Karies Gigi
Karies Gigi
Karies Gigi
TOPIK 1
KARIES
GIGI
Kelompok 2
Kelas D
Fasilitator: Fransiska Nuning K, drg., Sp. Pros
Disusun Oleh:
1. M. Rayhan Mulyaharja 6. Nabila Maharani Putri Husen
(2019-11-101) (2019-11-106)
2. Muhasanah Ayu Nurfitria 7. Nabilah Khairunnisa Sudrajat
(2019-11-102) (2019-11-107)
3. Muniarti Yulia Tasliani 8. Nada Rizky Fetiastuti
(2019-11-103) (2019-11-108)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini sebagai pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya sehingga
terbentuklah makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Karies Gigi. Kami juga menyadari bahwa dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.
Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Karies Gigi ini dapat
bermanfaat bagi yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 2. A, Usia dewasa muda dengan beberapa lesi karies inisial dan kavitasi
aktif yang melibatkan gigi No. 8 sampai 10. B, Area kavitasi (a) dikelilingi oleh
area demineralisasi ekstensif yang chalky dan opaque (b). Beberapa area karies
awal (tidak berlubang) memiliki superficial stain.1
Gambar 3. Karies aktif ekstensif pada orang dewasa muda (pasien yang sama
seperti pada Gambar 2).1
2. Teori Proteolisis
Bahan organik yang memegang peranan penting
dalam proses terjadinya karies. Bahan yang terdapat pada
email membentuk materi organik yang melibatkan proses
awal dari terjadinya karies. Pada proses ini, lamela email
merupakan jalan masuk dari organisme, yang memproduksi
asam dan menyebabkan proteolitis dari bagian organik
gigi.3
3. Teori Endogen Proteolisis
Teori ini mengatakan bahwa ada saluran atau arus
lymph ke arah dentin dan email. Saluran ini adalah
pembuluh kapiler, dimana aliran lymphe ini mempunyai
kemampuan untuk menetralisir keasaman pada permukaan
gigi, sehingga timbulnya karies dapat dihalangi. Pada
penderita penyakit- penyakit tertentu maka fungsi pulpa
terganggu sehingga cairan lymphe berkurang jumlahnya
dan tidak cukup untuk menetralisir permukaan gigi dalam
keadaan asam, sehingga proses karies tidak dapat dihambat,
mengakibatkan timbulnya karies pada permukaan gigi.3
4. Teori Proteolysis-Chalasis
Proses chelasis ini sering dijumpai pada tumbuh-
tumbuhan yakni pada Chlorophyl dengan inti Mg,
Haemoglobin, Fe dan lain sebagainya.3
Pada proses terjadinya karies gigi,akan terjadi:3
1) Kerusakan bahan-bahan organis (terutama
Keratin, Glikoprotein) oleh bakteri-bakteri
Proteolisa (PH = 7 : jadi dalam keadaan
basa).
2) Oleh unsur-unsur Chelate, Hydroxyl apatit
akan diuraikan sehingga akan terbentuk
Kalsiumphospat Chelate.3
5. Teori Glikogen
Teori ini mengemukakan hipotesanya bahwa
glikogen dalam keadaan normal dijumpai bersama-sama
dengan bahan organis dari email seperti keratin. Bila
konsumsi kohlenhydrat lebih banyak, terutama pada wanita
hamil atau bayi, maka glikogen akan bertambah juga pada
jaringan gigi. Glikogen merupakan bahan makanan
mikroorganisme mulut sehingga oleh enzim glikogenase,
akan diuraikan menjadi glukosa. Oleh protein
demineralisasi, glukosa ini akan diuraikan menjadi glukosa.
Oleh proses demineralisasi, glukosa ini akan dipecah lagi
menjadi asam susu sehingga terjadi proses terbentuknya
karies dengan achicolisis.3
B. Teori Enzimologis
1. Teori Endogen-Pulpogue Phospatase
Proses terjadinya karies adalah sebagai berikut:4
1) Karena ada kerusakan pada pulpa maka
keseimbangan fluor dan magnesium pada dentin
terganggu.
2) Dalam keadaan biasa atau normal perbandingan
fluor dan magnesium adalah 1:6 sedangkan pada
keadaan karies perbandingannya menjadi 1:28.
3) Karena kerusakan unsur organis dari dentin dan
email, akan terbentuk ulkus (lubang).
4) Bakteri-bakteri akan masuk ulkus dan proses
perusakan lebih lanjut akan terjadi. Kerusakan
dimulai terutama oleh unsur endogen pulpogen,
yang mengakibatkan disregulasi dari sistem limfa
gigi atau karena asam fosfor yang memecah email
dan dentin.
5) Dengan adanya lubang pada email, bakteri-bakteri
yang masuk menyebabkan terjadinya pembusukan
ditambah oleh enzim fosfatase dari air ludah akan
menyebabkan karies membesar.4
2. Teori Phosphatase
Proses terjadinya karies ini dimulai oleh adanya
peragian karena asam, sehingga unsur organis fosfor dari
email akan diresorbsi. Karies merupakan proses biokimia,
serta sintesis sehingga unsur-unsur kompleks yang sukar
diuraikan diubah menjadi unsur kompleks yang mudah
diuraikan.4
C. Teori Elektrofisik
Teori ini menyatakan bahwa pada lapisan email yang
normal akan dijumpai keseimbangan ion-ion H+ dan OH- . Bila
ada plak terkumpul pada permukaan gigi akan terjadi keadaan
asam yang mempunyai sifat positif. Keadaaan positif pada daerah
plak ini akan menarik unsur OH- keluar dari unsur email.
Sedangkan H+ tetap tertinggal. Hal ini akan mengkibatkan
konsentrasi H+ bertambah di dalam email sehingga akan terjadi
keadaan asam. PH yang rendah ini akan menguraikan unsur-unsur
anorganis dari email lapisan dalam sehingga akan terjadi karies
sedangkan pada bagian luar emailnya masih utuh. Mikroorganisme
berperan sekunder pada proses terjadinya karies gigi.4
D. Teori Asidogenik
Teori asidogenik menjelaskan bahwa pembentukan karies
gigi disebabkan oleh asam yang dihasilkan oleh aksi
mikroorganisme terhadap karbohidrat (Ramayanti, 2013). Reaksi
ini ditandai dengan dekalsifikasi komponen inorganik yang
dilanjutkan oleh disintegrasi substansi organik yang berasal dari
gigi. Mikroorganisme sangat berperan dalam terjadinya karies
(Ramayanti, 2013).2
Streptococcus mutans adalah bakteri pada plak gigi yang
berperan dalam pembentukan karies. Bakteri Streptococcus mutans
adalah bakteri yang bersifat kariogenik dan dapat tumbuh subur
dalam suasana asam. Adanya sisa-sisa dari makanan di dalam
mulut (karbohidrat) akan diubah menjadi energi bagi bakteri
melalui
proses fermentasi. Glukosa dan sukrosa akan dimetabolisme dan
diubah menjadi polisakarida ekstrasel yang tersusun dari polimer
glukosa sehingga akan menyebabkan perubahan konsistensi
matriks plak menjadi seperti gelatin yang memudahkan bakteri
untuk melekat (Ramayanti, 2013).2
2. Zona Sklerotik
Zona sklerotik merupakan suatu pelindung yang
terbentuk apabila rangsangan sudah mencapai dentin untuk
melindungi pulpa. Pada zona ini terjadi suatu proses
peletakan mineral ke dalam lumen tubulus dentin dan biasa
dianggap sebagai mekanisme normal dari pembentukan
dentin peritubular. Peletakan mineral ini membuat
berkurangnya daya permeabilitas jaringan, sehingga dapat
mencegah penetrasi asam dan toksin-toksin bakteri. Zona
ini disebut juga zona translusen. Namun maksud translusen
disini adalah terjadinya peningkatan kandungan mineral
pada tubulus dentin, tidak sama seperti yang terjadi pada
email dimana zona translusen disebabkan oleh adanya
penurunan kadar mineral dalam email.6
3. Zona Demineralisasi
Sesuai dengan namanya, pada zona ini terjadi
demineralisasi sehingga mineral yang ada pada dentin
semakin berkurang. Namun, pada zona ini belum dimasuki
oleh bakteri.6
5. Zona Destruksi
Zona destruksi atau zona nekrosis merupakan suatu
zona dimana dentin sudah dihancurkan oleh bakteri. Materi
organik sudah semakin banyak yang hilang dan mulai
terlihat adanya kavitas pada dentin.6
BAB III
PENUTUP
Karies gigi adalah penyakit yang dapat dicegah, kronis, dan dimediasi oleh
biofilm yang dimodulasi oleh makanan. Mekanisme terjadinya karies pada gigi
terbagi dalam beberapa teori yaitu diantaranya teori kimia-bakteriologis (teori
khemo-parasit, teori endogen proteolisis, teori proteolysis-chalasis, dan teori
glikogen), teori enzimologis (teori endogen-pulpogue phospatase dan teori
phospatase), teori elektrofisik, dan teori asidogenik.
Fase dalam histopatologi karies email yaitu zona translusen, zona gelap,
zona badan lesi, dan zona permukaan. Sedangkan fase yang terbentuk dalam
proses karies dentin yaitu zona dentin reaktif, zona sklerotik, zona demineralisasi,
zona invasi bakteri, dan zona destruksi.
Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah karies yaitu dengan mencegah
pembentukan plak pada permukaan gigi dan dengan membersihkan gigi dari sisa-
sisa makanan yang tertinggal. Salah satu cara untuk mencegah pembentukan plak
yaitu dengan pembersihan mekanis disertai penambahan bahan antimikroba untuk
menekan bakteri Streptococcus mutans
DAFTAR PUSTAKA
1. Ritter AV. Sturdevant’s Art and Science of Operative Dentistry. 7th ed. St.
Louis, MO: Mosby; 2018.
2. Rizki RH. BAB I PENDAHULUAN. Semarang: Universitas Sultan Agung.
Tersedia di: http://repository.unissula.ac.id/7886/5/4.%20BAB%20I.pdf
(Diakses tanggal 01 Mei 2021).
3. Joyston, Sally dan Edwina. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan
Penanggulangannya. Jakarta: EGC. 1992.
4. Tarigan, Rasinta. Karies Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2014.
5. Kidd, Edwina A M. Dasar-Dasar Karies. Jakarta: EGC. 1991.
6. Panjaitan M. Etiologi Karies Gigi dan Penyakit Periodontal. Ed 1st.
Medan: USU Press. 1997.