Pendidik Dalam Perspektid Pendidikan Islam
Pendidik Dalam Perspektid Pendidikan Islam
Pendidik Dalam Perspektid Pendidikan Islam
Disusun oleh:
Kelompok V
Nama Anggota:
1. Rohaya Harilasari (190101007)
2. Sayyid Mubarok (190101018)
3. Nila Wati (190101026)
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Nashuddin, M.Pd.
NIP : 195212311986031011
Dipresentasikan pada:
Hari/tanggal: Senin/29 Maret 2021
Pukul: 07.30-09.10 WITA
Semester IV Kelas A
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2021
ii
KATA PENGANTAR
Kelompok V
iii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Definisi Pendidik.............................................................................................................3
B. Jenis Pendidik dalam Pendidikan Islam..........................................................................5
C. Keutamaan Pendidik.......................................................................................................6
D. Tugas, Tanggung Jawab, dan Hak Pendidik...................................................................8
E. Kode Etik Pendidik.......................................................................................................11
F. Peran Pendidik..............................................................................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................................17
B. Saran..............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam memiliki tujuan akhir yakni untuk dapat melahirkan
insan kamil, dan untuk mengaktualisasikan tujuan tersebut dalam pendidikan
Islam, seorang pendidik mempunyai tanggung jawab dalam mengantarkan
peserta didik ke arah yang hendak dituju, sehingga keberadaan pendidik dalam
dunia pendidikan sangatlah penting. Dalam situasi apapun seorang pendidik
dituntut agar dapat membuat peserta didik mampu menyerap dan memahami
materi dan pengajaran yang disampaikan. Dengan kesungguhan dan keikhlasan
pendidik juga menjadi sebuah modal utama untuk mencapai hal tersebut.
Namun perlu diketahui bahwa, kewajiban sebagai pendidik tidak hanya
memberikan ilmu pengetahuan saja, tetapi juga dituntut untuk
menginternalisasikan nilai-nilai yang baik pada peserta didik serta bertanggung
jawab terhadap perkembangan peserta didiknya dengan upaya mengembangkan
seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik.
Dengan demikian, pendidik merupakan salah satu hal terpenting dalam
proses pendidikan sebab seorang pendidiklah yang menentukan kesuksesan
seorang peserta didik. Tugas sebagai pendidik merupakan hal yang sangat mulia
di sisi Allah Swt sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-
Mujadilah ayat 11 sehingga sangat penting untuk membahas mengenai pendidik
dalam perspektif Pendidikan Islam agar dapat membantu pembaca dalam
mengaktualisasikan perannya terhadap perkembangan generasi agar menjadi
manusia yang bermanfaat bagi bangsa dan agama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pendidik?
2. Apa saja jenis pendidik dalam pendidikan Islam?
3. Bagaimana keutamaan pendidik?
4. Apa saja tugas, tanggung jawab, dan hak pendidik?
5. Apa saja kode etik pendidik?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pendidik
Secara etimologi pendidik berasal dari kata “didik” yang berarti
memelihara, merawat dan memberi latihan agar seseorang memiliki ilmu
pengetahuan (tentang sopan santun, akal budi, akhlak, dan sebagainya) seperti
yang diharapkan.1 Sedangkan secara terminologi, pendidik adalah seseorang
yang berkontribusi dalam sebuah proses pengubahan sikap dan tingkah laku
seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Dalam pengertian yang lazim digunakan, pendidik
adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada
peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri, dan memenuhi tingkat
kedewasaannya sehingga mampu mendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai
hamba dan khalifah Allah SWT, dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk
sosial dan sebagai individu yang mandiri.2
Seorang pendidik mengemban tugas yang sangat tinggi yaitu tidak hanya
sekedar memberi materi dalam pengajaran di dalam kelas saja tetapi lebih dari
itu. Dengan adanya pengarahan, bimbingan, pimpinan, tuntunan serta ajaran dari
seorang pendidik terhadap peserta didiknya menjadi suatu kebaikan yang
bertujuan kepada moralitas dari peserta didik itu sendiri. Jika semua pendidik di
Indonesia ini memiliki pemikiran yang mendalam mengenai hal tersebut, tentu
slogan pembudidayaan pendidikan karakter dari pemerintah itu, tidak akan
pernah muncul lagi sebab semua pendidik itu telah mengetahui bahwa karakter
atau morallah yang menjadi tujuan akhir dari proses pendidikan. Sebagaimana
dikutip dari bahasanya Hamka dikatakan bahwasannya tujuan pendidikan islam
itu adalah mengenal dan mencari ridho Allah, serta membangun budi pekerti
untuk berakhlak mulia.3
1
Kamisa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Cahaya Agency, 2013), h. 141.
2
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012), h. 159.
3
Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual Dan Pemikiran HAMKA Tentang
Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 117.
4
4
Ahmad Warson Al Munawwir, Al Munawwir; Kamus Arab-Indonesia, (Yogyakarta: Al
Munawwir, 1984), h. 497.
5
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012), h. 160-161.
6
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), h. 114.
7
Redaksi Sinar Grafika, Undang- Undang Sisdiknas, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 3-4.
8
Ramayulis, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Padang: Kalam Mulia, 1990), h. 19.
5
9
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: AMZAH, 2018), h. 83.
6
10
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2012), h. 159.
7
11
Marlina, “Pendidik Dalam Konteks Pendidikan Islam”, dalam Jurnal Pendidikan Islam, Vol.
3, No. 1, 2017, h. 36.
8
10. Pengelola kelas, yaitu pendidik harus mampu mengelola kelas untuk
menunjang interaksi edukatif.
11. Mediator, yaitu pendidik menjadi media yang berfungsi sebagai alat
komunikasi guna mengefektifkan proses interaktif edukatif.
12. Supervisor, yaitu pendidik dituntut menjadi evaluator yang baik dan
jujur.
2. Hak Pendidik
Hak-hak guru adalah suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam suatu proses pendidikan. Para penanggung jawab disegala jenjang dan
lini pendidikan sudah seharusnya bekerja secara maksimal dalam memenuhi
hak-hak guru, baik yang terkait dengan kesejahteraan hidup dan
pengharga’an terhadap prestasi maupun yang berhubungan dengan usaha
pengembangan kapasitas dan keahlian.
Ditjen Pendidikan Islam Depag RI menyatakan bahwa guru sebagai
tenaga profesional memiliki hak-hak tertentu. Hak-hak guru diatur dalam
undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 14 sebagai berikut :15
a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahtera’an sosial.
b. mendapatkan promosi dan pengharga’an sesuai dengan tugas dan prestasi
kerja.
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekaya’an intelektual.
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.
f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan dan sanksi kepada peserta didik sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan
tugas.
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
15
Andi Fitriani Djollong, “Kedudukan Guru Sebagai Pendidik”, dalam Jurnal Istiqra, Vol. IV,
No. 2, Maret 2017, h. 128-129.
11
16
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2014), h. 97.
17
Westy Soemanto dan Hendyat Soetopo, Dasar dan Teori Pendidikan Dunia, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1982), h. 147.
12
menjaga dan memelihara diri, khusu’, rendah hati, menerima apa adanya,
zuhud, dan memiliki daya dan hasrat yang kuat.
b. Etika terhadap peserta didik, yakni dengan sifat yang sopan dan santun
(adabiyyah) dan sifat-sifat yang memudahkan, menyenangkan, dan
menyelamatkan.
c. Etika dalam proses belajar mengajar, pendidik dalam bagian ini
setidaknya memiliki dua etika yakni sifat-sifat yang memudahkan,
menyenangkan, dan menyelamatkan, serta sifat-sifat seni yaitu seni
mengajar yang menyenangkan sehingga peserta didik tidak merasa
bosan.18
2. Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, ia menentukan kode etik pendidik
dalam pendidikan Islam, menjadi sembilan bagian, yaitu sebagi berikut:
a. Mempunyai watak kebapakan sebelum menjadi seorang pendidik
sehingga dapat menyayangi peserta didiknya seperti menyayangi
anaknya sendiri.
b. Adanya komunikasi yang aktif antara pendidik dan peserta didik ketika
terjadinya proses belajar mengajar.
c. Memerhatikan kemampuan dan kondisi peserta didiknya. Dalam
pemberian materi pelajaran harus diukur dengan kadar kemampuannya.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang artinya “Kami para nabi
diperintahkan untuk menempatkan posisinya, berbicara dengan
seseorang sesuai dengan kemampuan akalnya” (HR. Abu Bakr ibn al-
Syakhir)
d. Mengetahui kepentingan bersama yang tidak terfokus pada sebagian
peserta didik saja.
e. Mempunyai sifat-sifat keadilan, kesucian, dan kesempurnaan.
f. Ikhlas dalam menjalankan aktivitasnya, tidak banyak menuntut hal yang
di luar kewajibannya.
g. Dalam proses belajar mengajar hendaknya pendidik mengaitkan materi
satu dengan materi lainnya dengan menggunakan pola integrited
curriculum.
18
Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: AMZAH, 2018), h. 98.
13
h. Memberi bekal peserta didik dengan ilmu ynag mengacu pada masa
depan karena peserta didik tercipta berbeda dengan zaman yang dialami
oleh pendidik.
i. Sehat jasmani dan rohani serta memiliki kepribadian yang kuat,
bertanggung jawab, dan mampu mengatasi permasalahan peserta didik
serta mempunyai rencana yang matang untuk menatap masa depan yang
dilakukan dengan bersungguh-sungguh.19
Perlu diketahui pula bahwa, dalam menjadi seorang pendidik atau guru
haruslah memenuhi syarat dan secara umum syarat guru dalam Islam, yaitu:
a. Memiliki umur yang harus sudah dewasa.
b. Memiliki kesehatan yang harus sehat jasmani dan ruhani.
c. Memiliki keahlian yang harus menguasai bidang yang diajarkannya serta
menguasai ilmu mendidik yakni termasuk ilmu mengajar.
d. Harus berkepribadian muslim.20
F. Peran Pendidik
Sebagaimana di dalam Al-Qur’an dan hadits yang merupakan petunjuk
ajaran Islam, bahwa istilah yang berkaitan dengan pendidik sangatlah banyak
jumlahnya dibandingkan dengan istilah pendidik yang terdapat di luar Islam.
Dengan demikian, hal tersebut menunjukkan bahwa selain terdapat perhatian
yang besar terhadap pendidik juga menunjukkan banyaknya peran pendidik
dalam pendidikan.
Peranan pendidik dapat ditinjau dalam arti sempit dan arti luas. Dalam
arti sempit peran pendidik yakni dalam hubungan dengan proses belajar
mengajar yang meliputi peranan-peranan yang lebih spesifik sifatnya, yaitu
meliputi lima hal, sebagai berikut:21
1. Pendidik sebagai model
Dengan perkembangan peserta didik untuk menuju arah idealisme
serta kritis tentu hal tersebut membutuhkan pendidik yang dapat dijadikan
sebagai contoh serta teladan bagi setiap peserta didiknya.
2. Pendidik sebagai perencana
19
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2014), h. 100-101.
20
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), h. 129.
21
Oemar Hamalik, Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), h. 45.
14
22
Muhammad Ali, “Hakikat Pendidik dalam Pendidikan Islam”, dalam Jurnal Tarbawiyah, Vol.
11, No. 1, 2014, h. 86.
23
Syaiful Akhyar, Dasar-Dasar Kependidikan, (Bandung: Cita Pustaka Media, 2006), h. 18.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidik dalam perspektif Islam merupakan orang-orang yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik
potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik yang sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam. Pendidik dalam pendidikan Islam terbagi menjadi dua jenis, yaitu
pendidik kodrat dan pendidik jabatan. Mengenai kedudukan pendidik dalam
Islam sangatlah penting dengan mempunyai tanggung jawab dan tugas yang
harus diemban sebagai seorang pendidik adalah sebagai pengajar, pendidik, dan
pemimpin.
Kode etik pendidik merupakan sekumpulan norma-norma yang mengatur
tentang hubungan kemanusiaan yang terjadi antara pendidik dengan peserta
didik, orang tua peserta didik, koleganya dan atasannya. Pendidik memiliki
peranan yang sangat besar dalam kegiatan proses belajar mengajar serta dalam
lingkungan masyarakat. Sebagaimana peranan pendidik dapat ditinjau dalam arti
sempit peran pendidik yakni dalam hubungan dengan proses belajar mengajar
yang meliputi peranan-peranan yang lebih spesifik sifatnya yakni sebagai model,
perencana, peramal, pemimpin, dan penunjuk jalan atau pembimbing. Sementara
peran pendidik dalam artian luas yakni pendidik mengemban peranan-peranan
sebagai ukuran kognitif, agen moral, inovator, dan kooperatif.
B. Saran
Diharapkan para pembaca untuk lebih mengenal dan memahami secara
mendalam mengenai pendidik dalam perspektif Islam, sebab pendidik memiliki
peranan yang sangat penting dalam proses pendidikan yang dapat melahirkan
peserta didik yang berakhlakul karimah, yang berguna bagi agama, bangsa dan
negara.
17
DAFTAR PUSTAKA
A. Fatah Yasin. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN Malang Press.
Abdul Mujib. 2014. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Abuddin Nata. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Abuddin Nata. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Marlina. 2017. Pendidik Dalam Konteks Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam.
3(1):36.
Muhammad Ali. 2014. Hakikat Pendidik dalam Pendidikan Islam. Jurnal Tarbawiyah.
11(1):86.
Oemar Hamalik. 2008. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ramayulis. 1990. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Padang: Kalam Mulia.
Redaksi Sinar Grafika. 2009. Undang- Undang Sisdiknas. Jakarta: Sinar Grafika.
Westy Soemanto dan Hendyat Soetopo. 1982. Dasar dan Teori Pendidikan Dunia.
Surabaya: Usaha Nasional.