CKD adalah kondisi penurunan fungsi ginjal secara progresif yang dapat disebabkan oleh infeksi, diabetes, hipertensi, atau penyakit ginjal primer lainnya. Gejala klinis CKD antara lain hipertensi, edema, anoreksia, mual dan berat badan berkurang. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium seperti kenaikan BUN dan kreatinin serta proteinuria. Penatalaksanaan tergantung stadium CKD dan dapat berupa
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
104 tayangan3 halaman
CKD adalah kondisi penurunan fungsi ginjal secara progresif yang dapat disebabkan oleh infeksi, diabetes, hipertensi, atau penyakit ginjal primer lainnya. Gejala klinis CKD antara lain hipertensi, edema, anoreksia, mual dan berat badan berkurang. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium seperti kenaikan BUN dan kreatinin serta proteinuria. Penatalaksanaan tergantung stadium CKD dan dapat berupa
CKD adalah kondisi penurunan fungsi ginjal secara progresif yang dapat disebabkan oleh infeksi, diabetes, hipertensi, atau penyakit ginjal primer lainnya. Gejala klinis CKD antara lain hipertensi, edema, anoreksia, mual dan berat badan berkurang. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium seperti kenaikan BUN dan kreatinin serta proteinuria. Penatalaksanaan tergantung stadium CKD dan dapat berupa
CKD adalah kondisi penurunan fungsi ginjal secara progresif yang dapat disebabkan oleh infeksi, diabetes, hipertensi, atau penyakit ginjal primer lainnya. Gejala klinis CKD antara lain hipertensi, edema, anoreksia, mual dan berat badan berkurang. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium seperti kenaikan BUN dan kreatinin serta proteinuria. Penatalaksanaan tergantung stadium CKD dan dapat berupa
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3
Definisi
WEB OF CAUTION (WOC) Gg. Imunologis
CKD adalah kondisi dimana ginjal mengalami penurunan (Glomerulonefritis fungsi secara lambat, progresif, irreversibel, dan samar ) (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam INFEKSI Ggn metabolik (DM) Ggn Tubulus Primer Obstruksi Saluran Hipertensi Akumulasi kompleks antigen, mempertahankan metabolisme, cairan dan elektrolit, Kemih antibodi mengendap di sehingga terjadi uremia (Price & Wilson, 2012). nefrotoksik membran glomerulus Mobilisasi lemak Ggn peredarah drh ginjal Pemeriksaan Penunjang Kerusakan progresif Penembusan cairan di (aterosklerosis, hiperplasia 1. Laboratorium 4. Pemeriksaan Foto Dada fungsi ginjal Iskemia ginjal pelvis ginjal ureter Penebalan membran yg Penebalan membran kapiler fibro muskular nefrosklerosis) progresif 2. Radiologi 5. Pielografia Intravena 3. Foto polos abdomen 6. Pielografia Retrograde nekrosis Atrofi parenkim ginjal Sebagian jar. Disfungsi endotel mikrovaskuler Iskemia ginjal Invasi jar. Fibrosa fungsional ginjal hilang pada glomerulus Nefropati Penatalaksanaan Hidronefrosis nekrosis 1. Terapi konservatif Jumlah kapiler penyaring menurun 2. Terapi hemodialisis GFR Menurun Nefron Rusak 3. Transplantasi ginjal
CKD Manifestasi Klinik
1. Hipertensi Retensi Na & P Sekresi Kalium 2. Pitting edema proteinuria Sekresi Eritropoitin H2O Meningkat BUN, Creatinin 3. Anoreksia meningkat 4. Mual muntah hipoalbuminemia Hiperkalemia Produksi Hb 5. Sesak nafas CES Meningkat Ggn. Perfusi Menurun 6. Berat badan berkurang Sindrom Uremia Jaringan Katabolisme protein dalam sel Gang. Hantaran Tekanan Kapiler Listrik Jantung Komplikasi Pruritus Gang. Suplay O2 ke jaringan Ureum meningkat 1. Hiperkalemia Keseimbangan Asam Basa Disritmia Kelelahan Otot 2. Hipertensi Asidosis metabolik Volume Intertersial Metabolisme anaerob 3. Anemia https://www.scribd.co 4. Uremia Kerusakan Produksi Asam Peningkatan Intoleransi Aktivitas 5. Gagal jantung Integritas Meningkat Asam laktat meningkat Preload Kulit Hiperventilasi Edema 6. Malnutrisi 7. Perikarditis Asam Lambung Fatique, nyeri sendi Hipertrofi ventrikel kiri 8. Hiperparatiroid Naik Pola Nafas Kelebihan Tidak Efektif Volume Cairan Nausea, Nyeri Akut Nahas, Meguid, EL & Adeera Levin. 2010. Chronic Vomitus SLKI: Fluid Balance Penurunan Curah Jantung Kidney Disease : A Partical Guide to SLKI: Status Oksigenasi 1. Terbebas dari edema, efusi anasarka Understanding and Management. USA : Oxford 1.Sesak nafas berkurang SLKI: Kontrol Nyeri (L.06063) Ggn Nutrisi 2. Bunyi nafas bersih, tidak adanya dyspnea University Press. 2.Penggunaan otot bantu nafas 1. Mengenali kapan nyeri terjadi Kurang Dari 3. Memelihara tekanan vena sentral, tekanan PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: 2. Menggambarkan faktor penyebab Keb. Tubuh berkurang Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. kapiler paru, output jantung dan vital sign 3. Menggunakan tindakan non farmakologi Jakarta: DPP PPNI. 3. Frekuensi nafas berkurang normal 4. Melaporkan perubahan gejala nyeri PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: SLKI: Status Nutrisi (L.03030) 5. Melaporkan nyeri terkontrol Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. SIKI: Manajemen Oksigenasi SIKI: Fluid Management : 6. Keluhan nyeri menurun 1. Porsi makan meningkat Jakarta: DPP PPNI Respiratory Monitoring : 2. Diare menurun 1. Kaji status cairan : timbang berat badan, PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: 1. Monitor rata-rata, kedalaman, irama dan 3. Berat badan membaik keseimbangan masukan dan haluaran, SIKI: Manajemen Nyeri (1.08238) Definisi dan Kriteria Hasil, Edisi 1. Jakarta: DPP 4. Nafsu makan meningkat usaha respirasi Observasi PPNI. turgor kulit dan adanya edema 2. Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, 1. Lakukan pengkajian nyeri p,q,r,s,t Price, S & Wilson, L. 2012. Patofisiologi Konsep Klinis SIKI: Manajemen Nutrisi (1.12406) 2. Batasi masukkan cairan penggunaan otot tambahan, 2. Identifikasi respon nyeri non verbal Proses – Proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC. Observasi 3. Identifikasi sumber potensial cairan 3. Monitor pola nafas Terapeutik Wijaya, A.S & putri, Y.M. (2013). Keperawatan Medical 1. Identifikasi status nutrisi 2. Identifikasi alergi dan intolerasi makanan 4. Jelaskan pada klien dan keluarga rasional 1. Ajarkan teknik nonfarmakologi dan berikan Bedah 2, Keperawatan dewasa teori dan contoh 4. Auskultasi suara nafas 3. Monitor asupan makan pembatasan cairan terapi farmakologi menggunakan analgetik askep. Yogyakarta: Nuha Medika Oxygen Therapy : 4. Monitor berat badan 5. Kolaborasi pemberian cairan sesuai Edukasi Terapeutik 1. Ajarkan klien nafas dalam 1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri terapi 1. Sajikan makanan secara menarik dan 2. Atur posisi senyaman mungkin Kolaborasi suhu yang sesuai 3. Batasi untuk beraktivitas 1. Kolaborasi pemberian analgesik Edukasi 1. Anjurkan diit yang diprogramkan 4. Kolaborasi pemberian oksigen