
mendasar, yaitu creating (mencipta).
5. Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan evaluating
(menilai). Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri
dari enam level: remembering (mengingat),undertanding (memahami), applying
(menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan creating
(mencipta). Revisi Krathwohl ini sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar
yang sering kita kenal dengan istilah C1 sampai dengan C6.
Perubahan istilah dan pola level taksonomi bloom dapat digambarkan sebagai berikut:
Ranah Afektif
Ranah Afektif mencakup segala sesuatu yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai,
penghargaan, semangat,minat, motivasi, dan sikap. Lima kategori/level ranah ini (1)
Penerimaan, (2) Responsif, (3) Nilai Diri, (4) Organisasi, dan (5) Karakterisasi, diurutkan
mulai dari perilaku yang sederhana hingga yang paling kompleks.
Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan
kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan
tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh
kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang
rumit, yaitu; (1) Persepsi, (2) Kesiapan, (3) Reaksi yang diarahkan, (4) Reaksi natural, (5)
Reaksi yang kompleks, (6) Adaptasi, (7) Kreativitas.
C. Penggunaan taksonomi bloom serta implementasinya dalam evaluasi pembelajaran
PBA
Langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan Taksonomi Bloom adalah
sebagai berikut
1. Tentukan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran bahasa Arab adalah dapat membentuk siswa trampil
mendengar, berbicara dengan topik-topik yang komunikatif, kontekstual, trampil
membaca dan menulis bahasa Arab serta menulis yang melambangkan huruf/kata-
kata bahasa Arab dengan baik dan benar.
2. Tentukan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai apakah knowledge, skills atau
attitude. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan karakteristik mata pelajaran/mata
kuliah, dan siswa/mahasiswa
Bahasa Arab memiliki karakteristik yang unik dan universal. Dikatakan unik karena
bahasa Arab memiliki ciri khas yang membedakannya dengan bahasa lainnya,
sedangkan universal berarti adanya kesamaan nilai antara bahasa Arab dengan
bahasa lainnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa evaluasi pebelajaran bahsa arab
harus mempertimbangkan tiga kompetensi yaitu knowledge, skills, dan attitude.
3. Tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi pembelajaran.
a. Ranah kognitif :
Pada ranah ini, tentu saja pembelajaran bahasa arab harus mencapai kompetensi pada tiap
tingkatan taksonomi.
Pada tahap mengingat, maka sudah menjadi keharusan bagi setiap orang yang mempelajari
bahasa arab untuk mampu dalam menghafal materi-materi bahasa arab yang sedang
dipelajari. Contohnya : mampu menghafal dan menyebutkan kembali definisi, klasifikasi, dan
jenis-jenis dari setiap bab pada pelajaran nahwu, mempraktekkan ulang hiwar yang telah
dipelajari, membacakan ulang semua hafalan nadzom-nadzom bahasa arab.
Pada tahap memahami, menerangkan kembali materi yang telah diajarkan dengan rinci,
merangkum materi yang telah diajarkan dengan gaya sendiri, dalam ilmu nahwu maka
peserta didik diharapkan pada tingkatan ini mampu menyebutkan kedudukan kata-kata yang
telah dipelajari dalam suatu kalimat atau mampu mengi’rob, dalah shorof maka peserta didik
harus mampu menggunakan kata-kata yang telah berubah sesuai kedudukannya dalam
kalimmat, dalam ta’bir maka peserta didik harus mampu membuat tulisan berbahasa arab
yang memiliki tema dan mampu menceritakannya kembali
Pada tahap menerapkan, menginterpretasikan ilmu-ilmu nahwu dan shorof dalam kalimat
sehari-hari, menggunakan kosakata yang telah dihafal dalam kehidupan sehari-hari, membaca
kitab gundul dengan harokat yang benar sesuai kaidah-kaidah nahwu dan shorof,
menguraikan kata-kata dengan bahasa arab.
Pada tahap menganalisis, yaitu peserta didik harus mampu menganalisis pembagian kalimat-
kalimat yang terdapat dalam tajuk bajaan berbahasa arab atau kitab-kitab bahasa arab,
contohnya mampu membedakan jumlah ismiyah, jumlah fi’liyah, syibhul jumlah dan jumlah,
dan lainnya.
Pada tahap mengevaluasi/menilai, peserta didik diharapkan mampu menilai sebuah tulisan
berbahasa arab apakah sudah sesuai dengan kaidah-kaidah ataukah belum, atau peserta didik
mampu menilai bahasa yang diucapkan oleh orang-orang yang sedang berbicara bahasa arab.
Pada tahap mencipta, peserta didik diharapkan mampu menciptakan konsep baru dalam
memahami ilmuu-ilmu bahasa arab, mampu menciptakan klasifikasi baru yang membawa
inofasi dalam dunia pembelajaran bahasa arab
b. Ranah Afektif (attitude)
Ranah afektif merupakan sesuatu yang terkait dengan emosi menurut saya tidak bisa untuk
diimplementasikan dalam evaluasi pembelajaran Bahasa Arab secara langsung karena dunia
ilmu bahasa arab sejatinya hanyalah ilmu alat yang mengantarkan kepada ilmu utama. Yang
dimaksud ilmu utama disini adalah ilmu agama islam yang keseluruhannya berbahasa arab.
Maka dari itu ilmu bahasa arab tidak bersinggungan secara langsung dalam ranah afektif ini
namun bersinggungan secara tidak langsung.
Orang yang mempelajari bahasa arab kemudian mempelajari agama islam dengan baik, maka
InsyaAllah kualitas afektifnya sangat tinggi. Yaitu mampu mengontrol emosinya,
perasaannya, prasangkanya, dan segala bentuk hubungan dia dengan manusia yang lain.
Itulah manfaat dari mempelajari agama Islam dengan cara yang benar yaitu dimulai dari
memahami bahasa arab.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan
kemampuan fisik. Ketrampilan ini dapat diasah jika sering melakukannya. Perkembangan
tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan. Ada tujuh
kategori dalam ranah psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang
rumit, yaitu; (1) Persepsi, (2) Kesiapan, (3) Reaksi yang diarahkan, (4) Reaksi natural, (5)
Reaksi yang kompleks, (6) Adaptasi, (7) Kreativitas.
Menurut saya dalam dunia bahasa apapun itu, kemampuan fisik yang menjadi alat untuk
mewadahi ilmu bahasa arab adalah kemampuan dalam berbicara, kepekaan dalam mendengar
orang lain berbicara, kemahiran dalam menyusun tulisan.
Kategori persepsi, yaitu kemampuan menggunakan saraf sensori dalam
menginterpretasikannya dalam memperkirakan sesuatu. Contoh : mendengarkan dengan
seksama penutur bahasa arab dalam berbicara walaupun dia tidak mengetahui artinya secara
keseluruhan, namun saraf sensorinya dipergunakan dengan baik untuk menstimulasi
pendengarannya, kemudian dia mencoba untuk mengulangi apa yang dibicarakkan oleh orang
asing untuk menstimulasi lisannya dalam berbahasa arab.
Kategori kesiapan, yaitu kemampuan untuk mempersiapkan diri, baik mental, fisik, dan
emosi, dalam menghadapi sesuatu. Contoh : mengumpulkan kosakata-kosakata yang akan
digunakannya untuk berbicara bahasa arab.
Kategori reaksi yang diarahkan, yaitu kemampuan untuk memulai keterampilan yang
kompleks dengan bantuan / bimbingan dengan meniru dan uji coba. Contoh : mengulangi
kalimat-kalimat yang disampaikan oleh guru bahasa arab atau orang arab asli
Kategori natural (mekanisme), yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan pada tingkat
keterampilan tahap yang lebih sulit. Melalui tahap ini diharapkan siswa akan terbiasa
melakukan tugas rutinnya. Contohnya : menggunakan bahasa arab dalam kesehariannya.
Kategori reaksi yang kompleks, yaitu kemampuan untuk melakukan kemahirannya dalam
melakukan sesuatu, dimana hal ini terlihat dari kecepatan, ketepatan, efisiensi dan
efektivitasnya. Semua tindakan dilakukan secara spontan, lancar, cepat, tanpa ragu.
Contohnya : kemampuan untuk berdiskusi atau debat ilmiah berbahasa arab.