Modul 2 Mita

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI SENYAWA ALDEHIDA DAN KETON

NAMA: PRAMITA DEVANI NURINSANI

NPM: 19208059

KELAS : 2C

KELOMPOK PRAKTIKUM : 2D

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI

2020

A. Tujuan Pratikum
Setelah melakukan pratikum ini, mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya senyawa
aldehida dan keton

B. Prinsip Dasar
1. Metode Tollens
Metode ini menggunakan prinsip reaksi oksidasi alhedid menjadi asam karbosilat,
dan reduksi larutan alkalis perak ammonium hidroksida menjadi logam perak. Uji
positif ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak pada dinding dalam
tabung reaksi.
2. Metode Schiff”s Fuchsin
Merupakan larutan dari fuchsin asam didalam air yang telah teroksidasi oleh gas
O2. Pada perlakukan uji Schiff, dimana warna pada larutan menghasilkan warna
ungu. Perubahan warna menunjukkan adanya senyawa aldehid pada larutan.
3. Metode Fehling A dan B
Merupakan campuran dari larutan Fehling A dan B dengan jumlah yang sama.
Larutan fehling A terdiri atas larutan NaOH dan larutan kalium-kalium tartat.
Pereaksi Fehling merupakan ion kompleks Cu2+ dalam suasana baa, dan dalam
persamaan reaksi cukup ditulis CuO. Aldehid dapat bereaksi dengan pereaksi
fehling menghasilkan endapan Cu2O yang berwarna merah bata.
C. Alat dan Bahan
No Alat/Bahan Jumlah
1 Tabung reaksi 6
2 Pipet tetes 6
3 Pembakar spirtus 1
4 Gelas kimia 250ml 1
5 Kaki tiga 1
6 Benzaldehid/rormaldehid 10ml
7 Aseton 10ml
8 Sikloheksanon 10ml
9 2,4 – dinitrofenilhidrazin 5ml
10 Larutan AgNO3 5% 5ml
11 Larutan NaOH 10% 5ml
12 Larutan Ammonia 2% 5ml
13 Pereaksi Fuchsin (0,5 g fuchsin + 500ml air + 9 5 ml
g NaHS03 + 20ml HN03 2M)
14 Aquadest Secukupnya
15 Larutan Fehling A 5ml
16 Larutan Fehling B
A. Prosedur praktikum
1. Metode Tollens
a. Perak Nitrat (AgNO3) 5% sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
b. Pada tabung reaksi ditambahkan 1 tetes Natrium Hidroksida (NaOH) 10%.
c. Pada tabung reaksi ditambahkan Amonium Hidroksida (NH4OH) 2% setetes
demi setetes sebanyak 10 mL sambil diaduk hingga endapan perak dioksida
larut.
d. Tambahkan sampel sebanyak 3 tetes, kocok perlahan, biarkan selama 10
menit.
e. Jika tidak terbentuk endapan kaca perak, maka tabung dipanaskan400C selama
5 menit diatas penangas air lalu diamati.

2. Metode Schiff’s Fuchsin


a. Masukkanlah 3 tetes sampel kedalam tabung reaksi yang berisi 4 mL air,
kocok tabung.
b. Tambahkanlah 1 mL pereaksi Fuchsin kemudian amatilah warna yang
terbentuk.
c. Uji positif terlihat jika warna yang dihasilkan adalah ungu.
3. Metode Fehling A dan Fehling B
a. Masukkan sampel sebanyak 2 mL kedalam tabung reaksi
b. Tambahkanlah 1 mL larutan Fehling A dan 1 mL Fehling B ke dalam tabung.
Kocok campuran hingga homogen.
c. Siapkan penangas air, kemudian panaskan campuran dalam tabung
menggunakan penangas air. Amatilah kembali yang terjadi.
B. Hasil pengamatan

1. Metode Tollens

SAMPEL PEREAKSI PERUBAHAN


SEBELUM SESUDAH
Formaldehid +AgNO3 + NaOH bening endapan abu tua
(1)
(1) + NH4OH endapan abu tua bening
(2)
(2) + sampel bening tidak timbul
dipanaskan endapan kaca perak
Aseton +AgNO3 + NaOH bening endapan abu tua
(1)
(1) + NH4OH endapan abu tua bening
(2)
(2) + sampel bening tidak timbul
dipanaskan endapan kaca perak

2. Metode Schiff’s Fuchsin

SAMPEL PEREAKSI PERUBAHAN


SEBELUM SESUDAH
Formaldehid + pereaksi Fuchsin bening ungu muda
Aseton + pereaksi Fuchsin bening ungu muda

3. Metode Fehling A dan Fehling B

SAMPEL PEREAKSI PERUBAHAN


SEBELUM SESUDAH
Formaldehid + Fehling A bening biru muda bening
(1)
(1) Fehling B biru muda bening biru tosca tua
(2) bening
(2) dipanaskan biru tosca tua biru tosca tua (tidak
ada perubahan)
Aseton + Fehling A bening biru muda bening
(1) terdapat endapan
biru muda
(1) Fehling B biru muda bening biru lazuardi pekat
(2) terdapat endapan
biru muda
(2) dipanaskan biru lazuardi pekat biru lazuardi pekat
(tidak ada
perubahan)

C. Pembahasan

Pada praktikum kali ini kita melakukan identifikasi aldehid dan keton. Identifikasi ini
menggunakan 3 metode, yaiu metode Tollens, metode Schiff’s Fuchsin, dan metode Fehling.

Pada saat melakukan uji coba identifikasi aldehid dan keton menggunakan metode
Tollens di dapat hasil kedua sampel tidak menghasilkan endapan kaca perak. Menurut teori,
identifikasi aldehid dengan metode Tollens seharusnya menghasilkan endapan kaca perak,
sedangkan keton tidak menghasilkan endapan. Ketidaksesuaian hasil akhir percoban pada
sampel aldehid di praktikum kali ini dengan teori bisa disebabkan oleh beberapa hal, bisa dari
bahan-bahan baik itu sampel ataupun pereaksi yang sudah teroksidasi atau tercampur bahan
lain sehingga tidak mendapatkan hasil yang spesifik, kocokan yang terlalu kuat, meneteskan
NH4OH terlalu cepat. Sedangkan hasil akhir identifikasi keton dengan metode Tollens sesuai
dengan teori, yaitu tidak menghasilkan endapan kaca perak.

Pereaksi Schiff tidak dapat bereaksi dengan kelompok aldehid dalam bentuk hidrat dan
aldosa. Pereaksi Schiff digunakan untuk menunjukan adanya gugus aldehid. Pereaksi ini
berasal dari zat warna Fuschin yang warnanya telah hilang karena penambahan SO2 dan
H2SO4. Dari hasil pengamatan didapat hasil formaldehid dan aseton setelah di beri 1 mL
perekasi Fuchsin kedua sampel berubah wana menjadi warna ungu, hal tersebut mebutikan
bahwa kedua sampel memiliki gugus fungsi aldehid.
Pada uji Fehling, hasil akhir menurut teori untuk aldehid menghasilkan endapan merah,
sedangkan untuk keton tidak terdapat endapan merah. Pada saat praktikum, sampel aldehid
yang sudah ditambahkan pereaksi Fehling A dan Fehling B, tidak menghasilkan endapan
merah, hanya menghasilkan larutan biru tosca tua. Sedangkan keton,menghasilkan larutan
lazuardi pekat. Ketidaksesuaian hasil reaksi aldehid dengan Fehling bisa dipengaruhi
berbagai faktor, mulai dari bahan sampel ataupun pereaksi yang sudah teroksidasi atau
tercampur bahan lain selama penyimpanan di laboratorium, kocokan yang ritmenya kurang
tepat, alat-alat yang tidak tercuci bersih.
D. Pertanyaan pra Lab
a. Jelaskan perbedaan mendasar antara aldehid dan keton!

Jawaban:

Pada aldehid sedikitnya satu atom hidrogen terikat padakarbon dalam gugus karbonil,
sedangkan pada keton atom karbon padagugus karbonil terikat ada 2 gugus hidrokarbon.

Aldehid sangat mudah untuk teroksidasi sedangkan keton mengalami kesukaran untuk
teroksidasi.

b. Jelaskan prinsip uji Tollens dengan menuliskan reaksi kimianya!

Jawaban:

Pada dasarnya uji Tollens digunakan untuk membedakan senyawa aldehid dengan
senyawa keton. Aldehid dioksidasi menjadi anion karboksilat. Ion Ag+ dalam reagensia
Tollens direduksi menjadi logam perak. Reaksi dengan pereaksi Tollens mampu megubah
ikatan C-H pada aldehid menjadi ikatan C-O. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi
keton selanjutnya keton tidak daat dioksidasi lagi menggunakan pereaksi Tollens.

c. Apa fungsi pereaksi fehling ada uji fehling?

Jawaban:
Uji fehling adalah sebagai oksidator lemah yang merupakan pereaksi khusus untuk mengenali
aldehid.

E. Pertanyaan post Lab


a. Mengapa senyawa keton sukar dioksidasi?

Jawaban:

Karena keton tidak memiliki atom hidrogen pada gugus fungsinya, maka keton sangat sulit
dioksidasi.

b. Tuliskan reaksi yang terjadi apabila aldehid direaksikan dengan:


 Metode Tollens

 Metode Schiff’s Fuchisn

 Metode Fehling A dan B

c. Gugus fungsi manakah yang memberikan reaksi positif dengan pereaksi


Tollens?
Jawaban:

Gugus fungsi yang memberikan reaksi positif dengan pereaksi Tollens adalah Aldehid.

d. Identifikasi aldehida dan keton termasuk ke dalam jenis reaksi apa? Jelaskan
jawaban tersebut!

Jawaban:

Identifikasi aldehida dan keton termasuk ke dalam jenis reaksi redoks (reduksi
oksidasi). Karena terdapat pelepasan dan penambahan elektron dari sebuah atom. Contohnya
pada uji Fehling pada reaksi ini gugus aldehid mereduksi ion Cu 2+ menjadi ion Cu+ (Dhuha,
2010).

Suatu senyawa mempunyai rumus molekul C5H10O. Pengujian dengan pereaksi Tollens
menghasilkan endapan perak, sedangkan dengan pereaksi Fehling menghasilkan endapan
merah bata. Tentukan struktur dan gambarkan rumus rantai dari senyawa tersebut!
Jawaban:

F. Lampiran

Metode Tollens
Aseton dan Formaldehid sebelum diberi pereaksi,
memiliki warna bening.

Aseton dan Formaldehid ditambahkan NaOH, dan


menghasilkan endapan abu pada kedua sampel.

Aseton dan Formaldehid ditambahkan NH4OH, endapan


abu sedikit demi sedikit menghilang, dan kedua larutan
berubah menjadi bening. Menurut teori seharusnya
sampel aldehid menghasilkan endapan kaca perak, tapi
pada praktikum kali ini tidak timbul endapan kaca
perak. Pada sampel keton memang tidak menghasilkan
endapan kaca perak.
Metode Schiff’s Fuchsin

Aseton dan Formaldehid setelah di tetesi reagen


Fuchsin, menghasilkan larutan berwarna ungu

Metode Fehling A dan Fehling B


Aseton dan Formaldehid ditambahkan Fehling A
menghasilkan larutan berwarna biru muda.

Aseton dan Formaldehid setelah ditambahkan fehling


A, ditambahkan Fehling B, kedua larutan berubah
warna. Formaldehid berubah menjadi biru tosca
sedangkan aseton berubah warna menjadi biru lazuardi.
seharusnya Formaldehid menghasilkan endapan merah
bata,akan tetapi tidak terjadi pada praktikum kali ini.

G. Daftar Pustaka

Irma Rahmawati, M.Pd. 2020. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Bandung: Akfar
Bumsilhttps://www.kimiamath.com/post/laporan-praktikum-kimia-identifikasi-
aldehid-keton (diakses tanggal 27 Februari 2020)
https://www.kimiamath.com/post/laporan-praktikum-kimia-identifikasi-aldehid-keton
(diakses tanggal 27 Februari 2020)

Anda mungkin juga menyukai