KEPERAWATAN TERPILIH Tugas 7 Part 1
KEPERAWATAN TERPILIH Tugas 7 Part 1
KEPERAWATAN TERPILIH Tugas 7 Part 1
DISUSUN OLEH:
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berisikan “Keperawatan terpilih” yang
membahas tentang suatu pendekatan dalam menyelesaikan masalah keperawatan.
Makalah ini diupayakan semaksimal mungkin dari bantuan berbagai pihak sehingga
penulis dapat menikmati setiap prosesnya. Makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap makalah ini dapat
memberikan banyak manfaat. Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak.
Penulis,
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... .... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Biografi Madeleine Leininger............................................................... 2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 16
B. Saran ...................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... .. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta
yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori
keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh
para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang
didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.
Dalam makalah ini akan dibahas secara teoritis pendapat ahli tentang konsep
keperawatan yaitu Menurut Madeleine Leininger.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa Madeleine Leininger ?
2. Apa Teori Madeleine Leininger ?
C. Tujuan
1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang Teori Dan Model Keperawatan Menurut
Madeleine Leininger.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Madeleine Leininger
1. Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan pertanian hidup dengan
empat saudara laki-laki dan seorang saudari
2. Tahun 1945, dia bersama saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan mengambil program
diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver. Hal yang juga mendorong dia menjadi seorang
perawat di karenakan salah satu bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat
suatu perbedaan dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan.
3. Tahun 1948, menyelesaikan diploma keperawatan.
4. Tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan humaniora
dariBenedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan keperawatan dan program
pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha , Nebraska.
5. Tahun 1953, Menerima gelar master dalam ilmu keperawatan dari University chatolik of
America, di Washington DC, pindah ke Cincinnati dan memulai program pendidikan jiwa
pertama di Amerika.
6. Tahun antara 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program pasca sarjana di
Universitas Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang keperawatan psikiatrik, di sebut Konsep
Dasar Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa dan digunakan di seluruh dunia.
7. Tahun 1965, Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D dalam antropologi, di
Washington University. sebagai bagian dari proses beliau mencari penyelesaian masalah tidak
cukup adekuat intervensi kejiwaan tradisional menjawab kebutuhan anak-anak dengan latar
belakang budaya yang berbeda-beda.
8. Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan antropologi di University of Colorado,
di mana untuk pertama kalinya perawatan transkultural di perkenalakan di dunia keperawatan.
9. Tahun 1969-1974, sebagai dekan,professor keperawatan dan dosen antropologi di University Of
Washington school of Nursing.
10. Tahun 1974-1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan membuka
program pertama untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.
11. Tahun 1981, professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State University. Saat
berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan, antara lain :
a. Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar.
b. The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.
c. Gershenson’s Research Fellowship Award.
d. Tahun 1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh California State University.
12. Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau menerbitkan teorinya tentang
perawatan keanekaragaman budaya dan universal dan menciptakan istilah “culturally congruent
care’ sebagai tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku keanekaragaman budaya
perawatan dan universal. Mengembangkan metode Ethnonursing dan melakukan penelitian di
lapangan dengan membaur hidup bersama suku Gadsup di dataran tinggi Timur di New Guinea
tentang perawatn transkultural.
(Dalam Currentnursing.com).
B. Teori dan model konsep keperawatan Transkultural
1. Pengertian teori Transkultural
Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan oleh Dr. M. leininger dikembangkan
dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang didasari oleh
pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat.
Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya dan
nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh
perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu
beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan
munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan dan beberapa mengalami disorientasi.
Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan berakibat pada penurunan kualitas
pelayanan keperawatan yang diberikan.
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar
dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan
dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya
atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari
keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan
Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu
secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam
perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human
caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan
bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana
ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.
2. Konsep dalam Transkultural Nursing
a. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan dibagi
serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkanatau sesuatu
tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu danmelandasi tindakan dan keputusan.
c. Perbedaan budaya Dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yangoptimal dari pemberian
asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinanvariasi pendekatan keperawatan yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhanbudaya yang menghargai nilai budaya individu,
kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan
individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
d. Etnosentris, diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain. adalah persepsi yang dimiliki
oleh individu yang menganggap bahwa budayanya adalah yang terbaik
e. Etnis, berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
f. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal
manusia
g. Etnografi, adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian
etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada perbedaan
budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari lingkungan dan orang-
orang, dan saling memberikan timbal balik diantara keduanya.
h. Care, adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku pada
individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik actual
maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
i. Caring, adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing,mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
j. Cultural Care, berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,kepercayaan dan
pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan
hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
k. Culturtal imposition, berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan
kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lainkarena percaya bahwa ide yang dimiliki
oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain.
3. Paradigma Transkultural Nursing
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transkultural sebagai cara
pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang
sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan (Andrew and
Boyle, 1995), yaitu :
a. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma
yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut Leininger
(1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
b. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya, terletak
pada rentang sehat dan sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam
konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang
dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama
yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and
Boyle, 1995).
c. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan,
kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupandimana
klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial
dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia seperti
daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo
yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial
adalah keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau
kelompok ke dalam masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus
mengikuti struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik
adalah keseluruhan bentuk dan simbol yangmenyebabkan individu atau kelompok merasa
bersatu seperti musik, seni, iwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.
d. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan
memandirikan individu sesuai dengan budaya klien. Strategi yang digunakan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan(Leininger, 1991) adalah :
Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya.
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan
yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya, misalnya budaya Berolah raga setiap pagi
Strategi II, Mengakomodasi/negoasiasi budaya.
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat membantu
klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka
ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang.
Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak
merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.
4. Proses keperawatan Transkultural.
Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan
keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model)
seperti yang terdapat pada gambar 1. Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini
digunakan oleh perawat sebagai landasan berfikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien
(Andrew andBoyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Pengkajian
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien
sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Pengkajian dirancang
berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Sunrise Model” yaitu :
Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
Agama adalah suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yangamat realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di
atas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh
perawatadalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab
penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor : namalengkap, nama panggilan, umur dan
tempat tanggal lahir, jenis kelamin,status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga,
danhubungan klien dengan kepala keluarga.
Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways)
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkanoleh penganut budaya yang
dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini adalah :posisi
dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan,
makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari dan kebiasaan membersihkan diri.
Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segalasesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhankeperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang
perlu dikajipada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam
berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien yang
dirawat.
Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat
diantaranya : pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga,
biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar
anggota keluarga.
Faktor pendidikan (educational factors)
tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali. Latar belakang pendidikan klien
adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin
tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah yang
rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat pendidikan klien,
jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri.
b. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang dapat dicegah,
diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and Davidhizar, 1995). Terdapat
tiga diagnose keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural
yaitu :
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur,
Gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural dan
Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
c. Perencanaan dan Pelaksanaan
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses keperawatan
yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi yang tepat dan
pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang budaya klien
(Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan
transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan dengan
kesehatan,
Mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan dan
Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan kesehatan.
d. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien tentang
mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien yang tidak
sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin sangat
bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan
keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Transkultural dari Leininger
1. Kelebihan :
a. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan kepada
perawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda.
b. Teori ini sangat berguna pada setiap kondisi perawatan untuk memaksimalkan pelaksanaan
model-model teori lainnya (teori Orem, King, Roy, dll).
c. Penggunakan teori ini dapat mengatasi hambatan faktor budaya yang akan berdampak terhadap
pasien, staf keperawatan dan terhadap rumah sakit.
d. Penggunanan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan yang
kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan.
e. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan praktek
keperawatan .
2. Kelemahan :
a. Teori transcultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri dan hanya digunakan
sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model lainnya.
b. Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah
keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Madeleine Leininger menyatakan bahwa kesehatan dan asuhan dipengaruhi oleh
elemen-elemen antara lain : struktur sosial seeperti tehnologi, kepercayaan dan faktor filosofi,
sistem sosial, nilai-nilai kultural, politik dan fakto-faktor legal, faktor-faktor ekonomi dan faktor-
faktor pendidikan.
Faktor sosial ini berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan sejarah etnis,
masing-masing sistem ini nerupakan bagian struktur sosial. Pada setiap kelompok masyarakat :
pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam masyarakat dan praktek-praktek yang
merupakan baggian integral dari aspek-aspek struktur sosial.
Dalam model sunrisenya Leineinger menampilkan visualisasi hubungan antara berbagai
konsep yang signifikan. Ide pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leineinger sebagai bentuk
tindakan dari asuhan) merupakan inti dari idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan
merupakan jantung dari keperawatan.
Tindakan membantu didefinisikan sebagai perilaku yang mendukung. Menurut
Leineinger bantuan semacam ini baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang budaya pasien
juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu dikaitkan dengan
budaya.
B. Saran
1. Penerapan teori Leinienger diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu antropologi
agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang baik.
2. Pelaksanaan teori leininger memerlukan pengabungan dari teori keperawatan yang lain yang
terkait seperti teori adaptasi, self care, dll
DAFTAR PUSTAKA
Alimul Hidayat, A. Azis. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Potter A Patricia, Perry G Anne (1992) Fundamentals Of Nursing –Concepts Process & Practice
3rd ed. London Mosby Year Book.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktik
keperawatan. New York:Macmillan.