Pankreatitis Akut Dan Kronis - Kelompok 6 Done

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

PANKREATITIS AKUT DAN KRONIS

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL MEDAH II


DOSEN PENGAMPU: NS. SITI KHOIROH MUFLIHATIN, M.KEP

DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD TAUFIQ ZUL FAHMI (1911102411131)
HALIPAH NURAJIJAH (1911102411084)
OLGA FEBRI CANTIKASARI (1911102411121)
RIMA NOVIANTI (1911102411116)
SRI DAYAN MAHANI (1911102411088)
ZULKARNAIN ASHAR NASUTION (1911102411046)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITYAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohim.
Puja dan puji syukur kehadiran Illahi Robbi, Allah Subhanahu Wata’ala. Berkat karunia
dan rahmat-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah
Pankreatitis Akut Dan Kronis sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Tidak lupa sholawat
serta salam juga tercurah kepada junjungan seluruh umat yakni Baginda Rasulullah Sallalahu
Alaihi Wassalam yang telah membawa lentera kebaikan untuk umat di seluruh alam semesta.
Makalah ini ditulis dengan maksud untuk memenuhi penugasan dalam mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II dan juga untuk menambah wawasan penulis terhadap cara
mengatasi masalah pancreatitis akut dan kronis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Ns.Siti Khoiroh Muflihatin, M.Kep yang telah memberikan penulis
kesempatan untuk membuat makalah ini dan bimbingannya dalam proses pembelajaran. Serta
kepada orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan secara moral dan juga material
kepada penulis selama penulis menjalani proses belajar di Universitas Muhammadiyah
Kalimantan Timur. Selain itu juga terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Dengan demikian, penulis mengucapkan terima kasih dan memohon maaf apabila di
dalam makalah ini masih banyak kekurangan ataupun kerancuan makna dalam penulisan. Oleh
karena itu, kritik dan saran pembaca sangat diharapkan untuk memperbaiki kualitas konten dari
makalah ini, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih informatif kepada pembaca.

Samarinda, 22 Februari 2021

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................................1
C. Manfaat..................................................................................................................1
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian..............................................................................................................3
B. Anatomi dan Fisiologis Pankreas..........................................................................3
C. Penyebab Pankreastitis..........................................................................................4
D. Tanda dan Gejala Pankreatitis Akut dan Kronis...................................................4
E. Komplikasi Pankreatitis Akut dan Kronis.............................................................5
F. Cara Mencegah Pankreatitis Akut dan Kronis......................................................6
G. Cara Pengobatan Pankreatitis Akut dan Kronis....................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Data Demografi.....................................................................................................10
B. Riwayat Kesehatan................................................................................................10
C. Tanda – Tanda Vital..............................................................................................11
D. Riwayat Psikososial...............................................................................................11
E. Pemeriksaan Fisik Tambahan................................................................................11
F. Pengelompokkan Data...........................................................................................15
G. Analisa Data..........................................................................................................15
H. Diagnosa Keperawatan..........................................................................................16
I. Rencana Asuhan Keperawatan..............................................................................17
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................20
B. Saran......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pankrearitis adalah peradangan pada pankreas dengan gejala rasa sakit diperut
bagian atas, mual dan muntah. Pankreas memiliki struktur yang sangat mirip dengan
kelenjar ludah dan terletak dibelakang bagian bawah lambung. Panjang pankreas
berkisar sebesar 15 cm, mulai dari duodenum sampai limpa, terdiri dari atas tiga bagian
yaitu kepala, badan, ekor. Penyakit yang terjadi pada pankreas meliputi pankrearitis dan
kanker pankreas. Pankrearitis diklasifikasikan menjadi dua yaitu pankrearitis kronis dan
akut.
Pankreatitis akut adalah peradangan di dalam pankreas yang terjadi secara tiba-
tiba. Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri yang muncul secara tiba-tiba di perut bagian
tengah, kanan, atau kiri.
Pankrearitis kronis adalah suatu kondisi dimana pankreas rusak secara permanen
akibat peradangan. Penyakit pankrearitis kronis mengakibatkan pankreas tidak dapat
memproduksi enzim pencernaan dan hormon tersebut secara optimal. Jika terus
dibiarkan akan memungkinkan munculnya komplikasi seperti malnutrisi serta penyakit
diabetes.
B. Tujuan
1. Pengertian pankreatitis.
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari pankreas?
3. Tanda dan gelaja pankreatitis akut dan kronis.
4. Penyebab pankreatitis akut dan kronis.
5. Komplikasi pankreatitis akut dan kronis
6. Cara mencegah pankreatitis akut dan kronis.
7. Cara pengobatan pankreatitis akut dan kronis.
8. Bagaimana Membuat Asuhan keperawatan dengan masalah Pancreatitis.
C. Manfaat
1. Mampu menjelaskan pengertian panckeatitis akut dan kronis.
2. Mampu mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologis pancreas.
3. Menyebutkan tan dan gejala dari pankreastitis akut dan kronis.
4. Menyebutkan penyebab pankreastitis akut dan kronis.
5. Mengetahui komplikasi pankreatitis.
6. Mengetahui cara mencegah pankreatitis akut dan Kronis
7. Mengetahui cara pengobatan pankreatitis akut dan kronis.
8. Mampu membuat asuhan keperawatan klien dengan masalah pancreatitis.

1
Dari beberapa manfaat diatas, makalah ini memberikan informasi mengenai materi
tentang pankreatitis kronis dan akut. Selain itu, sebagai bahan referensi bagi seluruh
mahasiswa kesehatan khususnya mahasiswa keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pankreas merupakan salah satu organ yang sangat penting dalam tubuh. Organ ini
berfungsi untuk memproduksi hormon dan enzim yang membantu mencerna makanan.
Selain itu, pankreas juga menjadi komponen kunci dalam pengaturan kadar gula darah.
Sayangnya, pankreas tidak lepas dari berbagai masalah, salah satunya adalah
pankreatitis. Pankreatitis adalah penyakit yang bisa dialami oleh segala kelompok usia
dimana terjadi peradangan pada pankreas baik secara akut maupun kronis. Namun, penyakit
ini paling sering terjadi pada pria paruh baya berusia antara di atas 40 tahun.
Pankreatitis akut adalah peradangan di dalam pankreas yang terjadi secara tiba-
tiba. Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri yang muncul secara tiba-tiba di perut bagian tengah,
kanan, atau kiri. Penyakit ini sering menyerang usia paruh baya ke atas. Kebanyakan
penderita akan membaik dalam seminggu.
Pankreatitis kronis adalah peradangan pankreas yang tidak membaik dan menjadi
semakin buruk seiring dengan waktu, hingga menyebabkan kerusakan permanen.
Pankreatitis kronis membuat tubuh sulit untuk mencerna makanan dan membuat hormon
pankreas. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah diabetes dan kanker pankreas.
B. Anatomi dan Fisologis Pankreas
Pankreas manusia secara anatomi letaknya menempel pada duodenum dan terdapat
kurang lebih 200.000 – 1.800.000 pulau Langerhans. Dalam pulau langerhans jumlah sel
beta normal pada manusia antara 60% - 80% dari populasi sel Pulau Langerhans. Pankreas
berwarna putih keabuan hingga kemerahan. Organ ini merupakan kelenjar majemuk yang
terdiri atas jaringan eksokrin dan jaringan endokrin. Jaringan eksokrin menghasilkan enzim-
enzim pankreas seperti amylase, peptidase dan lipase, sedangkan jaringan endokrin
menghasilkan hormon-hormon seperti insulin, glukagon dan somatostatin.

3
1. Sel Alfa sekresi glucagon
2. Sel Beta sekresi insulin
3. Sel Delta sekresi somatostatin
4. Sel Pankreatik
Hubungan yang erat antar sel-sel yang ada pada pulau Langerhans menyebabkan
pengaturan secara langsung sekresi hormon dari jenis hormon yang lain. Terdapat hubungan
umpan balik negatif langsung antara konsentrasi gula darah dan kecepatan sekresi sel alfa,
tetapi hubungan tersebut berlawanan arah dengan efek gula darah pada sel beta. Kadar gula
darah akan dipertahankan pada nilai normal oleh peran antagonis hormon insulin dan
glukagon, akan tetapi hormon somatostatin menghambat sekresi keduanya.
C. Penyebab Pankreatitis
Pankreatitis terjadi ketika enzim diaktifkan saat masih berada di pankreas. Padahal
seharusnya enzim diaktifkan ketika disalurkan ke bagian tubuh lain yang membutuhkan.
Akibatnya, sel-sel di pankreas mengalami peradangan.
Peradangan berulang yang terjadi pada pankreas ini menimbulkan kerusakan pada
pankreas. Jaringan parut dapat terbentuk di pankreas, menyebabkan hilangnya fungsi.
Pankreas yang berfungsi buruk dapat menyebabkan masalah pencernaan dan diabetes.
Berbagai hal yang umumnya jadi penyebab pankreatitis adalah:
1. Batu empedu.
2. Penggunaan alkohol secara berlebihan.
3. Kelainan genetik pada pankreas.
4. Penggunaan obat-obatan.
5. Adanya trauma setelah menjalankan operasi pada pankreas.
6. Penyumbatan atau sel kanker di pankreas.
7. Kadar kolesterol dan kalsium dalam darah yang tinggi.
Dari semua penyebab yang dijelaskan diatas, yang paling sering ditemui pada pasien
adalah penyakit batu empedu. Batuan empedu bisa tersangkut di saluran pankreas sehingga
menyebabkan penyumbatan dan menimbulkan peradangan.
D. Tanda dan Gejala Pankreastitis Akut dan Kronis
1. Pankreastitis Akut
Tanda dan gejala utama pankreatitis akut adalah sakit perut yang timbul secara
tiba-tiba. Rasa sakit ini cenderung muncul di perut bagian tengah, namun terkadang
terasa di sisi kanan atau kiri perut. Nyeri akibat pankreatitis akut sering kali
memberat dan menjalar sampai ke dada dan punggung. Gejala lain yang mungkin
timbul pada pankreatitis akut adalah:
a. Demam
b. Diare.
c. Mual dan muntah.

4
d. Gangguan pencernaan.
e. Perut membengkak dan sakit bila disentuh.
f. Kulit dan mata menguning (penyakit kuning).
g. Jantung berdetak lebih cepat dari normal (takikardia).
Nyeri perut pada pankreatitis akut akan bertambah parah saat tidur berbaring
dan ketika makan atau minum, terutama bila makan makanan yang berlemak.
Waktu kemunculan gejala pankreatitis akut tergantung pada penyebabnya. Pada
pankreatitis akut yang disebabkan oleh batu empedu, gejalanya muncul setelah
mengonsumsi makanan dalam porsi besar.
2. Pankreastitis Kronis
Kebanyakan penderita pankreatitis kronis mengalami nyeri perut bagian atas,
walaupun beberapa tidak merasakan nyeri sama sekali. Nyeri dapat menyebar
hingga ke punggung dan makin parah dengan makan atau minum. Pada beberapa
kasus, nyeri akan hilang ketika penyakit memburuk. Gejala lain yang mungkin
timbul pada pankreas kronis meliputi:
a. Mual.
b. Muntah.
c. Penurunan berat badan.
d. Diare.
e. Feses yang berminyak atau berlemak.
f. Feses yang pucat atau seperti dempul.
Penderita pankreatitis kronis juga berpotensi mengalami masalah malabsorbsi
makanan. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya kemampuan untuk menghasilkan
enzim pankreas secara memadai guna mencerna lemak dengan baik.
E. Komplikasi Pankreatitis Akut dan Kronis
Penyakit ini timbul karena kebanyakan orang menkonsumsi alcohol yang berlebih.
Hal ini bisa berpotensi memiliki komplikasi baik secara fisik maupun mental. Berikut
komplikasi dari pankreatitis, antar lain:
1. Pankreatitis Akut
1. Pseudokista
Pankreatitis dapat menyebabkan cairan dan puing-puing dikumpulkan di
kantong cystlike di pankreas. Pseudokista yang besar dan pecah dapat
menyebabkan komplikasi seperti pendarahan internal dan infeksi. Kondisi ini bisa
membuat gejala perut kembung, nyeri perut, dan gangguan pencernaan.
2. Infeksi
Pankreatitis dapat membuat pankreas rentan terhadap bakteri dan infeksi.
Infeksi pankreas serius memerlukan perawatan intensif seperti operasi untuk
mengangkat jaringan yang terinfeksi.

5
3. Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS)
Menyebarnya peradangan pankreas ke seluruh tubuh, sehingga
menyebabkan satu atau lebih organ mengalami kegagalan fungsi.
4. Nekrosis atau kematian jaringan pankreas
Akibat kehilangan pasokan darah. Jika hal ini terjadi, pankreas bisa
mengalami infeksi. Andaikan tak ditangani dengan segera efeknya bisa seperti
SIRS, maka bakteri dapat menyebar melalui darah dan merusak organ lainnya.
2. Pankreatitis Kronis
a) Pseudokista
Pankreatitis dapat menyebabkan cairan dan puing-puing dikumpulkan di
kantong cystlike di pankreas. Pseudokista yang besar dan pecah dapat
menyebabkan komplikasi seperti pendarahan internal dan infeksi. Kondisi ini bisa
membuat gejala perut kembung, nyeri perut, dan gangguan pencernaan
b) Malnutrisi
Pankreatitis akut dan kronis dapat menyebabkan pankreas menghasilkan
lebih sedikit enzim yang yang diperlukan untuk mencegah dan memproses nutrisi
dari makanan yang kita makan. Ini menyebabkan kekurangan gizi, diare dan
penurunan berat badan, meski mengonsumsi makanan yang sama atau jumlah
makanan yang sama.
c) Diabetes
Kerusakan sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas kita dari
pankreatitis kronis dapat menyebabkan diabetes, penyakit yang mempengaruhi
cara tubuh menggunakan gula darah.
d) Kanker Pankreas
Kanker pankreas, terutama pada penderita pankreatitis kronis berusia lanjut
dan memiliki kebiasaan merokok. Selain itu, peradangan dalam jangka panjang di
pankreas yang disebabkan oleh pankreatitis akut dan kronis merupakan faktor
risiko untuk mengembangkan kanker pankreas.
F. Cara Mencegah Pankreatitis Akut dan Kronis
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kebanyakan kasus pankreatitis akut maupun
kronis disebabkan oleh kecanduan alkohol. Oleh sebab itu, pencegahan yang paling efektif
adalah dengan membatasi konsumsi minuman beralkohol, mengonsumsi makanan bergizi
seimbang serta menghentikan kebiasaan merokok. Oleh sebab itu, pencegahannya dapat
dilakukan dengan cara:
1. Mengurangi atau berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
2. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
3. Menghindari konsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi.
4. Rutin berolahraga untuk mempertahankan berat badan ideal.

6
G. Cara Pengobatan Pankreatitis Akut dan Kronis
Pankreatitis dapat menyebabkan komplikasi parah, seperti pseudokista (penumpukan
cairan dikantung empedu), diabetes, malnutrisi, kanker pankreas, masalah dengan
pernapasan, dan nekrosis pankreas (jaringan mati pada pankreas). Ketika merasakan gejala
pankreatitis, sebaiknya segera periksakan diri pada dokter. Pengobatan untuk pankreatitis
akut maupun kronis sering kali melibatkan rawat inap. 
1. Pankreatitis Akut
Pankreatitis akut terjadi dalam waktu singkat atau timbul secara mendadak,
kondisinya pun cepat memburuk dan dapat menyebabkan komplikasi. Karena
perkembangan penyakitnya cepat, penderita pankreatitis akut perlu segera dirawat di
rumah sakit.
Orang dengan pankreatitis akut biasanya mengalami muntah-muntah dan
penurunan nafsu makan sehingga cairan tubuhnya berkurang drastis. Namun, jika
pankreatitis akut tergolong parah, maka dokter akan memastikan penyebab
pankreatitis terlebih dahulu sebelum menentukan jenis pengobatannya yaitu dengan
cara:
a. Memberikan Antibiotik untuk mengobati pankreas yang terinfeksi
b. Cairan dan nutrisi yang diberikan secara intravena untuk membantu tubuh
mendapat cukup nutrisi
c. Diet rendah lemak atau puasa untuk memulihkan pankreas
d. Operasi kolesistektomi
Bila pankreatitis akut disebabkan oleh timbunan batu empedu, maka
dokter mungkin akan menyarankan prosedur pengangkatan kantong empedu,
atau disebut dengan kolesistektomi. Akan tetapi, dokter akan melihat sejauh
mana kemungkinan komplikasinya. Jika pankreatitis sudah parah dan menuju
komplikasi, dokter akan mengobati komplikasinya terlebih dahulu sebelum
melakukan operasi.
e. Penyedotan cairan pada pankreas
Penyedotan cairan pada pankreas dilakukan jika pankreatitis disebabkan
oleh abses atau infeksi pseudokista (kantung cairan pada pankreas). Setelah
semua timbunan cairan berhasil diatasi, sisa-sisa jaringan pankreas yang rusak
diambil untuk mengurangi perdarahan pasca operasi.
f. Endoscopic Cholangio-pancreatography (ERCP)
ERCP adalah prosedur menggabungkan endoskopi saluran pencernaan
atas dan sinar-X untuk mengobati penyumbatan pada saluran empedu atau
pankreas. Bila memungkinkan, prosedur ini dapat dilakukan untuk
mengangkat kantung empedu yang sudah rusak akibat pankreatitis akut.
Idealnya, kantung empedu harus dikeluarkan dalam waktu dua minggu

7
setelah gejala pankreatitis akut. Tanpa adanya kantung empedu, pasien tetap
bisa menjalankan aktivitas seperti biasanya tapi sulit untuk mencerna
makanan.
2. Pankreatitis Akut
Pada pankreatitis kronis merupakan peradangan pankreas yang sudah
berlangsung lama, bisa berminggu-minggu hingga tahunan. Kondisinya menetap, bisa
terus berkembang, dan tidak pernah benar-benar hilang. Pankreatitis kronis bisa
disebabkan oleh kebiasaan minum alcohol dan pola hidup tak sehat yang sudah
dijalani lama. Akibatnya, fungsi pankreas mengalami penurunan dan mengganggu
proses pencernaan sampai membuat berat badan turun drastis.
Tidak ada obat khusus yang dapat menyembuhkan pankreatitis kronis. Namun,
pengobatan pankreatitis kronis dapat dikendalikan dengan:
a. Obat-obatan dan vitamin
Karena penderita pankreatitis mengalami kesulitan makan dan minum,
maka dokter biasanya akan memberikan obat-obatan dan vitamin yang dapat
membantu pencernaan. Contoh vitamin tersebut adalah vitamin A, D, E, K,
dan suntikan vitamin B-12 bila diperlukan. Sedangkan obat-obatan pankreatitis
kronis dapat berupa paracetamol dan ibuprofen, opioid lemah
seperti codeine dan tramadol.
b. Operasi
Operasi merupakan salah satu pengobatan pankreatitis kronis untuk
mengurangi tekanan atau penyumbatan di saluran pankreas. Jika kondisi
pankreas penderita sudah terlalu parah, maka dokter mungkin akan melakukan
prosedur pengangkatan seluruh pankreas dan transplantasi islet autologus.
Islet adalah kelompok sel di pankreas yang berperan dalam
memproduksi hormon, termasuk hormon insulin. Setelah mengambil pankreas,
dokter akan mengambil beberapa sel pankreas untuk memindahkannya ke
organ hati. Nantinya, sel islet tadi akan menghasilkan hormon di tempat yang
baru dan mengalirkannya ke darah. Jadi, pasien tetap bisa menghasilkan
hormon insulin tanpa adanya pankreas.
c. Suntik insulin untuk mengendalikan diabetes
Suntik insulin umumnya digunakan untuk mengontrol gula darah pada
penderita diabetes. Cara kerja insulin yaitu mengontrol kadar gula
darah dengan cara mengolahnya menjadi energi. Selain itu, insulin juga dapat
mencegah organ hati memproduksi gula secara berlebihan.
Karena pada pankreatitis kronis terjadi kerusaka sel- sel pada pankreas
yang bisa menyebabkan diates maka Suntik insulin diberikan untuk

8
menggantikan fungsi hormon insulin yang seharusnya diproduksi oleh
pankreas.

9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Data Demografi
Nama : Ny.D
Tanggal Lahir : 10 September 1976
Alamat : Jl. Basuki Rahmat
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 44 Tahun
Pendidikan :-
Pekerjaan : Pengusaha
Tanggal Pengkajian : 24 Februari 2021
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh perut terasa sakit dan panas terbakar pada abdomen sampai terasa
seperti terbakar pada abdomen tembus ke punggung, terutama daerah epigastrik.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Faktor Pencetus
Jika klien mengonsumsi obat-obatan, termasuk terapi estrogen dan
beberapa antibiotik sehingga dapat menimbulkan keluhan rasa tidak enak
diperut dan rasa perih seperti terbakar dan sakit pada abdomen terutama pada
episgastrik.
b. Lama Keluhan
Klien mengatakan lama keluhan berlangsung selama 2 hari.
c. Timbul keluhan
Terus – menerus.
d. Faktor Pemberat
Ketika mengonsumsi obat-obatan maka rasa sakit akan timbul.
e. Upaya yang dilakukan
1) Menjaga asupan nutrisi klien.
2) Memberikan antibiotik pada pancreatitis akut dengan komplikasi
pancreatitis infektik nekrotik.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Klien mengatakan kelebihan lemak.
b. Klien mengatakan pembuluh sirkulasi yang tidak baik.
c. Klien mengatakan trauma abdomen terutama pada kuadran tengah.
4. Riwayat Penyakit Keluarga

10
a. Klien mengatakan riwayat ibu penyakit hipertrigiseridemia
C. Tanda-Tanda Vital
Suhu badan : 38,2oc
Nadi : 76-84 kali/menit
Frekuensi Nafas : 29 kali/menit
Berat Badan : Sebelum sakit : 48 Kg
Saat sakit : 42 Kg
Tinggi Badan : 158 Cm
D. Riwayat Psikososial
1. Persepsi pasien dengan penyakitnya
Klien mengatakan ia sangat cemas karena penyakitnya sangat serius dan akan
sulit untuk di sembuhkan.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri: klien mengatakan bahwa kesembuhannya di serahkan kepada
tuhan
b. Ideal diri: klien mengatakan bahwa penyakitnya sulit untuk di sembuhkan
c. Harga diri: klien mengatakan bahwa ia malu sama teman temannya dengan
kondisinya
d. Peran diri: klien berperan sebagai anak
e. Identitas: klien masih menyadari bahwa klien menjadi seorang anak dri kedua
orangtuanya dan belum menikah.
3. Keadaan emosi
Klien bisa mengontrol emosi tentang nyeri dan kepanikan dari penyakitnya.
4. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Klien mengatakan ada seseorang yg sangat spesial yaitu ibu klien
b. Hubungan dengan keluarga
Hubungan dengan kelurganya berjalan dengan harmonis saja.
c. Hubungan dalam berhubungan dengan orang lain.
Hambatannya karena kalien menarik diri dan tidak mau berkomunikasi dengan
dengan orang lain.
E. Pemeriksaan Fisik Tambahan
1. Keadaan umum
Tingkat kesadaran pasien composmentis, terlihat lemah dan klian hanya sering
berbaring saja
2. Tanda - tanda vital
Suhu tubuh : 38,2oc
Tekanan darah : 100/50mmhg

11
Nadi : 76-84 kali/menit
Pernapasan : 29 kali/menit
Sekala nyeri : 5
TB : 158 cm
BB : Sebelum sakit : 48 Kg
Saat sakit : 42 Kg
3. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala dan rambut
1) Bentuk : Bulat dan simetris
2) Ubun ubun: Sudah mengeras
3) Kulit kepala: Bersih dan tidak ada luka.
b. Rambut
1) Penyebaran dan keadaan rambut: Merata dan halus
2) Bau: Tidak ada bauk yang khas
3) Warna: Hitam.
c. Wajah
1) Warna kulit: Coklat sedikit pucat
2) Struktur wajah: Simetris kanan kiri dan lengkap
d. Mata
1) Kelengkapan dan kesimetrisan: Lengkap dan simetris
2) Palpebra : Tidak ada benda asing
3) Konjungtiva dan sclera: Konjungtiva pucat dan sclera putih
4) Pupil : Bulat isokor dan mengecil saat respon cahaya
5) Kornea dan iris: Lengkap pada posisinya
6) Visus : 6/60
7) Tekanan bola mata: Simetris kiri dan kanan
e. Hidung
1) Tulang hidung dan posisi septum nasi: Tidak ada injuri
2) Lubang hidung: Ada dua, tidak ada sumbatan atau perdarahan
3) Cuping hidung: Tidak tampak cuping hidung
f. Telinga
1) Bentuk telinga : Lembut dan elastis
2) Ukuran telinga : Simetris antara kanan dan kiri
3) Lubang telinga: Tidak ada sumbatan benda asing
4) Ketajaman pendengaran: Mampu mendengarkan suara-suara
g. Mulut dan faring
1) Keadaan bibir: Pucat
2) Keadaan gusi dan gigi: Gigi lengkap dan tidak ada perdarahan gusi

12
3) Keadaan lidah: Tidak ada lesi, mampu menggerakkan kesegala arah
4) Orofaring: Klien mampu menelan
h. Leher
1) Posisi trachea : Medial (ditengah)
2) Thyroid : Tidak ada pembesaran thiroid
3) Suara : Masih terdengar suara
4) Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran/benjolan kelenjar limfa
5) Vena jugularis : Tidak tampak kasat mata
6) Denyut nadi karotis: Teraba nadi karotis
i. Pemeriksaan integumen
1) Kebersihan: Kulit klien bersih
2) Kehangatan: Kulit klien teraba panas
3) Warna: Kecoklatan
4) Turgor: Turgor kulit kembali 1 detik
5) Kelembaban: Kulit klien sedikit kering
6) Kelainan pada kulit: Tidak ada kelainan, hanya teraba panas
j. Pemeriksaan payudara dan ketiak
1) Ukuran dan bentuk: Simetris antara kiri dan kanan
2) Warna payudara dan areola: Sama dengan kulit sekitarnya, aerola
coklat
3) Kondisi payudara dan putting: Bersih dan tidak ada kelainan
4) Produksi ASI : Tidak berproduksi ASI karena belum menikah
5) Aksila dan clavikula: Aksila tumbuh rambut, klavikula simetris
k. Pemeriksaan thoraks/dada
1) Inspeksi thoraks: Normal, simetris antara kiri dan kanan.
2) Pernafasan (frekuensi,irama): Frekuensi 26x/menit, irama cepat
3) Tanda kesulitan bernafas: Klien bernafas menggunakan otot bantu
pernafasan yaitu cuping hidung.
l. Pemeriksaan paru
1) Palpasi getaran suara: Teraba getaran vokal fremitus yang sama kiri
dan kanan yaitu fremitus taktil.
2) Perkusi : Terdengar resonan
3) Auskultasi: Suara nafas vesikuler, dan tidak ada suara tambahan.
m. Pemeriksaan jantung
1) Inspeksi : Tidak terlihat massa dan memar, serta tidak terlihat adanya
denyut jantung (pulsasi).
2) Palpasi : Teraba denyut jantung (pulsasi) dengan frekuensi 96
kali/menit dengan irama cepat.

13
3) Perkusi : Tidak ada pembesaran jantung
a) Batas atas jantung: Interkostal 2-3
b) Batas kanan jantung: Linea sternalis kanan
c) Batas kiri jantung: Linea media clavicularis kiri
4) Auskultasi : Terdengar normal ( S1 dan S2) dan tidak terdengar suara
tambahan/tidak normal (S3 dan S4).
n. Pemeriksaan abdomen
1) Inspeksi (bentuk, benjolan): Simetris, tidak terlihat massa, memar
maupun benjolan.
2) Auskultasi : Peristaltik usus normal dengan frekuensi 10-18 kali/menit
3) Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien): Ada nyeri
tekan bagian epigastrium dengan skala 5, tidak ada benjolan/ascites,
dan ada distensi abdomen.
4) Perkusi (suara abdomen): Suara abdomen timpani
o. Fungsi motorik:
1) Cara berjalan: Klien masih mampu berjalan ke kamar mandi
2) Romberg test: Klien mampu menjaga keseimbangan saat berdiri dan
berjalan
3) Tes jari-hidung: Klien mampu merasakan sensasi jari-hidung
4) Pronasi-supinasi test: Klien dapat melakukan pronasi-supinasi bagian
ekstremitas
p. Fungsi sensorik
1) Identifikasi sentuhan: Klien masih mampu menyebutkan lokasi
sentuhan ringan.
2) Tes tajam tumpul: Klien mampu menyebutkan benda tajam atau
tumpul.
3) Panas dingin: Klien masih mampu membedakan panas atau dingin.
4) Getaran: Klien mampu merasakan getaran di kepalanya saat digetarkan
garputala.
q. Refleks
1) Reflek bisep: Mampu berkontraksi dengan baik saat otot bisep dipukul
menggunakan hammer.
2) Reflek trisep: Mampu berkontraksi saat otot trisep dipukul
menggunakan hammer.
3) Reflek brachioradialis: Mampu berkontraksi saat otot brachioradialis
dipukul menggunakan hammer.
4) Reflek patellar: Tungkai bawah bergerak kedepan saat patella dipukul
menggunakan hammer.

14
5) Reflek tendon achiles: Berkontraksi dengan sentakan kaki ke bawah
saat tendon achiles dipukul menggunakan hammer.
6) Reflek plantar: Berkontraksi saat otot plantar dipukul menggunakan
hammer.
F. Pengelompokkan Data
Data Objektif Data Subyektif
a. Klien tampak pucat, gelisah, a. Klien mengatakan mual dan
meringis muntah saat makan dengan
b. Tidak tertarik untuk makan frekuensi 2-3 kali/hari,dan isi
c. Menolak untuk makan (anoreksia) muntahan yaitu apa yang
d. Porsi makan tidak habis dimakan dalam bentuk cair
e. Konjungtiva dan bibir pucat b. Klien mengeluh perut terasa
f. Klien memegang perut bagian tengah sakit dan panas sampai terasa
saat timbul nyeri seperti terbakar pada
g. Nadi teraba cepat abdomen tembus ke
h. Teraba distensi abdomen punggung, terutama daerah
i. TTV: epigastrik.
- Suhu tubuh: 38,2oc c. Klien mengatakan ada
- Tekanan darah: 100/50mmhg perubahan sensasi rasa pada
- Nadi: 76-84 kali/menit mulut.
- Pernapasan: 29 kali/menit d. Klien mengatakan tubuhnya
- Skala nyeri: 5 terasa panas.
- TB: 158 cm e. P : Tidak mengetahui
- BB: penyebab dari sakitnya
Sebelum sakit : 48 Kg Q : Klien menyatakan rasa
Saat sakit : 42 Kg nyeri di ulu hati dengan
- IMT : 16,8 (Berat badan kurang) intensitas hilang timbul.
R : Lokasinya eigastrium dan
tidak menyebar ke daerah
lainya.
S : Nyeri sedang dengan skala
5

G. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1. DS : Ketidakseimbangan Faktor biologis
 Klien mengatakan mual dan nutrisi kurang dari

15
muntah saat makan dengan kebutuhan tubuh.
frekuensi 2-3 kali/hari,dan isi
muntahan yaitu apa yang
dimakan dalam bentuk cair .
 Klien mengatakan ada
perubahan sensasi rasa .
 Nyeri epigastrium dengan
skala 5.
DO :
 Tidak tertarik untuk makan
 Menolak untuk makan
(anoreksia)
 Porsi makan tidak habis
 Konjungtiva dan bibir pucat
 HB : 10,20 g%
 BB
Sebelum sakit : 48 Kg
Saat sakit : 42 Kg
 IMT : 16,8 (Berat badan
kurang)
 Na : 132 meq/l
 K : 3,2 meq/l
2. DS : Nyeri akut Agen pencedera
 P : Tidak mengetahui fisiologis
penyebab dari sakitnya
 Q : Klien menyatakan rasa
nyeri di ulu hati dengan
intensitas hilang timbul.
 R : Lokasinya eigastrium dan
tidak menyebar ke daerah
lainya.
 S : Nyeri sedang dengan
skala 5
 T : Terjadi terus menerus dan
kadang hilang timbul.
DO :
 Ekspresi wajah meringis

16
kesakitan
 Gelisah
 Klien memegang perut
bagian tengah saat timbul
nyeri
 Nadi teraba cepat
 Teraba distensi abdomen
3. DS : Peningkatan suhu tubuh Proses penyakit
 Klien mengatakan tubuhnya (hipertermi)
terasa panas.
DO :
 Akral teraba panas
 T : 38,2oc
 Leukosit : 13,47 x 103/mm3

H. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang dapat diambil dari data diatas menurut SDKI berdasarkan prioritas
sebagai berikut :
1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
faktor biologis ditandai dengan mual dan muntah, tidak tertarik untuk makan,
anoreksia, porsi makan tidak habis, Hb : 10,20 g% , TB : 158 cm , BB sebelum
sakit : 48 kg dan saat sakit : 42 Kg , IMT : 16,8 kg/m2, perubahan sensasi rasa,
dan nyeri epigastrium.
2. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera fisiologis yaitu distensi pancreas
ditandai dengan melaporkan nyeri epigastrium dengan skala 5 yang tidak
diketahui penyebabnya dan tidak menyebar ke daerah lainnya serta terjadi terus
menerus dan kadang hilang timbul, nyeri tekan epigastrium dengan skal 5,
ekspresi wajah meringis kesakitan, gelisah, klien memegang oerut bagian tengah
ketika merasa nyeri, nadi terasa cepat, dan teraba distensi abdomen.
3. Peningkatan suhu tubuh ( hipertermi) berhubungan dengan proses penyakit
berupa respond sistematik terhadap peradangan ditandai dengan tubuh terasa
panas, akral teraba panas, T : 38,2 oC , leukosit : 13,47 x 103/mm3.
I. Rencana Asuhan Keperawatan

No
Hari/tgl SLKI SIKI
Dx
Senin – 1 Status Nutrisi (L.03030) Manajemen Nutrisi (I.003119)
rabu/1- Setelah dilakukan tindakan 1.1 Identifikasi status nutrisi
3 maret keperawatan 3x24 jam 1.2 Identifikasi makanan yang

17
2021 diharapkan ketidakseimbangan disukai
nutrisi kurang dari kebutuhan 1.3 Bantu klien dalam memilih
tubuh dapat teratasi dengan makanan/minuman sehat yang
kriteria hasil : memenuhi kebutuhan nutrisi
1. Nafsu makan membaik (5) dan pembatasan bila diet
2. Bising usus membaik (5) dimulai.
3. Frekuensi makan membaik 1.4 Beri perawatan oral hygiene
(5) 1.5 Monitor asupan makan
4. Membran mukosa membaik 1.6 Berikan makanan tinggi serat,
(5) kalori dan protein
5. Nyeri abdomen membaik 1.7 Kolaborasi dengan ahli gizi,
(5) jika perlu
6. Verbalisasi keinginan untuk
meningkatkan nutrisi
meningkat (5)
7. Pengetahuan tentang
makanan sehat meningkat
(5)
8. Pengetahuan tentang
minuman sehat meningkat
(5)
9. Pengetahuan tentang
standar asupan nutrisi yang
tepat meningkat (5)

Senin- 2 Tingkat Nyeri (L.080660) Manajemen Nyeri (I.08238)


rabu/ 1- Setelah dilakukan tindakan 2.1 Identifikasi lokasi nyeri
3 maret keperawatan 3x24 jam 2.2 Pertahankan tirah baring
2021 diharapkan nyeri akut dapat selama serangan akut
teratasi dengan kriteria hasil : 2.3 Berikan lingkungan tenang
1. Keluhan nyeri menurun (5) 2.4 Ajarkan klien teknik
2. Meringis menurun (5) relaksasi nafas dalam
3. Kemampuan menuntaskan 2.5 Kolaborasi pemberian
aktivitas meningkat (5) analgetik, jika perlu
4. Anoreksia menurun (5)
5. Muntah menurun (5)
6. Mual menurun (5)
7. Nafsu makan membaik (5)

18
8. Gelisah menurun (5)
Senin- Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia (I.15506)
rabu/1- Setelah dilakukan tindakan 3.1 Identifikasi penyebab
3 maret keperawatan 3x24 jam hipertermia
2021 diharapkan hipertermia dapat 3.2 Monitor suhu tubuh
teratasi dengan kriteria hasil : 3.3 Berikan lingkungan yang
1. Suhu tubuh membaik (5) dingin
2. Suhu kulit membaik (5) 3.4 Berikan cairan oral
3. Tekanan darah membaik (5) 3.5 Ganti linen setiap hari atau
3 4. Pengisian kapiler membaik lebih sering jika mengalami
(5) hiperhidrosis (keringat
berlebih)
3.6 Hindari pemberian antiperik
atau aspirin
3.7 Anjurkan tirah baring
3.8 Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika
perlu.

J. Implementasi
Hari/tgl
Implementasi Respon Paraf
- Jam
Senin/1 - Mengidentifikasi DS :
Maret makanan yang Klien masih merasa mual
2021- disukai DO :
08.00 Klien masih meringis
WITA

12.00 - Membantu klien DS :


WITA dalam memilih Klien mengatakan lebih nafsu
makanan/minuman makan jika memakan
sehat yang makanan yang disukai
memenuhi DO :
kebutuhan nutrisi Klien merasa lebih baik
dan pembatasan bila
diet dimulai.

17.00 - Memonitoring DS :
WITA asupan makan klien Klien mengatakan ingin

19
mengetahui pilihan makanan
dan minuman sehat.
DO :
Klien terlihat bersemangat
untuk sembuh

Selasa/
2 maret - Pertahankan tirah DS :
2021- baring selama Klien mengatakan masih
08.00 serangan akut terasa sakitnya
WITA DO :
Klien masih meringis

12.00 - Memberikan klien DS :


WITA lingkungan tenang Klien mengatakan dirinya
lebih tenang
DO :
Klien lebih cepat istirahat

17.00 - Ajarkan klien teknik DS :


WITA relaksasi nafas Klien mengatakan sering
dalam gelisah dan tidak tenang
DO :
Klien sudah lebih tenang dan
tidak banyak gelisah seperti
sebelumnya
Rabu/3
maret - Ganti linen setiap DO :
2021 hari atau lebih sering Klien mengatakan lebih

20
08.00 jika mengalami nyaman
WITA hyperhidrosis DS :
(keringat berlebih) Klien lebih leluasa dalam
berbaring

12.00 - Hindari pemberian DO :


WITA antiperik atau aspirin Klien mengatakan rasa sakit
perutnya berkurang
DS :
Klien menjadi lebih sering
berbicara dan tidak sering
meringis

17.00 - Berikan cairan oral DO :


WITA Klien mengatakan masih
terasa sakit di jam-jam
tertentu
DS :
Klien menjadi lebih segar dan
rasa sakit perlahan berkurang
K. Evaluasi
Nama pasien : Ny. D
Dx Medis : Pankreatitis Akut dan Kronis
NO Tanggal dan Jam Diagnosa Evaluasi Pa
Keperawatan raf
1. Senin, 1 Maret 2021 Ketidakseimbangan S : klien
08.00 – 17.00 WITA nutrisi kurang dari mengatakan masih
kebutuhan tubuh merasa mual
O : Klien terlihat
bersemangat untuk
sembuh
A : Masalah mual
belum teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi
2. Selasa, 2 Maret 2021 Nyeri akut S : Klien
08.00 – 17.00 WITA mengatakan sering
gelisah dan tidak

21
tenang
O : Klien sudah
merasa lebih tenang
A : Masalah gelisah
sudah teratasi
P : Hentikan
intervensi
3. Rabu, 3 Maret 2021 Termoregulasi S : klien
08.00 – 17.00 WITA mengatakan masih
terasa sakit di jam-
jam tertentu
O : klien sudah
lebih segar dan rasa
sakit berkurang
A : masalah sudah
teratasi
P : hentikan
intervensi

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pankreas merupakan organ yang istimewa karena mempunyai dua fungsi sekaligus
yaitu eksokrin dan endokrin. Kerusakan yang diawali pada sel asini unit eksokrin
mengakibatkan terjadinya pankreatitis baik akut yang dapat normal kembali fungsi
pankreasnya maupun pankreatitis kronik dengan kerusakan permanen.

22
Dalam penatalaksanaannya yang penting untuk pankreatitis akut adalah mengatasi
nyeri perut, manajemen penggantian cairan, dan pemberian nutrisi pendukung. Selain itu
Juga diberikan antibiotika untuk profilaksis pada pankreatitis nekrosis. Terapi intervensi
dengan endoskopi maupun bedah juga perlu dilakukan pada kondisi tertentu. Pada
pankreatitis kronik tritmen ditujukan untuk mengatasi nyeri kronik, malabsorpsi, dan
diabetes.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, kami mengharapkan kita sebagai calon tenaga
kesehatan dapat memahami betul tentang penyakit pankreatitis akut maupun kronis. Serta
mampu memahami cara pencegahan dan pengobatan untuk penyakit ini agar tidak menjadi
parah kepada pasien.
Untuk penulis selanjutnya dapat menambahkan beberapa referensi lain untuk
melengkapi isi dari makalah ini. Sehingga dapat menyempurnakan konten dari makalah
menjadi lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA

Natalova, Torie. 2018. Komplikasi Pankreatitis Akut yang Mengancam Nyawa.


[https://www.medcom.id/rona/kesehatan/0kp2rzLN-komplikasi-pankreatitis-akut-yang-
mengancam-nyawa, diakses pada: 23 Februari 2021].
Pane, M.D.C. 2019. Pankreatitis Akut. [https://www.alodokter.com/pankreatitis-akut, diakses
pada: 22 Februari 2021].

23
Pane, M.D.C. 2019. Pankreatitis Kronis. [https://www.alodokter.com/pankreatitis-kronis,
diakses pada: 22 Februari 2021].
Pratama. Hamzah. 2016. Tatalaksana Pankreatitis Akut dalam Cermin Dunia Kedokteran. Vol
43. No. 3. (hal 190-194). Tangerang: RSU Siloam Tangerang.
Priandarini, Lucia. 2021. Pankreatitis Kronis. [https://www.sehatq.com/penyakit/pankreatitis-
kronis, diakses pada: 23 Februari 2021]
Rahmawati, Dina. 2020. Perbedaan Pankreatitis Akut dan Kronis yang Bisa Anda Kenali.
[https://www.sehatq.com/artikel/perbedaan-pankreatitis-akut-dan-kronis-yang-bisa-
anda-kenali, diakses pada: 23 Februari 2021].
Reaksi Halodoc. 2019. Pankreatitis Akut. [https://www.halodoc.com/kesehatan/pankreatitis-
akut, diakses pada: 22 Februari 2021].
Safitri, Adelia Marista. 2018. Berbagai Jenis Pengobatan Pankreatitis, Sesuai Dengan Tingkat
Keparahan Gejalanya. [https://hellosehat.com/pencernaan/pencernaan-lainnya/jenis-
pengobatan-pankreatitis/#gref, diakses pada: 23 Februari 2021].
Samiadi, Lika Aprilia. 2021. Pankreatitis. [https://hellosehat.com/pencernaan/pencernaan-
lainnya/pankreatitis-akut/#gref, diakses pada: 22 Februari 2021].
Sukedana, Putu. 2017. Dalam Rangka Menjalani Kepaniteraan Klinik Madya Di Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Rsup Sanglah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
[https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/87ddeff5d7d5707eb05613ef5e
2a2623.pdf, diakses pada 23 Februari 2021].

24

Anda mungkin juga menyukai