BAB I-Dikonversi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang

pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan berbahasa

yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh

keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara

dipelajari. Berbicara sangat erat hubungannya dengan perkembangan kosa

kata yang diperoleh anak dengan kegiatan menyimak dan membaca. (Linguis

dalam Guntur Tarigan: 3)

Berbicara juga merupakan pengetahuan yang sangat fungsional dalam

memahami seluk beluk berbicara. Manusia hidup selalu berkelompok mulai

dari kelompok kecil, misalnya keluarga, sampai kelompok yang besar seperti

organisasi sosial. Dalam kelompok itu mereka berinteraksi satu dengan yang

lainnya. Dimana ada kelompok baru manusia disitu pasti ada bahasa.

Kenyataan ini berlaku baik pada masyarakat tradisional maupun masyarakat

moderen. Dalam setiap masyarakat diperlukan komunikasi lisan dan tulisan.

Permainan bahasa merupakan suatu strategi atau pendekatan

pembelajaran yang memungkinkan siswa memahami materi pelajaran lebih

menarik, lebih menyenangkan, lebih bermakna dan lebih berkesan. Ciri

khusus dari permainan bahasa adalah mengembangkan kemampuan

mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis yang ditempuh dengan

1
2

langkah yang menyenangkan dan menggembirakan. Suatu permainan bahasa

yang yang tidak menimbulkan kegembiraan, tidaklah bisa dikatakan

permainan bahasa. Demikian sebaliknya, suatu permainan yang

menggembirakan namun tidak mengembangkan keterampilan berbahasa,

tidaklah bisa juga dikatakan permainan bahasa. Melalui bermain siswa, dapat

belajar berbagai kemampuan dasar, mengembangkan keterampilan motorik,

daya pikir, kemasyarakatan dan keterampilan berbahasa. Pendidik hendaknya

memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk melakukan

semua keterampilan itu

Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya

komunikasi verbal dan komunikasi non verbal. Komunikasi verbal

menggunakan bahasaa sebagai sarana, sedangkan komunikasi non verbal

menggunakan sarana gerak-gerik seperti warna, gambar, bunyi bel, dan

sebagainya. Komunikasi verbal dianggap paling sempurna, efisien, dan

efektif. Komunikasi lisan sering terjadi dalam kehidupan manusia, misalnya

dialog dalam lingkungan keluarga, percakapan antara tetangga, percakapan

antara pembeli dan penjual di pasar dan sebagainya

Bahasa Indonesia dalam dunia pendidikan mempunyai peranan yang

sangat penting. Hal ini dapat dirasakan pada waktu proses pembelajaran,

karena Bahasa Indonesia adalah Bahasa yang digunakan dalam penyampaian

materi pembelajaran. Pembinaan kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia

meliputi aspek keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.


Salah satu aspek yang harus dikuasai siswa adalah berbicara, sebab

keterampilan berbicara menunjang keterampilan lainnya. Keterampilan ini

bukanlah suatu jenis keterampilan yang dapat diwariskan secara turun

temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat

berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan

dan pengarahan yang intensif.

Berbicara sebagai suatu cara berkomunikasi, manusia sebagai makhluk

sosial dan tindakan utama dan paling penting adalah tindakan sosial, suatu

tindakan tepat saling menukar pengalaman, saling mengemukakan dan

menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling

mengekspresikan, serta menyetujui suatu pendirian atau keyakinan. Oleh

karena itu, maka didalam tindakan sosial haruslah terdapat elemen-elemen

umum yang sama-sama disetujui dan dipahami oleh sejumlah orang yang

merupakan suatu masyarakat. Untuk menghubungkan sesama anggota

masyarakat maka diperlukanlah komunikasi.

Komunikasi mempersatukan individu kedalam kelompok-kelompok

dengan jalan menggolongkan konsep-konsep umum. Selain itu, menciptakan

serta mengawetkan ikatan-ikatan kepentingan umum, menciptakan suatu

kesatuan lambang-lambang yang membedakannya dari kelompok-kelompok

lain, dan menerapkan suatu tindakan, serta tidak akan bertahan lama tanpa

adanya masyarakat-masyarakat bahasa. Dengan perkataan lain: masyarakat

berada dalam komunikasi linguistik.


Proses pembelajaran merupakan interaksi yang dilakukan antara guru

dengan peserta didik dalam suatu situasi pendidikan atau pengajaran untuk

mewujudkan tujuan yang ditetapkan. Tujuan mengajar adalah untuk

mengadakan perubahan yang dikehendaki dengan tingkah laku seorang

pelajar.

Teknik mengajar merupakan salah satu upaya yang digunakan guru

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, karena teknik mengajar merupakan

cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang

benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar

dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Teknik belajar sangat

mempengaruhi siswa dalam upaya menumbuhkan minat belajar Bahasa

Indonesia. Hal ini terlihat pada sikap siswa SD Negeri Temboro IV wonogiri

yang beranekaragam dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, ada yang

sudah pandai dalam berbicara, menyampaikan pendapatnya, dan bercerita,

tetapi masih ada juga siswa yang belum pandai dalam berbicara, karena malu,

minder dan lain sebagainya. Hal seperti ini jika dibiarkan terus menerus akan

menyebabkan kemampuan anak dalam berbicara sangat rendah. Untuk itu

peranan guru sangat dibutuhkan untuk menggunakan teknik yang bervariasi

agar siswa lebih maju lagi dalam berbicara dan lebih berani dalam berbicara

ketika pelajaran. Guru merupakan unsur yang mempunyai peran amat penting

bagi terwujudnya pembelajaran, menurut kualitas yang dikehendak.

Kegiatan pembelajaran merupakan suatau kegiatan yang bertujuan

untuk menghasilkan suatu perubahan positif yang dalam diri siswa sedang
menuju kearah kedewasaan. Di dalam kegiatan pembelajaran interaksi yang

terjadi antara guru dan siswa sangat penting, disamping unsur-unsur terebut

juga ada unsur kurikulum, bahan ajar, evaluasi, interaksi dan prestasi. Guru

sebagai seorang pengajar memiliki tugas sebagai perancang dari peristiwa

pengajaran yang juga sekaligus sebagai penilai terhadap belajar. Guru sebagai

perancang kegiatan pengajaran, memilki peranan dalam membimbing dan

mengarahkan siswa untuk melakukan pemusatan perhatian terhadap materi

pelajaran yang diberikan.Salah satu diantaranya guru harus dapat memilih

suatu metode mengajar yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

Apabila metode yang diterapkan kurang sesuai, akan terjadi suatu bentuk

kebosanan dari siswa dan cenderung akan diperoleh hasil kurang sesuai

dengan harapan.

Selama ini proses pembelajaran di SD Negeri Temboro IV

karangtengah Wonogiri khusunya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

masih sangat kurang karena proses pembelajaran masih berfokus pada guru

yang menyebabkan siswa bosan dan kurang aktif dalam mengikuti

pembelajaran, dan cenderung susah dalam berbicara.

Teknik tell me what you see merupakan teknik pengajaran yang sangat

cocok untuk digunakan sebagai peningkatan kemampuan berbicara siswa

karena teknik tell me what you see ini merupakan teknik mengajar yang dapat

menumbuhkan kemampuan siswa dalam berbicara. Teknik Tell Me What You

See pada keterampilan berbicara ini lebih menekankan keaktifan siswa untuk

menggali dan mengekspresikan imajinasi dan pikirannya terhadap objek yang


dilihat. Sehingga melalui teknik ini minat siswa menjadi lebih meningkat

terhadap pembelajaran berbicara dan tidak takut lagi untuk berbicara di depan

umum dengan menggunakan bahasa yang baik, benar, dan efektif.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik dan

merasa perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul:

“Peningkatan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan Teknik Tell

Me What You See pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD

Negeri Temboro 4 Karangtengah Wonogiri tahun pelajaran 2012/2023”

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih berfokus dan terarah, maka peneliti

membatasi penelitian pada:

1. Penggunaan teknik tell me what you see untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam berbicara di SD Negeri Temboro IV Karangtengah Wonogiri

2. Peningkatan berbicara yang dimaksud tersebut adalah peningkatan

berbicara dalam pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Temboro IV

Karangtengah Wonogiri

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka

peneliti dapat merumuskan sebagai berikut :


“Apakah penerapan teknik tell me what you see dapat meningkatkan

kemampuan berbicara dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV

SD Negeri Temboro IV Karangtengah Wonogiri”

D. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan mempunyai tujuan yang ingin di capai, karena tujuan

merupakan sasaran yang ingin dicapai sekaligus sebagai pengarah aktivitas

dan usaha yang dilakukan. Tujuan yang dilakukan ini adalah :

“Untuk meningkatkan kemampuan berbicara pada pelajaran Bahassa

Indonesia dalam menggunakan teknik tell me what you see.”

E. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian dapat dibagi dalam dua sifat yaitu kegiatan yang

bersifat teoritis dan praktis. Kegiatan yang bersifat teoritis adalah kegiatan

yang berhubungan dengan dengan ilmu pengetahuan secara teori, sedangkan

kegiatan praktis adalah untuk memecahkan masalah aktual yang dihadapi.

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan manfaat untuk mendukung teori-teori pendidikan

tentang peranan teknik Tell me what you see sebagai upaya peningkataan

kemampuan berbicara siswa


2. Manfaat
Praktis

a. Bagi sekolah

1) Memberikan masukan kepada pihak sekolah khususnya siswa dan

guru untuk dapat mengembangkan strategi belajar mengajar yang

tepat dalam meningkatkan mutu lulusan

b. Bagi Guru

1) Memberikan masukan kepada guru dalam menggunakan teknik

Tell me what you seee yang semaksimal mungkin dalam

meningkatkan kemampuan berbicara siswa

2) Dapat menjadi bahan kajian untuk mengatasi berbagai masalah

dalam mengajarkan berbicra

c. Bagi Siswa

1) Memberikan pengenalan kepada siswa tentang teknik mengajar

yang lebih menarik dan komunikatif untuk meningkatkan

kemampuan berbicara

2) Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi berbicara yang

diajarkan oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai