Laporan Komparasi Analisa Kualitatif Karbohidrat, Lipid Dan Protein - 21141 - Stipp B - Edwin Eka Crisdiantoro
Laporan Komparasi Analisa Kualitatif Karbohidrat, Lipid Dan Protein - 21141 - Stipp B - Edwin Eka Crisdiantoro
Laporan Komparasi Analisa Kualitatif Karbohidrat, Lipid Dan Protein - 21141 - Stipp B - Edwin Eka Crisdiantoro
Edwin Eka Crisdiantoro1, Putri Andarista Dwi Rahmawati2, Sebastiannus Charmi Wadjong3
1
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Stiper
Yogyakarta
Abstrak
Karbohidrat merupakan karbon yang terhidratasi dengan rumus kimia sebagai berikut : Cn(
H 2 0)n. Senyawa tersebut dapat digolongkan-golongkan berdasarkan jumlah satuan penyusunnya.
Karbihidrat digolongkan menjadi 3 senyawa, yaitu : a. Monosakarida : disusun oleh satu unit penyusun,
b. Oligosakarida : disusun oleh 2 - 10 unit penyusun (monosakarida), c. Polisakarida : disusun oleh
lebih dari 10 unit penyusun. Berdasarkan fungsinya, karbohidrat dapat digolongkan sebagai karbohidrat
penghasil energi dan karbohidrat sebagai penyusun kerangka tumbuh-tumbuhan atau sel. Pada
praktikum ini akan melakukan 2 pengujian yaitu uji polisakarida dan uji benedict. Tujuannya adalah
untuk mengetahui adanya polisakarida dan untuk mengetahui gugus reduksi pada senyawa sakarida
(mono atau oligosakarida). Sedangkan alat yang di butuhkan antara lai: gelas beker, tabung reaksi, pepet
tetes, pipet ukur, ball pipet, rak tabung reaksi, kompor; sedangkan bahan yang digunakan adalah:
larutan glukosa, larutan sulrosa, larutan amilum, dan larutan fruktosa. Pada percobaan tersebut telah
ditunjukan pembentukan glukosa dibuktikan dengan uji benedict. Dengan menggunakan 2ml larutan
benedict kedalam tabung reaksi yang berisi 2ml larutan glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
Kata Kunci: karbohidrat; monosakarida; oligosakarida; polisakarida; uji benedict.
1. PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan karbon yang terhidratasi dengan rumus kimia sebagai berikut:
Cn( H 2O)n. Senyawa tersebut dapat digolongkan-golongkan berdasarkan jumlah satuan
penyusunnya. Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
yang berfungsi untuk menghasilkan energy bagi tubuh manusia, selain itu, karbohidrat juga
berfungsi sebagai pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein, pengatur
metabolisme lemak, dan dapat membatu dalam proses pengeluaran feses. Karbihidrat
digolongkan menjadi 3 senyawa, yaitu : Monosakarida: disusun oleh satu unit penyusun,
Oligosakarida : disusun oleh 2 - 10 unit penyusun (monosakarida), Polisakarida:disusun oleh
lebih dari 10 unit penyusun. Berdasarkan fungsinya, karbohidrat dapat digolongk sebagai
karbohidrat penghasil energi dan karbohidrat sebagai penyusun kerangka tumbuh-tumbuhan
atau sel [1].
Pada polisakarida yang merupakan karbohidrat kompleks mempunyai sifat larut dalam
air dingin. Polisakarida merupakan polimer monosakarida, mangandung banyak satuan
monosakarida yang dihubungkan oleh ikatan glikosida. Hidrolisis lengkap dari polisakarida
akan menghasilkan monosakarida. Glikogen dan amilum merupakan polimer
glukosa.Penambahan iodin pada suatu polisakarida akan menyebabkan terbentuknya kompleks
adsorpsi bewarna spesifik. Pada karbohidrat golongan polisakarida akan memberikan reaksi
dengan larutan iodin dan memberikan warna spesifik bergantung pada jenis karbohidratnya[1].
Oligosakarida atau disakarida juga salah satu jenis dari karbohidrat senyawa yang
terbentuk dari gabungan dua molekul atau terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih
monosakarida. Bentuk oligosakarida yang paling Bentuk oligosakarida yang paling umum
adalah disakarida yang terbentuk dari umum adalah disakarida yang terbentuk dari kondensasi
dua molekul monosakarida, kondensasi dua molekul monosakarida, contohnya contohnya
antara lain antara lain maltosa, laktosa, maltosa, laktosa, dan dan sukrosa . Oligosakarida yang
mengandung sukrosa. Oligosakarida yang mengandung tiga, empat atau lebih monosakarida
sangat tiga, empat atau lebih monosakarida sangat jarang jarang terdapat terdapat ddii alam,
alam, meskipun meskipun dapat dapat dijumpai dalam jumlah yang sedikit dalam dijumpai
dalam jumlah yang sedikit dalam tanaman [2].
Pada karbohidrat atau sakarida sendiri merupakan segolongan besar senyawa organik
yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat
paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama
karbohidrat yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula
sederhana, terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida terdiri
dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen.
Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit
monosakarida [2].
2. MATERIAL DAN METODE
2.1. Material
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu; larutan sampel hasil
ekstraksi, reagen Barfoed, reagen Seliwanoff
2.2. Alat/Instrumen
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu; tabung reaksi, batang
pengaduk, penangas air, stopwatch.
Adapun prosedur kerja pada praktikum karbohidrat metode barfoed dan metode Selliwanof,ini
antara lain sebagai berikut:
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk dunia.
Karbohidrat dalam tubuh manusia dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari
gliserol dan lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan
yang dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan[1].
Kelebihan dari metode berfoad dan Uji Seliwanoff ini digunakan untuk mengetahui
adanya gula monosakarida pereduksi pada bahan pangan, metode berfoad jelas terlihat lebih
spesifik dari pada uji benedict yang hanya bertujuan untuk mengetahui adanya gula
peredeuksi saja dalam pangan [4].
Adapun kekurangan dari metode berfoad dan Uji Seliwanoff ini sering terjadinya
kesalahan yang diakibatkan oleh beberapa factor.faktor yang paling sering terjadi adalah
adanya human error atau dapat juga disebabkan oleh LA (Laboratory Accident).Hman error
terjadi saat praktikum melakukan percobaan dilaboratorium.Dapat berupa kesalahan dalam
melakukan prosedur misalnya penambahan reagen yang kurang atau mungkin disebabkan oleh
peralatan yang tidak dicuci dengan iar bersih sehingga masih meninggalkan bekas pereaksi
ataupun sampel sebelumnya yang ikut bereaksi dengan sampel yang sedang diuji.
Pada uji berfoed, mekanis terbentuknya endapan terjadi akibat pereaksi larutan
barfoed yang mengandung kupri asetat akan bereaksi dengan gugus aldehid atau gugus keton
pada karbohidrat dalam sampel.Gugus karbonil bebas pada karbohidrat tersebut akan
mereduksi ion Cu 2+¿ ¿ dari kupri asetat menjadi ion Cu+¿¿.Proses reduksi ini terjadi dalam
suasana asam dan dibantu dengan pemanasan sekitar 15 menit sehingga terbentuknya endapan
Cu2O yang dapat menghasilkan endapan warna merah bata yang menunjukkan adanya gula
monosakarida pereduksi pada sampel tersebut.Pemanasan dilakukan kurang lebih selama 5-15
menit dengan menggunakan waterbath,hal ini dikarenakan suasana asam yang ditimbulkan
pereaksi barfoed membuat hidrolisis karbohidrat berjalan lebih lambat dan dengan
menggunakan waterbath suhu pemanasan bisa diatur atau dikontrol,sehingga dapat mencegah
terjadinya karamelisasi pada bahan yang mengandung karbohidrat tinggi[3].
Sedangkan pada uji seliwanoff mekanis fruktosa dapat dibukikan dengan Larutan uji
yang dicampurkan dengan pereaksi Seliwanoff kemudian dipanaskan dan dicatat waktunya.
Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna Merah. Pada uji ini sukrosa
dan fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna Merah yang
mengidentifikasikan adanya kandungan Fruktosa dalam Karbohidrat jenis monosakarida itu.
HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa menghasilkan
hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol
membentuk larutan yang berwarna Merah [3].
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada uji barfoed tidak semua
semua sampel positif mengandung gula monosakarida pereduksi hanya sampel F dan A yang
positif.
[2] Kurnia, N. 2019. Uji Kualitatif Karbohidrat Pada Buah Mangga Kweni.Kota Bandung, Jurnal
Biokimia, September 1, 2019. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan
Gunung Djati Bandung, JL. Cimencrang, Cimenerang, Gedebage.
[3] Pridamaulia, R. 2011. Karbohidrat II (Karakteristik Zat Pati). Jakarta,Jurnal BIOKIMIA Praktikum
ke-2, 2011. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
[4] Maligan, Mahar, Jaya. 2014. Analisis Karbohidrat. Buku Kimia Pangan. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya.
Abstrak
1. PENDAHULUAN
Protein yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Protein
disebut juga polypeptida karena beberapa asam amino saling berikatan dalam ikatan peptida.
Adapun protein yang mengandung bahan selain asam amino, seperti turunan vitamin, lemak,
dan karbohidrat, disebut protein kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang
dewasa terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah den jenis asam aminonya.
Protein adalah senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan hingga
jutaan satuan(g/mol), komponen protein terdiri atas atom karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen,
dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor [1].
Protein merupakan komponene utama dalam semua sel hidup,baik tumbuhan maupun
hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air.
Kira-kira lebih dari 50% berat kering sel terdiri atas protein. Protein adalah senyawa organic
kompleks yang terdiri atas unsure-unsur Karbon (50-55%), Hidrogen (± 7%), Oksigen
(±13%), dan Nitrogen (±16%). Banyak pula protein yang mengandung Belerang (S) dan
Fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya mengandung unsure
logam seperti tembaga dan besi [1]..
2. MATERIAL DAN METODE (Times New Roman 11, spasi 1,15)
2.1. Material
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu; aquadest, sampel nihidrin,
pereaksi nihidrin, bahan sampel, NaOH 10%, CuSO4 0,1 %.
2.2. Alat/Instrumen
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu; tabung reaksi, ball pipet,
penangas air.
Adapun prosedur kerja pada praktikum protein metode Ninhidrin dan metode Biuret,ini antara
lain sebagai berikut :
Dipanaskan hingga
mendidih
Warna Biru
Uji Metode Biuret
Warna Biru
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Protein adalah senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara
ribuan hingga jutaan satuan(g/mol), komponen protein terdiri atas atom karbon,
hydrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor.
Protein yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Protein
disebut juga polypeptida karena beberapa asam amino saling berikatan dalam ikatan
peptida. Adapun protein yang mengandung bahan selain asam amino, seperti turunan
vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut protein kompleks. Secara biokimiawi, 20%
dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh
jumlah den jenis asam aminonya.
Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang berasal
dari hewan maupun tumbuhan. Protein yang berasal drai hewan disebut protein
hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Sumber protei
dari beberapa bahan makanan adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, dan
buah-buahan. Protein dalam makanan yang dikonsumsi manusia akan dipecah menjadi
asam-asam amino dalam proses pencernaan dengan dibantu oleh enzim seperti pepsin
dan tripsin. Asam-asam amino yang dihasilkan kemudian diserap oleh usus dan
dibawa ke arah hati atau didistribusikan ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.
Selain untuk pembentukan sel-sel tubuh protein dapat pula digunakan sebagai bhan
bakar apabila keperluan energy tubuh tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak [2].
Adapun kekurangan dari metode Ninhidrin dan metode Biuret, ini sering terjadinya
kesalahan yang diakibatkan oleh beberapa factor.faktor yang paling sering terjadi adalah
adanya human error atau dapat juga disebabkan oleh LA (Laboratory Accident).Hman error
terjadi saat praktikum melakukan percobaan dilaboratorium.Dapat berupa kesalahan dalam
melakukan prosedur misalnya penambahan reagen yang kurang atau mungkin disebabkan oleh
peralatan yang tidak dicuci dengan iar bersih sehingga masih meninggalkan bekas pereaksi
ataupun sampel sebelumnya yang ikut bereaksi dengan sampel yang sedang diuji,
Ninhydrin (triketohirinden hidrat) yaitu suatu senyawa oksidator kuat yang
apabila bereaksi dengan asam α amino pada pH 4-8 akan menghasilkan warna ungu.
Prinsip analisis protein dengan ninhidrin yaitu mengidentifikasi adanya protein dalam
suatu bahan dimana asam amino bebas (asam amino dimana gugus aminonya tidak
terikat) akan bereaksi dengan ninhidrin dan membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu. Prinsip analisis protein dengan metode nihidrin yaitu asam amino akan bereaksi
dengan nihidrin membentuk aldehid dengan suatu atom C lebih rendah serta
melepaskan molekul NH3 dan CO2. Sedangkan nihidrin yang telah bereaksi akan
membentuk hidridantin. Hasil positif metode nihidrin akan ditandai dengan
terbentuknya kompleks warna biru/keunguan [3].
Metode biuret merupakan salah satu metode analisis kualitatif protein yang
digunakan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya ikatan peptida dalam suatu
sampel. Metode biuret merupakan uji yang paling umum digunakan untuk mendeteksi
ada tidaknya ikatan peptida yang membentuk suatu protein. Adanya ikatan peptida
mengidentifikasikan bahwa sampel tersebut mengandung protein. Prinsip dari uji
biuret ini yaitu ion Cu2+ akan bereaksi dengan ikatan peptida dalam suasana basa.
Ion Cu2+ yang bereaksi dengan ikatan peptida akan membentuk senyawa kompleks
warna ungu yang merupakan indikator hasil uji positif pada uji biuret. Reaksi biuret
hanya akan menunjukkan hasil pisitif pada sampel yang terdiri dari dua ikatan peptide
atau lebih. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptide atau lebih, tetapi
negative untuk asam amino bebas atau ikatan peptida. Intensitas warna ungu
menunjukkan jumlah ikatan peptide yang ada pada protein [4].
4. KESIMPULAN
[1] Purnama, Candra, Robby, I, Retnaningsih, Agustina, II, dan Indah Aprianti. 2019. Perbandingan
Kadar Protein Susu Cair Uht Full Cream Pada Penyimpanan Suhu Kamar Dan Suhu Lemari
Pendingin Dengan Variasi Lama Penyimpanan Dengan Metode Kjeldhal. Jurnal Analis Farmasi.
Vol: 4, No. 1, Hal : 50-58
[2] Devi N. 2010. Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
[3] Dirga, I, Asyhari, Nurisyah, II, dan Agust Dwi Djayanti. 2018. Analisis Protein Pada Tepung
Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus Aureus L.) Yang Dikecambahkan Menggunakan Media Air,
Air Cucian Beras Dan Air Kelapa. Journal Of Science And Applicative Technology. Institut
Teknologi Sumatera.
[4] Wirahadikusumah M. 1989. Biokimia Protein, Enzim, dan Asam Nukleat. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.