Garuda 1625923
Garuda 1625923
Garuda 1625923
Abstrak
Perkembangan luas areal kelapa sawit di Indonesia setiap tahunnya cenderung meningkat. Sehingga terdapat
banyak limbah biomassa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit. Salah
satu teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu teknologi pirolisis. Pirolisis
adalah proses pembakaran tanpa oksigen untuk memproduksi Bio-oil, bio-char dan gas. Tujuan dalam
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap Bio-oil, bio-char dan gas serta untuk
mengetahui densitas, viskositas dan komposisi Bio-oil hasil dari pirolisis tandan kosong kelapa sawit. Pada
penelitian ini digunakan variabel suhu pirolisis yaitu 500°C, 550°C dan 600°C. Hasil dari penelitian ini
didapatkan yield Bio-oil terbesar 45% pada suhu 600°C, yield gas terbesar 29,86% pada suhu 500°C dan
yield bio-char terbesar 32,71% pada suhu 550°C. Nilai densitas dan viskositas Bio-oil secara berurutan yaitu
0,9938-1,0083 g/cm3 dan 3,8407-5,7456 Cst. Nilai kalor bio-char sebesar (5,5069x10-6- 5,7859x10-6)
Kcal/Kg. Selain itu, berdasarkan uji GCMS komposisi Bio-oil didominasi oleh senyawa fenol dan dekanoit.
Kata kunci: Tandan kosong kelapa sawit (TKKS), pirolisis, Bio-oil, bio-char, gas
Abstract
The development of oil palm area in Indonesia tends to increase each year. So that there are a lot of
waste empty fruit bunches (EFB) produced from palm oil mills. One of the technology that can be used to
overcome this issue is pyrolysis technology. Pyrolysis is combustion process without oxygen to produce
Bio-oil, bio-char and gases. The purpose of this study is to determine the effect of temperature on Bio-oil,
bio-char and gas and to determine the density, viscosity and composition of Bio-oil resulting from
pyrolysis of EFB. In this study the variable pyrolysis temperature was used, 500°C, 550°C and 600°C.
The results of this study showed that maximum Bio-oil yield was 45% obtained at 600°C, maximum gases
yield was 29.86% obtained at 500°C and maximum bio-char yield was 32.71% obtained at 550°C. The
density and viscosity value of Bio-oil in sequence are 0.9938-1.0083 g/cm3 and 3.8407-5,7456 Cst. The
calorific value of bio-char ranged from 23.0567-24.2248 MJ/Kg. In addition, based on GCMS test the
composition of Bio-oil is dominated by oxygenate compounds.
12
13
14
yieldnya kurang lebih 1-2%.. Sedangkan akan mudah terbakar karena nilai kalornya
untuk gas, yield terbesar dihasilkan pada suhu akan semakin tinggi (Wiratmaja, 2010).
500°C, seharunya berdasarkan (Sukiran, Chin Berdasarkan Tabel 3. besar viskositas
and Bakar, 2009) nilai yield gas akan semakin bio-oil yaitu sekitar 3,8407-5,7456 cSt.
tinggi seiring naiknya suhu. Menurut, (Wibowo, Efiyanti and Pari, 2017)
viskositas bio-oil dari pirolisis TKKS tanpa
Tabel 3. Yield Bio-oil, Bio-Char dan Gas katalis sebesar 18,6 cSt. Menurut (Purwanto et
Perlakuan Bio-oil Bio-Char Gas al., 2012) viskositas bio-oil dari TKKS tanpa
Suhu (°C) (%) (%) (%) katalis yaitu 3 cSt. Untuk viskositas bio-oil
500 40,73 29,39 29,86 dari cangkang sawit yaitu sebesar 15 cSt
550 43,01 32,71 24,26 (Bindar et al., 2016). Viskositas merupakan
600 45,00 30,58 24,41 parameter penting yang berpengaruh dalam
bahan bakar yakni pada tahap penginjeksian.
3.2 Produk Bio-oil Injeksi bahan bakar dapat mempengaruhi
Berdasarkan Gambar 2 dapat terlihat tahap pencampuran bahan bakar dengan udara
bahwa bio crude oil berada pada lapisan atas. dan mempengaruhi terjadinya pembakaran
Menurut (Bindar et al., 2016) bio-oil dari sempurna. Viskositas bahan bakar sangat
proses pirolisis tandan kosong kelapa sawit penting karena berpengaruh pada atomisasi
dengan temperatur 600°C yaitu berwarna bahan bakar ketika diinjeksikan kedalam
hitam, memiliki kandungan air 6,2%, nilai ruang bakar. Untuk memperoleh pembakaran
kalor sebesar 31,44 MJ/kg dan nilai pHnya sempurna dibutuhkan butiran bahan bakar
adalah 3,6. Berdasarkan penelitian juga yang kecil. Bahan bakar dengan viskositas
didapatkan hasil bio-oil yang berwarna hitam. tinggi, seperti minyak nabati, akan
Berdasarkan penelitian, diambil 3 sampel menghasilkan butiran yang lebih besar di
terbaik yang mewakili pada setiap perlakuan dalam ruang bakar sehingga pembakaran
suhu. Pada suhu 500°C, 550°C, dan 600°C menjadi tidak sempurna (Komariah, Juliani
dihasilkan bio-oil dengan volume berturu- and Dimyati, 2013). Sehingga semakin rendah
turut sebesar 22 mL, 28 mL, dan 32 mL. viskositas akan meningkatkan pembakaran
Untuk rata-rata total volume yang ditampung yang sempurna.
diatas suhu 100°C hingga suhu yang
diinginkan yaitu sebesar 140 mL. Tabel 4. Karakteristik Bio-oil
Perlakuan Densitas Viskositas
3
Suhu (°C) (g/cm ) (Cst)
500 1,0083 5,7456
550 0,9938 4,3748
600 0,9918 3,8407
15
4. KESIMPULAN
Pengaruh suhu terhadap produk hasil pirolisis
yaitu yield bio-oil semakin meningkat seiring
Gambar 3. Bio-Char dari TKKS naiknya suhu, yield bio-char fluktuatif
terhadap suhu dan yield gas semakin tinggi
Tabel 5. Analisis Nilai Kalor Bio-Char seiring turunnya suhu. Pengaruh suhu
Perlakuan Nilai Kalori Nilai Kalori terhadap densitas dan viskositas yaitu semakin
Suhu (°C) (kal/g) (MJ/kg) tinggi suhu, densitas dan viskositas semakin
500 5507 23,0567 rendah. Komposisi dari bio-oil didominasi
550 5688 23,8145 oleh senyawa oksigenat yaitu fenol dan
600 5786 24,2248 karboksil serta karbonil.
dodecane
10 Phenol, 2 methyl sawit sebagai biopestisida antifeedant,
8 Phenol, 2,6 dimethyl pp. 18–19.
6
4 Phenol
Komariah, L. N., Juliani, W. dwi and Dimyati,
2 M. F., 2013. Efek Pemanasan
Octadecanoic acid
0 Campuran Biodiesel Dan Minyak Solar
500 550 600 Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada
Suhu (°C) Boiler, 19(4), pp. 53–58.
National Center for Biotechnology
Gambar 4. Grafik hasil uji GCMS
Information (2018) Decanoic Acid,
www.pubchem.ncbi (Accessed: 13 April
Selain itu, dapat dilihat bahwa
2019).
komposisi bio-oil didominasi oleh senyawa
Nurhayati, A. and Sulaiman, F., 2013. The
oksigenat. Tingginya kandungan oksigenat
properties of the washed empty fruit
dapat dilihat dari adanya senyawa karboksil
bunches of oil palm, Journal of
dan karbonil yang dihasilkan dari selulosa dan
Physical Science, 24(2), pp. 117–137.
senyawa fenol yang dihasilkan dari lignin.
Purwanto, W. W., Supramono, D., Muthia, R.,
Hasil GCMS membuktikan bahwa komposisi
Annisa, G. 2012. Konversi Limbah
16
17