LP Karies Gigi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KARIES GIGI PADA AN. A DI BOYOLALI

Oleh :
Nola Nadelia Da Gama
202014088

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena

adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah

makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta untuk

menunjang penampilan. Susunan gigi pada anak-anak berbeda dengan

orang dewasa, pada anak sampai umur tertentu terdapat gigi sulung (susu)

sedang pada orang dewasa terdapat gigi tetap. Pertumbuhan gigi pertama

dimulai pada umur 6 tahun sampai 12-13 tahun dan diganti oleh gigi

permanen (Mansjoer, 2012).

Kelainan gigi yang paling sering dijumpai pada anak adalah karies

gigi. Karies gigi merupakan penyakit jaringan keras pada gigi (email, dentin

sementum) yang bersifat progresif dan disebabkan aktivitas jasad renik

dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Karies gigi ditandai dengan

demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya

Perkembangan karies diakibatkan adanya interaksi plak bakteri, komponen-

komponen diet, respon- respon pejamu yang berubah dan waktu perubahan

elektrokimia yang disebabkan oleh pembentukan asam dan aliran ion

(Langais, dkk., 2011).

Anak lebih rentan mengalami karies gigi, karena pada umumnya

keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan-

makanan serta minuman yang menyebabkan karies dibanding orang

dewasa.
1
2

Anak-anak umumnya senang makan makanan yang mengandung gula.

Apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya,

maka gigi-giginya banyak yang mengalami karies (Machfoedz, 2014).

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan

kesehatan gigi terutama pada kelompok anak sekolah perlu mendapat

perhatian khusus sebab pada usia ini anak sedang menjalani proses tumbuh

kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap

perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Bila ditinjau dari

berbagai upaya pencegahan karies gigi melalui kegiatan UKGS (Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah) tersebut seharusnya pada usia-usia anak sekolah

dasar memiliki angka karies rendah, akan tetapi dilihat dari kenyataan yang

ada dan berdasarkan laporan penelitian yang telah dilakukan sebagian besar

datanya menunjukkan adanya tingkat karies gigi pada anak sekolah yang

cukup tinggi (Wahyuningrum, 2012).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2010, analisis

data prevalensi karies berdasarkan indeks DMF-T (D = decayed = gigi yang

karies, M = missed = gigi yang hilang, F = filled =gigi yang ditambal, T =

teeth = gigi permanen) di beberapa negara adalah seperti Amerika 2,05%,

Afrika 1,54%, Asia Tenggara 1,53%, Eropa 1,46% dan bagian Barat Pasifik

1,23%. (Anderson, 2013).

Hasil survei yang dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Gigi tahun

2005 pada anak usia 12 tahun angka prevalensi karies dan periodontal

(penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi dalam

plak
yang menyebabkan gingiva mengalami keradangan/gusi membengkak dan

mudah berdarah) sebesar 74,41% dengan DMF-T rata-rata sebesar 2,50 di

mana angka prevalensi di provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 50,67%

dengan DMF-T rata-rata 1,27.

Karies gigi dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dan

merupakan penyakit gigi yang paling banyak diderita oleh sebagian besar

penduduk Indonesia. Dilihat dari kelompok umur, golongan umur muda

lebih banyak menderita karies gigi dibanding umur 45 tahun keatas. Umur

10-24 tahun karies giginya adalah 66,8-69,5% umur 45 tahun keatas 53,3%

dan umur 65 tahun keatas sebesar 43,8% keadaan ini menunjukkan karies

gigi banyak terjadi pada golongan usia produktif (Depkes, 2011).

Penelitian Rahardjo (2012), membuktikan dalam Survei Kesehatan

Rumah Tangga (SKRT) tahun 2011 terdapat 76,2% anak Indonesia pada

kelompok usia 12 tahun mengalami gigi berlubang. Hal ini jelas

menandakan adanya permasalahan yang cukup laten yaitu minimnya

kesadaran dan pengetahuan kesehatan gigi di masyarakat.

Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada

masyarakat salah satunya adalah perilaku kontrol gigi pada orang tua. Anak

masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan

dan kesehatan gigi karena kurangnya perilaku kontrol orang tua mengenai

kesehatan gigi dibanding orang dewasa. Anak usia antara 6-12 tahun atau

anak usia sekolah masih kurang mengetahui dan mengerti memelihara

kebersihan gigi dan mulut, terbukti pada angka nasional untuk karies gigi

usia
12 tahun mencapai 76,62% dengan indeks DMF-T (Decay Missing Filled-

Teeth) rata-rata 2,21 (Depkes, 2000).

Hal ini didukung oleh penelitian Muhtar (2009), hasil penelitian

menunjukkan ada hubungan antara persepsi ibu tentang karies dentis

dengan kejadian karies dentis pada anak prasekolah di wilayah Kelurahan

Balarejo I Kecamatan Dempet Kabupaten Demak.


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan

penelitian tentang ”Studi deskriptif perilaku kontrol gigi orang tua terhadap

anak pada kejadian karies gigi “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan

dapat dirumuskan masalah “Bagaimanakah gambaran perilaku kontrol gigi

orang tua terhadap anak pada kejadian karies gigi “

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui perilaku kontrol gigi orang tua terhadap anak pada kejadian

karies gigi

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan perilaku kontrol orang tua tentang karies gigi

b. Mendeskripsikan kejadian karies gigi


D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Orang Tua

Meningkatkan perilaku kontrol orang tua dengan melakukan usaha

preventif untuk mencegah karies dentis pada anak dengan memberikan

perawatan gigi pada anak dengan baik.

2. Anak Usia Sekolah

Memberikan informasi dini kepada anak usia sekolah tentang

pentingnya kesehatan gigi anak untuk mencegah karies gigi.

3. Institusi

Hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi institusi untuk

memberikan pendidikan kesehatan bagi siswa-siswinya dan orang tua

untuk meningkatkan perilaku kontrol tentang karies gigi.

E. Bidang Ilmu

Penelitian ini mencakup bidang ilmu keperawatan anak dan

keperawatan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai