Laporan Komparasi Analisa Kualitatif Karbohidrat, Lipid Dan Protein - 21141 - Stipp B - Edwin Eka Crisdiantoro

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

KOMPARASI ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

Edwin Eka Crisdiantoro1, Putri Andarista Dwi Rahmawati2, Sebastiannus Charmi Wadjong3
1
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Stiper
Yogyakarta

Abstrak

Karbohidrat merupakan karbon yang terhidratasi dengan rumus kimia sebagai berikut : Cn(
H 2 0)n. Senyawa tersebut dapat digolongkan-golongkan berdasarkan jumlah satuan penyusunnya.
Karbihidrat digolongkan menjadi 3 senyawa, yaitu : a. Monosakarida : disusun oleh satu unit penyusun,
b. Oligosakarida : disusun oleh 2 - 10 unit penyusun (monosakarida), c. Polisakarida : disusun oleh
lebih dari 10 unit penyusun. Berdasarkan fungsinya, karbohidrat dapat digolongkan sebagai karbohidrat
penghasil energi dan karbohidrat sebagai penyusun kerangka tumbuh-tumbuhan atau sel. Pada
praktikum ini akan melakukan 2 pengujian yaitu uji polisakarida dan uji benedict. Tujuannya adalah
untuk mengetahui adanya polisakarida dan untuk mengetahui gugus reduksi pada senyawa sakarida
(mono atau oligosakarida). Sedangkan alat yang di butuhkan antara lai: gelas beker, tabung reaksi, pepet
tetes, pipet ukur, ball pipet, rak tabung reaksi, kompor; sedangkan bahan yang digunakan adalah:
larutan glukosa, larutan sulrosa, larutan amilum, dan larutan fruktosa. Pada percobaan tersebut telah
ditunjukan pembentukan glukosa dibuktikan dengan uji benedict. Dengan menggunakan 2ml larutan
benedict kedalam tabung reaksi yang berisi 2ml larutan glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
Kata Kunci: karbohidrat; monosakarida; oligosakarida; polisakarida; uji benedict.
1. PENDAHULUAN

Karbohidrat merupakan karbon yang terhidratasi dengan rumus kimia sebagai berikut:
Cn( H 2O)n. Senyawa tersebut dapat digolongkan-golongkan berdasarkan jumlah satuan
penyusunnya. Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
yang  berfungsi untuk menghasilkan energy bagi tubuh manusia, selain itu, karbohidrat juga
berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein, pengatur
metabolisme lemak, dan dapat membatu dalam proses pengeluaran feses. Karbihidrat
digolongkan menjadi 3 senyawa, yaitu : Monosakarida: disusun oleh satu unit penyusun,
Oligosakarida : disusun oleh 2 - 10 unit penyusun (monosakarida), Polisakarida:disusun oleh
lebih dari 10 unit penyusun. Berdasarkan fungsinya, karbohidrat dapat digolongk sebagai
karbohidrat penghasil energi dan karbohidrat sebagai penyusun kerangka tumbuh-tumbuhan
atau sel [1].

Monosakaridaialah karbohidrat yang paling sederhana yang tidak dapat dihidrolisis


menjadi karbohidrat lain. Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri
atas 6 rantai atau cincin karbon. Monosakarida juga termasuk satuan karbohidrat yang
tersederhana, mereka tidak karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat dihidrolisis
menjadi molekul karbohidrat dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil.
Monosakarida dapat diikat bersama-sama membentuntuk dimer, trimer dan sebagainya dan
akhirnya polimer [2].

Pada polisakarida yang merupakan karbohidrat kompleks mempunyai sifat larut dalam
air dingin. Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mangandung banyak satuan
monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap dari polisakarida
akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer
glukosa.Penambahan iodin pada suatu polisakarida akan menyebabkan terbentuknya kompleks
adsorpsi bewarna spesifik. Pada karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi
dengan larutan iodin dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya[1].

Oligosakarida atau disakarida juga salah satu jenis dari karbohidrat senyawa yang
terbentuk dari gabungan dua molekul atau terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih
monosakarida. Bentuk oligosakarida yang paling Bentuk oligosakarida yang paling umum
adalah disakarida yang terbentuk dari umum adalah disakarida yang terbentuk dari kondensasi
dua molekul monosakarida, kondensasi dua molekul monosakarida, contohnya contohnya
antara lain antara lain maltosa, laktosa, maltosa, laktosa, dan dan sukrosa . Oligosakarida yang
mengandung sukrosa. Oligosakarida yang mengandung tiga, empat atau lebih monosakarida
sangat tiga, empat atau lebih monosakarida sangat  jarang  jarang terdapat terdapat ddii alam,
alam, meskipun meskipun dapat dapat dijumpai dalam jumlah yang sedikit dalam dijumpai
dalam jumlah yang sedikit dalam tanaman [2].

Pada karbohidrat atau sakarida sendiri merupakan segolongan besar senyawa organik
yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat
paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama
karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula
sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida terdiri
dari rantai  pendek unit monosakarida yang digabungkan  bersama-sama oleh ikatan kovalen.
Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit
monosakarida [2].
2. MATERIAL DAN METODE

2.1. Material

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu; larutan sampel hasil
ekstraksi, reagen Barfoed, reagen Seliwanoff
2.2. Alat/Instrumen

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu; tabung reaksi, batang
pengaduk, penangas air, stopwatch.

2.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum karbohidrat metode barfoed dan metode Selliwanof,ini
antara lain sebagai berikut:

Uji Metode Barfoed

Diambil 1 mL larutan larutan Disiapkan alat dan bahan dalam


sampel hasil ekstraksi keadaan bersih dan kering
reagen barfoed

Dimasukkan dalam masing-


masing tabung reaksi

Dipanaskan dalam penangas


air

Diamati dan hitung


waktu sampai larutan
mengendap

Dipanaskan hingga larutan


bewarna Bata Merah
Uji Metode Selliwanof,

Diambil 1 mL larutan larutan Disiapkan alat dan bahan dalam


sampel hasil ekstraksi keadaan bersih dan kering
reagen seliwanoff

Dimasukkan dalam masing-


masing tabung reaksi

Dipanaskan dalam penangas


air

Dipanaskan hingga Larutan


bewarna merah oranye
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia.
Karbohidrat dalam tubuh manusia dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari
gliserol dan lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan
yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan[1].

. Karbohidrat terdiri dari 4 jenis yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan


polisakarida. Oleh karena untuk menngidentifikasi adanya kandungan karbohidrat dan gula
pereduksi dalam suatu bahan atau zat dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara
kuantitaif dapat menggunakan alat polarimeter, sedangkan secara kualitatif antara lain dengan
uji benedict, uji seliwanoff, pembentukan osazon, uji iod, uji fehling dan uji molisch [1]

Barfoed adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan


mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Uji Barfoed di temukan oleh kimiawan
Denmark, Christen Thomsen Barfoed. Sehingga untuk mengenang jasanya, uji karbohidrat ini
di beri nama Uji Barfoed. Untuk melakukan uji barfoed, terlebih dahulu harus du siapkan
reagennya. Reagent Barfoed terdiri dari larutan 0,33 molar tembaga asetat netral dalam 1%
larutan asam asetat. Ada pendapat yang mengatakan bahwa reagen ini tidak dapat di simpan
lama,  karena itu disarankan untuk membuatnya ketika benar-benar akan melakukan analisa
[1].

Sedangkan Uji Seliwanoff adalah sebuah uji kimia yang membedakan gula aldosa dan


ketosa. Ketosa dibedakan dari aldosa via gugus fungsi keton/aldehida gula tersebut. Jika gula
tersebut mempunyai gugus keton, ia adalah ketosa. Sebaliknya jika ia mengandung gugus
aldehida, ia adalah aldosa[4].

Kelebihan dari metode berfoad dan Uji Seliwanoff  ini digunakan untuk mengetahui
adanya gula monosakarida pereduksi pada bahan pangan, metode berfoad jelas terlihat lebih
spesifik dari pada uji benedict yang hanya bertujuan untuk mengetahui adanya gula
peredeuksi saja dalam pangan [4].

Adapun kekurangan dari metode berfoad dan Uji Seliwanoff  ini sering terjadinya
kesalahan yang diakibatkan oleh beberapa factor.faktor yang paling sering terjadi adalah
adanya human error atau dapat juga disebabkan oleh LA (Laboratory Accident).Hman error
terjadi saat praktikum melakukan percobaan dilaboratorium.Dapat berupa kesalahan dalam
melakukan prosedur misalnya penambahan reagen yang kurang atau mungkin disebabkan oleh
peralatan yang tidak dicuci dengan iar bersih sehingga masih meninggalkan bekas pereaksi
ataupun sampel sebelumnya yang ikut bereaksi dengan sampel yang sedang diuji.

Pada uji berfoed, mekanis terbentuknya endapan terjadi akibat pereaksi larutan
barfoed yang mengandung kupri asetat akan bereaksi dengan gugus aldehid atau gugus keton
pada karbohidrat dalam sampel.Gugus karbonil bebas pada karbohidrat tersebut akan
mereduksi ion Cu 2+¿ ¿ dari kupri asetat menjadi ion Cu+¿¿.Proses reduksi ini terjadi dalam
suasana asam dan dibantu dengan pemanasan sekitar 15 menit sehingga terbentuknya endapan
Cu2O yang dapat menghasilkan endapan warna merah bata yang menunjukkan adanya gula
monosakarida pereduksi pada sampel tersebut.Pemanasan dilakukan kurang lebih selama 5-15
menit dengan menggunakan waterbath,hal ini dikarenakan suasana asam yang ditimbulkan
pereaksi barfoed membuat hidrolisis karbohidrat berjalan lebih lambat dan dengan
menggunakan waterbath suhu pemanasan bisa diatur atau dikontrol,sehingga dapat mencegah
terjadinya karamelisasi pada bahan yang mengandung karbohidrat tinggi[3].

Sedangkan pada uji seliwanoff mekanis fruktosa dapat dibukikan dengan Larutan uji
yang dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan dan dicatat waktunya.
Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna Merah. Pada uji ini sukrosa
dan fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna Merah yang
mengidentifikasikan adanya kandungan Fruktosa dalam Karbohidrat jenis monosakarida itu.
HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa menghasilkan
hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol
membentuk larutan yang berwarna Merah [3].

4. KESIMPULAN

Kesimpulan bahwa karakteritik karbohidrat yang didapatkan dari hasil percobaan


yang dilakukan antara lain, pada uji polisakarida larutan glukosa dari yang semula berwarna
bening berubah menjadi orange, perubahan warna ini terjadi dikarernakan adanya gula
pereduksi yang akan memberikan warna orange yaitu C u2O, dan juga karena glukosa
termasuk monosakarida yang membentuk kupro oksida. Sedangkan pada pengujian benedict
larutan glukosa, sukrosa, amilim, dan fruktosa membentuk endapan atau mengalami
perubahan warna yang menunnjukkan bahwa uji positif sedangkan pada larutan sukrosa dan
amilosa tidak membentuk endapan sehingga hasil uji positif dan tidak mengalami berubahan
warna.

Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada uji barfoed tidak semua
semua sampel positif mengandung gula monosakarida pereduksi hanya sampel F dan A yang
positif.

Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan


warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum,
Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
REFERENSI .

[1] Anonim,2010.KARBOHIDRAT . https: //frequencia89.blogspot.com/,Karbohidrat,Html diakses


pada hari senin 24 Agustus 2020 pukul 07.00 Wib.

[2] Kurnia, N. 2019. Uji Kualitatif Karbohidrat Pada Buah Mangga Kweni.Kota Bandung, Jurnal
Biokimia, September 1, 2019. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung, JL. Cimencrang, Cimenerang, Gedebage.

[3] Pridamaulia, R. 2011. Karbohidrat II (Karakteristik Zat Pati). Jakarta,Jurnal BIOKIMIA Praktikum
ke-2, 2011. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

[4] Maligan, Mahar, Jaya. 2014. Analisis Karbohidrat. Buku Kimia Pangan. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya.

Yogyakarta, 27 Agustus 2020


Mengetahui
Co.Ass
Praktikan

( ) (Edwin Eka Crisd


KOMPARASI ANALISIS KUALITATIF PROTEIN
Edwin Eka Crisdiantoro1, Putri Andarista Dwi Rahmawati2, Sebastiannus Charmi Wadjong3
1
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Stiper
Yogyakarta

Abstrak

Di dalam tubuh, protein mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi


utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel, misalnya untuk
pembentukan kulit, otot, rambut, membrane sel, jantung, hati, ginjal, dan beberapa
organ penting lainnya. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui daya
kelarutan protein terhadap pelarut tertentu, memperlihatkan ikatan peptida yang
bereaksi positif dengan uji biuret, mengidentifikasi adanya unsur-unsur penyusun
protein, mendeteksi adanya protein yang mengandung asam amino dengan inti benzen,
memperlihatkan bahwa protein dapat dipisahkan dengan mengendapkanya dengan
penambahan etanol absolut.

Kata Kunci: Analisa Kualitatif protein,Uji Nihidrin dan Uji Biuret.

1. PENDAHULUAN

Protein yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Protein
disebut juga polypeptida karena beberapa asam amino saling berikatan dalam ikatan peptida.
Adapun protein yang mengandung bahan selain asam amino, seperti turunan vitamin, lemak,
dan karbohidrat, disebut protein kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang
dewasa terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah den jenis asam aminonya.
Protein adalah senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan hingga
jutaan satuan(g/mol), komponen protein terdiri atas atom karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen,
dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor [1].

Protein merupakan komponene utama dalam semua sel hidup,baik tumbuhan maupun
hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air.
Kira-kira lebih dari 50% berat kering sel terdiri atas protein. Protein adalah senyawa organic
kompleks yang terdiri atas unsure-unsur Karbon (50-55%), Hidrogen (± 7%), Oksigen
(±13%), dan Nitrogen (±16%). Banyak pula protein yang mengandung Belerang (S) dan
Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya mengandung unsure
logam seperti tembaga dan besi [1]..
2. MATERIAL DAN METODE (Times New Roman 11, spasi 1,15)

2.1. Material

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu; aquadest, sampel nihidrin,
pereaksi nihidrin, bahan sampel, NaOH 10%, CuSO4 0,1 %.

2.2. Alat/Instrumen

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu; tabung reaksi, ball pipet,
penangas air.

. 2.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum protein metode Ninhidrin dan metode Biuret,ini antara
lain sebagai berikut :

Uji metode Ninhidrin

Dibuat larutan sampel 2% Disiapkan alat dan bahan


ke dalam aquadest dalam keadaan bersih dan
kering

Dipanaskan hingga
mendidih

Warna Biru
Uji Metode Biuret

Dibuat larutan sampel 2% Disiapkan alat dan bahan


ke dalam aquadest dalam keadaan bersih dan
kering

Ditambahkan 1 mLlarutan Ditambahkan 1mL larutan


NaOh 10% CuSO4 0,1%

Digojog Hingga larutan


homogen

Warna Biru
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Protein adalah senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara
ribuan hingga jutaan satuan(g/mol), komponen protein terdiri atas atom karbon,
hydrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor.
Protein yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Protein
disebut juga polypeptida karena beberapa asam amino saling berikatan dalam ikatan
peptida. Adapun protein yang mengandung bahan selain asam amino, seperti turunan
vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut protein kompleks. Secara biokimiawi, 20%
dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh
jumlah den jenis asam aminonya.

Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang berasal
dari hewan maupun tumbuhan. Protein yang berasal drai hewan disebut protein
hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Sumber protei
dari beberapa bahan makanan adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, dan
buah-buahan. Protein dalam makanan yang dikonsumsi manusia akan dipecah menjadi
asam-asam amino dalam proses pencernaan dengan dibantu oleh enzim seperti pepsin
dan tripsin. Asam-asam amino yang dihasilkan kemudian diserap oleh usus dan
dibawa ke arah hati atau didistribusikan ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.
Selain untuk pembentukan sel-sel tubuh protein dapat pula digunakan sebagai bhan
bakar apabila keperluan energy tubuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak [2].

Adapun kekurangan dari metode Ninhidrin dan metode Biuret,  ini sering terjadinya
kesalahan yang diakibatkan oleh beberapa factor.faktor yang paling sering terjadi adalah
adanya human error atau dapat juga disebabkan oleh LA (Laboratory Accident).Hman error
terjadi saat praktikum melakukan percobaan dilaboratorium.Dapat berupa kesalahan dalam
melakukan prosedur misalnya penambahan reagen yang kurang atau mungkin disebabkan oleh
peralatan yang tidak dicuci dengan iar bersih sehingga masih meninggalkan bekas pereaksi
ataupun sampel sebelumnya yang ikut bereaksi dengan sampel yang sedang diuji,
Ninhydrin (triketohirinden hidrat) yaitu suatu senyawa oksidator kuat yang
apabila bereaksi dengan asam α amino pada pH 4-8 akan menghasilkan warna ungu.
Prinsip analisis protein dengan ninhidrin yaitu mengidentifikasi adanya protein dalam
suatu bahan dimana asam amino bebas (asam amino dimana gugus aminonya tidak
terikat) akan bereaksi dengan ninhidrin dan membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu. Prinsip analisis protein dengan metode nihidrin yaitu asam amino akan bereaksi
dengan nihidrin membentuk aldehid dengan suatu atom C lebih rendah serta
melepaskan molekul NH3 dan CO2. Sedangkan nihidrin yang telah bereaksi akan
membentuk hidridantin. Hasil positif metode nihidrin akan ditandai dengan
terbentuknya kompleks warna biru/keunguan [3].
Metode biuret merupakan salah satu metode analisis kualitatif protein yang
digunakan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya ikatan peptida dalam suatu
sampel. Metode biuret merupakan uji yang paling umum digunakan untuk mendeteksi
ada tidaknya ikatan peptida yang membentuk suatu protein. Adanya ikatan peptida
mengidentifikasikan bahwa sampel tersebut mengandung protein. Prinsip dari uji
biuret ini yaitu ion Cu2+ akan bereaksi dengan ikatan peptida dalam suasana basa.
Ion Cu2+ yang bereaksi dengan ikatan peptida akan membentuk senyawa kompleks
warna ungu yang merupakan indikator hasil uji positif pada uji biuret. Reaksi biuret
hanya akan menunjukkan hasil pisitif pada sampel yang terdiri dari dua ikatan peptide
atau lebih. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptide atau lebih, tetapi
negative untuk asam amino bebas atau ikatan peptida. Intensitas warna ungu
menunjukkan jumlah ikatan peptide yang ada pada protein [4].

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat disimpulkan bahwa uji protein


dapat dilakukan dengan cara diantaranya uji susunan elementer protein, uji kelarutan
protein, uji pengendapan protein dengan garam, uji pengendapan protein dengan
logam dan asam organic, uji biuret, dan uji xantoprotein. Pada uji susunan elementer
protein, albumin dan gelatin sama-sama tersusun atas unsure C, H,O, N dan S. Pada
uji kelarutan protein menunjukkan bahwa albumin dan gelatin larut dalam air suling,
HCl 10%, NaOH 40%, dan Alkohol 96%. Namun albumin dan gelatin tidak dapat
larut dalam kloroform. Pada uji pengendapan protein dengan garam, semuanya
menunjukkan hasil positif yang ditandai dengan adanya endapan. Pada uji
pengendapan protein dengan logam dan asam organic semua larutan menggumpal,
akan tetapi lama kelamaan terbentuk endapan. Pada uji biuret semuanya positif. Pada
uji xantoprotein, urutan kandungan asam amino dengan cincin benzena pada protein
dalam praktikum ini dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah albumin, dan
gelatin.
REFERENSI

[1] Purnama, Candra, Robby, I, Retnaningsih, Agustina, II, dan Indah Aprianti. 2019. Perbandingan
Kadar Protein Susu Cair Uht Full Cream Pada Penyimpanan Suhu Kamar Dan Suhu Lemari
Pendingin Dengan Variasi Lama Penyimpanan Dengan Metode Kjeldhal. Jurnal Analis Farmasi.
Vol: 4, No. 1, Hal : 50-58

[2] Devi N. 2010. Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
[3] Dirga, I, Asyhari, Nurisyah, II, dan Agust Dwi Djayanti. 2018. Analisis Protein Pada Tepung
Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus Aureus L.) Yang Dikecambahkan Menggunakan Media Air,
Air Cucian Beras Dan Air Kelapa. Journal Of Science And Applicative Technology. Institut
Teknologi Sumatera.

[4] Wirahadikusumah M. 1989. Biokimia Protein, Enzim, dan Asam Nukleat. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.

Yogyakarta,27 Agustus 2020


Mengetahui
Co.Ass
Praktikan

( ) (Edwin Eka Crisdiantoro)

Anda mungkin juga menyukai