Bab 3-4 - Rev-Analisis-Kesimpln
Bab 3-4 - Rev-Analisis-Kesimpln
Bab 3-4 - Rev-Analisis-Kesimpln
Informasi Pendahuluan
(Wah. 1:1-8)
Pendahuluan (1:1-3)
Pendahuluan Kitab Wahyu memberikan informasi tentang siapa
penulis, bagaimana wahyu disampaikan, dan tujuan dari Kitab Wahyu
ditulis. Bagaimana nubuatan Yesus disampaikan, dapat dilihat berikut ini:
B. Abin Page 35
cara yang sama, Wahyu Yesus diberikan kepada JemaatNya, lalu dimengerti
dan dipraktekkan. Dengan cara tersebut pekabaran Kitab Wahyu akan
memberikan manfaat dan berkat umatNya. Janji berkat yang disampaikan
dalam ucapan “bahagia” (Yunani: makarios) yang disampaikan Yesus (1:3;
bdk. Mat. 5:3-12), merupakan salah satu dari tujuh kebahagiaan yang
diungkapkan oleh Kitab Wahyu, seperti yang terlihat pada struktur berikut
ini:
1. A “Berbahagialah dia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan”
(1:3)
2. B “Berbahagialah orang mati yang mati dalam Tuhan” (14:13).
3. C “Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan memperhatikan
pakaiannya” (16:15).
4. C “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan
kawin Anak Domba” (19:9).
5. B “Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam
kebangkitan pertama” (20:6).
6. A’ “Berbahagialah orang yang menuruti perkataan nubuat kitab ini”
(22:7).
7. D “Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya” (22:14).
Ucapan bahagia
PENUNTUN dari Kitab
PELAJARAN KITABWahyu
WAHYUparalel dengan khotbah 2016bahagia
Yesus di atas bukit. Ucapan bahagia Yesus membawa berkat bagi
jemaatNya. Janji berkat dalam Kitab Wahyu penting dalam konteks
pernyataan “sebab waktunya sudah dekat” (1:3). Pernyataan ini sama dengan
“apa yang harus segera terjadi” (1:1). Keduanya bertujuan untuk
mengingatkan jemaatNya bahwa Yesus akan selalu menyertai umatNya
menghadapi kesukaran sampai pada Kedatangan Kristus yang kedua.2
Yohanes sebagai mediator menyampaikan kepada jemaat tentang dua
hal: “firman Allah dan tentang kesaksian Yesus Kristus” (2:2a). Dua
pernyataan ini muncul secara bersamaan dalam Kitab Wahyu sebanyak tiga
kali (1:2, 9; 20:4). Frase “firman Allah” dalam PL berfungsi sebagai istilah
teknis untuk pekabaran yang disampaikan oleh Allah melalui para nabi.
Konsep yang sama dalam Kitab Wahyu, Yohanes menyampaikan “segala
sesuatu yang telah dilihatnya” (2:2b) dan inilah yang disebut “firman Allah.”
Kemudian “kesaksian Yesus,” dalam Bahasa Yunani, muncul dalam bentuk
subjunctive genitive, artinya frase ini dimengerti sebagai “firman Allah”
yang Yesus sampaikan kepada Yohanes dalam penglihatan. Firman itu
disampaikan oleh Yohanes kepada jemaat, dan ketika Yohanes menulis apa
yang dilihat yaitu “firman Allah” dan “kesaksian Yesus” inilah yang disebut
“kata-kata nubuat” yang kemudian menjadi isi dari Kitab Wahyu.3
B. Abin Page 36
Salam dan Perkenalan (Wahyu 1:4-6).
Pernyataan “dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia kecil”
(1:4) menegaskan bahwa pada awalnya Kitab Wahyu berbentuk surat yang
isinya diungkapkan dalam bentuk nubuatan-apocalyptic. Pekabaran itu
disampaikan oleh Yohanes kepada ketujuh jemaat lokal yang berada di
propinsi Roma di Asia. Nasihat dari surat-surat yang diberikan itu
berdasarkan situasi dan kebutuhan jemaat setempat (tujuh jemaat). Tujuh
jemaat dipilih sebagai simbol kesempurnaan dan universalitas. Implikasinya
jelas, selain untuk jemaat lokal, yaitu kepada ketujuh jemaat di Asia,
pekabaran yang disampaikan oleh Yesus juga ditujukan kepada seluruh
Gereja dalam sejarah kekristenan. Hal itu dikuatkan oleh adanya
pengulangan dari pernyataan, “siapa yang bertelinga, hendaklah ia
mendengar apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat” (2:7, 11, 17, 29;
3:6, 13, 22).
Angka tujuh (7) sangat penting dalam kitab Wahyu – terdapat: tujuh
jemaat, tujuh surat, tujuh bintang, tujuh kaki dian, tujuh roh, tujuh meterai,
tujuh sangkakala, tujuh mata, tujuh malapetaka, tujuh kepala. Seperti yang
disebutkan di atas,PELAJARAN
PENUNTUN ketujuh jemaat
KITABdalam
WAHYUKitab Wahyu mewakili tujuh fase
2016
atau periode dari sejarah gereja Kristen, yang terbentang dari zaman rasul-
rasul (abad 1 dan 2) sampai pada kedatangan Kristus yang kedua. Ciri dan
karakteristik dari Gereja setiap periode diwakili oleh karakteristik dari tujuh
jemaat setempat, seperti arti dari nama-nama jemaat.
Pernyataan “dari Dia yang ada dan yang sudah ada dan yang akan
datang” seperti yang ditegaskan oleh Martin McNamara, pernyataan ini
mengungkapkan eksistensi Allah yang kekal (bdk. 1:8; 4:8) di waktu yang
lampau, sekarang, dan yang akan datang.4 Dalam konteks Kitab Wahyu,
pernyataan ini menurut Aune merujuk pada, apa yang dia sebut “the
eschatological visitation of God.”5 Pernyataan ini diungkapkan pada
permulaan Kitab Wahyu untuk menegaskan bahwa kehadiran Allah pada
penutupan sejarah dunia ini harus dimengerti dalam konteks tindakanNya
pada masa yang lalu dan tindakannya pada masa yang akan datang. Terkait
dengan itu, pernyataan “ketujuh roh” (1: 4) dihubungkan dengan kekuasaan
Allah Bapa dan Allah Anak (Kristus) sebagai sumber dari rahmat dan kuasa
yang bekerja untuk kepentingan tujuh jemaat. Seperti yang telah dijeaskan,
angka tujuh di sini digunakan sebagai simbol kesempurnaan atau
universalitas (bdk. 5:1). Inilah alasan tujuh roh Allah itu tidak hanya
bertindak untuk kepentingan tujuh jemaat lokal, tetapi juga untuk
kepentingan jemaat universal.
B. Abin Page 37
Identitas Yesus diperkenalkan secara langsung adalah “Yesus Kristus,
Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang
berkuasa atas raja-raja bumi ini” (1:5a). Istilah Yunani martus (“saksi”)
menegaskan bahwa pada zaman itu banyak saksi yang setia dibunuh karena
iman mereka. Dari istilah inilah Bahasa Inggris membentuk istilah “martyr”
yakni orang yang menjadi saksi Kristus yang setia sampai mati. Jadi,
kematian Yesus dianggap sebagai kematian “martyr” atau saksi yang
pertama dan setia tentang kebenaran mengenai Allah.6 Hal ini dikuatkan
oleh pernyataan “yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang
berkuasa atas raja-raja di bumi ini.” Dengan kebangkitanNya, Yesus
mengalahkan kematian dan Dia berada di tempat yang pertama untuk
dimuliakan karena kekuasaanNya yang tertinggi atas bumi dan “atas raja-
raja di bumi ini.”
Ide dari pernyataan “Yang pertama bangkit dari antara orang-orang
mati” (1:5) ini juga menggambarkan adanya hubungan yang khusus antara
Yesus dan jemaatNya. Dia tidak hanya menempati tempat khusus di antara
orang mati, tetapi dia juga membuka jalan bagi kematian orang-orang setia
untuk memperoleh keselamatan. Ide yang sama diungkapkan dengan cara
yang berbeda
PENUNTUN olehPELAJARAN
Rasul Paulus “Buah
KITAB sulung dari mereka yang tertidur”
WAHYU 2016(1
Kor. 15:20). Ungkapan ini adalah gambaran tentang penuaian dan sebagai
latar belakang dari konsep penuaian pada waktu Yesus datang. Melalui buah
sulung, seluruh hasil panen akan kelihatan. Jadi kebangkitan Kristus sebagai
buah sulung membuka kemungkinan bagi semua orang yang percaya untuk
dibangkitkan. (Bdk. Wah. 1:17-18; Yoh. 5:28-29; I Kor. 15:22, 26, 55, 57).
Pendahuluan
Pekabaran kepada tujuh jemaat (1:9) dibagi dua bagian, yaitu
penglihatan tentang kemuliaan Yesus di sorga (1:9-20) dan pekabaran
kepada tujuh jemaat lokal (2-3:22). Ia meyakinkan jemaatNya “Jangan takut,
Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir” (1:17, 18), kemudian Yesus
menugaskan Yohanes untuk menulis apa yang diperlihatkan kepada ketujuh
jemaat. Ketujuh jemaat, sebagai penerima pekabaran dari Yesus terletak di
propinsi Roma di Asia, yakni Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis,
Filadelfia, dan Laodikia.7 Setiap surat yang dikirim ditulis oleh tangan
Yohanes dan bertujuan untuk menjangkau sebanyak mungkin umatNya.8
Format umum dari setiap surat yang dikirim oleh Yohanes adalah
sebagai berikut: Pertama, setiap surat dibuka dengan pernyataan “tuliskan
kepada malaikat jemaat di (nama jemaat). Kedua, setiap surat berisi
pernyataan “inilah firman” yang menegaskan sumber dari surat yang
dikirim oleh Yohanes adalah Yesus Kristus. Ketiga, sesudah pernyataan
B. Abin Page 39
tersebut di atas, setiap surat juga mengulang pernyataan “Aku tahu.” Lima
dari tujuh jemaat berkata @“Aku tahu pekerjaanmu” dan kepada Jemaat
Smirna dan Pergamus @“Aku tahu kesusahanmu “ dan @“Aku tahu di
mana engkau diam.” Perbedaan ini dibuat berdasarkan situasi khusus yang
dialami oleh dua jemaat tersebut. Keempat, kata-kata nasihat dari Yesus
untuk mengubah kondisi atau keadaan mereka. Kelima, Yesus memanggil
setiap jemaat, “hendaklah ia mendengar apa yang dikatakan Roh kepada
jemaat-jemaat.” Nasihat Yesus kepada setiap jemaat (tujuh jemaat) adalah
nasihat yang diberikan kepada setiap orang Kristen dalam sejarah. Keenam,
janji yang diberikan oleh Yesus kepada mereka yang “menang.”
B. Abin Page 40
Tuhan sebagai hari kedatangan Kristus.9 Mereka yang menganut pandangan
bahwa pernyataan itu berhubungan dengan hari Sabat, didukung oleh
pernyataan E. G. White dalam The Acts of the Apostles, 583 yang
menegaskan keyakinan bahwa hari Tuhan adalah hari Sabat. Hal ini
didukung oleh fakta Alkitab dalam Yes. 58:13; Mat. 12:8; Luk 6:5.
Argmentasinya jelas, kitab Wahyu ditulis untuk menuntun dan menguatkan
gereja Kristus dalam seluruh sejarah Kristus, khususnya Gereja Kristus di
akhir zaman. Jadi pandangan bahwa hari Tuhan adalah hari Sabat lebih
masuk di akal sesuai dengan konteks Kitab Wahyu.
B. Abin Page 41
Luk. 19:10). Jadi “anak manusia” dalam Kitab Wahyu (1:23) adalah Yesus
sendiri, sama dengan sosok Ilahi dalam Dan. 10:5-12.
Salah satu ciri dari “anak manusia” adalah “ia memegang tujuh
bintang” (1:16). Dalam Dan. 12:3 umat Allah yang setia dihubungkan
dengan “bintang.” Dalam kitab Maleakhi, para imam dan jurukabar Allah
dianggap sebagai malaikat atau utusan Allah (Mal. 2:7; 3:1). Konteks dalam
Kitab Wahyu menunjukkan bahwa para malaikat simbol dari para
pemimpin gereja.10
B. Abin Page 42
Dan di kota ini terdapat kuil-kuil yang dibangun untuk menghormati kaisar
sebagai dewa. Periode jemaat Efesus adalah periode di mana para rasul
masih hidup, jemaat yang dituntun dan diarahkan oleh para rasul. Inilah
periode “desirable” dalam sejarah gereja Kristen.
Pujian (2: 2, 3) Jemaat ini pekerja keras, sabar, dan menderita karena
nama Kristus. Ketika Kitab Wahyu ditulis, gereja Kristen di kota ini adalah
gereja yang sangat berpengaruh di Aisa, yang didirikan oleh Aquila dan
Priscilla (Kis. 18:18-19)
PENUNTUN danKITAB
PELAJARAN Apollos (Kis. 18:23-26). Paulus melayani
WAHYU 2016
jemaat Efesus selama tiga tahun (Kis. 20:31). Kota ini juga dikenal karena
injil mendapatkan kemenangan, terutama karena perkembangan injil
berjalan sangat cepat di tengah penyembahan berhala dan keduniawian.
Inilah alasannya Timotius dan Yohanes ditugaskan untuk melayani kota ini.
Mereka membenci pengikut-pengikut Nikolaus yang juga dibenci oleh
Kristus. Kelompok ini percaya bahwa tidak perlu mengekang keinginan-
keinginan daging sebagaimana yang diminta oleh hukum moral – selama
seseorang percaya bahwa keselamatan sesuatu yang pasti. Nikolaus adalah
salah satu dari 7 diakon yang menjadi murtad di Antiokia (Kis. 6:5).
Pengikut-pengikutnya mengajarkan ajaran yang sesat dan kehadiran mereka
di gereja telah mengancam persatuan dan kemurnian iman Kirsten, karena
mereka juga menganut ajaran Bileam (2:14, 15). Keduanya mengajarkan
ajaran yang sesat.
B. Abin Page 43
Nasihat. “Ingatlah, Bertobatlah – Aku akan mengambil kaki dianmu
dari tempatnya.”
Di antara pujian (B, B1) Yesus memberikan teguran dan amaran (C, C1).
Panggilan pertobatan (D) berada di pusat struktur. Ini menegaskan bahwa
panggilan pertobatan adalah fokus dari pekabaran kepada jemaat Efesus.
B. Abin Page 44
mereka alami, gantinya menghancurkan, justru menciptakan wangi-wangian
surga dan menjadi bau harum bagi orang di seluruh dunia. Jubah Tuhan yang
dipakai menjadi bau harum, Pemazmur mengatakan “pakaianmu berbau
mur, gaharu dan cendana” (Maz. 45:8). Di sini “mur” atau “pendupaan”
melambangkan penderitaan dalam kebenaran. Sedangkan “gaharu”
melambangkan kepahitan dari penderitaan. Lalu “cendana” melambangkan
kesembuhan melalui pengorbanan-Nya.
B. Abin Page 45
Pujian. Kerja keras, kesengsaraan, dan kemelaratan, tetapi kaya
dalam iman. Selama abad ke-2 dan ke-3 kaisar Roma mencoba untuk
melenyapkan gereja melalui penganiayaan. Penganiayaan Diokletianus
adalah yang paling kejam dan berlangsung selama sepuluh tahun sampai
Konstantin naik takhta menggantikan Diokletianus. Inilah arti dari bilangan
10 hari (10 tahun).
B. Abin Page 46
kedua…tidak seroangpun memisahkan engaku dari kasihKu” (2:10, 11b,
Rom. 8:38, 39).
Letak/lokasi. Kota ini terletak di atas sebuah gunung yang tinggi dan
sebuah kota yang megah. Pada zaman Yohanes, kota Pergamus adalah ibu
kota propinsi Roma di Asia, terletak 40 mil sebelah utara dari Smirna (lihat
peta). Kota ini juga menjadi pusat aktivitas intelektual dari dunia Helenistik
(kebudayaan Yunani). Raja terakhir dari daerah Attalid adalah Attalus III.
Sesaat sebelum kematiannya, ia menetapkan bahwa kota Pergamus harus
menjadi bagian dari
PENUNTUN kekaisaran
PELAJARAN Roma,
KITAB hal ini terjadi pada tahun 133
WAHYU BC.
2016
Ketika Mesir menolak untuk menyediakan papyrus untuk pabrik kertas di
Pergamus, orang-orang Pergamus menyediakan sendiri kertas kulit sebagai
hasil dari penghalusan kulit kayu.
Ketika bangsa Persia mengalahkan Babel, kota Pergamus
mendapatkan kemerdekaan. Kemudian imam-imam dari Babilon melakukan
pemberontakan melawan Persia, hasilnya adalah mereka keluar dari Babel.
Orang-orang Babel yang kalah melarikan diri ke Asia Kecil dan mereka
menetap di Pergamus dan membawa masuk ritual agama Babel kepada
orang-orang Pergamus. Itulah sebabnya Pergamus adalah salah satu dari
pusat sistem penyembahan berhala dan setan dari orang Babel dan juga
sebagai pusat pemujaan kepada kaisar sebagai penjelmaan dewa.
Kuil dewa Zeus didedikasikan untuk Aesculapius, dewa ular yang
juga dikenal sebagai dewa penyembuh. Catatan: Dunia kedokteran modern
mengambil ular dan piala sebagai lambang penyembuhan. Untuk alasan
inilah, seekor ular hidup harus selalu berada di dalam kuil Zeus, sebagai
pusat penyembahan. Sebuah sekolah pengobatan dibangun dan sangat
terkenal di Pergamus. Kemudian, para ilmuwan Alkitab menyebut Pergamus
sebagai kota setan.
B. Abin Page 47
Pujian. Orang Kristen di Pergamus “berpegang pada namaKu” dan
“tidak menyangkal imanmu” sekalipun orang-orang Kristen di Pergamus
hidup dan tinggal “di tempat takhta Iblis.” Pergamus menjadi pusat dari
penyembahan berhala dan dianggap sebagai takhta setan, tetapi Allah
memiliki umat-umatNya yang setia di kota ini, sebagai tujuan dari pekabaran
yang disampaikan oleh Yohanes. Sejarah mencatat, di kota ini Antipas,
sebagai hamba yang setia kepada Kristus, dibakar secara perlahan dalam
wajan kuningan yang dipanaskan dengan api.
Nasihat. “Oleh karena itu bertobatlah kalau tidak, Aku akan datang
untuk memerangi engkau.”
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Janji. Para pemenang dan yang setia sampai akhir, akan diberikan
“manna yang tersembunyi” dan Allah akan mengaruniakan batu putih di
mana nama baru dari para pemenang itu tertulis di atasnya. Menurut tradisi
Yahudi, tabut perjanjian di mana tempat dari manna itu ditempatkan (Kel.
16:32-34) diambil oleh nabi Yeremiah ketika Kaabah Salomo dihancurkan
dan disembunyikan di bukit Sinai, sampai Mesias itu datang dan semua
orang makan dari manna yang sama. Dalam konteks situasi di jemaat
Pergamus, manna yang tersembunyi itu adalah simbol dari partisipasi
makan mana surga (Maz. 78:25), yang bertentangan dengan partisipasi
dalam makan makanan yang dipersembahkan kepada berhala.
“Batu putih” merujuk pada tessera, yaitu hadiah yang diberikan
kepada mereka yang menang dalam satu pertandingan dan nama orang yang
menerima hadiah tersebut tertulis pada tessera. Jadi batu putih diberikan
kepada pemenang di Gereja Pergamus yang mengambil bagian dalam
perjamuan terakhir di sorga (19:7-9). Dari konteks sejarah, para budak yang
bebas akan diberikan batu putih atau tesserae (“batu tulis” atau “kartu”) di
mana nama mereka tertulis. Batu putih menggambarkan hubungan,
kehormatan, dan persahabatan dengan Kristus. Jika para gladiator dalam
peperangan memperoleh kemenangan dalam 15 kali pertempuran, mereka
B. Abin Page 48
akan diberikan sebuah batu putih, sebagai simbol kehormatan. Kristus
diperkenalkan sebagai individu yang mempunyai pedang bermata dua –
simbol kemenangan melalui firman-Nya (Ibr. 4:12).
B. Abin Page 50
perempuan” (ay. 22), “menurut perbuatannya” (ay. 23), “pekerjaanKu” (ay.
26). Dua yang pertama, erga merujuk pada pekerjaan gereja di Tiatira dan
pekerjaan Roh Kudus. Ketiga, erga merujuk pada pekerjaan Izebel, dan
keempat istilah ini merujuk pada pekerjaan setiap individu dalam gereja.
Kelima, erga merujuk pada pekerjaan Yesus Kristus.
Sekalipun ada pujian (ay. 19a, b), gereja ditegur oleh Yesus karena
hamba-hambanya (ay 20) mengikuti atau melakukan pekerjaan seperti yang
dilakukan Izebel (ay. 22). Janji keselamatan diberikan kepada mereka yang
melakukan pekerjaan Kristus (ay. 26). Panggilan pertobatan adalah
panggilan untuk meninggalkan pekerjaan Izebel/ setan. Dalam konteks ini,
pertobatan sangat penting karena upah diberikan berdasarkan perbuatan (ay.
23). Perubahan terjadi pada akhir periode Tiatira adalah reformasi. Jemaat
ini mewakili keadaan gereja Kristen, yaitu pada zaman para reformator
seperti Luther, Knox, Calvin, Zwingli, dan yang lainnya memimpin orang-
orang untuk kembali kepada ajaran Alkitab dan iman kepada Yesus Kristus.
B. Abin Page 51
matahari di Israel dan hampir seluruh bangsa itu dituntun kepada
penyembahan kepada dewa dan berhala (1 Raja 16:31-33). Setelah 3.5
tahun, Elia memimpin orang-orang Israel kembali kepada penyembahan
Allah yang benar.
Dalam Kitab Wahyu Izebel adalah nama simbol yang diberikan untuk
perempuan-perempuan terkenal di Tiatira yang mengaku memiliki karunia
nubuat yang berasal dari Allah. Ajaran-ajaran mereka inilah yang dianggap
sama dengan Izebel. Perempuan-perempuan penyesat itu meyakinkan orang-
orang Kristen supaya menjadi bagian dari serikat pekerja dan berpartisipasi
dalam upacara kekafiran. Ia “menyesatkan hamba-hambaKu” (ay.20b).
Selama 3,5 tahun dalam nubuatan berarti periode dari Jemaat Tiatira, yakni
dari 538-1798 AD. Periode ini Gereja bersatu dengan Negara, tetapi Gereja
menderita karena doktrin palsu telah memasuki gereja yang diperkenalkan
oleh Gereja Am. Inilah cikal bangkitnya reformasi pada abad pertengahan
oleh para reformator.
B. Abin Page 52
panggilan pertobatan adalah panggilan untuk meninggalkan perbuatan atau
pekerjaan Izebel dan kembali kepada Kristus dan melakukan pekerjaan
Kristus. Panggilan ini penting, karena setiap orang akan dihakimi
berdasarkan pekerjaannya. Ketiga, Kristus mengumumkan penghukuman
kepada pengikut Izebel untuk membangkitkan pertobatan. Di sini
penghukuman yang diberikan oleh Allah sifanya bersyarat.
Panggilan pertobatan dan pengumuman penghukuman disertai dengan
janji untuk memberikan upah kepada mereka yang bertobat dan setia kepada
Kristus. Kondisi Gereja Tiatira adalah refleksi dari situasi kekristenan dalam
sejarah gereja. Fase sejarah yang diwakili oleh Tiatira adalah lanjutan dari
fase sejarah yang diwakili oleh Pergamus. Fase sejarah yang diwakili oleh
Tiatira ditandai oleh munculnya doktrin atau ajaran yang bertentangan
dengan Alkitab. Sejarah menunjukkan, pada akhir dari periode ini muncul
reformasi untuk melawan ajaran-ajaran gereja yang salah. Selain dari itu,
dunia modern dicirikan oleh adanya kemakmuran yang menawarkan
berbagai kesenangan kepada Gereja, yang menuntut toleransi dan semangat
kompromi terhadap cara-cara dunia di dalam Gereja. Untuk hal ini firman
Allah berkata, “Janganlah kamu serupa dengan dunia” (Rom. 12:2),
“janganlah kamu PELAJARAN
PENUNTUN mengasihi dunia
KITAB dan
WAHYUapa yang ada di dalamnya…sebab
2016
semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keingnan mata,
serta keangkuhan hidup bukanlah berasal dari Allah tetapi dari dunia”
(1Yoh. 2:15, 16; bdk. 2 Pet. 1:1; Mat. 6:24).
B. Abin Page 53
pada zaman itu, tetapi pada zaman Roma, Sardis kehilangan pengaruh, dan
pada zaman Yohanes, mereka hanya membanggakan kemakmuran dan
kejayaan masa lalu. Pada abad pertama, kota ini hanya dikenal karena
produksi pakaian wol melalui industri-industri yang didirikan. Selain dari
pada itu, uang koin atau uang logam yang pertama dipercayai berasal dari
kota ini.
Tembok yang tinggi yang mengelilingi kota ini, membuatnya menjadi
pertahanan yang kokoh dari serangan-serangan musuh pada waktu perang.
Hanya memiliki satu jalan masuk ke dalam kota, tetapi dijaga dengan ketat,
ini yang membuatnya tidak dapat ditaklukan. Karena terlalu percaya pada
kekuatannya, selama pemerintahan Croesus, kota ini direbut oleh Cyrus.
Satu dari para serdadu memanjat batu karang pada waktu malam yang gelap,
para penjaga tidak memperhatikan dan membuka pintu gerbang bagi
pasukan Persia. Hal yang sama diulang kembali pada zaman Antiochus the
great. Catatan: Jika dilihat dari simbol-simbol nubuatan dalam pekabaran
kepada jemaat Sardis, ciri moralitas orang-orang Sardis adalah refleksi dari
ketidaksabaran, merasa aman dan cukup kuat oleh karena hidup pada zaman
reformasi Protestantisme yang berlangsung selama dua abad.
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Pujian. Hanya sedikit pujian kepada Sardis, karena gereja ini hidup
hanya mengandalkan reputasi masa lalu. Semangat reputasi masa lalu (yaitu
reformasi) masih tersisa, tetapi pada kenyataannya semangat itu
sesunggunya sudah hampir mati. Tindakan atau perbuatan luar secara fisik
dan yang dilihat oleh mata tidak disertai dengan reformasi rohani dari dalam
hati. Hanya sedikit dari jemaat itu yang tidak mengotori jubah mereka.
Dalam sejarah Gereja Kristen, jemaat Sardis adalah representasi dari
Gereja sebelum Reformasi. Satu era di mana gereja-gereja ditandai dengan
semangat mementingkan aspek luar (ritual) saja. Dalam situasi seperti ini,
orang-orang Kristen menghadapi problem. Pada periode yang diwakili oleh
Gereja Tiatira dan Pergamus, orang Kristen mengalami penganiayaan dan
berkembangnya ajaran atau doktrin palsu dalam gereja, tetapi masih ada
umat yang sisa dan setia dalam gereja. Mereka inilah yang kemudian
menjadi cikal-bakal lahirnya reformasi. Ajaran palsu dalam Gereja Sardis
ditantang dengan adanya api reformasi dari para reformator.
B. Abin Page 54
dimiliki. Jemaat harus hidup dan bertumbuh dalam ketergantungannya pada
Kristus dan ajarannya setiap saat.
B. Abin Page 55
apakah itu janji keselamatan atau informasi penghukuman, sangat
bergantung pada “pertobatan.”
B. Abin Page 56
mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi
kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih
dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya” (Rom. 12:11). Alasan
untuk bangun dan sadar bukan saja karena kedatanganNya semakin dekat,
tetapi waktu kedatanganNya tidak diketahui (Mat. 24:42). Yesus berkata
“tetaplah berjaga dan berdoa, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan; roh memang menurut tetapi daging lemah” (Mark. 14:38).
B. Abin Page 57
tenda-tenda dan tempat tinggal yang sementara, tetapi mereka terus
mengkhotbahkan injil dari satu tempat ke tempat yang lain.
B. Abin Page 58
nama yang Baru (3:12). Ini semua adalah simbol dari karakter Allah, dan
orang-orang yang layak mewarisi Yerusalem Baru.
Pujian. Tidak ada pujian yang diberikan oleh Yesus kepada jemaat
ini. Jemaat ini telah memelihara roh kesombongan materialisme, ini yang
menempatkan orang-orang yang beriman di Laodikia berada dalam
kehancuran kerohanian.
B. Abin Page 60
menyebutkan tiga hal tentang dirinya sendiri: “Aku kaya dan aku telah
memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apapun” (3:17a).
Sebaliknya Yesus menyebutkan 5 hal yang tidak diketahui oleh orang
Kristen, “engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, malang, miskin, buta,
dan telanjang” (3:17b). Mereka tidak tahu keadaan mereka sendiri, jadi
mereka tidak tahu kebutuhan mereka.
Atas dasar ide dari ayat 17a, dibandingkan dengan 6 jemaat yang lain,
Yesus tidak memberikan pujian kepada Jemaat Laodekia, karena mereka
telah memuji keadaannya, yang bertentangan dengan apa yang diketahui
oleh Yesus. Mereka berkata “aku kaya,” tetapi Yesus berkata “kamu
miskin.” Istilah Yunani ptochos “miskin” selalu dihubungkan dengan
“pengemis” yang kehidupannya sangat bergantung pada “belaskasihan” dari
orang lain. Istilah “buta” juga dihubungkan dengan pengemis, karena tidak
banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang buta untuk mempertahankan
kehidupan selain dari mengemis. Jadi, buta dan telanjang selalu
dihubungkan dengan kemiskinan.
Seperti kota-kota modern, kota Laodekia secara ekonomi bertumbuh
ke arah yang lebih baik. Mereka makmur berdasarkan standar duniawi atau
kekayaan yang dimiliki.
PENUNTUN Di samping
PELAJARAN itu mereka memiliki tempat2016
KITAB WAHYU ibadah
yang megah, institusi kesehatan dan pendidikan yang menjadi pusat
pembelajaran, tetapi mereka kekurangan esensi dari pengalaman
kekristenan. Secara rohani mereka menjadi suam-suam kuku, miskin, buta
dan telanjang sekalipun mereka memiliki kekayaan material yang berlimpah.
Frase “dingin” dan “panas” dalam pernyataan “engkau tidak dingin
atau panas” (ay. 16) sangat cocok dengan konteks kota Laodekia, ia
menerima air dari sumber air atau mata air panas di Hierapolis, kurang lebih
7 mil dari Laodekia. Air yang mengalir dari sumber mata air panas dalam
jarak ini tiba di kota Laodekia akan menjadi suam-suam kuku. Sekalipun
bagus untuk mandi, tetapi tidak baik untuk diminum. Dengan konteks itu,
Yesus menginginkan Jemaat Laodekia menjadi dingin atau panas bukan
suam-suam kuku. Karena suam-suam kuku adalah gambaran kekristenan
yang didomonasi oleh prinsip kompromi, dan merasa diri benar, kehilangan
originalitas iman dan antusiasme rohani. Keadaan ini melahirkan semangat
perlawanan terhadap kebenaran yang diajarkan Kristus. Bahkan, kondisi ini
melahirkan kemurtadan dan mengajarkan ajaran sesat.
B. Abin Page 61
ketelanjanganmu yang memalukan, dan lagi minyak untuk melumas matamu
supaya engkau dapat melihat, bukan hal-hal duniawimu” (ay. 18). Berikut
ini adalah penjelasan tentang tiga ungkapan simbolik pada ayat ini. Pertama,
emas. Ini adalah simbol dari iman yang bekerja oleh kasih, hanya ini yang
bisa membawa manusia menciptakan keharmonisan dengan Allah. Emas itu
harus dimurnikan dalam api sebagai gambaran iman yang telah diuji oleh
berbagai cobaan (Ayub 23:10; 1 Pet. 1:7-9; Yak. 2:5, 14-17). Emas
diperlukan untuk mengatasi keadaan miskin, malang, dan melarat. Kedua,
pakaian putih, ini adalah simbol kemurnian karakter, kebenaran Kristus
yang diberikan kepada orang berdosa (Wah. 19:7,8). Pakaian putih
dibutuhkan untuk menutupi ketelanjangan. Ketelanjangan pada zaman itu
adalah gambaran simbolik dari orang yang sedang berada di bawah
penghukuman (bdk. 2 Sam. 10:4-5; Yes. 20:4; Wah. 17:16). Mengenakan
pakaian dalam kondisi ini, dianggap sebagai tindakan yang mulia (bdk. Kej.
41:42; 2 Raja 25:29).
Ketiga, minyak pelumas mata. Ini adalah simbol dari hikmat dan
kasih karunia, yang menyanggupkan seseorang untuk membedakan yang
jahat dan yang baik, dan mendeteksi semua yang kurang jelas. Ini adalah
pekerjaan dari Roh
PENUNTUN Suci supaya
PELAJARAN KITAB umatNya
WAHYU dapat melihat dan mengerti2016
kondisi mereka (Maz. 119:18; Ef. 1:18). Dalam cara yang sama, rasul Paulus
berdoa untuk orang-orang Kristen di Efesus supaya Allah memberikan
mereka “Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. Supaya
Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah
yang terkandung dalam panggilanNya: Betapa kayanya kemuliaan bagian
yang ditentukanNya bagi orang-orang kudus” (Ef. 1:17, 18).
B. Abin Page 62
membedakannya dengan ide pemisahan dalam frase “out of” atau “from”
yang dicatat dalam konteks hukuman pada ayat 16: “I will spit you out of
my mouth” (Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku). Pada aspek ini
pertobatan itu sangat penting, karena pertobatan membaharui “persekutuan”
antara Yesus dan umatNya.
B. Abin Page 63
mengaruniakan anakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16).
Tujuh Meterai
(Penglihatan Kedua)
B. Abin Page 65
Penglihatan: Takhta di Sorga (Wah. 4:1-11)
Takhta di Sorga (4:2) Takhta Allah adalah tempat yang sering
disebutkan dalam Kitab Wahyu. Dalam 22 pasal Kitab Wahyu, istilah ini
disebutkan sebanyak 16 kali (1:4;16:17; 19:5; 7:9; 14:3; 22:1, 3; 21:3).
Dalam Wahyu 4 oknum yang duduk di atas takhta hanya diperkenalkan “Dia
yang duduk di atas takhta” dan muncul 14 kali dalam pasal 4. Ini
menegaskan fokus dari pasal ini adalah oknum yang duduk di atas takhta.
Pertanyaannya adalah apa yang dilambangkan atau digambarkan oleh takhta
dan mengapa takhta jadi fokus dari Wahyu 4, 5 (Baca Wah. 12:13; 13:2;
16:10; Maz. 11:1-4; Yer. 17:12-13; Rat. 5:19; Maz. 9:4, 5; Ayub 23:3).
Konsep PL tentang takhta di sorga adalah simbol kemahakuasaan
Allah, simbol kekuasaan dapat dilihat pada sistem kerajaan yang berlaku
pada zaman itu, ketika seorang penguasa naik takhta ia memilki kekuasaan
sebagai seorang raja. Dalam Wahyu 4, Allah digambarkan sebagai oknum
yang duduk di atas takhta di sorga (1 Raja 22:19; Maz. 47:8; Yes. 6:1; Yeh.
1:26; Dan. 7:9) dan berkuasa dengan kemuliaan yang dikelilingi oleh
makhluk sorga (baca Dan. 7:9, 10). Di bumi, tabut perjanjian adalah simbol
dari takhtaNya,
PENUNTUNyang kehadirannya
PELAJARAN bersifat invisible (tidak dapat2016
KITAB WAHYU dilihat
dengan mata). Ini menegaskan bahwa sekalipun umatNya (tujuh jemaat)
berada dalam penderitaan dan penganiayaan (Wah. 2, 3), Allah berkuasa
untuk melindungi umatNya.
Dua puluh empat tua-tua (4:4). Selain dari Wah. 4, 5 (4:4, 10; 5:8,
11, 14), ayat lain dalam Kitab Wahyu menyebutkan frase “dua puluh empat
tua-tua” adalah Wah. 7:11, 13; 11:16; 14:3; 19:4. Kitab Wahyu tidak
memberitahukan identitas dari “24 tua-tua” itu, tetapi mereka duduk di
sekitar takhta Allah dan memiliki ciri khusus, yaitu memakai jubah putih,
memiliki mahkota di kepala mereka (4:4; 11:16). Mereka terus-menerus
menyembah dan memuji Allah (4:10, 11; 5:8-10, 14; 11:16-18; 19:4), doa
dan lagu pujian dari mereka disampaikan di hadapan takhta Allah (5:8, 9).
Ladd mengatakan 24 tua-tua tersebut adalah para malaikat di sorga.11
Argumentasi dari Ladd bertentangan dengan fakta literal. Dua puluh
empat tua-tua terdiri dari 12 suku dikali dua. Jadi, dua puluh empat tua-tua
dihubungkan dengan 144.000.12 Angka 12 adalah bilangan yang sering
muncul dalam Kitab Wahyu. Contoh, pada kota Yerusalem Baru terdapat 12
pintu gerbang sesuai dengan nama 12 suku. Ia memiliki 12 fondasi dan
tertulis nama dari 12 murid Yesus. Jadi sangat mungkin 24 tua-tua tersebut
B. Abin Page 66
berhubungan dengan 144.000, satu jumlah yang dibangun di atas bilangan
12 yaitu 12x12x1000, yaitu 144.000. Dua puluh empat tua-tua ini
menyembah Allah dan menyampaikan doa-doa mereka di hadapan takhta
Allah.
Ada tiga alasan yang membuat argumentasi di atas dapat diterima:
Pertama, mereka itu adalah orang-orang yang sudah ditebus oleh Allah. Hal
itu dikuatkan oleh fakta bahwa mereka memakai jubah putih, sebagai simbol
kesetiaan umat Allah (3:4, 5, 18; 6:11; 7:9, 13, 14).13 Kedua, malaikat tidak
pernah disebut sebagai “tua-tua” dan para malaikat tidak pernah
digambarkan memakai jubah putih atau memakai stephanos (mahkota
kemenangan). Ketiga, tua-tua memakai mahkota kemenangan dari emas.
Dalam bahasa Yunani, stephanos simbol dari kemenangan, dan hanya
diberikan kepada mereka yang setia dan menang dalam peperangan. Paulus
menegaskan mahkota itu akan diberikan ketika Yesus datang (2 Tim. 4:8).
Jadi 24 tua-tua yang memakai mahkota kemenangan bukan simbol para
pemimpin, tetapi simbol dari mereka yang ditebus oleh Allah, yaitu mereka
yang memperoleh kemenangan dalam peperangan iman.
Empat makhluk
PENUNTUN hidup
PELAJARAN (4:6).
KITAB WAHYUEmpat makhluk hidup disebutkan
2016
beberapa kali dalam Kitab Wahyu (4:6; 5:6; 14:3). Pertama kali muncul
dalam Kitab Yehezkiel, di mana nabi Yehezkiel melihat 4 makhluk hidup
yang memiliki empat muka (Yeh. 1:6-10; 10:14) dan nabi mengidentifikasi
keempat makhluk ini sebagai kerubim (10:20-22), dan kerubim berkaitan
dengan tabut perjanjian di Kaabah Suci (Kel. 25:18-21; 1 Raja 6:23-28) dan
Allah digambarkan oknum yang duduk di antara takhta dan Kerubim (2 Raja
19:15; Yes. 37:16). Semua fakta ini menjelaskan bahwa empat makhluk
dalam Kitab Wahyu adalah gambaran tentang malaikat Allah yang melayani
takhta Allah dan merekalah yang memimpin penghuni sorga dalam pujian,
penyembahan, dan penghormatan kepada Allah di sorga. Menurut Swete,
bentuk dari keempat makhluk tersebut adalah simbol dari kemuliaan,
kebijaksanaan dari malaikat-malaikat itu.14
Empat wajah dalam kitab Wahyu memiliki arti sebagai berikut: Wajah
manusia, menggambarkan kecerdasan dari 24 makhluk tersebut. Wajah
singa, melambangkan kekuatan. Wajah lembu jantan, melambangkan
kerinduan untuk melayani Allah. Wajah rajawali – melambangkan
kecepatan. Dalam kitab Yehezkiel, keempat makhluk ini dapat dimengerti
dari struktur perkemahan orang Israel di padang gurun, di mana empat
kelompok suku Israel diwakili oleh empat makhluk dalam penglihatan
tersebut:
B. Abin Page 67
RAJAWALI
Isakar
Manasye
Zebulon
Benyamin
B. Abin Page 68
Gulungan Kitab yang Dimeterai. Pada abad pertama, kata Yunani
biblion adalah istilah yang dipakai untuk gulungan atau gulungan kitab.
Istilah ini juga digunakan untuk dokumen surat atau dokument yang berisi
atauran atau hukum. Istilah ini juga dipakai untuk materi yang ditulis pada
daun papyrus atau tablet. Wahyu 5 menunjukkan bahwa kitab yang
dimeterai berupa gulungan kitab yang ditulis sebelah dalam dan sebelah luar.
Ini adalah gambaran tentang peran Yesus Kristus sebagai Penebus.15
Penting untuk diketahui, gulungan kitab dalam Wahyu 5 “dimeterai
dengan tujuh meterai” (5:1b). Gambaran dokumen yang dimeterai sama
dengan kebiasaan yang lazim dipraktekkan pada zaman itu (baca Yer. 32:10-
11; Yes. 29:11). Contoh, sebuah dokumen dimeterai untuk melindunngi isi
dari dokumen resmi (seperti kontrak perjanjian, akta jual beli, atau surat
resmi). Pemeteraian dibuat dengan menempelkan tanda atau cincin pada
bagian akhir dari isi dokumen tertulis. Jadi, pemeteraian bisa berfungsi tanda
tangan, menunjukkan originalitas, keabsahan, pengesahan, perlindungan,
dan kekuasaan. Untuk melindungi isi dokumen dari orang yang tidak
bertanggung jawab, dokumen itu harus diikat dengan pita atau benang dan
kemudian dimeterai sehingga dokumen dari daun papirus tetap terlipat
(AyubPENUNTUN
38:14). Hanya pemilikKITAB
PELAJARAN yang WAHYU
berhak untuk membuka dokumen 2016 atau
gulungan yang sudah dimeterai.
Pemeteraian lebih dari satu meterai adalah kebiasaan yang
dipraktekkan pada zaman Yohanes. Penggalian arkeologi tentang kekuasaan
Roma mengungkapkan, banyak dokumen seperti perjanjian, kontrak, akta
lahir dan sebagainya, dimeterai paling kurang dengan tujuh meterai.16
Praktek ini untuk menegaskan validitas dari satu dokumen, sekalipun dalam
praktek beberapa dokumen dapat dimeterai lebih dari tujuh meterai. Setiap
meterai tertulis nama dari orang memberikan meterai (tanda tangan), dan
hanya nama yang tertera pada meterai tersebut yang berhak membuka
dokumen. Penting untuk dicatat, pemeteraian dalam Wahyu 5 menggunakan
angka tujuh (tujuh meterai). Angka ini penting dalam Kitab Wahyu dan
seluruh Alkitab, baik dalam konteks literal maupun simbolik. Secara simbol,
angka ini melambangkan kesempurnaan atau lengkap.17 Dalam PL angka
tujuh adalah simbol hubungan perjanjian antara Allah dengan umatnya.
B. Abin Page 69
memenuhi kualifikasi akan dimuliakan dan dipuji karena pencapaian-
pencapaiannya. Menurut Jon Paulien, istilah ini kemudian digunakan dalam
bidang agama, baik oleh orang Yahudi maupun orang Kristen. Contoh,
orang Yahudi menggunakan istilah ini dalam kaitannya dengan kualifikasi
dari seorang raja atau keimamatan.18 Dalam Kitab Wahyu, istilah “layak”
adalah kualifikasi spesial untuk sebuah posisi dan peran yang tidak dimiliki
oleh siapapun kecuali Allah.
Dalam Wah. 4:11, Allah yang duduk di atas takhta adalah Allah yang
layak untuk mendapatkan kehormatan dan kemuliaan di sorga dan di bumi.
Dalam Wahyu 5, melalui kematian dan kebangkitanNya, Ia dapat menebus
umat manusia. Ia adalah simbol dari domba yang layak untuk mengambil
dan membuka gulungan Kitab (5:9), dan Ia layak untuk menerima hormat
dan kemuliaan sebagai raja (5:12), dan disembah oleh penduduk bumi dan
penghuni sorga (5:13, 14).
Singa dari suku Yehuda dan tunas Daud (ay. 5). Dalam Kejadian
49:9 Jakub memberikan berkat terakhir untuk anak-anaknya, dan suku
Yehuda disebut sebagai singa yang menang. Singa adalah simbol kekuatan,
dan sering seorangPELAJARAN
PENUNTUN pemimpin KITAB
digambarkan
WAHYUsebagai seekor singa (Babel 2016 dan
rajanya). Kitab Wahyu menggunakan istilah “singa dari suku Yehuda” untuk
Yesus sebagai Mesias sebagai gambaran keperkasaan. Gelar “tunas Daud”
adalah klarifikasi dari gambaran Yesus sebagai “singa dari suku Yehuda.”
Daud dari suku Yehuda, dan Mesias itu adalah dari keturuan Daud (Yes.
11:1, 10; bdk. Yer. 23:5, 6; 33:14-16; Zakh. 6:12-13). Istilah “tunas” dipakai
dalam kaitan dengan penggenapan dari perjanjian yang diberikan oleh Allah
kepada raja Daud tentang kekuasaan dan takhtanya (bdk. 2 Sam. 7:12-16).
Itu digenapi melalui keturunannya yang akan datang, dan pada zaman
Yohanes, tunas Daud itu adalah gelar yang diberikan kepada Mesias yang
akan duduk dan bertakhta di atas takhta Daud, yaitu Yesus Kristus (bdk.
Luk. 1:32, 33; Rom. 15:12).
Simbol yang lain dalam penglihatan ini adalah sebagai berikut: tujuh
tanduk (5:6) adalah simbol kesempurnaan dari kuasa kemenangan (Ul.
33:17; 1 Raja 22:11; Zak. 1:18-20). Tujuh mata adalah Simbol
kesempurnaan pengetahuan (Am. 15:3) Mengapa hanya Anak Domba yang
dapat membuka gulungan Kitab (5:3, 4)? Alasannya adalah sebagai berikut.
Pertama, Yesus adalah Allah pencipta dan Dia memiliki kuasa untuk
menciptakan (Yoh. 1:1-3; Maz. 33:6, 9). Kedua, Dia menjelma menjadi
manusia dan tinggal di antara kita (Yoh. 1:14; Ibr. 2:9-12) datang untuk
B. Abin Page 70
merasakan apa yang dirasakan manusia. Ketiga, Yesus tidak pernah berbuat
dosa (1 Pet. 2:21-23; Ibr. 4:15). Keempat, kuasa-Nya yang menyelamatkan
melalui korban darah-Nya (Wah. 5:9; 1 Pet. 2:24; Yes. 53:5). Kelima, Ia
memperoleh kemenangan atas kematian (Ibr. 2:14, 15; Wah. 1:17, 18).
Keenam, Yesus itu Juruselamat, Penebus manusia dan berkuasa sebagai
seorang raja di dunia dan di sorga (Yoh. 3:16).
Tradisi Yahudi.
PENUNTUN Sebidang
PELAJARAN tanah yang digadaikan pada anggota
KITAB WAHYU
keluarga atau seseorang, maka pemiliknya berhak menebusnya kembali
2016
setelah sampai tahun Jubilee. Jika seseorang atau pemilik tanah memberikan
uang tebusan, maka tanah tersebut dapat dikembalikan kepadanya kalau dia
sudah membuat pernyataan resmi di hadapan tua-tua Israel untuk
kepemilikan (baca Ruth 3). Pada waktu proses pengambilalihan dibuat, dua
dokumen harus ditulis untuk menjelaskan secara rinci alasan penebusan atas
hak milik dari tanah atau barang tertentu. Contoh, Adam kehilangan
kepemilikan atas bumi karena dosa dan setan mengambilnya dari dia.
Kemudian Kristus, sebagai Penebus, menebusnya kembali untuk manusia
melalui pengorbanan dan darah. Yesus sebagai Penebus kita membelinya
kembali dan diberikan kepada orang-orang kudus.
Jadi, ada dua cara untuk mengerti Wahyu 5. Pertama, isi dari
gulungan kitab adalah warisan untuk orang-orang kudus. Kedua, rencana
Allah yang diberikan kepada orang-orang kudus. Sebelum mewarisi
kekayaan tersebut, orang-orang kudus melewati beberapa tahapan atau
periode waktu tertentu sampai akhir zaman (periode 7 jemaat). Setiap
periode dari sejarah gereja dilambangkan oleh seekor kuda. Jadi, tujuh
meterai melambangkan peristiwa-peristiwa di surga dan di bumi sampai
kedatangan yang kedua kali, dimulai dari zaman Kristus.
B. Abin Page 71
Hubungan: Tujuh Meterai dan Tujuh Jemaat. Panggilan
pertobatan untuk tujuh jemaat (Wah. 2, 3) bertujuan agar umat Allah
menjadi pemenang dalam peperangan iman. Gambaran tentang Yesus
sebagai pemenang yang sudah duduk di takhta Bapa di Sorga (Wah. 4, 5)
adalah jaminan kemenangan umatNya dalam peperangan iman. Penglihatan
tentang tujuh meterai (Wah. 6) adalah gambaran simbolik bagaimana proses
untuk menjadi pemenang itu harus dibuat oleh umat Allah. Wahyu 7 berisi
penglihatan tentang sejumlah orang yang bergabung dengan Yesus di sorga,
mereka itu adalah orang-orang yang telah menjadi pemenang dalam berbagai
perjuangan iman.
B. Abin Page 73
kedua adalah gambaran tentang penganiayaan, penumpahan darah, dan
kehancuran.
Kejahatan dan kehancuran telah memasuki gereja. Warna merah
padam juga melambangkan dosa yang menghancurkan kesucian injil
(penunggang kuda putih). Pernyataan, “mengambil damai sejahtera…dan
saling membunuh” memiliki kaitan yang erat dengan konteks PL. Contoh,
orang Israel di gunung Sinai membunuh saudaranya, sahabatnya, dan
tetangganya (Kel. 32:27-29). Dalam nubuatannya melawan Mesir, Yesaya
mengumumkan bahwa Allah akan mengacaukan Mesir, sehingga mereka
saling membunuh (Yes. 19:2, 3; bdk. Hak. 7:22). Istilah Yunani sphazo
“menyembelih” (Inggris: to slay/ to slaughter) dalam Wahyu 6 bukanlah
istilah yang digunakan untuk kematian dalam medan perang. Secara umum
dalam Kitab Wahyu, penggunaan istilah ini untuk menggambarkan kematian
Yesus (5:6, 9, 12; 13:8) dan orang-orang Kudus karena kesaksian mereka
tentang injil (6:9; 18:24).
Atas dasar itu, Paulus memberikan amaran bahwa srigala dan ajaran
palsu telah masuk ke dalam Jemaat (Kis. 20:29, 30). Kemudian Petrus
memberikan amaran akan munculnya nabi dan guru palsu yang menyangkal
YesusPENUNTUN
dalam jemaat (2 Pet. KITAB
PELAJARAN 2:1-3).WAHYU
Hal itu dikuatkan oleh fakta2016
bahwa
Gereja menjadi penyembah berhala, dan mulai mempercayai ketakhyulan
dalam gereja. Dalam sejarah, hal itu dibuktikan dengan dikeluarkannya
dekrit oleh Kaisar Konstantin untuk penyucian hari Minggu untuk
menggantikan hari Sabat. Penyucian hari Minggu adalah ajaran palsu yang
bertentangan dengan ajaran Alkitab. Ciri dominan dari periode ini adalah
kekristenan yang nominal (baca: hanya nama) atau kekristenan yang
mementingkan aspek luar dari gereja.
Jadi penunggang kuda merah padam adalah simbol dari keadaan
sebagai akibat dari penolakkan terhadap injil. Itu berarti, ketika pekabaran
injil disampaikan (meterai pertama) dan injil itu diterima, kemudian terjadi
penganiayaan karena penerimaan injil tersebut. Yesus menggambarkan
situasi ini “membenci satu dengan yang lain” (Mat. 24:10). Akibatnya
banyak orang setia yang menjadi martir (mati sahid) karena firman Allah
dan karena kesaksian Yesus, dan mereka inilah yang meminta intervensi
Allah (6:9,10). Periode ini berlangsung dari 100 AD sampai tahun 323 AD.
B. Abin Page 75
Meterai keempat: Penunggang kuda hijau-kuning (6:7, 8). Warna
“hijau kuning” dalam bahasa Yunani chloros, digunakan untuk tumbuh-
tumbuhan hijau (Mar. 6:39; Wah. 8:7; 9:4). Istilah ini juga digunakan pada
zaman Yohanes untuk menggambarkan keadaan fisik seseorang yang sakit
dalam keadaan sekarat. Gabungan dari dua warna ini, juga dapat
menggambarkan warna orang mati, itu berarti melambangkan kematian. Hal
ini didukung oleh dua istilah yang dipakai berikutnya, yaitu death (mati) dan
hades (maut). Istilah mati harus dimengerti dalam kaitan dengan maut,
karena dalam bahasa Yunani, hades adalah gambaran mengenai tempat
sebagai akibat dari kematian.22 Dalam kitab Wahyu, hades selain merujuk
pada tempat di mana semua orang mati akan pergi, juga merujuk pada kuasa
setan atas kematian.23 Menurut Wah. 20:14, kematian kedua adalah akhir
dari death dan hades.
Gambaran simbolik di atas menegaskan konsekuensi fatal dari
penolakan atas injil. Kematian adalah konsekuensi alamiah dari kelaparan
(materai ketiga). Kuasa dari hades dan death adalah kuasa yang sementara.
Alkitab menegaskan bahwa kematian (death) adalah akibat dari dosa tetapi
kematian itu bukanPELAJARAN
PENUNTUN akhir dari segalanya.
KITAB WAHYUWaktunya akan datang kuasa death
2016
dan hades itu akan berakhir setelah kematian kedua (Wah. 20:14). Tetapi
gambaran simbolik dari meterai keempat ini menjelaskan situasi yang sangat
serius. Karena meterai keempat ini adalah akumulasi dari intensitas aktivitas
dari tiga materai pertama, yaitu menggambarkan konsekuensi dari dosa, dan
pada saat yang sama Tuhan memberikan harapan bagi mereka yang setia,
karena Yesus mengontrol semua apa yang terjadi. Ini berarti pekabaran dari
meterai keempat bertujuan untuk membangunkan umat Tuhan dan
membangkitkan pertobatan mereka.
Sejarah menunjukkan, Gereja di bawah kepemimpinan Gereja Am
secara rohani sudah mati. Para pemimpin dan orang Kristen yang
mengembalikan kekristenan ke jalan yang benar dan menurut Alkitab,
dibunuh oleh pemimpin Gereja Am, yang didukung oleh kekuasaan politik
negara (contoh martir yang dibunuh: Jerome, John Hus, John Wiclife).
Periode ini Gereja Am berusaha keras untuk menjauhkan Alkitab dari
kehidupan orang Kristen, dan Gereja memperkenalkan ajaran palsu. Selain
itu, perjamuan kudus yang diajarkan oleh Tuhan digantikan oleh misa
(perayaan ekaristi). Dalam perayaan ekaristi para imam mengaku dapat
mengubah roti dan anggur menjadi tubuh dan darah Kristus, yang dikenal
dengan sebutan transubstansiasi. Orang yang menolak semua ajaran gereja
B. Abin Page 76
di-inkuisisi (hukuman kepada mereka yang melawan ajaran gereja). Pada
abad pertengahan ini hukuman gantung, dilemparkan ke gua singa, dibakar
hidup-hidup, ditenggelamkan dalam air, atau dibunuh dengan pedang adalah
cara-cara Gereja Am menghukum orang yang mengajarkan kebenaran
Alkitab dan melawan ajaran gereja selama abad kegelapan. Jaman inilah
yang dikenal sebagai jaman kegelapan, yang berlangsung dari 538 AD
sampai 1517 A.D. Kekejaman di atas kurang lebih berlangsung selama 1260
tahun (penggenapan nubuatan satu masa, dua masa, dan setengah masa).
B. Abin Page 78
beristirahat sedikit waktu lagi” (kematian=istirahat) karena mereka setia
kepada injil. Mereka yang menolak injil tidak bisa beristirahat, karena “siang
malam mereka tidak henti-hentinya disiksa” (14:11) sampai kedatangan
Kristus. Demikian juga, para martir tidak hidup sampai kedatangan Kristus
yang kedua. Kedatangan Kristus yang kedua membangkitkan orang-orang
yang setia kepada Injil. Yohanes kemudian melihat orang-orang setia ini
dalam Wah. 19:2, ketika mereka berada di hadapan Allah, mereka
bersukacita sambil bernyanyi karena Babel telah dihukum (bdk. 20:4).
Penglihatan meterai kelima ini beralih dari aktivitas-aktivitas gereja
(meterai 1-4) kepada gambaran orang setia yang sudah mati (meterai 5).
Jiwa-jiwa mereka yang sudah mati dibunuh oleh karena firman, berbicara
kepada Allah (bdk. Kej. 4:10) dan meminta Allah untuk membalas kejahatan
orang jahat. Jawaban Tuhan menegaskan bahwa Allah memperhatikan
orang-orang kudus yang menderita dan mati karena kekejaman Gereja.
Mereka dibunuh oleh karena Kristus, seperti Anak Domba yang dibawa ke
tempat pembantian. Jadi, meterai kelima menegaskan bahwa mereka berhak
menerima jubah putih dan mereka menunggu untuk sedikit waktu lagi dalam
penderitaan yang terakhir, dan memperoleh keselamatan. Dalam sejarah,
jawaban terhadapPELAJARAN
PENUNTUN seruan mereka yang menderita menjadi cikal-bakal
KITAB WAHYU 2016
bangkitnya semangat reformasi Protestan, yakni dari 1517 sampai 1755 AD.
Reformasi ditandai dengan diajarakannya kebenaran Alkitab dan injil
diberitakan kepada orang yang setia dan percaya.
B. Abin Page 80
Pertanyaan yang perlu dijawab adalah berapa lama itu setengah jam
dalam nubuatan. Berdasarkan Bil. 14:34 dan Yeh. 4:6, bahwa 1 hari sama
dengan 1 tahun dalam nubuatan, atau 24 jam sama dengan 1 tahun. Itu
berarti, 12 jam sama dengan 1/2 tahun atau 6 bulan, dan 2 jam sama dengan
1 bulan; lalu 1 jam sama dengan 1/2 bulan; dan ½ jam sama dengan 7
setengah hari. Jadi, kesunyian setengah jam atau satu minggu adalah waktu
bagi Kristus dan malaikat-malaikatNya keluar dari sorga untuk
mengumpulkan orang-orang kudus dan datang ke bumi. Ini yang membuat
sorga sunyi senyap (Kitab Wahyu adalah Kitab ribut, kecuali dalam ayat
ini).
B. Abin Page 82
setan (13:16, 17; 14:9; 16:2; 19:20; 20:4). Kalau meterai Allah berisi nama
Allah, maka tanda binatang berisi nama binatang pada dahi mereka (13:7).
Jumlah mereka yang dimeterai adalah 144.000 orang (7:4-8). Jumlah
ini berasal dari 12x12x1000. Bilangan 12 dalam PL adalah jumlah suku di
Israel dan dalam PB bilangan itu adalah jumlah dari murid Yesus, di mana
menjadi cikal bakal lahirnya Gereja Kristen. Di Yerusalem baru, 12 pintu
gerbang diberi nama berdasarkan nama-nama suku Israel dan 12 fondasinya
diberi nama berdasarkan nama 12 murid Yesus. Jadi 144 (12x12) adalah
representasi dari umat Allah dari PL dan PB, yang menekankan totalitas dari
Israel yang berasal dari segala jaman. Sedangkan angka 1000 dalam PL
adalah sub-divisi atau unit militer yang terdiri dari 1000 prajurit. Bangsa
Israel, secara administrasi disusun berdasarkan unit suku, tetapi pada waktu
perang, prajurit-prajurit disusun berdasarkan kelompok sub-unit yang
berjumlah 1000 prajurit per unit (baca Bil. 31:5; Yos. 22:14, 21; 1 Sam.
10:19; 23:23; Mic. 5:2). Jadi 144.000 membentuk 144 unit militer, 12
prjaurit dari 12 suku, dan setiap unit terdiri dari 1000 prajurit. Yohanes
menggunakan gambaran simbolik (militer) untuk gereja Allah yang
menghadapi peperangan di dunia, atas dasar itu mereka dapat disebut gereja
militan. Mereka yang
PENUNTUN tergabung
PELAJARAN KITABdiWAHYU
dalam kebenaran adalah orang-orang
2016
yang telah melewati kesukaran besar (peperangan besar). Atas dasar itu,
orang-orang yang dimeterai dalam Wahyu 7, dalam istilah militer, adalah
orang yang telah memperoleh kemenangan atas peperangan besar atau
pertentangan besar.
Terkait dengan hal tersebut di atas, 12 suku dalam Wahyu 7 berbeda
dengan yang didaftar dalam PL (Kej. 49, Bil. 1:5-15; Yeh. 48). Pertama,
suku Yehuda berada di daftar urutan pertama bukan suku Ruben sebagai
anak sulung. Hal ini dapat dimengerti karena Anak Domba, yaitu Mesias
berasal dari suku Yehuda (5:5, 6). Perbedaan kedua, suku Dan dan suku
Efraim dihilangkan dari daftar, dan suku Lewi dan Yosep dimasukan dalam
daftar. Fakta menunjukkan, Yosep adalah anak yang lebih dikasihi oleh
Yakub dan menerima warisan ganda, yaitu untuk Manaseh dan Efraim
menjadi kepala dari suku. Dengan cara ini, Israel sesungguhnya memiliki 13
suku, bukan 12 suku. Karena suku Lewi, menyandang keimamatan, tidak
pernah menerima warisan seperti suku-suku yang lain.
Suku Dan dan suku Efraim di PL digambarkan sebagai suku yang
murtad. Terkait dengan suku Dan, dalam berkatnya, Yakub menyebut suku
Dan “seperti ular di jalan, seperti ular beludak di denai” (Kel.49:17). Ketika
Israel terbagi dalam dua kerajaan, suku Dan menjadi pusat penyembahan
B. Abin Page 83
berhala (1 Raja 12:29-30; 2 Raja 10:29; bdk. Yer. 8:16). Demikian juga
dengan suku Efraim, ia menjadi simbol dari kemurtadan dan penyembahan
berhala di Israel (Hos. 4:17; 8:9-11; 21:1). Pemazmur menggambarkan
Efraim sebagai “pemanah-pemanah yang bersenjata lengkap; berbalik pada
hari pertempuran; mereka tidak berpegang pada perjanjian Allah dan enggan
hidup menurut TauratNya” (Maz. 78:9, 10). Atas dasar itu, Yesus melalui
Yohanes menghilangkan suku Dan dan Efraim dari daftar suku, dan
memasukan suku Lewi, yang tidak dihitung di antara 12 suku di PL. Jadi,
dari sini dapat dipahami bahwa Israel dalam Wah. 7 tidak dalam arti literal
tetapi simbolik, karena Gereja Kristen adalah juga dapat disebut Israel. Suku
Efraim dan Dan tidak dimasukkan dalam daftar adalah gambaran simbolik
dari orang yang tidak setia dan tidak diselamatkan oleh Allah.
Sejumlah besar orang kudus (7:9-17). Kelompok ini seperti berbeda
dengan kelompok yang pertama. Kelompok yang pertama disebut 144.000
(7:4) sedangkan kelompok yang kedua terdiri dari sejumlah besar orang
(7:9) yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Kelompok ini berasal dari
“segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa” dan mereka “memakai jubah
putih dan memegang daun palem” (7:9). Menurut teknik literal dalam
penglihatan, Yohanes
PENUNTUN terlebihKITAB
PELAJARAN dahulu mendengar kemudian ia melihat.
WAHYU 2016Di
sini apa yang didengar dan dilihat oleh Yohanes adalah hal yang sama.
Dengan kata lain, apa yang dilihat oleh Yohanes sesungguhnya adalah
penjelasan dari apa yang didengarnya. Sebagai contoh, dalam Wahyu 5,
Yohanes mendengar bahwa singa dari suku Yehuda telah menang, tetapi
ketika Yohanes berbalik untuk melihat, ia melihat domba yang telah
disembelih (5:5, 6; bdk. 1:12, 13; 17:1-5). Pada penglihatan yang terakhir,
Yohanes juga dituntun oleh Allah untuk melihat “pengantin perempuan,
mempelai domba” tetapi apa yang dilihat adalah “Kota yang kudus,
Yerusalem” (21:9-12).
Teknik ini sangat penting untuk mengerti hubungan antara “144.000”
dan “sejumlah besar orang” dalam Wahyu 7. Yohanes mendengar jumlah
disebutkan adalah 144.000 dan mereka dimeteraikan oleh Allah di bumi.
Tetapi dalam Wah. 7:9-14 apa yang dilihat oleh Yohanes adalah kelompok
yang sama, yaitu sejumlah besar orang yang tidak dapat dihitung jumlahnya.
Jadi dapat disimpulkan, 144.000 adalah kelompok yang sama dengan
“sejumlah besar orang.” Mereka adalah orang-orang percaya yang setia,
yang keluar dari kesusahan yang besar dan memiliki sifat yang sama. Teks
mengatakan “mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang
besar, dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di
B. Abin Page 84
dalam darah Anak Domba (7:14). Yohanes mendengar jumlah mereka yang
dimeteraikan, yaitu 144.000 dari suku-suku Israel. Pada ayat 4, Yohanes
mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan, yaitu 144.000 tetapi Yohanes
tidak melihat 144000 pada penglihatan ini, dia hanya mendengar jumlah
mereka.
Aplikasi. Meterai Allah adalah nama Allah yang dituliskan pada dahi
dan membentuk karakter umatNya (Mat. 1:21, 23). Ciri positif dari meterai
Allah dapat dilihat pada peristiwa atau nama seseorang atau jemaat. Contoh,
nama Smirna berarti “sweet smelling.” Jika nama adalah gambaran karakter
seseorang, maka nama Allah adalah gambaran dari karakter Allah. Karakter
Allah dalam diri seseorang akan menyanggupkan seseorang untuk bertahan
dalam kebenaran dari berbagai pencobaan. Tetapi jika ada orang yang hidup
tanpa karakter Allah, mereka tidak dapat bertahan dalam cobaan yang akan
datang.
Karakter Allah dalam diri manusia dinyatakan melalui penurutan
sepuluh Hukum (Yer. 31:33; Ibr. 8:10), karena sepuluh hukum (Kel. 20:1-
17) adalah ungkapan dari karakter dan kehendak Allah. Jadi, penurutan
terhadap sepuluh PELAJARAN
PENUNTUN hukum penting untuk
KITAB WAHYUmendeteksi apakah karakter Allah
2016
tertulis dalam hati seseorang atau tidak. Bagi Allah, pelanggaran terhadap
hukum adalah dosa dan dosa itu secara sederhana dimengerti sebagai
tindakan menjauhkan diri dari Allah. Hari Sabat adalah hari ketujuh
merupakan salah satu dari 10 hukum Allah yang perlu ditaati (bdk. Kel.
31:13; Yeh. 20:12, 19, 20) karena hukum Sabat menyingkapkan nama, gelar,
wilayah kekuasaan dari Allah.
Orang-orang yang setia dan mengalami berbagai pencobaan di dunia
layak untuk dimeterai oleh Allah. Menjadi bagian satu gereja atau anggota
dari satu gereja tidak merupakan syarat untuk dimeterai oleh Allah.
Penghukuman Allah dimulai dari mereka yang ada di dalam gereja yakni
mereka yang tidak memiliki meterai Allah pada dahi mereka (E. G. White,
EW, 71). Mereka tidak dapat mengalahkan setiap pencobaan dan mereka
tidak dapat mengalahkan setiap kesombongan. Mereka tidak dapat
mangalahkan kecendrungan cinta akan dunia dan tidak dapat mengalahkan
setiap kata-kata dan tindakan yang salah. Roh Kudus pada akhirnya
meninggalkan mereka dalam kegelapan untuk dibinasakan (Yeh. 9:9).
Sebagai akibatnya bumi penuh dengan darah orang jahat, ketidakadilan.
Ringkasan
B. Abin Page 85
Jawaban terhadap pertanyaan pada akhir Wah. 6, “Siapakah yang
bertahan pada kedatangan Kristus kedua?” Jawabannya dapat dicatat dalam
Wah. 7, yaitu apa yang dilihat dan didengar oleh Yohanes dalam
penglihatannya, seperti berikut:
Tujuh Sangkakala
(Penglihatan Ketiga)
Pendahuluan
Latar Belakang Sangkakala. Catatan Perjanjian Lama maupun
Perjanjian Baru menunjukkan bahwa peniupan sangkakala (trompet) adalah
simbol intervensi Allah dalam sejarah. Dalam Perjanjian Lama, orang Israel
mengerti fungsi dan makna dari peniupan sangkakala. Contoh, sangkakala
yang ditiupkan berfungsi sebagai panggilan untuk berperang (Hak. 3:27;
6:34; Yer. 51:27), panggilan untuk upacara pemahkotaan raja Israel (2 Sam.
15:10; 1 Raja 1:34, 39; 2 Raja 9:13; 11:14), panggilan untuk berkumpul (Bil.
10:2-7; 1 Sam. 13: 3-4; Neh. 4:20; Yoel 2:15-16. Dalam berbagai kasus,
sangkakala dalam PL digunakan dalam konteks liturgi dan perang kudus
(Im. 25:9; Bil. 10:9, 10; Yos. 6:4-20). Contoh, dalam Bil. 10:8-10, trompet
adalah instrument yang suci yang ditiupkan oleh para imam untuk
B. Abin Page 86
mengingatkan umatNya, bahwa Allah menyertai dan melindungi mereka
ketika menghadapi musuh.
Ada beberapa peristiwa monumental di mana sangkakala dalam PL
ditiupkan. Di Gunung Sinai, sangkakala dibunyikan ketika 10 hukum
diberikan kepada Israel (Kel. 19:16; 20:18). Sangkakala juga ditiupkan
ketika kota Yeriko dihancurkan (Yos. 6:4-16), dan peristiwa ini membangun
konsep tentang hari Tuhan dalam PL. Jadi tujuan sangkakala ditiupkan
adalah untuk memberi pengumuman bahwa hari Tuhan sudah dekat (Yoel
2:1; Zef. 1:16; Zakh. 9:14). Konsep ini berlanjut sampai PB, sangkakala
ditiup untuk menegaskan adanya intervensi Allah (bdk Mat. 24:31; 1 Kor.
15:51-53), tanda kedatangan Yesus kedua kali (1 Tes. 4:16-17).
Pada aspek tertentu, sangkakala dalam Wahyu 8-16 berbeda dengan
yang digunakan dalam PL. Tujuh sangkakala dalam Kitab Wahyu adalah
rangkaian intervensi Allah dalam menjawab doa-doa orang kudus, yang
disampaikan dalam bentuk permohonan meminta keadilan dan pembebasan
dari Allah (6:10). Atas dasar itu, tujuh sangkakala bukan bencana alamiah,
tetapi reaksi Allah atas ketidakadilan yang terjadi atas umatNya. Tujuh
sangkakala pada konteks ini ditujukan kepada mereka yang tidak memiliki
meterai Allah padaPELAJARAN
PENUNTUN dahi mereka yaitu
KITAB mereka yang menganiaya umat
WAHYU Allah
2016
(9:4).
Tujuh sangkakala dalam Wah. 8-11 memiliki aspek pembebasan.
Tujuh meterai bertujuan untuk menuntun umatNya agar menjadi pemenang.
Di samping itu pemetaraian juga bertujuan untuk membangunkan mereka
yang mengaku pengikut Kristus supaya bertobat. Melalui pekerjaan Roh
Kudus (2 Kor. 1:22; Ef. 1:13; 4:30) umatNya dituntun untuk memelihara
hubungan dengan Tuhan. Tujuh sangkakala, adalah kutuk untuk
memberikan penghukuman kepada mereka yang menolak injil dan gagal
menerima meterai Allah pada dahi mereka melalui pekerjaan Roh Kudus.
Selain dari pada itu, tujuh sangkakal juga berfungsi sebagai panggilan
pertobatan Allah yang terkahir untuk umatNya sebelum pintu kasihan
tertutup.
B. Abin Page 87
halaman Bait Suci. Dalam penglihatan, Yohanes melihat malaikat
mempersembahkan kemenyan “bersama-sama dengan doa semua orang
kudus” (ay. 3). Upacara ini dalam PL adalah upacara harian (tamid), dimulai
pada pagi hari dan diakhiri sore hari yang ditandai oleh peniupan
sangkakala. Selama satu hari orang-orang Israel membawa binatang kurban.
Sementara imam mempersembahkan kemenyaan di bilik yang suci, orang-
orang Israel menunggu di luar kemah dengan doa yang sungguh-sungguh.
Ketika imam selesai menjalankan proses pendupaan di bilik yang suci, dan
keluar untuk memberikan berkat, tujuh imam yang dipilih meniupkan
sangkakala, sekaligus menandai bahwa upacara harian itu telah selesai.29
Infromasi pendahuluan ini (8:2-5) membantu pembaca untuk
mengetahui kapan tujuh sangkakala dimulai, yaitu segera setelah kematian
Yesus di kayu salib. Salib adalah tema utama dari Wahyu 5, di mana Yesus
digambarkan sebagai domba yang dikorbankan dan Dia adalah oknum yang
layak membuka tujuh meterai. Peniupan tujuh sangkakala menandakan
bahwa upacara korban itu telah selesai. Ketika Yesus dikorbankan di atas
kayu salib, sekali untuk selamanya, maka rahmat Allah tersedia bagi mereka
yang menerima pengorbanan Yesus itu. Jadi, tujuh sangkakal dimulai
bersamaan denganPELAJARAN
PENUNTUN tujuh meterai.
KITAB WAHYU 2016
Perbandingan: Tujuh Meterai dan Tujuh Sangkakala. Berikut ini
persamaan dan perbedaan dari tujuh meterai dan tujuh sangkakala:
Pertama (8:7) Hujan es dan api, bercampur 1/3 dari bumi, 1/3 dari pohon,
darah, dilemparkan ke bumi seluruh rumput hijau terbakar
Kedua (8:8, 9) Ada sesuatu seperti gunung 1/3 dari laut menjadi darah,
besar menyala dan 1/3 dari makhluk laut mati, 1/3
dilemparkan ke laut dari kapal binasa
Ketiga (8:10, 11) Bintang besar jatuh dari Menimpa 1/3 dari sungai dan
langit, menyala-nyala seperti mata air, 1/3 dari air menjadi
obor pahit, banyak orang mati
B. Abin Page 90
Keempat (8:12) Terpukul 1/3 dari dari 1/3 dari bintang jadi gelap, 1/3
matahari, bulan,dan bintang- dari siang-jadi gelap, 1/3 dari
bintang malam jadi terang
Kelima (9:1-12) Sebuah bintang jatuh dari Matahari dan angkasa menjadi
--celaka pertama-- langit, diberinya kunci untuk gelap oleh asap lobang,
membuka lobang jurang maut, belalang (kalajengking)
lalu naiklah asap dari jurang menyiksa manusia yang tidak
maut dan keluarlah belalang memiliki meterai Allah pada
yang memiliki kuasa seperti dahi, tapi tidak sampai mati.
kalajengking untuk menyiksa
manusia
B. Abin Page 91
jahat untuk melakukan apa yang diinginkan, tetapi dibatasi hanya untuk
waktu tertentu dan hanya sepertiga dari manusia (ay. 15). Sangkakala
ketujuh adalah tujuh kutuk terakhir (celaka ketiga). Ini berarti tujuh kutuk
terakhir adalah penjelasan dari sangkakala yang ketujuh. Lagu kemenangan
pada sangkakala yang ketujuh menggambarkan kehancuran dari mereka
yang menghancurkan bumi (11:18), dan eksekusi dari kehancuran ini
dijelaskan oleh tujuh kutuk yang terakhir.
Penjelasan Tambahan
Sangkakala Pertama (8:7) Pernyataan “hujan es dan api, bercampur
darah” sama dengan kutuk yang terjadi di Mesir (Kel. 9:23-25; bdk. Yeh.
38:22-23). Baik hujan es maupun api, sering digunakan sebagai alat
penghukuman Allah untuk mereka yang melawan Allah dan umatNya (bdk.
Yer. 21:12-14; Yeh. 15:6, 7), dan juga digunakan oleh Allah untuk
menghukum orang Israel sebagai akibat dari ketidaktaatan terhadap
perjanjian mereka dengan Allah. Akibat dari sangkakala yang pertama, “1/3
dari bumi, 1/3 dari pohon, seluruh rumput hijau terbakar.”
Jumlah “sepertiga” menegaskan bahwa tidak semua bagian bumi
dibinasakan
PENUNTUNoleh Allah. DalamKITAB
PELAJARAN Wah.WAHYU
7:1 empat malaikat mengontrol2016¼ dari
bumi, tetapi bencana dari tujuh sangkakala hanya memberi pengaruh 1/3 dari
bumi (8:7-12). Dalam nubuatan Nabi Yehezkiel dan Zakharia, penghukuman
melawan orang murtad di Yehuda, digambarkan dalam bentuk bencana yang
mempengaruhi 1/3 dari bangsa-bangsa (Yeh. 5:12-13; Zakh. 13:8, 9). Dalam
Wah. 12:14, ekor dari naga merah padam menyeret 1/3 dari bintang-
binatang di sorga, yang membuat Lusifer dilemparkan ke bumi. Contoh-
contoh ini menegaskan bahwa istilah “sepertiga” dalam Wahyu 8, 9
menekankan bagian atau porsi dari kerajaan binatang yang ditimpa oleh
penghukuman dari Allah.
Akibat dari sangkakala pertama adalah “pohon dan seluruh rumput
hijau terbakar.” Dalam PL kedua substansi ini digunakan sebagai gambaran
figuratif dari Israel sebagai umat perjanjian Allah (Maz. 1:3; Yes. 61:3; Yeh.
20:46-48; Maz. 72:16; Yes. 44:2-4). Yesus menggunakan pohon dan rumput
sebagai simbol untuk orang-orang Yahudi yang tidak menghasilkan buah
(Mat. 3:10; Luk. 23:28-31; 13:6-9). Dengan kata lain, pohon-pohon dan
rumput hijau adalah gambaran simbolik dari orang-orang yang mengenal
Allah (bdk. Yes. 44:3, 4; Yer. 11:16,17; Luk. 13:6-9; Maz. 1:3; 52:8; 92:12).
Itu berarti sangkakala pertama berkaitan dengan penghukuman Allah atas
umatNya. Dalam sejarah, fakta ini dapat dilihat pada penghukuman terhadap
B. Abin Page 92
orang Yahudi, yang ditandai oleh kejatuhan Yerusalem pada tahun 70 AD.
Melalui tentara Roma, Allah membuat orang Yahudi menderita kelaparan
dan ribuan orang Yahudi dibunuh karena penolakan mereka terhadap
Juruselamat.
B. Abin Page 94
menggambarkan terang dan kegelapan sama dengan Kristus dan Belial (2
Kor. 6:14, 15). Yesus mengatakan “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai
terang supaya setiap orang yang percaya kepadaKu, jangan tinggal dalam
kegelapan (Yoh. 12:46; bdk. Mat. 4:16; Kol. 1:13, 14; Yoh. 3:19).
Jadi, dibandingkan dengan sangkakala pertama sampai ketiga,
sangkakala keempat ini adalah simbol dari penghukuman Allah atas
kemurtadan manusia (gelap). Kemurtadan pada sangkakala ketiga
intensitasnya berkembang pada sangkakala keempat. Sangkakala ketiga
menggambarkan konsekuensi dari kemunduran spiritual dan kemurtadan,
sedangkan sangkakal keempat menggambarakan dalamnya kejatuhan
(kegelapan) di dunia. Dalam sejarah, periode ini disebut sebagai “jaman
kegelapan” yang menandai lahirnya reformasi protestan karena polemik
teologi yang berkepanjangan dalam Gereja. Pada periode ini manusia atau
gereja mambentuk keimamatan sendiri dan ajaran-ajaran yang dibentuk
oleh gereja. Semua ini mengaburkan pandangan manusia tentang pekerjaan
pengantaraan Kristus di Sorga sebagai imam besar (bdk. Daniel 7 & 8=
tanduk kecil mengambil korban sehari-hari dari Yang Maha Suci). Jadi,
inilah arti dari pernyataan sepertiga dari bintang, matahari, dan bulan
menjadi gelap. PELAJARAN KITAB WAHYU
PENUNTUN 2016
Gambaran tentang sangkakala keempat sama dengan kondisi jemaat
keempat yaitu Tiatira (538 -1565 AS). Periode ini, pemimpin Gereja Am
memiliki kekuasaan besar dan menjadi pemimpin dari semua gereja. Dia
mencegah orang untuk bergantung pada karunia dan jasa pengantaraan
Kristus, dan menjadikan dirinya sebagai pengantara antara manusia dan
sorga. Doktrin penitensi (pengampunan dosa) menjadikan dia memilki kuasa
untuk membebaskan manusia dari dosa. Dia menjadikan dirinya imam
menggantikan keimamatan Kristus.
B. Abin Page 95
setia, yaitu “mereka yang tinggal di bumi” (8:13). Berikut ini adalah dua
celaka pertama melalui sangkakala kelima dan keenam (8:13-9:21).
B. Abin Page 96
Belalang padang dikenal dengan nama Schistocerca Gregari sudah
dikenal sebagai belalang utama pada zaman Alkitab. Telurnya tidak menetas
pada tahun atau musim yang ekstrim. Jika mereka menetas – belalang hijau
akan keluar. Pada musim yang baik, belalang ini berkembang biak dalam
jumlah yang besar dan selalu berkerumun bersama, mereka dapat mengubah
warna, bisa berbintik, berbelang hitam dan kuning terang. Mereka memakan
semua daun yang berwarna hijau. Belalang pada sangkakala kelima keluar
bersama asap hitam dari jurang maut. Asap hitam melambangkan ajaran
agama yang salah pada zaman itu. Lubang jurang maut adalah simbol dari
padang luas Arab.
Bintang jatuh adalah simbol dari raja mereka, dia itulah malaikat dari
jurang maut (lautan – artinya tak terbatas) yang namanya dalam bahasa
Ibrani sebagai Abaddon, dan dalam bahasa Yunani dikenal sebagai Apollyon
yang artinya penghancur. Ini sesungguhnya mewakili pekerjaan setan.
Istilah “rambut perempuan” (9:8) melambangkan rambut panjang dari orang
Arab dan daerah sekitarnya pada waktu itu. Istilah “sayap” melambangkan
kecepatan penaklukan bangsa Arab untuk daerah jajahan sekitarnya.
Mereka tidak boleh merusak tumbuh-tumbuhan hijau dan manusia yang
memiliki meterai PELAJARAN
PENUNTUN Allah. Ini berarti Islam memberikan jaminan kebebasan
KITAB WAHYU 2016
kepada orang Yahudi dan orang Kristen, yang mereka kenal dengan
sebuatan “People of the Book.” Contoh, pemeliharaan Sabat orang Kristen
dipertahankan di Armenia dan Etiopia.
Diberikan kuasa untuk menyakiti selama lima bulan (ay. 10). Lima
bulan penyiksaan : 5x30 = 150 hari. 1 hari dalam nubuatan = 1 tahun. Jadi
150 hari sama dengan 150 tahun. Sejak awal pasukan Islam menyerang
Konstantinopel pada tahun 674 AD, kemudian serangan yang terakhir terjadi
pada tahun 823 AD. Ia berkuasa kurang lebih 149 tahun (atau 150 tahun
sesuai nubuatan ayat 10). Setelah serangan tersebut ia menguasai
Konstantinopel kurang lebih 150 tahun, tetapi kemudian bangsa Arab
(Muslim) berperang melawan satu sama lain, maka bangsa itu terpecah
menjadi beberapa bangsa.
Sejarah menunjukkan, perintah untuk “jangan merusak” (9:4)
diberikan oleh paman dari Muhamad di Abu Beki pada tahun 632 AD,
ketika mereka berkumpul untuk berperang melawan Syria. Ia berkata,
“Ketika kamu memerangi benteng Allah, bebaskan dirimu seperti laki-
laki….“Biarlah kemenanganmu tidak dinodai oleh darah para perempuan
dan anak-anak… Jangan merusak pohon-pohon palem, dan jangan
membakar kebun jagung; jangan memotong pohon-pohon buah…. Kamu
B. Abin Page 97
akan menemukan manusia yang berasal dari rumah setan, … pecahkan
tengkorak mereka dan jangan berikan mereka tempat tinggal sampai mereka
kembali kepada Muhamad dan membayar upeti.
William Miller menghubungkan peristiwa yang terjadi pada
sangkakala ke 5 dan ke 6 berlangsung dari tahun 1298 sampai 1839 AD.
Menurut Miller, kedua sangkakala ini menggambarkan kekuasaan Ottoman
Tusks (dari Turki). Sangkakala ke 5 menubuatkan tentang bangkitnya
kerajaan Ottoman dan sangkakala ke 6 adalah nubuatan tentang tindakan dan
kekuasaan kerajaan Ottoman. Pada tahun 1838 Josiah Litch merevisi
penanggalan Miller, yakni periode 1299 – 1449 AD adalah periode untuk
sangkakala kelima. Periode 1449 – 1840 AD adalah periode untuk
sangkakala keenam. Dia menegaskan bahwa tanggal 27 Juli 1299 terjadi
pertempuran di Bapheum dekat Nicomedia yang dianggap sebagai serangan
pertama ke Kerjaaan Byzantine oleh Ottoman. Kekuasaannya berlangsung
sampai 27 Juli 1449. Kurang lebih 390 tahun kemudian, tepatnya 11
Agustus 1840, kekuasaan Kerajaan Ottoman berakhir.
B. Abin Page 98
malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. Maka asap api yang
menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamany” (Wah. 14:10, 11).
Jadi tiga element tersebut digunakan untuk menghancurkan setan dan
kekuatannya pada penghukuman terakhir (20:10).
Gambaran dari sangkakala keenam ini berhubungan dengan peristwia-
peristiwa akhir sejarah dunia. Yang tidak mati oleh malapetaka ini adalah
mereka yang tidak bertobat. Menurut rasul Paulus hal ini disebabkan oleh
penyembahan berhala (bdk. Rom. 1:18-32; Wah. 21:8; 22:15). Secara
kronologis, peristiwa-peristiwa dalam sangkakala keenam ini adalah
persiapan untuk perang Armagedon. Hal itu dapat dilihat dari krisis dunia
yang dicirikan oleh meningkatnya intensitas aktivitas dari setan atas dunia
ini. Mereka yang hidup tanpa meterai Allah tidak terlindung dari kuasa setan
dan dari doktrin sesat. 36
Fakta sejarah menunjukkan, sekitar tahun 1000, Seljuk Turks mulai
mengadakan ekspansi dan penaklukan wilayah kekuasaan, yaitu dari Rusia
bagian barat, mereka menyerang Iran dan di sana mereka menjadi pemeluk
Muslim. Mereka ini kemudian menjadi penganut Islam yang paling dinamis
dan penuh semangat dari semua penganut Islam yang lain. Mereka menjadi
kelompok yang memiliki
PENUNTUN PELAJARAN pemimpin-pemimpin
KITAB WAHYU terkenal yang terdiri
2016dari
empat sultan yang memimpin empat daerah kekuasaan, yakni Aleppo,
Iconium, Damascus, dan Baghdad. Mereka tinggal di wilayah sungai Efrat
(9:14), yang merupakan bagian dari kekaisaran Ottoman.
Pernyataan, “dari mulut kuda keluar api, asap, dan belerang” adalah
gambaran kekuasaan Ottoman Turks. Merekalah yang memperkenalkan
senjata api dalam peperangan. Mereka menggunakan serbuk mesiu yang
menghasilkan sangat banyak asap dan api. Ekor melambangkan doktrinnya
yang salah (Yes. 9:15). Keempat malaikat dilepaskan selama satu jam, satu
hari, satu bulan, dan satu tahun untuk membunuh (9:15).
B. Abin Page 99
ketika kerajaan Turki pada tahun 1839 dikalahkan oleh Mesir, dan Mesir
berniat mengambil alih Konstantinopel, tetapi sultan di sana bermohon ke
“Big Four of Erope” yakni Inggris, Austria, Prussia, dan Rusia untuk tetap
tinggal di Konstantinopel. Pada tahun 1840 Mesir menandatangani
perjanjian dengan Sultan Turki yang menyerahkan urusan pemerintahan dan
ekonomi Konstantinopel di tangan Sultan. Perjanjian itu mewajibkan sultan
untuk mempersembahkan upeti kepada Mesir. Tetapi pada 11 Agustus 1840
kekaisaran Ottoman itupun berakhir. Sejak saat itu sampai 1917, kekuasaan
kekaisaran Ottoman hilang sama sekali, dan dianggap sebagai kerajaan yang
sakit di Eropa.
Kesimpulan.
Gulungan kitab (10:1-4) kecil dibuka oleh Malaikat (bdk Dan. 12: 4,
9). Nubuatan Kitab Daniel mulai diselidiki dan dibaca setelah Miller
mengkhotbahkannya pada tahun 1798 (538-1798). Malaikat berdiri di mana
kaki yang satu di laut dan yang satu lagi di darat (Daniel 12:7). Ini adalah
simbol dari kekuasaan yang mengatasi seluruh bumi. Ketujuh guntur adalah
tanda-tanda kedatanganNya (Kel. 19:9, 19; 2 Sam. 22:14; Maz. 18:13; 1
Sam. 7:10; Ayub 37:2-5, Yes. 30:31; Yer. 30:30; Maz. 68:33; Am. 1:2; Yoh.
12:27-30). Tanda-tanda kedatangan Kristus diberitahukan tetapi tanggal
kedatanganNya tidak ditentukan atau diberitahukan oleh Allah.
Nubuatan Wahyu 10: 5-7 digambarkan oleh sejarah. Tahun 1844
adalah akhir dari nubuatan 2300 pagi dan petang (Dan. 8, 9) bukan
kedatangan Kristus yang ke dua. Janji kedatanganNya menunjukkan
kebenaran dan kepastian bagi umatNya tetapi tanggal kedatanganNya hanya
Allah yang mengetahuinya. Jadi kedatangan Kristus kedua kali terjadi
Ringkasan.
Dua saksi (11:1) bertugas untuk mengukur Bait Suci, Mezbah, dan
mereka yang beribadah di dalamnya. Ini adalah aktivitas yang berkaitan
dengan pelayanan Bait Suci untuk menggambarkan konsep penebusan dalam
PL. Pelayanan Bait suci dalam PL adalah bayangan dari apa yang
sesungguhnya akan datang. Itu adalah kunci untuk mengerti rencana
keselamatan Allah melalui peristiwa-peristiewa yang terjadi sebelum
B. Abin Page 108
kedatanganNya. Dalam Wah. 11:2-6 Umat Allah akan dianiaya selama 42
bulan atau 1260 hari/tahun, berlangsung dari 538-1798 AD. Penganiayaan
itu akan ditujukan kepada orang Kristen yang setia dan jujur. Dalam
konteks inilah “dua saksi,” yaitu Alkitab (PL dan PB) dan umat Tuhan
menyampaikan pekabaran tentang Kristus. Contoh, Alkitab memberi
kesaksian tentang Yesus (Yoh. 5:39). Bandingkan dengan Zak 4:11-14;
Maz. 119:105, 130 yang menegaskan bahwa Alkitab atau Firman Allah
adalah “terang,” atau “kuasa untuk menutup langit” (11: 6). Dalam Ul.
11:16, 17, Musa menegaskan jika manusia tidak menurut firman Allah, dia
menutup langit.
Istilah “binatang buas” dalam Wah. 11:7-13 adalah simbol dari
pemerintah pada revolusi Prancis. Pertama, pekabaran injil dihentikan oleh
kemurtadan gereja selama kurang lebih 1260 tahun. Kedua, pekabaran injil
diserang oleh ketidaksetiaan dan semangat rasionalisme dan sekularisme
revolusi Prancis. Pada tahun 1793 parlement Prancis mengeluarkan
keputusan untuk menghentikan pekabaran Alkitab dan kuasa rasionalisme
diagung-agungkan dan disembah. Pada saat itu Paris menjadi Sodom rohani.
Selain dari pada itu, ateisme ini secara gamblang menjadi penghinaan
terhadap Allah. PELAJARAN
PENUNTUN Banyak orangKITAByang
WAHYUdibunuh dengan pedang 2016
karena
kesetiaan mereka pada Yesus dan pekabaran Alkitab. Tiga tahun kemudian,
parlemen Prancis mengeluarkan sebuah dekrit yang memberikan toleransi
terhadap pekabaran Injil. Enam bulan sebelum diputuskan, pekabaran
Alkitab telah dipasung selama 3,5 tahun di Perancis, dari November 1793
sampai Juni 1797. Frase “terangkat ke sorga” menegaskan bahwa setelah
revolusi Prancis, injil ditinggikan dan disebarkan ke berbagai bangsa oleh
kelompok misionaris. Inilah kesempatan untuk membaca dan menyelidiki
Alkitab (seperti yang terjadi pada tahun 1844).
Sangkakala Ketujuh:
Nyanyian Pujian (11:15-19)
Pekabaran Injil
Sangkakala yang ketujuh harus dimengerti dalam konteks Wah. 10:5-
7, yaitu seorang malaikat mengangkat tangan kanannya dan bersumpah demi
sang Pencipta, sambil berkata, “tidak akan ada penundaan lagi.” Malaikat
ini memberikan kepastian bahwa nubuatan nabi Daniel (Dan. 12:5-10) akan
berakhir dan Allah mau membebaskan umatNya pada akhir dari sejarah
dunia ini, sebelum sangkakala ketujuh diberikan. Tetapi “pada waktu bunyi
sangkakala dari malaikat yang ketujuh, yaitu apabila ia meniup
sangkakalanya, maka akan genaplah keputusan rahasia Allah, seperti yang
telah Ia beritakan kepada hamba-hambaNya, yaitu para nabi” (10:7). Suara
dari sangkakala
PENUNTUNketujuh mengakhiri
PELAJARAN KITAB sejarah
WAHYUdunia dan penyingkapan 2016tentang
“rahasia Allah” dan itu menggemparkan seluruh alam semesta. Isi dari
rahasia Allah ini diungkapkan secara simbolik dalam Kitab yang dimeterai
dengan tujuh meterai (Wah. 5).
Sebagian isi dari kitab yang dimeterai itu diungkapakan kepada
gerejanya melalui gulungan kitab kecil dalam Wahyu 10. Melalui gerejaNya,
Allah mau menyampaikan kabar baik kepada dunia (Ef. 3:9-11). Gambaran
simbolik tentang dua saksi dalam Wah. 11 memperlihatkan bahwa sudah
2000 tahun rahasia Allah itu disampaikan ke seluruh dunia. Tetapi pada hari
terakhir dari sejarah dunia ini, sementara orang-orang jahat mempersiapkan
diri untuk perang Armagedon, umat Allah terlibat secara aktif dalam
memberitakan injil, yang disampaikan secara simbolik melalui pekabaran
tiga malaikat (14:6-12). Pekabaran injil ini akan berakhir ketika sangkakala
yang ketujuh dilepaskan ke atas bumi. Jadi, sangkakala yang ketujuh
menandai akhirnya sejarah dunia, waktu untuk mengungkapkan rahasia
Allah, yang sebelumnya hanya sebagian yang diungkapkan.
Informasi Wah. 11: 15 menegaskan bahwa dunia ini berada di bawah
kekuasaan pencipta semesta alam (Dan. 2:44). Kerajaan Allah yang
bertakhta di bumi ini adalah tema sentral dari kitab Wahyu (11:17; 12:10;
19:6; 22:5). Semua harapan, cita-cita dan nasib dari semua manusia terletak
di tangan Yesus sebagai Penguasa. Semua musuhnya dikalahkan (1 Kor.
B. Abin Page 110
15:24, 28). Wah. 11:16-18 berisi deklarasi dari penghuni sorga, diwakili
oleh 24 tua-tua. Dua puluh empat tua-tua ini adalah representasi dari orang-
orang yang ditebus Allah, menyembah Allah dan menyanyikan lagu ucapan
terima kasih kepada Allah, karena “Ia memberi upah kepada hamba-
hambaMu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut
akan namaMu” (11:18).
Wah. 11:19 menegaskan bahwa Bait Suci Allah yang di sorga terbuka.
Di sini, istilah Yunani untuk Bait Suci adalah naos, yaitu bagian dalam dari
Kaabah, yaitu bilik yang suci dari Kaabah. Hal itu dikuatkan oleh fakta, dari
bilik yang suci “kelihatan tabut perjanjianNya di dalam Bait Suci itu” yang
terletak di bilik yang Mahasuci dari Kaabah. Informasi ini disertai dengan
“terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.” Ini
adalah gambaran dari manifestasi kehadiran Allah (4:5; 8:5; 16:18). Tabut
perjanjian pada penglihatan ini disebutkan karena memberikan penekanan
yang penting. Pertama, itu berhubungan dengan penyingkapan isi dari
gulungan kitab yang diterima oleh Yohanes dalam Wah. 10, dan dekat tabut
perjanjian itulah Kitab Perjanjian itu disimpan. Kedua, untuk
mempersiapkan para pembaca untuk gambaran yang diperlihatkan oleh
Allah PENUNTUN
dalam pasal-pasal berikutnya
PELAJARAN (12-22), khususnya menyangkut
KITAB WAHYU nasib
2016
umat Allah yang setia di akhir zaman. Dalam PL, tabut perjanjian adalah
simbol kehadiran Allah di antara umatNya dan bukti perlindunganNya untuk
umatNya dalam masa-masa yang sulit. Tiga, tabut perjanjian dalam Wah.
11:19 berfungsi sebagai pengingat bahwa Allah akan melindungi umatNya
dalam menghadapi pencobaan, tantangan, dan kesukaran di akhri zaman.
Pendahuluan
Pusat dari Konflik. Sangkakala ketujuh (Wah. 11:15-18) berisi
nyanyian ucapan syukur dan kemenangan dari orang-orang yang ditebus. Di
sini tidak terdapat informasi mengenai celaka atau bencana dari sangkakala
ketujuh yang menimpa manusia. Ini menegaskan bahwa tujuh kutuk dalam
Wahyu 16 sesungguhnya adalah penjelasan dari sangkakala yang ketujuh. Di
antara nyanyian syukur dan tujuh kutuk terdapat Wahyu 12-14, yang berisi
informasi peperangan atau konflik yang besar antara Allah dan umatNya di
satu pihak dengan setan dan agen-agennya pada pihak yang lain (Wah. 12,
13) dan diakhiri dengan panggilan Allah melalui pekabaran 3 malaikat
(Wah. 14:1-20).
Pertentangan Besar
(Wahyu 12:1-18)
Perempuan Naga
Satu tanda besar di langit (ay. 1a) “satu tanda lain di langit” (ay. 3a)
“berselubungkan matahari, bulan di “naga merah padam yang besar,
bawah kakinya (ay. 1b) berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh”
(ay. 3b)
“mahkota dari 12 bintang di kepalanya” “di atas kepalanya ada 7 mahkota”
(ay. 1c). (ay.3c)
“Ia mengandung dan dalam keluhan dan “naga itu berdiri di hadapan perempuan
penderitaannya hendak melahirkan ia yang hendak melahirkan itu untuk
berteriak kesakitan (ay. 2) menelan Anaknya” (ay. 4b).
Lusifer dan Allah di Sorga. Lusifer menyeret 1/3 dari para malaiakat
(Wah. 12: 3- 4a). Ekor melambangkan penipuan atau kebohongan. Setan
menipu sepertiga dari para malaikat melalui doktrin yang palsu, karena itu ia
dianggap sebagai bapa dari para pendusta. Allah Tritunggal terdiri dari tiga
oknum, yakni Allah Bapa, Michael (Allah anak), dan Allah Roh Kudus.
Lusifer yang menjadi kepala dari malaikat tetapi ingin menjadi salah satu
dari mereka dalam mengambil keputusan, ia ingin menjadi Allah. Tetapi hal
itu tidak mungkin karena dia adalah seorang ciptaan. Hal ini membangkitkan
kecemburuan Lusifer, ia cemburu kepada Yesus sebagai Allah, sebagai agen
penciptaan alam semesta dan manusia (Kolose 1:16). Kecemburuan itu
disertai dengan pemberontakan melawan Allah, dan hal itu yang membuat
dia dilemparkan ke bumi (baca Yeh. 18:16, 17).
Pemberontakan Lusifer adalah awal mula dosa (Yeh. 28:12-17).
Lusifer adalah kepala para malaikat, selalu berada dekat kerub, di hadapan
Dari struktur ini, tema tentang penyembahan digunakan dalam dua ayat,
untuk menegaskan bahwa penyembahan kepada Allah bertentangan dengan
penyembahan kepada patung binatang. Tema ini menjadi isu besar dalam
penggenapan nubuatan di akhir zaman.
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
Konteks Literal dan Interpretasi. Istilah “bumi” (Yun: ge) dalam
teks ini dihubungkan dengan “bumi” dalam Wah. 12:15, 16. Konteks dari
ayat ini adalah naga memburu perempuan, tetapi “bumi” datang menolong
perempuan itu, dengan cara menelan sungai yang disemburkan naga dari
mulutnya (12:16). Ini menegaskan bahwa “bumi” memiliki fungsi dengan
konotasi positif, yaitu menyelamatkan “perempuan” (Gereja) dari kekuasaan
binatang (agen setan). Tetapi pada akhir zaman (13:11-18) sebaliknya
“bumi” menjadi tempat kebinasaan dari Babel (17:5). Dalam Wah. 19:2
Babel adalah tempat kebinasaan, dan menurut LaRondelle, dari “bumi”
itulah 144.000 ditebus oleh Allah (14:3).67 Ini berarti kekuasaan binatang
bumi dari berkonotasi positif yaitu “menelan sungai yang disemburkan
naga” menjadi kekuasaan yang melawan Allah dan umatNya, yaitu
menjalankan kekuasaan dari binatang pertama (13:12).
Hubungan antara “bumi” dan “laut” dalam Wahyu 13 menegaskan
bahwa kekuasaan “binatang bumi” (Wah. 13:11) berfungsi untuk
melengkapi kekuasaan “binatang laut” (Wah. 13:1). Aliansi keduanya
menciptakan kekuasaan universal di bumi. Hal ini menegaskan bahwa
kekuasaan universal setan melalui dua aliansi tersebut di atas meningkatkan
intensitas aktivitasnya di akhir zaman. Hal tersebut menggenapi pernyataan
Ringkasan
Yohanes melihat binatang yang kedua – yang keluar dari dalam bumi:
Kegiatan dari binatang bumi adalah sebagai berikut:
a. Dia berbicara seperti seekor naga.
b. Dia melakukan apa yang dilakukan binatang pertama.
c. Dia memerintahkan semua orang menyembah binatang pertama.
GEREJA
BERSATU
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU HARI MINGGU
2016
(Tanda binatang)
(Negara + Gereja)
NEGARA
PROTESTAN
BERSATU UNTUK
MEMBENTUK NEGARA HARI MIMGGU
+ GEREJA (Tanda binatang)
NEGARA
Patung
V I C A R I U S F I L I I D E I
Anak domba dan 144.000 berdiri di atas bukit Sion. Mereka ini adalah
orang-orang yang dihukum dan dianiaya dalam Wahyu 13, dan sekarang
mendapatkan kemenangan bersama dengan Anak domba. Sebagai ganti dari
“tanda binatang” mereka memiliki “nama anak domba dan nama Bapa”
(meterai Allah) pada dahi mereka. Ini menegaskan bahwa mereka adalah
miliki Allah, dan mereka dipelihara dan dilindungi oleh Allah. Jika para
penyembah binatang memiliki tanda binatang pada dahi dan tangan mereka,
Kata kunci dan interpretasi dari penglihatan Yohanes dalam Wah. 14:1-5.
a. Bukit Zion –Rumah Allah dan ia adalah simbol dari kemenangan
Allah dan menjadi warga kerajaan yang kekal (Maz. 15; Ibr. 12:18,
22; Wah. 13:16, 17).
b. Nama Allah – Karakter penurutan hukum (1 Sam. 1:2; Kej. 32:27,
28; Mat. 1:21, 23; Wah. 19:11).
c. Tidak tercemar oleh perempuan – kehidupan yang tidak dirusakkan
oleh doktrin yang salah dari gereja (2 Kor. 11:2; Ef. 5:22 – 23, 29-32).
Pendahuluan
Berdasarkan fokus dari Wah. 14:1-5 yaitu orang yang setia (umat
Allah) yang diselamatkan oleh Allah, pekabaran tiga malaikat dalam Wah.
14:6-13 disampaikan oleh group 144.000. Khususnya pekabaran malaikat
pertama, yaitu tentang injil yang kekal. Sekalipun pekabaran malaikat
pertama didominasi oleh informasi penghukuman, tetapi keselamatan setiap
orang menjadi tujuan utama dari pekabaran ini. Pekabaran malaikat pertama
menekankan tentang penyembahan, bertentangan dengan obyek
penyembahan atau sistem buatan tangan manusia dan penyembahan setan.
Pekabaran malaikat pertama menekankan loyalitas kepada Allah dan
penghakiman sebelum kedatangan Yesus yang kedua (pre-advent
judgment).83
Pekabaran PELAJARAN
PENUNTUN malaikat kedua
KITABberisi
WAHYU informasi bahwa “Babel2016 sudah
jatuh.” Pekabaran malaikat ketiga mengumumkan penghukuman terakhir
dari Allah untuk mereka yang menyembah binatang atau patungnya dan
yang memiliki tanda binatang. Penghukuman ini menegaskan bahwa para
pengikut binatang telah menganiaya umat Allah, tetapi Allah membuat
intervensi untuk membela umatNya dengan cara menyelamatkan mereka.
Kutuk Ketujuh (Wah. 16:17-21. bdk Kel. 9:22-26; Yoh. 38:22, 23).
Malaikat ketujuh menumpahkan cawan murka Allah ke udara dan sebuah
suara dari surga berkata “Sudah terlaksana.” Hasilnya adalah sebagai
berikut: (1) Kota-kota dari bangsa-bangsa menjadi hancur. (2) Pulau-pulau
dan gunung-gunung bergerak dan berpindah. (3) Yesus muncul di awan-
awan untuk yang kedua kali. Tiga hal ini, seperti dikatakan di atas, adalah
gambaran dari aktivitas dari kutuk yang terakhir.
Perbandingan: 7 Sangkakala
dan 7 Malapetaka
1st Hujan es dan api dilemparkan ke bumi Cawan ditumpahkan ke atas bumi (16:2)
(8:7)
2nd Gunung dilemparkan ke dalam laut. Laut Cawan ditumpahkan ke atas laut. Laut
menjadi darah. Sepertiga dari makhluk menjdi darah. Semua yang bernyawa mati
yang bernyawa mati (8:8-9). (16:3)
3rd Bintang jatuh menimpa sepertiga sungai- Cawan ditumpahkan ke atas sungai-sungai
sungai dan mata-mata air. (8:10-11). dan mata-mata air (16:4)
4th Sepertiga dari matahari, bulan dan bintang Cawan ditumpahkan ke atas matahari
menjadi gelap (8:12) (16:8-9)
5th Matahari dan angkasa menjadi gelap oleh Kerajaan dari binatang menjadi gelap
asap dari jurang maut (9:1-11) (16:10-11)
6th Keempat malaikat yang terikat di Sungai Jalan dari raja-raja dari timur disipakan oleh
Efrata dilepas (9:14-21). keringnya Sungai Efrata (16:12-16)
7th Suara yang nyaring di dalam surga Satu suara nyaring dari takhta yang
mengatakan bahwa pemerintahan atas dunia mengatakan “sudah terlaksana” (16:17-21)
dipegang oleh Tuhan dan Kristus (11:15-16
Pendahuluan
Wahyu 12 melukiskan “seorang perempuan berselubungkan matahari,
dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari 12 bintang di atas
kepalanya” (12:1). Perempuan itu melambangkan Gereja yang suci yang
memegang teguh ajaran Alkitab. Tetapi Gereja yang suci dan setia menjadi
obyek dari serangan setan, terutama karena memelihara hukum Allah dan
iman kepada Yesus (bdk. 12:17; 14:12). Wahyu 17 melukiskan perempuan
yang lain, yang memiliki ciri yang berbeda dengan perempuan suci. Dia
adalah wanita pelacur, “duduk di tempat yang banyak air” (17:1). Jika
seorang perawan melambangkan Gereja yang suci, maka seorang pelacur
melambangkan gereja murtad, sebuah gambaran gereja yang tidak lagi setia
kepada ajaran Alkitab, itulah Babel besar.
Terkait dengan perempuan pelacur, dalam Wah. 16:19 telah
diumumkan kejatuhan “Babel besar.” Pengumuman ini penting untuk
mengerti peristiwa yang terjadi berikutnya. Kesimpulan dari tujuh kutuk
berfungsi untuk PELAJARAN
PENUNTUN memperkenalkan apa yang terjadi pada Wah. 2016
KITAB WAHYU 17, 18.
Dengan kata lain, Wah. 16:19 adalah kata kunci untuk mengerti Wah. 17,
18, yaitu penjelasan bagaimana penghukuman Allah atas Babel dilaksanakan
pada akhir zaman. Wah. 17 adalah gambaran tentang Babel dan atas dasar
itu Allah mempunyai alasan untuk menghukum dia. Wahyu 18
menggambarkan cara penghukuman yang dibuat atas Babel.
Intepretasi
Salah satu masalah dalam interpretasi dari Wah. 17 adalah identitas
dari “pelacur” dan “binatang.” Secara sederhana dua kekuasaan ini merujuk
pada satu kekuasaan dalam sejarah. Sehingga dapat diterjemahkan sebagai
kekaisaran Roma politik atau Roma Kepausan. Dari interpretasi ini para
ilmuwan membangun ide bahwa “Babel pelacur” dihubungkan dengan
kekuasaan Roma dan juga bisa merujuk pada “binatang” di mana pelacur itu
duduk. Bahkan seringkali salah satu kepala dari binatang itu diinterpretasi
sebagai kekuasaan Roma. Pada bagian terakhir dari Wah. 17 binatang yang
sama dan tanduk-tanduknya yang membunuh “pelacur.” Di sini ada hal
yang paradoks, Roma diturunkan atau dihancurkan oleh Roma, artinya dia
membunuh dirinya sendiri. Tentu interpretasi ini tidak dapat diterima karena
tidak didukung oleh teks dan konteks. Untuk merespon hal ini Corsini
menegaskan bahwa penting untuk membedakan antara “perempuan” dan
“binatang” sekalipun mereka memiliki hubungan yang dekat.117
Kesimpulan
Wahyu 17 menjelaskan tentang motif dari keringnya sungai Efrat
pada kutuk yang keenam yang menyebabkan Babel jatuh (16:2). Bagian
pertama dari Wah. 17 (17:1-6) menjelaskan tentang Babel sebagai pelacur
Kesimpulan
Ketika kekuasaan politik dan raja-raja dunia menyadari mereka telah
ditipu oleh Babel-murtad, mereka berbalik melawan Babel. Penghukuman
terakhir Babel oleh murka Allah adalah jawaban Allah atas kemarahan
PENUNTUN PELAJARAN KITAB WAHYU 2016
bangsa-bangsa melalui suara dari sangkakala yang ketujuh. Kepastian
penghukuman Allah atas Babel ditekankan berulang-ulang dalam kitab
Wahyu (14:8; 16:19; 17:16; 18:2, 21). Hal ini dibuat untuk mengingatkan
para pembaca, bahwa pada akhirnya musuh Allah, yaitu setan dan para
pengikutnya akan dikalahkan oleh Allah. 126
Tujuan utama dari Wah. 16-18 adalah untuk memberikan jaminan
yang pasti kepada umat Allah yang setia dari berbagai zaman, bahwa
penderitaan karena penganiayaan akan berakhir. Bagi mereka, kehancuran
Babel adalah jaminan pembebasan dari penderitaan. Ia akan menghukum
dengan adil semua musuh dari Injil.127 Pengumuman kejatuhan Babel adalah
panggilan kepada umat Allah di Babel untuk melepaskan ikatan dari agama
palsu. Ini penting, karena banyak umat Allah yang setia di Babel yang masih
tinggal dengan berbagai alasan. Tetapi satu hal yang pasti mereka telah
tertipu oleh agama palsu (bdk. 2 Tim. 3:5), bahkan mereka menggunakan
nama Kristus untuk menunjukkan bahwa agama mereka berasal dari atas.128
Seseorang dapat berbicara melawan Babel-murtad dan menggunakan nama
Yesus, tetapi mereka memiliki tanda binatang pada dahi mereka (bdk. Mat.
7:21). Menjadi anggota dari satu komunitas atau denominasi gereja dan
memiliki Alkitab tidak memberikan jaminan bahwa ia berada pada pihak
Nyanyian Kemenangan
(Wah 19:1-21)
*Suara nyaring di surga (ayat 15) *Suara yang nyaring dari surga (ayat 1)
*Dua puluh empat tua-tua terlibat (ayat 16) *24 tua-tua terlibat (ayat 4)
*Kuasa yang besar (ayat 17) *Kekuasaan adalah pada Allah kita (ayat 1)
Pembalasan terhadap bangsa yang jahat *Pembalasan terhadap pelacur (ayat 2)
(ayat 18)
*Bangsa-bangsa dihakimi (ayat 18) *Pelacur yang hebat itu dihakimi (ayat 2)
*Pembinasaan bagi mereka yang *“Yang merusakkan bumi dengan
membinasakan bumi (ayat 18) percabulannya” (ayat 2)
*“Mereka yang takut akan NamaNya, baik *“Kamu yang takut akan dia, baik kecil
yang kecil maupun yang besar” (ayat 18) maupun besar” (ayat 5)
Kesimpulan
Wahyu 19 adalah bagian dari informasi penghukuman yang dimulai
dalam Wah. 17 dan berakhir di Wah. 20.129 Penghukuman dimulai dengan
“naga” dalam Wah. 12, dua binatang dalam Wah. 13, dan Babel-pelacur
dalam Wah. 17. Kehancuran penghukuman itu mulai diungkapkan melalui
tujuh kutuk (Wah. 16:17-21). Penghukuman atas binatang, nabi palsu, dan
Hukuman Terakhir
Setelah melihat kehancuran setan, Yohanes menyaksikan
penghukuman terakhir orang-orang jahat, yang menandai berakhirnya
sejarah pemberontakan melawan Allah. Pada saat yang sama Allah
mensahkan kerajaaNya yang kekal. Ada dua informasi penting dalam Wah.
20:11-15: Pertama, “orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka”
(20:12b; Rom. 2:6).134 Kedua, “maut dan kerajaan maut dilemparkanlah ke
dalam lautan api” (20:14). Inilah yang disebut “kematian yang kedua”
(20:14). Pada peristiwa ini orang-orang jahat tidak mengalami kehidupan
yang kekal (1 Kor. 15:26).135
Pada penghukuman yang terakhir, Yohanes menegaskan bahwa
“orang yang tidak ditemukan namanya tertulis dalam kitab kehidupan
dilemparkan ke dalam lautan api” (20:15). Ini menegaskan bahwa mereka
yang melawan Allah dan hukumNya akan mengalami nasib yang sama
Kesimpulan
Informasi tentang kebinasaan setan dalam Wah. 20 adalah kesimpulan
akhir dari proses penghukuman Allah yang telah dimulai dalam Wah. 17.
Dalam Wah. 20, sekalipun penulis tidak menunjukkan apakah “millenium”
itu memiliki arti simbolik atau literal, tetapi ia menunjukkan bahwa periode
millennium merujuk pada pada periode waktu yang nyata di mana setan
dipenjara. Waktu bagi setan untuk menganalisa akibat dari
pemberontakannya melawan Allah. Periode millennium juga adalah
kesempatan bagi orang setia yang menderita mendapatkan jawaban atas
penderitaan dan dosa (1 Kor. 13:12). Kesimpulan dari masa millennium
tercatat dalam Wah. 20:11-15, penghukuman orang jahat dan keselamatan
orang yang namanya tercatat dalam kitab kehidupan.
Kedatangan Yesus
Dua kali informasi langsung dari Yesus tentang kedatanganNya,
dengan ungkapan yang sama yaitu “Sesungguhnya Aku datang segera” (22:7
dan 22:12). Pernyataan yang pertama (20:7a) diikuti oleh ucapan bahagia,
“berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkatan nubuat ini” (22:7b).
Kombinasi antara pengumuman kedatangan dengan ucapan bahagia
menegaskan bahwa setiap generasi dari umat Allah yang hidup dalam
pengharapan akan peristiwa ini menemukan penggenapan. Di sini nubuatan
kitab Wahyu bukan untuk memuaskan rasa ingin tahu tentang peristiwa ini,