Makalah Falsafah Keperawatan
Makalah Falsafah Keperawatan
Makalah Falsafah Keperawatan
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya kepada kita semua berupa ilmu dan amal. Berkat rahmat dan karunianya pula,
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Konsep Teori Madeleine M.Leininger. Yang
insya allah tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ibu dosen mata pelajaran kuliah Falsafah Keperawatan
yang telah memberikan arahan terkait tugas makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau,
mungkin penulis tidak akan dapat menyelesaikan sesuai dengan format yang telah ditentukan
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembanca demi kesempurnaan
makalah untuk kedepannya. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi peneliti dan
pembacanya.
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Biografi Madeleine M.Leininger........................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Model Konsep Teori Keperawatan Leininger....................................................3
2.2 Hubungan Model Dengan Paradigma Keperawatan Transkultural....................7
2.3 Proses Keperawatan ‘Transcultural Nursing’.....................................................8
2.4 Aplikasi Model Konsep Dan Teori Keperawatan.............................................9
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Transkultural dari Leininger......................11
BAB 3 PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Madeline Leininger adalah pelopor keperawatan transkultural dan seorang pemimpin
dalam keperawatan transkultural serta teori asuhan keperawatan yang berfokus pada
manusia. Ia adalah perawat professional pertama yang meraih pendidikan doktor dalam
ilmu antropologi sosial dan budaya. Dia lahir di Sutton, Nebraska, dan memulai karir
keperawatannya setelah tamat dari program diploma di “St. Anthony’s School of
Nursing” di Denver.
2. Asumsi dasar
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku caring. Caring adalah esensi dari
keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan
tindakan keperawatan. Tindakan caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan
dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku caring semestinya
diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa
pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara umum dikatakan
sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan pada manusia
yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur
dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.
Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan oleh Dr. M. Leininger
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Leininger mendefinsikan keperawatan
transkultural sebagai bagian utama dari keperawatan yang berfokus pada studi
perbandingan dan analisa perbedaan budaya serta bagian budaya di dunia dengan tetap
menghargai nilai-nilai asuhan, pengalaman sehat sakit dan juga kepercayaan yang
dimiliki oleh masyarakat.
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses
belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budayakepada manusia.
3
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-
norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.
Menurut Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan
budayanya pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam engisi
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan,
nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan
memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari.
Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan
sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik.. Lingkungan fisik adalah lingkungan
alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman
padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak
pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur
sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam
masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti
struktur dan aturan-aturan yang berlaku. Lingkungan simbolik adalah keseluruhan bentuk
dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik,
seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memandirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
10
11
5. Evaluasi.
Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada
asuhan keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing carry health and well
being yaitu asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan
kesehatan yang sensitive, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat
kesehatan dan kesejahteraan bagi klien.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh
elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi,
sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan
faktor-faktor pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis,
masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat
pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek yang
merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara
berbagai konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger
sebagai bentuk tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan.
Memberikan asuhan merupakan jantung dari keperawatan.
Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung. Menurut
Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya
pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan
dengan budaya.
B. Saran
1. Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu
antropologi agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
2. Pelaksanaan teori leininger memerlukan pengabungan dari teori keperawatan yang
lain yang terkait seperti teori adaptasi, self care, dll
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/5611692/Aplikasi_Leininger
http://rahmaniarjasan.blogspot.com/2017/02/teori-keperawatan-madeleine-
leininger_41.html?m=1
http://ijhulners.blogspot.com/2016/05/trancultural-nursing.html